Anda di halaman 1dari 10

No.

Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI Revisi 00
UMUM
LABORATORIUM BIOLOGI UMUM Halaman 1 dari

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM

ACARA 3.1
Imitasi Perbandingan Genetis Dihibrid dan Monohibrid pada
Chi-Square Test

Nama : Pade Rabbani


NIM : 22/494978/TP/13447
Gol(Hari)/Kel : B(Rabu)/1
Asisten : Nasywa Fajriatun Nisa S

LABORATORIUM BIOLOGI UMUM


FAKULTAS BIOLOGI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2022
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI Revisi 00
UMUM
LABORATORIUM BIOLOGI UMUM Halaman 1 dari

ACARA 3.2

Imitasi Perbandingan Genetis Dihibrid dan Monohibrid pada


Chi-Square Test
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam analisisnya, Mendel menemukan bahwa pasangan alela yang menentukan suatu
sifat tertentu ternyata dipindahkan secara terpisah. Dengan pengecualian yang jarang terjadi di
alam tidak ada pasangan alela yang secara normal dipindahkan secara bersama-sama dari satu
generasi ke generasi yang lain. Fenomena ini yang disebut hukum segregasi atau hukum
pemisahan, digambarkan oleh persilangan F1 x F1 (Pai, 2011).
Peristiwa rekombinasi yang terjadi pada pembelahan sel secara meiosis yang paling
akrab kita ketahui adalah pindah silang (crossing over). Rekombinan ini akan membuat
terjadinya pertukaran materi genetic (DNA) dari sel kelamin jantan (ayah) dan sel kelamin
betina (ibu) secara timbal balik yang akan bersegregasi sehingga menghasilkan alel baru yaitu
rekombinasi dari kedua orang tuanya. pada saat terjadinya pindah silang, sel memiliki
mekanisme molekuler yang akan memfasilitasi peoses tersebutdan dapat mengaktifkan
pertukaran materi genetic yang tidak timbal balik, sehingga kromosom tidak melakukan pindah
silang. Proses ini disebut juga dapatdisebut konversi gen. Memahami konversi gen penting
karenapengaruh frekuensialel saat ini sangat berpengaruh dan telah terlibat dalampenyakit
manusia (Sun et al., 2012)
B. Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang kemungkinan gen-gen yang
dibawa oleh gamet-gamet akan bertemu secara acak (random). Lalu mengetahui pengujian
dengan Tes X2 (Chi-Square Test) untuk mengetahui apakah hasil yang diperoleh dapat
dianggap baik atau tidak.

II. TINJAUAN PUSTAKA


Hukum pewarisan Mendel adalah hukum yang mengatur pewarisan sifat secara genetik dari
satu organisme kepada keturunannya. Hukum mendel I yaitu hukum pemisahan atau segregasi,
sedangkan hukum mendel II yaitu hukum berpasangan secara bebas atau independent
assortment.
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI Revisi 00
UMUM
LABORATORIUM BIOLOGI UMUM Halaman 1 dari

Pada hukum segresi, pada saat berlangsungnya pembentukan gamet pasangan alel akan
memisah menggunakan mekanisme pembelahan sel meiosis. Sehingga dua alel yang memisah
tersebut akan berada pada gametgamet yang berbeda. Hukum mendel yang kedua yaitu
berpasangan secara bebas atau independent assortment. Pasangan alel yang mengontrol sifatsifat
yang berbeda memisah secara independent dengan pasangan gen yang lain saat pembentukan
gamet. Alel- alel dari gan- gen yang berbeda berpasangan secara acak dan tidak saling
bergantung. (Hand, C., 2011)
Ada beberapa istilah yang perlu diketahui untuk menjelaskan prinsipprinsip pewarisan sifat.
Pertama, individu yang disilangkan adalah parental atau orangtua (P) dari individu
keturunannya. Fillal adalah keturunan atau anak dari parental. F1 adalah fillal generasi pertama,
dan F2 adalah fillal generasi ke dua (Cahyono, 2010). Genotip ialah seluruh gen yang dimiliki
suatu individu.
Genotip yang terekpresikan menampakan fenotip pada suatu individu. Genotip yang
melibatkan alel-alel pada suatu lokus tunggal dapat menghasilkan genotip yang homozigot.
(Starr and McMillan, 2010 )
Definisi fenotipe hampir tidak mungkin luas. Pada setiap tingkat resolusi struktur atau
fungsi biologis, hasil tingkat yang lebih tinggi yang dihasilkan dari suatu urutan dapat dilihat
sebagai fenotipe. Fenotipe adalah karakteristik yang dapat diamati dari organisme yang
dipengaruhi oleh genotip.
Banyak sekali istilah-istilah dalam ilmu genetika. Gen- gen yang mewariskan sifat memiliki
ciri yang berbeda-beda. Gen homozigot dominan, yaitu dua gen dominan yang merupakan
perpaduan dari sel kelamin jantan dan sel kelamin betina, misalnya genotipe AA. Gen
homozigot resesif yaitu dua gen resesif yang merupakan hasil perpaduan dua sel kelamin,
misalnya aa. Gen resesif, yaitu gen yang terkalahkan (tertutupi) oleh gen lain (gen dominan)
sehingga sifat yang dibawanya tidak terekspresikan pada keturunannya. Sedangkan gen
heterozigot , yaitu dua gen yang merupakan perpaduan dari selsperma (A) dan sel telur (a). Sifat
yang dibawa oleh gengen ini sangat berpengaruh terhadap sifat yang akan diturunkan kepada
anakannya. (Widianti, 2015)
Hybrid adalah generasi hasil persilangan antara dua atau lebih populasi yang berbeda, baik
fenotipe maupun genotipenya. Hybrid dapat ditentukan atau didefinisikan menjadi monohybrid,
dihybrid, dan polyhybrid tergantung dari banyaknya ketidaksamaan karakteristik dari struktur
genetik yang dimiliki.Apabila hybrid adalah crossbreeding, ciri-ciri atau tanda ketidaksamaan
akan lebih banyak terjadi atau muncul. Hal ini merupakan prasarat dalam himpunan hukum
keturunan dari Mendel (Lesmana. 2015).
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI Revisi 00
UMUM
LABORATORIUM BIOLOGI UMUM Halaman 1 dari

Persilangan suatu organisme dibedakan menjadi persilangan monohibrid dan persilangan


dihibrid. Persilangan monohibrid yaitu persilangan antara dua individu dengan satu sifat beda.
Persilangan monohibrid ini berupa demonstrasi dari hukum Mendel I. F1 pada pada persilangan
monohibrid akan menghasilkan dua macam gamet. Keturunan yang dihasilkan dari persilangan
monohibrid akan menghasilkan ratio fenotip 3:1. (Setyawan F, 2012) Persilangan dihibrid yaitu
persilangan antara dua individu dengan dua sifat beda. Individu F1 pada persilangan dihibrid
akan membentuk empat macam gamet. Selanjutnya pada generasi F2 akan diperoleh 16 individu
yang terdiri atas empat macam fenotip dan 9 macam genotip. Keturunan yang dihasilkan dari
persilangan dihibrid akan menghasilkan ratio 9:3:3:1. (Setyawan, F., 2012)
Pada proses persilangan akan ditemui sifat dominan, resesif, dan intermediet. Sifat dominan
adalah sifat-sifat eksklusif yang muncul pada generasi F1. Sifat dominan disebut juga sifat kuat,
biasanya dituliskan dengan huruf besar (A). Sedangkan sifat resesif adalah sifat yang
tersembunyi pada generasi F1. Sifat resesif merupakan sifat lemah sehingga akan tertutup oleh
sifat dominan. Dalam persilangan apabila dihasilkan sifat individu yang merupakan gabungan
dari kedua induknya, sifat ini disebut sifat intermediet. Sifat intermediet dapat terjadi karena
sifat yang muncul dari kedua induknya sama kuat. (Arumingtyas, 2016)
Uji Chi-Square merupakan uji nonparametrik yang memiliki 2 tujuan khusus yaitu untuk
menguji hipotesis tentang tidak adanya hubungan antara dua atau lebih kelompok, populasi atau
kriteria (yaitu untuk memeriksa independensi antara dua variabel), dan untuk menguji seberapa
besar kemungkinan distribusi data yang diamati cocok dengan distribusi yang diharapkan (yaitu
untuk menguji kesesuaian). (Rana et al. 2020).
Rumusan chi square dituliskan :
X²= (o−e)²/e
Jika X² = 0 maka ada kesesuaian sempurna antara hasil yang didapat dengan harapan.
Jika > 0, maka antara hasil dengan harapan tidak terdapat kesesuaian sempurna. Semakin besar
nilai maka ketidaksesuaian semakin besar. ( Oktarisna dkk, 2013)

III. METODE
A. Alat dan Bahan
Bahan yang dibutuhkan pada praktikum ini meliputi dua buah kantong kain dan kancing
baju berukuran sama dengan warna yang berbeda (misalnya: warna merah dan warna putih
untuk imitasi persilangan monohibrid; warna merah dan biru, serta putih dan abu-abu untuk
imitasi persilangan dihibrid).
B. Cara Kerja
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI Revisi 00
UMUM
LABORATORIUM BIOLOGI UMUM Halaman 1 dari

Pada praktikum ini, kita akan menentukan persilangan monohibrid dominansi penuh dan
persilangan monohibrid dominansi tidak penuh. Kantong-kantong kain disiapkan dan diisi
kancing, masing-masing 6 kancing merah dan 6 kancing putih. Kancing merah menunjukkan
gamet gen dominan R dan kancing putih menunjukkan gen alel dominan r.
Kantong dikocok dan ambil kancing secara acak dari masing-masing kantong. Gabungkan
setiap 2 kancing dari dua kantong yang berbeda untuk menentukan genotifnya. Percobaan ini
diulangi sebanyak 10 kali.
Dilanjutkan dengan percobaan imitasi persilangan dihibrid, terdapat 4 variasi warna yaitu
merah, biru, putih, dan kelabu. Yang pertama adalah kancing berwarna merah dan biru (RB)
yang menunjukkan bunga merah buah bulat. Kemudian merah dan kelabu (Rb) untuk bunga
merah buah oval. Lalu putih dan biru (rB) dengan bunga putih buah bulat. Kemudian putih dan
kelabu (rb) untuk bunga putih buah oval. Masukkan kancing-kancing ke dalam 2 kantong
berbeda dan kocok. Ambil kancing secara acak. Dari praktikum ini diperoleh hasil percobaan.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil
Hasil dari perbandingan genetis monohibrid dan dihibrid mengunakan uji coba Chi-
Square. Sebagai berikut :
Tabel 1. Hasil percobaan imitasi persilangan monohobrid dominasi penuh.
X²(Chi-Square) Bunga Merah Bunga Putih

o 24 4

e 21 7

d 3 -3

(d-1/2) 2,5 -3,5

(d-1/2)² 6,5 12,25

X² 0,3 1,75

F hit = bunga merah + bunga putih


No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI Revisi 00
UMUM
LABORATORIUM BIOLOGI UMUM Halaman 1 dari

= 0,3 + 1,75
= 2,05
F tab = 3,84
F hit < F tab, maka hasil Chi-square diterima

Tabel 2. Hasil percobaan imitasi persilangan monohibrid dominasi tidak penuh.


X² (Chi-Square) Bunga Merah Bunga Pink Bunga Putih

O 5 17 6

E 7 14 7

D 2 3 1

d² 4 9 1

X² : d²/e 0,57 0,64 0,14


⅀X² = 1,35
X² hitung < X² tabel, Sesuai dengan hukum Mendel. 1,35 < 5,99

Tabel 3. Hasil percobaan imitasi persilangan dihibrid dominasi penuh.


X²(Chi-Square) R_B_ R_bb rrB_ rrbb

o 30 10 5 3

e 27 9 9 3

d 3 1 -4 0

d² 9 1 16 1

X² 0,33 0,11 1,77 0,33

X² hitung = 2,54
Df = n fenotip -1 = 4-1 = 3
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI Revisi 00
UMUM
LABORATORIUM BIOLOGI UMUM Halaman 1 dari

X² tabel = 7,82
Hasil persilangan dihibrid dominansi penuh, seusai dengan teori persilangan Hukum
mendel II dihibrid dan penuh 9:3:3:1

Tabel 4. Hasil percobaan imitasi persilangan dihibrid dominasi tidak penuh.


X²(ChiSquare) RRBB RRBb RRbb RrBb RrBb Rrbb rrBB rrBb rrbb
o 2 5 2 2 15 6 6 6 4

e 3 6 3 6 12 6 3 6 3

d -1 -1 -1 -4 3 0 3 0 1

d² 1 1 1 16 9 0 9 0 1

X² 0,33 0,16 0,33 2,66 0,75 0 3 0 0,33

X² hitung = 7,56
X² tabel = 15,51
Pembahasan
Pada percobaan ini dilakukan imitasi penyilangan secara monohibrid dan dihibrid.
Perbedaan dari kedua penyilangan ini adalah jumlah sifat-sifat beda yang akan disilangkan
kedua parental. Pada persilangan monohibrid penyilangan didasarkan atas satu sifat beda.
Sementara penyilangan dihibrid didasarkan pada dua sifat berbeda. Perbedaan warna pada
kancing diumpamakan sebagai sifat-sifat yang dibawa oleh gamet. Sementara kantong-kantong
pada percobaan ini diumpamakan sebagai parental atau induk.
Persilangan monohibrid merupakan persilangan dengan satu sifat beda sedangkan
persilangan dihibrid merupakan persilangan dengan dua sifat beda. Persilangan dihibrid ini
lebih rumit dibandingkan dengan persilangan monohibrid karena pada persilangan dihibrid
melibatkan dua lokus. (Wijayanto, 2013)
Pada percobaan digunakan kantong yang berfungsi sebagai parental. Kancing yang
digunakan pada percobaan ini berbeda-beda warnanya. Fungsi kancing sendiri adalah
diibaratkan sebagai gamet yang menunjukkan sifatsifatnya. Kancing merah menunjukkan sifat
dominan sedangkan kancing berwarna putih menunjukkan sifat resesif.
Pada percobaan ini dilakukan tes chi square. tes chi square adalah tes hipotesis terhadap
beberapa proporsi yang berbeda dan digunakan untuk menguji hasil berdasarkan keabsahannya .
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI Revisi 00
UMUM
LABORATORIUM BIOLOGI UMUM Halaman 1 dari

Fungsi tes chi square adalah untuk menguji dan mengetahui hasil yang diperoleh sesuai dengan
hukum genetika mendel. (Shahab, 2012)
Pada percobaan dilakukan empat kali percobaan, percobaan monohibrid dominasi penuh,
percobaan monohibrid dominasi tidak penuh, percobaan dihibrid dominasi penuh, dan
percobaan dihibrid dominasi tidak penuh. Pada percobaan monohibrid dominasi penuh
digunakan kancing warna merah sebagai gen dominan dan putih sebagai resesif dilakukan
persilangan secara acak didapatkan hasil gen merah 25 dan gen putih 3. Dari hasil yang telah
dilakukan, untuk mengetahui apakah hasil sesuai dengan hokum mendel perlu dilakukan tes chi
square Didapatkan hasil:
F hitung < F tabel= 2,05<3,84
Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa pada persilangan monohibrid dominasi penuh
sesuai dengan hukum mendel. Pada percobaan monohibrid dominasi tidak penuh menggunakan
kancing warna merah sebagai gen dominan dan putih sebagai resesif dilakukan persilangan
secara acak didapatkan hasil 8 merah, 17 pink, 3 putih. Setelah dilakukan tes chi square
didapatkan hasil
X hitung < X tabel = 1,35 < 5,99
Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa pada persilangan dihibrid dominasi penuh sesuai
dengan hukum mendel. Pada percobaan dihibrid dominasi penuh dengan menggunakan kancing
merah-biru, merah-abu, putih-biru, dan putih- abu. Merah menunjukkan gen dominan, abu
menunjukkan bentuk oval, biru menunjukkan bentuk bulat, dan putih sebagai resesif. Dilakukan
persilangan secara acak, didapatkan hasil merah-bulat 22, merah-oval 10, putih-bulat 13, dan
putih oval 3. Setelah dilakukan tes chi square didapatkan hasil
X hitung > X tabel= 2,54 > 7,82
Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa pada persilangan dihibrid dominasi penuh sesuai
dengan hokum mendel. Pada percobaan dihibrid dominasi tidak penuh dengan menggunakan
kancing merah-biru, merahabu, putih-biru, dan putih- abu. Merah menunjukkan gen dominan,
abu menunjukkan bentuk oval, biru menunjukkan bentuk bulat, dan putih sebagai resesif.
Dilakukan secara acak, didapatkan hasil merah-bulat 1, merah-agak bulat 7, merah-oval 2,
merah muda-bulat 7, merah mudaagak bulat 8, merah muda-oval 8, putih-bulat 3, putih-agak
bulat 9, putih-oval 3. Setelah dilakukan tes chi square didapatkan hasil
F tabel > F hitung = 15,51 > 7,56
Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada persilangan dihibrid dominasi sesuai dengan
hukum mendel.
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI Revisi 00
UMUM
LABORATORIUM BIOLOGI UMUM Halaman 1 dari

KESIMPULAN
Kesimpulan yang didapat dari percobaan yang sudah dilakukan yaitu pada persilangan
monohibrid dominan penuh didapat hasil F hitung < F tabel= 2,05<3,84 Persilangan monohibrid
dominan tidak penuh (intermediet) didapat hasil X hitung < X tabel = 1,35 < 5,99 Sedangkan
persilangan dihibrid dominan penuh didapat hasil X hitung > X tabel= 2,54 > 7,82 Dan pada
persilangan dihibrid dominan tidak penuh didapat hasil F tabel > F hitung = 15,51 > 7,56
Sehingga pada semua percobaan data yang diperoleh diterima, artinya data yang diperoleh
sesuai dengan hukum Mendel.
Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa uji chi square bertujuan
untuk mengetahui apakah data yang didapat dari hasil pengamatan sesuai dengan nilai atau
ekspektasinya atau teorinya. Apabila X² hitung < X² tabel maka hasil percobaan yang didapat
sudah sesuai dengan teori.

V. DAFTAR PUSTAKA
Hand, Carol. 2011. Introduction to genetics. Rosen Publishing, New York : 16-27
Munoz, E. C. Wellman, S. Cherian, S. M. Lewis, L. E. Berchowitz & G. P. Copenhover. 2012.
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI Revisi 00
UMUM
LABORATORIUM BIOLOGI UMUM Halaman 1 dari

Deep Genome-Wide Measurement of Mitotic Gene Conversion Using Tetrad Analysis


in Arabidopsis thaliana. Plos Genetics. 8(10) : 1 – 8
Rana, R., R. Singhal. 2020. Chi-square Test and its Application in Hypothesis Testing.
Journal of the Practice of Cardiovascular Sciences. 1(1) : 69.

Anda mungkin juga menyukai