Anda di halaman 1dari 1

Muhammad Rijal

F061191029

Sejarah Sulawesi Selatan 1800 – 1942

Ajatappareng merupakan Lima kerajaan kecil yang berada di Wilayah Sulawesi Selatan yaitu terdiri
dari kerajaan Sawito, Sidenreng, Rappang, Suppa dan Alitta. Kondisi geografis Ajatappareng terletak
di sebelah barat Danau Tempe, Danau Sidenreng, dan Danau Buaya.

Konflik antara Belanda dan kelima kerajaan ini memang sudah terjadi sejak lama sebelum abad ke-
20. Setelah perjanjian Bungaya 1667, kerajaan ini dinyatakan sebagai kerajaan yang merdeka sesuai
dengan isi perjanjian Bungaya Karena mereka (Ajatappareng) merupakan kerajaan sekutu, Tetapi
Belanda masih berperan dalam ini dengan melibatkan dirinya sebagai pelindung dan perantara antar
kerajaan. Hal inilah yang melahirkan konflik karena Ajatappareng ini tidak setuju dengan status
kedudukan Belanda.

Dengan status ini Belanda bebas mengutak-atik peraturan sesuai dengan kepentingan Mereka, dapat
dilihat bahwa pada masa itu Belanda benar-benar mengambil keuntungan. Seperti pada sektor
pelabuhan, pelabuhan bebas akan dihapuskan, dan kepada mereka akan dibebankan uang ganti rugi
atas pungutan pajak impor-ekspor, cukai, pajak pelabuhan, pajak jangkar, dan ketentuanketentuan
lain yang menyangkut pelayaran dan perdagangan. Kerajaan yang menentang ini akan dapat
batunya masing-masing.

Dengan demikian banyak kerajaan yang melakukan perlawanan gerilya terhadap Belanda, karena
Belanda benar-benar menindas mereka apa lagi ketimpangan ekonomi yang begitu jauh. Tetapi
Belanda tidak tinggal diam mereka juga mengerahkan pasukannys untuk meredam perlawanan ini
serta menaklukkan kerajaan lain seperti Sidenreng dan Rappang. Dengan diredam nya perlawanan
gerilya tersebut.

Dalam pemerintahan ini Belanda mengutarakan peraturan yang membagi beberapa wilayah dalam
beberapa afdeling (sektor pemerintahan) untuk menghindari kejadian yang serupa.

Anda mungkin juga menyukai