Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH DAKWAH

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


DAN BUDI PEKERTI

OLEH:
ELLYCIA ALVARETY (9)
MUHAMMAD ZAQQI ASEGAF AL FARADO (17)
NUR LAELA FEBRIANA (23)
RISTA DWI AGUSTINA (27)
SHOFA KHAFIDIN (28)
VINA NAILA UNJILA (35)
XI MIPA 2

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas kelompk untuk mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti.
Kami menyadari bahwa dalam, penulisan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran, kritik, dan
pendapat sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna dikarenakan terbatasnya pengetahuan yang kami miliki. Oleh karea
itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan yang membangun
dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi perkembangan dunia Pendidikan.
Jatirogo, 30 Oktober 2022

penulis

2
DAFTAR ISI
BAB I
Latar belakang…………………………………………………………………...4
Rumusan masalah……………………………………………………….………5
Tujuan penulisan………………………………………………………………...5
BAB II
Pengertian
dakwah……………………………………………………………………….….6
Pengertian dakwah……………………………………………......………….….6
Dasar hukum dakwah………………………………..……………………..……8
Tujuan dan fungsi dakwah…………………………….…………………..…….9
Jenis-jenis dakwah…………………….………………………………….……11
Unsur-unsur dakwah……….…………………………………………………..12
Kententuan dakwah……………………………………………………………14
Contoh dakwah……………………………….………………………………..16
BAB III
Kesimpulan…………………………………………………………………….18
Saran…………………….………………………....…………………………..18
Daftar Pustaka…………………………....…………………………………….18

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Agama Islam telah berkembang pesat di berbagai negara, bahkan sampai pernah
mencapai dua per tiga penduduk bumi. Hal ini tidak terlepas dari upaya penyebaran
oleh umat muslim. Penyebaran yang dilakukan oleh umat muslim di seluruh dunia ini
menggunakan banyak cara. Salah satu cara yang populer adalah dakwah.
Dakwah memiliki kedudukan yang sangat penting. Dakwah berarti dua orang atau
lebih yang salah satu atau Sebagian diantaranya menyampaikan pesan dakwah.
Kegiatan dakwah adalah suatu tanggung jawab bagi setiap muslim. Seperti firman
Allah SWT dalam surat Ali-Imran ayat 104, dan surat An-Nahl ayat 125:
ٓ
َ‫ُوف َويَ ْنهَوْ نَ َع ِن ْٱل ُمن َك ِر ۚ َوُأ ۟و ٰلَِئكَ هُ ُم ْٱل ُم ْفلِحُون‬
ِ ‫َو ْلتَ ُكن ِّمن ُك ْم ُأ َّمةٌ يَ ْد ُعونَ ِإلَى ْٱل َخي ِْر َويَْأ ُمرُونَ بِ ْٱل َم ْعر‬
Arab-Latin: Waltakum mingkum ummatuy yad'ụna ilal-khairi wa ya`murụna bil-
ma'rụfi wa yan-hauna 'anil-mungkar, wa ulā`ika humul-mufliḥụn
Artinya: Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru
kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar;
merekalah orang-orang yang beruntung.
‫ َّل عَن‬n‫ض‬ َ ‫ َو َأ ْعلَ ُم بِ َمن‬nُ‫نُ ۚ ِإ َّن َربَّكَ ه‬n‫ٱلَّتِى ِه َى َأحْ َس‬nnِ‫ ِد ْلهُم ب‬n‫نَ ِة ۖ َو ٰ َج‬n‫ ِة ْٱل َح َس‬nَ‫ ِة َو ْٱل َموْ ِعظ‬n‫ك بِ ْٱل ِح ْك َم‬
َ ِّ‫ع ِإلَ ٰى َسبِي ِل َرب‬
ُ ‫ٱ ْد‬
ْ َ ‫َأ‬
nَ ‫َسبِيلِ ِهۦ ۖ َوه َُو ْعل ُم بِٱل ُم ْهتَ ِد‬
‫ين‬
Arab-Latin: Ud'u ilā sabīli rabbika bil-ḥikmati wal-mau'iẓatil-ḥasanati wa jādil-
hum billatī hiya aḥsan, inna rabbaka huwa a'lamu biman ḍalla 'an sabīlihī wa huwa
a'lamu bil-muhtadīn
Artinya: Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran
yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu
Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah
yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk..
Maka kewajiban berdakwah tidak hanya dibebankan kepada orang tertentu saja,
melainkan kewajiban bagi setiap umat muslim. Allah telah memerintahkan semua
hambanya dari zaman Nabi-Nabi terdahulu hingga sekarang agar kita melaksanakan
yang baik dan meninggalkan yang buruk. Serta para pendakwah hendaklah senantiasa
menjadikan Al-Quran dan As-Sunnah sebagai landasan dalam melakukan dakwah agar
pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh masyarakat.
Ilmu dakwah berbeda dengan ilmu berdakwah. Ilmu dakwah adalah proposisi atau
teori tentang dakwah yang diangkat dari fakta dakwah melalui proses penelitian
empiris. Sedangjkan ilmu berdakwah adalah berkaitan dengan suatu keahliandalam
menyampaikan pesan dakwah

4
1.2. Rumusan Masalah
Dari uraian di atas maka berikut rumusan masalah yang didapat:
1.2.1. Apa itu dakwah?
1.2.2. Apa dasar hukum dakwah?
1.2.3. Apa tujuan dan fungsi dari dakwah?
1.2.4. Apa saja jenis-jenis dakwah?
1.2.5. Apa saja unsur-unsur dakwah?
1.2.6. Bagaimana ketentuan dakwah?
1.2.7. Bagaimana contoh dakwah?

1.3. Tujuan Penulisan


Berikut adalah tujuan dalam pembuatan makalah:
1.3.1. Mengerti apa yang dimaksud drengan dakwah.
1.3.2. Memahami dasar hukum dakwah.
1.3.3. Memahami tujuan dan fungsi dakwah.
1.3.4. Memahami jenis-jenis dakwah.
1.3.5. Memahami unsur-unsur dakwah.
1.3.6. Memahami unsur-unsur dakwah.
1.3.7. Mengetahui contoh dakwah.
1.3.8. Melengkapi tugas Pendidikan Agama Islam dan budi pekerti.

5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Dakwah
Secara bahasa dakwah berarti kegiatan yang bersifat menyeru, mengajak, dan
memanggil orang untuk beriman dan taat kepada Allah SWT sesuai dengan garis
aqidah, syariat, dan akhlak Islam. Sedangkan secara terminologis dakwah diartikan
sebagai usaha yang dilakukan oleh pendakwah agar Kembali ke jalan yang benar.
Berikut prngertian dakwah menurut para ahli:
2.1.1. Shalahuddin Sanusi
”Dakwah itu adalah usaha mengubah keadaan yang negatif menjadi keadaan
yang positif, memperjuangkan yang ma’ruf atas yang munkar, memenangkan yang
hak atas yang batil’’.
2.1.2. Timur Djaelani
’’Dakwah ialah menyeru kepada manusia untuk berbuat baik dan menjauhi
yang buruk sebagai pangkal tolak kekuatan mengubah masyarakat dan keadaan
yang kurang baik kepada keadaan yang lebih baik sehingga merupakan suatu
pembinaan”.
2.1.3. Thoha Yahya Omar
’’Dakwah ialah mengajak manusia dengan cara bijaksana kepada jalan yang
benar sesuai dengan perintah Tuhan untuk kemaslahatan dan kebahagiaan di dunia
dan akhirat.’’
2.1.4. Abdul Karim Zaidan
’’Dakwah ialah panggilan ke jalan Allah.’’ Dakwah adalah kegiatan untuk
mengajak dan menyeru manusia kepada Islam, agar manusia memperoleh jalan
hidup yang baik, diridhoi oleh Allah sehingga hidup dan kehidupannya selama
berada di dunia dan akhirat kelak, karena hakikat dari pada kehidupan dunia adalah
penghantar untuk kehidupan akhirat yang abadi.
2.1.5. Munir Mulkhan
Menurut Munir Mulkhan dalam bukunya “Ideologisasi Gerakan Dakwah”
bahwa dakwah adalah usaha-usaha menyerukan dan menyampaikan kepada
perorangan dan seluruh umat manusia dalam hal konsepsi Islam tentang pandangan
dan tujuan hidup manusia di dunia ini, yang meliputi amar ma‟ruf nahi munkar
dengan berbagai macam cara dan media yang di perbolehkan akhlaq dan
membimbing pengalamanya dalam perikehidupan bermasyarakat dan
perikehidupan bernegara.
2.1.6. Asmuni Syukir

6
Menurut Asmuni Syukir dalam bukunya “Dasar-Dasar Strategi Dakwah”
memberikan pengertian dakwah dari dua segi atau dua sudut pandang, yakni
pengertian dakwah yang bersifat pembinaan dan pengembangan. Pengertian
dakwah yang bersifat pembinaan adalah suatu usaha mempertahankan,
melestarikan dan menyempurnakan umat manusia yang hidup bahagia di dunia
maupun di akhirat. Sedangkan pengertian dakwah yang bersifat pengembangan
adalah usaha mengajak umat manusia yang belum beriman kepada Allah SWT,
agar mentaati Syariat Islam (memeluk Islam) supaya nantinya dapat hidup bahagia
dan sejahtera di dunia dan akhirat.
2.1.7. Muhammad Natsir
Muhammad Natsir, dalam tulisannya yang berjudul "Fungsi Dakwah Islam
Dalam Rangka Perjuangan" mendefinisikan bahwa sebagai: "Usaha-usaha
menyerukan dan menyampaikan kepada perorangan manusia dan seluruh umat
konsepsi amal ma'ruf nahi mungkar dengan berbagai macam media cara yang
diperbolehkan akhlak dan membimbing pengalamannya dalam peri kehidupan
berumah tangga (usrah), peri kehidupan bermasyarakat dan peri kehidupan
bernegara."
2.1.8. HSM Nasaruddin Latif
Dalam bukunya "Teori Dan Praktek Dakwah Islamiyah", HSM Nasaruddin
Latif mendefinisikan Dakwah: "Setiap usaha atau aktivitas dengan lisan, tulisan
dan lainnya yang bersifat menyeru, mengajak, memanggil manusia lainnya untuk
beriman dan mentaati Allah SWT, sesuai dengan garis-garis Aqidah dan syariat
serta akhlaq Islamiyah".
2.1.9. syeikh ali mahfud,
Syeikh ali mahfud, menyatakan bahwa dakwah adalah usaha mendorong umat
manusia melakukan kebaikan dan mengikuti petunjuk (agama), menyeru mereka
berbuat ma'ruf dan mencegah mereka dari perbuatan yang munkar, agar mereka
mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat.
2.1.10. Adam Abdullah al-Alury,
menyatakan bahwa dakwah adalah mengarahkan pikiran dan akal budi
manusia kepada suatu pemikiran atau agidah yang berguna dan bermanfaat.
Dakwah juga merupakan kegiatan mengajak orang untuk menyelamatkan manusia
dari kesesatan yang akan menjatuhkannya atau dari kemaksiyatan ada di
sekitarnya.
2.1.11. M. Quraisy Shihab,
M. Quraisy Shihab menyatakan bahwa dakwah adalah sebagai sebuah seruan
ajakan kepada keinsyafan atau usaha mengubah situasi kepada situasi yang lebih
baik terhadap pribadi maupun masyarakat. Perwujudan dakwah bukan hanya
sekedar usaha peningkatan pemahaman keagamaan dalam tingkah laku dan
pandangan hidup saja, tetapi juga menuju sasaran yang lebih luas. Apalagi pada

7
masa sekarang ini, ia harus lebih berperan menuju kepada pelaksanaan ajaran Islam
secara menyeluruh dalam berbagai aspek kehidupan
2.1.12. Endang S. Ashari
Endang S. Anshari, menyatakan bahwa dakwah adalah penjabaran,
penerjemahan dan pelaksanaan Islam dalam kehidupan manusia (termasuk dalam
bidang politik, ekonomi, sosial, pendidikan, ilmu pengetahuan, kesenian,
kekeluargaan, dan sebagainya).
2.1.13. Didin Hafidudin
Didin Hafiduddin, menyatakan bahwa dakwah dalam pengertian integralistik
merupakan proses yang berkesinambungan yang ditangani para pengemban
dakwah untuk mengubah sasaran dakwah agar bersedia masuk jalan Allah SWT
dan secara bertahap menuju kehidupan yang Islami.
2.1.14. H.M. Arifin
Menurut H.M. Arifin, Dakwah adalah suatu kegiatan, ajakan baik, dalam
bentuk lisan, tingkah laku dan sebagainya yang dilakukan secara sadar dan
berencana dalam usaha mempengaruhi orang lain, baik

2.2. Dasar Hukum Dakwah Menurut Al-Qur’an dan Hadits


Kewajiban berdakwah merupakan kewajiban yang bersifat taklifi dari Allah kepada
umatnya, agar apa yang menjadi tujuan dapat tercapai. Dasar hukum dakwah pastinya
berasal dari Al-Quran atau Hadits. Ada ahli yang berpendapat bahwa hukum dakwah
adalah fardhu ainiyah yang berarti wajib bagi setiap individu, atau fardhu kifayah yang
berarti kewajiban tersebut gugur setelah ada salah satu diantaranya teelah
melakukanya.
Terlepas dari hal itu, Allah SWT telah menjelaskan tentang hukum dakwah di
dalam Al-Quran, maupun Rasulullah dalam haditsnya. Berikut beberapa ayat Al-Quran
yang terkait:
2.2.1. Surat Al-Imran ayat 104:
ٓ
َ ‫ُوف َويَ ْنهَوْ نَ ع َِن ْٱل ُمن َك ِر ۚ َوُأ ۟و ٰلَِئ‬
َ‫ك هُ ُم ْٱل ُم ْفلِحُون‬ ِ ‫َو ْلتَ ُكن ِّمن ُك ْم ُأ َّمةٌ يَ ْد ُعونَ ِإلَى ْٱل َخي ِْر َويَْأ ُمرُونَ بِ ْٱل َم ْعر‬
Artinya: Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru
kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang
munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.
2.2.2. Surat An-Nahl ayat 125:
‫ض َّل عَن‬ َ ‫ك ه َُو َأ ْعلَ ُم بِ َمن‬َ َّ‫ك بِ ْٱل ِح ْك َم ِة َو ْٱل َموْ ِعظَ ِة ْٱل َح َسنَ ِة ۖ َو ٰ َج ِد ْلهُم بِٱلَّتِى ِه َى َأحْ َسنُ ۚ ِإ َّن َرب‬
َ ِّ‫ع ِإلَ ٰى َسبِي ِل َرب‬
ُ ‫ٱ ْد‬
َ ْ َ ْ ‫َأ‬ ُ
َ‫َسبِيلِ ِهۦ ۖ َوه َو عل ُم بِٱل ُم ْهت ِدين‬
Artinya: Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan
pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.

8
Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang
tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang
mendapat petunjuk..
2.2.3. Surat Al-Qashash ayat 87:
َ‫ك ۖ َواَل تَ ُكون ََّن ِمنَ ْال ُم ْش ِر ِكين‬
َ ِّ‫ع ِإلَ ٰى َرب‬
ُ ‫ا ْد‬
Artinya: Dan serulah mereka ke (jalan) Rabbmu, dan janganlah sekali-kali
kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Rabb.
2.2.4. Surat Yusuf ayat 108:

ِ َ‫قُلْ ٰهَ ِذ ِه َسبِيلِي َأ ْدعُو ِإلَى هَّللا ِ ۚ َعلَ ٰى ب‬


‫صي َر ٍة َأنَا َو َم ِن اتَّبَ َعنِي‬
Artinya: Katakanlah, ‘Inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-orang yang
mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata.
2.2.5. Surat Al-Ahzab ayat 21:
‫لَقَ ْد َكانَ لَ ُك ْم فِي َرسُو ِل هَّللا ِ ُأ ْس َوةٌ َح َسنَةٌ لِ َم ْن َكانَ يَرْ جُو هَّللا َ َو ْاليَوْ َم اآْل ِخ َر َو َذ َك َر هَّللا َ َكثِيرًا‬
Artinya: Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang
baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.
Selain ayat di atas Adapun hadis-hadis sebagai berikut:

َ ِ‫َم ْن َراَى ِم ْن ُك ْم ُم ْن َكرًا فَ ْليُ َغيِّرْ هُ بِيَ ِد ِه فَا ِ ْن لَّ ْم يَ ْست َِط ْع فَبِلِ َسانِ ِه فَا ِ ْن لَّ ْم يَ ْستَ ِط ْع فَبِقَ ْلبِ ِه َو َذل‬
ِ ‫ك اَضْ َعفُ ااْل ِ يَ َم‬
‫ان‬
Artinya: Barangsiapa diantara kalian yang melihat kemungkaran, maka hendaklah
ia merubah dengan tangannya (kekuatannya), apabila ia tidak mampu (mencegah
dengan tangan) maka hendaklah ia merubah dengan lisannya, dan apabila (dengan
lisan) ia jugatidak mampu maka hendaklah ia merubah dengan hatinya, danyang
demikian ini adalah selemah-lemahnya iman.
2.3. Tujuan dan Fungsi Dakwah
2.3.1. Tujuan dakwah
Tujuan dakwah dibagi menjadi 2, yaitu ditinjau dari objeknya dan ditinjau
dari materinya.
2.3.1.1. Tujuan dakwah ditinjau dari objeknya:
2.3.1.1.1. Tujuan dakwah perorangan, yaitu bertujuan untuk
membentuk pribadi muslim yang mempunyai iman yang kuat,
berperilaku sesuai denga hukum-hukum ang disyari’atkan
Allah SWT dan berakhlak karimah. Diharapkan agar pribadi-
pribadi umat manusia menjadi muslim secara tuntas.

9
2.3.1.1.2. Tujuan dakwah untuk keluarga, yaitu bertujuan untuk
membentuk keluarga Bahagia, penuh ketentraman dan cinta
ksih antara angota keluarga.
2.3.1.1.3. Tujuan dakwah untuk masyarakat, yaitu bertujuan untuk
membentuk masyarakat sejahtera yang penuh dengan nuansa
ke-Islaman. Suatu masyarakat di mana anggotanya memenuhi
peraturan-peraturan yang telah disyariatkan oleh Allah SWT,
baik yang berkaitan dengan hubunga manusia dengan alam
sekitarnya, salinh membantu, penuh rasa persaudaraan.
2.3.1.1.4. Tujuan dakwah ntuk umat manusia, yaitu nertujuan untuk
membentuk masyarakat dunia yang oenuh dengan kedamaian
dan ketenangan dengan tegakna dunia tanpa diskrimnasi dan
eksploitasi, saling tolon menolonh, dan menghormati.
2.3.1.2. Tujuan dakwah ditinjau dari materinya
2.3.1.2.1. Tujuan dakwah akidah, yaitu tertanamnya suatu akidah yang
mantap di setiap hati seseorang, sehingga keyakinan tentang
ajaran Islam itu tidak lagi dicampuri dengan rasa keraguan.
Realisasi dari tujuan dakwah ini ialah bagi orang yang belum
beriman, bagi orang yang imannya masih diliputi dengan
keraguan menjadi orang yang imannya mantap sepenuh hati.
2.3.1.2.2. Tujuan dakwah hukum, yaitu kepatuhan setiap orang
terhadap hukum-hukum yang telah disyari’atkan oleh Allah
SWT, Realisasi tujuan dakwah ini adalah orang yang mau
melakukan ibadah dengan penuh kesadaran, bagi orang yang
belum mematuhi peraturan-peraturan agama Islam menjadi
orang yan mau mematuhi peraturan dengan kesadaranya
sendiri.
2.3.1.2.3. Tujuan dakwah akhlak, yaitu terbentuknya pribadi muslim
yang luhur, dihiasi dengan sifat-sifat yang terpuji dan bersih
dari sifat tercela.
2.3.2. Fungsi dakwah:
2.3.2.1. Fungsi Informatif, yaitu untuk menyampaikan suatu informasi kepada
objek yang diinginkan.

2.3.2.2. Fungsi tabyin merupakan fungsi kedua setelah syari’at al-Qur’an itu


diinformasikan kepada publik. Para da’i harus bertindak sebagai
narasumber yang berfungsi menjelaskan hakikat islam kepada audien.
Karena  itu tabyin merupakan salah satu konsep dakwah yang
diperkenalkan oleh al-Qur’an

10
2.3.2.3. Fungsi tabsyir dan tanzil merupakan dua pendekatan dakwah yang
barfungsi memberikan berita gembira bagi para penerima dakwah dan
sebaliknya menginformasikan tentang ancaman yang akan menimpa
orang-orang yang menolak kehadiran dakwah islam.

2.4. Jenis-jenis Dakwah


Macam-macam dakwah dibedakan dari cara penyampaiannya. Macam-macam
dakwah terdiri dari 6 pembagian, yaitu:
2.4.1. Dakwah Fardiah
Macam-macam dakwah yang pertama yaitu Dakwah Fardiah. Dakwah
Fardiah adalah metode dakwah yang dilakukan seseorang kepada individu
lain (satu orang) atau kepada banyak orang dalam jumlah yang kecil dan
terbatas. Biasanya, Dakwah Fardiah berlangsung tanpa adanya kesiapan dan
tersusun secara tertib.
Contoh Dakwah Fardiah ini di antaranya yaitu saat seseorang menasihati
teman sekantor, atau memberikan teguran, anjuran, dan memberi contoh.
Contoh lainnya yaitu saat seseorang mengunjungi orang sakit, pada acara
tahniah, hingga pada saat upacara kelahiran.
2.4.2. Dakwah Ammah
Macam-macam dakwah selanjutnya adalah Dakwah Ammah. Dakwah
Ammah merupakan jenis dakwah yang dilaksanakan seseorang dengan media
lisan yang diarahkan kepada orang banyak dengan tujuan memberi pengaruh
kepada orang lain. Contoh media yang dipakai dalam Dakwah Ammah
adalah khotbah atau pidato. Biasanya, orang yang melakukan Dakwah
Ammah ini bisa perorangan atau ada organisasi yang memang bergerak
dalam bidang dakwah.
2.4.3. Dakwah bil-lisan
Dakwah bil-lisan adalah macam-macam dakwah yang secara langsung
disampaikan dalam wujud lisan, sehingga ada interaksi yang terjalin antara
pemberi dakwah dengan orang yang mendengarkan dakwah tersebut. Pada
dakwah lisan atau dakwah langsung, seseorang bisa langsung mendengarkan
dan memahami apa yang telah disampaikan oleh pemberi dakwah.
Jika ada hal-hal yang belum dipahami, maka orang tersebut bisa
langsung menanyakan hal tersebut agar lebih jelas dan mampu dipahami.
Dakwah bil-lisan ini akan menjadi efektif bila disampaikan berkaitan dengan
hari ibadah seperti khutbah Jumat atau khutbah hari Raya, kajian yang
disampaikan menyangkut ibadah praktis, konteks sajian terprogram, dan
disampaikan dengan metode dialog dengan hadirin.
2.4.4. Dakwah Bilhal

11
Dakwah Bilhal adalah macam-macam dakwah dengan contoh perbuatan
yang nyata. Dakwah ini dimaksudkan agar si penerima dakwah mengikuti
jejak dan hal ihwal si Da'i (juru dakwah). Dakwah jenis ini dilaksanakan
dengan maksud tidak hanya membuat pendengar memahami arti yang
disampaikan dari dakwah tersebut, tapi juga mengaplikasikan berbagai
perbuatan yang dicontohkan tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Contohnya, pada saat pertama kali Nabi Muhammad SAW tiba di kota
Madinah, beliau mencontohkan dakwah bil-haal ini dengan mendirikan
Masjid Quba, dan mempersatukan kaum Anshor dan kaum Muhajirin dalam
ikatan ukhuwah Islamiyah.

2.4.5. Dakwah bit-Tadwin


Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, macam-macam dakwah juga
berkembang seiring perkembangan teknologi. Pola dakwah bit Tadwin atau
dakwah melalui tulisan, baik dengan menerbitkan kitab-kitab, buku, majalah,
tulisan internet, koran, dan tulisan-tulisan yang mengandung pesan dakwah
sangat penting dan efektif.
Dakwah bit-tadwin tidak akan musnah meskipun sang dai, atau
penulisnya sudah wafat. Menyangkut dakwah bit-Tadwin ini Rasulullah saw
bersabda, “Sesungguhnya tinta para ulama adalah lebih baik dari darahnya
para syuhada.”
2.4.6. Dakwah bil Hikmah
Dakwah bil Hikmah yakni macam-macam dakwah yang disampaikan
dengan cara yang arif bijaksana, yaitu melakukan pendekatan sedemikian
rupa. Hal ini mengakibatkan pihak objek dakwah bisa melaksanakan dakwah
atas kemauannya sendiri, tidak merasa ada paksaan, tekanan maupun konflik.
Kata lain dakwah bil-hikmah merupakan suatu metode pendekatan
komunikasi dakwah yang dilakukan atas dasar persuasif.

2.5. Unsur-Unsur Dakwah


Unsur-unsur dakwah adalah komponen-komponen yang selalu ada dalam setiap
kegiatan dakwah. Unsur-unsur tersebut adalah da’i (pelaku dakwah), mad’u (mitra
dakwah), maddah (materi dakwah), wasilah (media dakwah), thariqah (metode), dan
atsar (efek dakwah).
2.5.1. Da’i (pelaku dakwah)
Da’i adalah orang yang melaksanakan dakwah baik lisan maupun tulisan
ataupun perbuatan yang baik secara individu, kelompok atau berbentuk
organisasi atau lembaga.
Kata da’i ini secara umum sering disebut dengan mubaligh (orang yang
menyempurnakan ajaran islam) namun sebenarnya sebutan ini konotasinya
sangat sempit karena masyarakat umum cenderung mengartikan sebagai

12
orang yang menyampaikan ajaran islam melalui lisan seperti penceramah
agama, khatib (orang yang berkhutbah), dan sebagainya.
Da’i juga harus tahu apa yang disajikan dakwah tentang Allah, alam
semesta, dan kehidupan, serta apa yang dihadirkan dakwah untuk
memberikan solusi, terhadap prablema yang dihadapi manusia, juga metode-
metode yang dihadirkannya untuk menjadikan agar pemikiran dan prilaku
manusia tidak salah dan tidak melenceng.
2.5.2. Mad’u (penerima dakwah)
Unsur dakwah yang kedua adalah mad’u, yaitu manusia yang menjadi
sasaran dakwah atau manusia penerima dakwah, baik sebagai individu
maupun sebagai kelompok, baik manusia yang beragama islam maupun
tidak, atau dengan kata lain manusia secara keseluruhan
2.5.3. Maddah (materi dakwah)
Unsur lain selalu ada dalam proses dakwah maddah atau materi
dakwah. Ajaran islam yang dijadikan maddah dakwah itu pada garis
besarnya dapat di kelompokkan sebagai berikut:
2.5.3.1. Akidah, yang meliputi:
2.5.3.1.1. Iman kepada Allah
2.5.3.1.2. Iman kepada Malaikat-Nya
2.5.3.1.3. Iman kepada kitab-kitab-Nya
2.5.3.1.4. Iman kepada rasul-rasul-Nya
2.5.3.1.5. Iman kepada hari akhir
2.5.3.1.6. Iman kepada qadha-qadhar
2.5.3.2. Syari’ah, meliputi :
2.5.3.2.1. Ibadah (dalam arti khas)
2.5.3.2.2. Muamallah
2.5.3.3. Akhlaq, meliputi :
2.5.3.3.1. Akhlaq terhadap khaliq
2.5.3.3.2. Akhlaq terhadap makhluk[2]
2.5.4. Wasilah (media dakwah)
Unsur dakwah yang ke empat adalah wasilah (media dakwah), yaitu
alat yang dipergunakan untuk menyampaikan materi dakwah (ajaran islam)
kepada mad’u.
Pada dasarnya dakwah dapat menggunakan berbagai wasilah yang
dapat merangsang indera-indera manusia serta dapat menimbulkan

13
perhatian untuk menerima dakwah. Semakin tepat dan efektif wasilah yang
dipakai semakin efektif pula upaya pemahaman ajaran islam pada
masyarakat yang menjadi sasaran dakwah.
Media (terutama media massa) telah meningkatkan intensitas,
kecepatan dan jangkauan komunikasi dilakukan umat manusia begitu luas
sebelum adanya media massa seperti pers, radio, televisi, internet dan
sebagainya. Bahkan dapat dikatakan alat-alat tersebut telah melekat tak
terpisahkan dengan kehidupan manusia di abad ini.
2.5.5. Thariqah (metode)
Metode dakwah, adalah jalan atau cara yang dipakai juru dakwah untuk
menyampaikan ajaran materi dakwah (Islam).

2.6. Ketentuan Dakwah


Dalam menyampaikan dakwah biasanya disampaikan dengan menarik agar orang
lain dapat menganut, mengikuti, menyetujui, atau melaksanakan seruan yang diberikan
oleh pendakwah atau dai. (Sumber: Buku paket PAI & Budi Pekerti wajib hlm 152-153)
Seorang dai dapat berdakwah melalui 2 cara: lisan/perkataan (da’wah bil lisan) dan
perbuatan (da’wah bil hal).
Dakwah bil lisan adalah seruan syariat Islam (kebaikan) menggunakan jalur
perkataan, seperti ceramah, nasihat, dan sebagainya.
Sementara dakwah bil hal, yakni seorang dai memberikan contoh perilaku baik
kepada jemaah atau umat seperti, menyantuni fakir miskin, membantu korban musibah,
dan lainnya.
Dakwah harus dilakukan sesuai etika dengan memperhatikan beberapa hal sebagai
berikut.
2.6.1. Syarat Menjadi Dai

2.6.1.1. Dai beragama islam

2.6.1.2. Dai sudah balig (dewasa)

2.6.1.3. Dai berakal sehat

2.6.1.4. Dai memahami pengetahuan agama islam.

2.6.2. Syarat berdakwah dalam Al-Qur’an


2.6.2.1. Menyebarkan hikmah dan nasihat yang baik. Perhatikan firman Allah
SWT berikut.

‫ َو‬nُ‫ك ه‬ َ َّ‫ ۗنُ اِ َّن َرب‬n‫الَّتِ ْي ِه َي اَحْ َس‬nnِ‫ ا ِد ْلهُ ْم ب‬n‫نَ ِة َو َج‬n‫ ِة ْال َح َس‬nَ‫ك بِ ْال ِح ْك َم ِة َو ْال َموْ ِعظ‬
َ ِّ‫ع اِ ٰلى َسبِ ْي ِل َرب‬
ُ ‫اُ ْد‬
‫ْن‬nَ ‫ض َّل ع َْن َسبِ ْيلِ ٖه َوهُ َو اَ ْعلَ ُم بِ ْال ُم ْهتَ ِدي‬
َ ‫اَ ْعلَ ُم بِ َم ْن‬

14
Artinya:“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah
dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara
yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui
siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa
yang mendapat petunjuk.” (Q.S An-Nahl ayat 125).
2.6.2.2. Mengajak hanya kepada Allah SWT, tidak kepada yang lain
(madzhab, partai, golongan, dll).

2.6.2.3. Ketika berdakwah harus sampai pada kesimpulan yang dia inginkan.
Jangan sampai dialihkan oleh pertanyaan atau sanggahan pendengar
hingga dakwahnya keluar dari tujuan utamanya.

2.6.2.4. Harus dengan lemah lembut. Perhatikan firman Alah SWT berikut.
‫هّٰللا‬
. ‫ك ۖ فَاعْفُ َع ْنهُ ْم‬ َ ِ‫ب اَل ْنفَضُّوْ ا ِم ْن َحوْ ل‬ ِ ‫فَبِ َما َرحْ َم ٍة ِّمنَ ِ لِ ْنتَ لَهُ ْم ۚ َولَوْ ُك ْنتَ فَظًّا َغلِ ْيظَ ْالقَ ْل‬
َ‫اورْ هُ ْم فِى ااْل َ ْم ۚ ِر فَا ِ َذا َع َز ْمتَ فَتَ َو َّكلْ َعلَى هّٰللا ِ ۗ اِ َّن هّٰللا َ يُ ِحبُّ ْال ُمت ََو ِّكلِ ْين‬
ِ ‫َوا ْستَ ْغفِرْ لَهُ ْم َو َش‬
Artinya: “Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku
lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan
berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu.” (Q.S
Ali Imran ayat 159).

2.6.2.5. Tidak boleh menyampaikan yang tidak ia ketahui. Tertulis dalam


firman Allah SWT.
ٰۤ ُ
‫ك َكانَ َع ْنهُ َم ْسـُٔوْ اًل‬
َ ‫ول ِٕى‬ ‫ص َر َو ْالفَُؤ ا َد ُكلُّ ا‬
َ َ‫ك بِ ٖه ِع ْل ٌم ۗاِ َّن ال َّس ْم َع َو ْالب‬ َ ‫َواَل تَ ْقفُ َما لَي‬
َ َ‫ْس ل‬
Artinya: “Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu
ketahui. Karena pendengaran, penglihatan dan hati nurani, semua itu
akan diminta pertanggungjawabannya.” (Q.S Al-Isra ayat 36).
2.6.2.6. Tidak boleh melanggar kata-katanya sendiri. Perhatikan firman Allah
SWT berikut.

َ‫ٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوْ ا لِ َم تَقُوْ لُوْ نَ َما اَل تَ ْف َعلُوْ ن‬


Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Mengapa kamu
mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? (Itu) sangatlah dibenci
di sisi Allah jika kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu
kerjakan.” (Q.S As-Shaff ayat 2).
2.6.3. Adab dalam Berdakwah

2.6.3.1. Sebelum menyampaikan dakwahnya untuk beriman dan bertakwa


kepada Allah SWT dengan mengerjakan kebaikan, haruslah dai
memulainnya dari dirinya sendiri sehingga menjadi teladan bagi umat
(uswatun hasanah).

15
2.6.3.2.Dakwah hendaknya dilakukan dengan cara yang baik agar tidak
menyinggung perasaan orang lain.

2.6.3.3. Dalam menyampaikan dakwah haruslah dilandasi dengan keikhlasan


kepada Allah SWT.

2.6.3.4. Materi yang disampaikan dalam dakwah sesuai tuntunan agama


Islam yang didasarkan pada Al-Qur’an dan hadist.

2.6.3.5. Metode dalam berdakwah dapat menggunakan al-hikmah (ucapan


yang mendalam dan penuh manfaat), al-mau’izah al-hasanah (nasihat
yang baik, mujadalah (diskusi atau perdebatan dengan cara yang baik
dan santun serta menghargai dan menghormati pendapat orang lain.
(Sumber: Buku paket PAI&Budi pekerti wajib hlm 153).

2.7. Contoh Dakwah


Contoh Teks Dakwah Tentang Sabar
Sabar merupakan suatu amalan yang paling sulit ditemukan, namun sangat
berperan penting dalam kehidupan manusia. Berikut ini contoh teks ceramah tentang
sabar yang bisa disampaikan pada saat acara pengajian di masjid, ataupun acara-acara
keagamaan lainnya.
Assalamualaikum Wr. Wb
Mari kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas nikmat yang diberikan
kepada kita. Sehingga pada sore hari ini kita masih diberi kesempatan untuk berkumpul
bersama dalam keadaan sehat wal’afiat. Pada kesempatan sore hari ini saya akan
berbagi sedikit ceramah tentang pentingnya sabar.
Pada dasarnya kata sabar memiliki arti yang cukup luas, misalnya sabar dalam
berpuasa, menahan semua hawa nafsu yang buruk, sabar dalam menghadapi kesulitan
dan sebagainya. Selain itu kita juga harus belajar sabar menghadapi orang-orang yang
berbuat buruk terhadap kita. Namun harus kita ketahui, bahwa setiap orang memiliki
sifat yang berbeda.

Pada hakekatnya tidak semua orang bisa menikmati kesabaran ketika dalam
menghadapi ujian hidup. Maka dari itu, saudaraku semuanya kita hendaknya selalu
mendekatkan diri pada Allah SWT dan banyak berdoa agar diberikan kesabaran dan
mendapatkan pahala yang melimpah dari Allah SWT.
Seperti firman Allah di dalam Al-Quran surat Al-Baqoroh ayat 13 artinya yaitu
“Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah Allah sebagai penolongmu dan
sesungguhnya Allah beserta dengan orang-orang yang sabar”
Dari ayat tersebut dapat kita ambil kesimpulan bahwa Allah SWT akan senantiasa
bersama dengan orang-orang sabar dan akan memberikan pertolongan bagi mereka

16
yang mau menjalankan semua perintahNya dan menjauhi segala yang dilarang
olehNya.
Di dalam surat di atas disebutkan beberapa keuntungan bagi orang-orang yang
selalu menjaga sholat 5 waktunya dengan baik, serta menjaga kesabarannya. Maka
Allah sudah menjanjikan sebuah pertolongan ketika orang tersebut mendapatkan
kesusahan. Meskipun begitu, saudaraku semua bahwa memiliki sifat sabar memang
tidak mudah justru merupakan suatu ujian yang berat.
Karena untuk menjadi sabar itu memang tidak mudah, maka menjadi sarana Allah
untuk memberikan ujian kepada umatnya, apakah mereka sanggup melawatinya atau
tidak. Agar bisa lolos melewati ujian-Nya, kita harus banyak igstifar dan
berkhusnudhon terhadap Allah.
Sekiranya cukup sekian ceramah mengenai kesabaran yang bisa saya sampaikan
kepada saudara. Semoga sedikit ceramah ini dapat bermanfaat dan bisa diambil
hikmahnya tentang sebuah kesabaran. Alangkah baiknya jika mulai menerapkannya di
dalam kehidupan kita sehar-hari. Sekian sedkit ceramah dari saya, jika ada salah kata
saya mohon maaf.
Wassalamualaikum Wr.Wb

17
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dakwah merupakan segala bentuk aktivitas penyampaian ajaran Islam kepada
orang lain dengan berbagai cara bijaksana agar memahami dan mengamalkan ajaran
Islam dalam semua lapangan kehidupan.
Ada ahli yang berpendapat bahwa hukum dakwah adalah fardhu ainiyah yang
berarti wajib bagi setiap individu, atau fardhu kifayah yang berarti kewajiban tersebut
gugur setelah ada salah satu diantaranya telah melakukanya.
Tujuan utama dakwah adalah mewujudkan kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di
dunia dan di akhirat yang diridhai oleh Allah SWT. yakni dengan menyampaikan nilai-
nialai yang dapat mendatangkan kebahagiaan dan kesejahteraan yang dirdhai Allah
SWT.
Dakwah dibedakan menjadi 6 macam, yaitu dakwah fardiah, dakwah ammah,
dakwah bil-lisan, dakwah bilhal, dakwah bit-tadwin, dan dakwah bil hikmah. Unsur-
unsur dakwah yaitu Da’I, Mad”u, Maddah, Wasilah, dan Thariqah

3.3. Saran
Dalam berdakwah hendaknya menggunakan bahasa yang mudah dipahami maka
nilai-nialai yang disampaikan akan diamalkan yang akan membwa kebahagiaan dan
kesejahteraan di dunia dan di akhirat. Maksud dari “mudah dipahami” adalah bahasa
yang tidak berbelit-belit dan bahasa tersebut bisa dimengerti oleh pendengar sehingga
maksud dan tujuan dakwah dapat tersampaikan dan diamalkan dengan baik oleh
pendengar.

3.2. Sumber Pustaka


Buku paket Pendidikan Agama Islam kelas 11/ Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia/ 2017
Buku Pendamping Siswa Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti kelas 11/ MGMP
Kabupaten Tuban
https://datarental.blogspot.com/2015/11/10-pengertian-dakwah-menurut-para-
ahli.html?m=1
https://www.wawasanpendidikan.com/2014/10/pengertian-dakwah-menurut-para-
ahli.html?m=1
https://m.liputan6.com/hot/read/4593015/7-tujuan-dakwah-dalam-islam-lengkap-
macam-macam-dan-pengertiannya
https://sekolahnesia.com/contoh-teks-dakwah/?amp=1

18
https://m.liputan6.com/hot/read/4769793/macam-macam-dakwah-pengertian-dan-
unsur-unsurnya-dalam-islam
https://www.academia.edu/34995941/Makalah_Ilmu_Dakwah
https://dompetalquran.or.id/10-syarat-dakwah-dalam-al-quran/
https://tirto.id/pengertian-dakwah-beserta-ketentuannya-dalam-islam-guPEhttps://
tafsirweb.com/1236-surat-ali-imran-ayat-104.html
https://tafsirweb.com/4473-surat-an-nahl-ayat-125.html
https://almanhaj.or.id/7618-hukum-berdakwah-dan-keutamaannya.html
http://creativelangsa.blogspot.com/2017/01/unsur-unsur-dakwah.html?m=1

19

Anda mungkin juga menyukai