Anda di halaman 1dari 14

GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA LANSIA DENGAN

NORMOTENSI DAN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA


PUSKESMAS GIANYAR I
PERIODE BULAN NOVEMBER TAHUN 2013
Putri Rossyana Dewi1, I Wayan Sudhana2

Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana1


Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK Universitas Udayana/RSUP Sanglah2

ABSTRAK

Hipertensi menjadi salah satu fokus perhatian kesehatan di dunia, terutama di negara
berkembang dan merupakan penyebab kesakitan serta kematian yang tinggi di seluruh
dunia. Peningkatan jumlah penderita hipertensi terutama pada lansia dengan segala
masalah biopsikososial yang ditimbulkan telah berakibat pada penurunan kualitas
hidup penderitanya. Rancangan penelitian ini adalah studi potong lintang deskriptif
untuk melihat gambaran kualitas hidup lansia yang mengalami hipertensi dan
normotensi di Posyandu Lansia Wilayah Kerja Puskesmas Gianyar I Kecamatan
Gianyar, Kabupaten Gianyar bulan November tahun 2013. Pada penelitian ini,
jumlah responden terbanyak adalah lansia kelompok lanjut usia (62.1%), jenis kelamin
perempuan (65.5%), tingkat pendidikan tidak tamat SD atau tidak sekolah (53.4%),
tidak bekerja atau pensiunan (70.7%), pendamping hidup (suami/istri) masih ada
(74.1%), dan mempunyai riwayat penyakit kronis selain hipertensi (53.4%). Untuk
riwayat tekanan darah, yang normal dan hipertensi dalam jumlah sama. Prevalensi
status tekanan darah tinggi pada lansia sebesar 51.7%. Kualitas kesehatan fisik lansia
buruk (62.1%), kualitas psikologis buruk (70.4%), kualitas personal sosial baik
(51.7%), dan kualitas lingkungan baik (60.3%).Kualitas hidup lansia secara umum
baik pada normotensi (57.1%), buruk pada hipertensi (56.7%). Kualitas kesehatan
fisik buruk pada normotensi (57.1%), buruk pada hipertensi (66.7%). Kualitas
psikologis buruk pada normotensi (67.9%), buruk pada hipertensi (73.3%). Kualitas
personal sosial baik dan buruk dalam jumlah sama pada normotensi (50.0%), baik
pada hipertensi (53.3%). Kualitas lingkungan baik pada normotensi (57.1%), baik
pada hipertensi (63.3%). Kesimpulan dalam penelitian ini ada kualitas hidup lansia
hipertensi lebih buruk dibandingkan lansia normotensi.

Kata Kunci: Hipertensi, Kualitas Hidup, Lansia

1
QUALITY OF LIFE IN ELDERLY WITH NORMOTENSION OR
HYPERTENSION IN PUSKESMAS GIANYAR 1 AREA OF
WORK DURING NOVEMBER 2013
ABSTRACT

Hypertension has become one of the main health focus in the world, especially
within developing countries. Hypertension is main cause of high morbidity rate
worldwide. An increasing number of hypertensive patients primarily in elderly
patients with biopsychosocial problems, caused a decline in patients quality of life.
The method of this research is descriptive cross sectional to determine characteristicc
of quality of life among elderly with hypertension and normotension as control in
“Posyandu Lansia” in Puskesmas Gianyar I area of work, within November 2013.
The result shows the majority of the respondents are the late age elderly (62.1%),
females (65.5%), did not complete elementary school/never enrolled in schools
(53.4%), non workers or retired workers (70.7%), living companionship
(husband/wife) (74.1%), with chronic disease comorbid beside hypertension (53.4%).
The amount of respondents with hypertension and normotension are equal. The
prevalence of high blood pressure among elderly is 51.7%. Bad quality of physical
fitness (62.1%), bad psychological insight (70.4%), good quality of personality and
social skills (51.7%), and good environmental condition (60.3%). Good quality of
life among normotensive elderly (57.1%), and bad among hypertensive elderly
(56.7%). Quality of physical fitness among normotensive elderly are bad (57.1%),
and also bad among hypertensive elderly (66.7%). Bad quality of psychological
insight among normotensive and hypertensive elderly (67.9% & 73.3% respectively).
Quality of personality and social skills are equal among normotensive elderly, and
good among hypertensive elderly (53.3%). Quality of life are good among both
normotensive and hypertensive elderly (57.1% & 63,3% respectively). The
conclusion of this research is hypertensive elderly patients have bad quality of life
and normotensive elderly patients have good quality of life.

Keywords: Hypertension, Quality of Life, Elderly

PENDAHULUAN Prevention, Detection, Evaluation, and


Latar Belakang Treatment of High Blood Pressure (JNC
Hipertensi menjadi salah satu fokus 7). Kematian yang ditimbulkan
perhatian kesehatan di dunia, terutama di merupakan akibat dari komplikasi
negara berkembang dan merupakan hipertensi yang tidak terkontrol. Angka
penyebab kesakitan serta kematian yang proportional mortality rate akibat
tinggi di seluruh dunia. Hipertensi adalah hipertensi di seluruh dunia mencapai 13%
suatu keadaan dimana terjadi peningkatan atau 8 juta kematian setiap tahunnya.
tekanan darah sistolik ≥ 140 mm Hg atau Selain itu, hipertensi juga merupakan
tekanan darah diastolik ≥ 90 mm Hg penyebab terbanyak kunjungan ke pusat
sesuai dengan kriteria The Seventh Report pelayanan kesehatan primer, yakni
of The Joint National Committee on sebanyak 13,1% dari total kunjungan.1,2,3
2
Angka penderita hipertensi terus dimana penyakit hipertensi berada di
meningkat seiring dengan meningkatnya urutan keempat dari sepuluh penyakit
umur penduduk. Berdasarkan hasil terbesar pada lansia pada tahun 2012.
Riskesdas Balitbangkes tahun 2007, Jumlah kunjungan lansia yang menderita
hipertensi tampak meningkat sesuai hipertensi pada tahun 2012 yaitu sebesar
peningkatan umur responden. Prevalensi 1.032, dimana jumlah tersebut mengalami
hipertensi pada responden yang berumur peningkatan dari tahun 2011 yaitu dengan
45-54 tahun (42,40%), 55-64 tahun jumlah 1.013 kasus. Pada tahun 2013
(53,70%), 65-74 tahun (63,50%), dan >75 jumlah kunjungan dari bulan Januari
tahun (67,30%). Menurut data dari Dinas hingga bulan Oktober mencapai 1.072
Kesehatan Kabupaten Banyumas tahun kunjungan dari total jumlah lansia di
2006 penderita hipertensi tercatat 976 wilayah kerja Puskesmas Gianyar I yang
orang (15,7%) dari jumlah lansia 6152 mencapai 5.435 orang. Hal ini
jiwa, pada tahun 2007 tercatat 738 orang menunjukkan peningkatan jumlah lansia
menderita hipertensi (16,5%) dari jumlah yang menderita hipertensi. Proporsi lansia
lansia 4467 jiwa. Sedangkan tahun 2008, yang menderita hipertensi di wilayah kerja
jumlah penderita Hipertensi mencapai Puskesmas Gianyar I pada bulan Januari
2.084 jiwa (26,7%) dari jumlah lansia hingga Oktober 2013 sebanyak 19,72%.8
7657 jiwa. Dan pada tahun 2009 periode Dalam hasil wawancara awal pada
Februari 2009 jumlah penderita hipertensi beberapa lansia dengan hipertensi dan
sebanyak 1736 penderita.4,5 normotensi di Poli Lansia Puskesmas
Peningkatan jumlah penderita Gianyar I, didapatkan adanya perhatian
hipertensi terutama pada lansia dengan khusus terhadap kualitas hidup yang
segala masalah biopsikososial yang berhubungan dengan kesehatan fisik pada
ditimbulkan telah berakibat pada lansia hipertensi. Pada lansia dengan
penurunan kualitas hidup penderitanya. normotensi, aspek yang menonjol berbeda
Pada penelitian yang dilakukan oleh dengan lansia hipertensi, yaitu aspek
Trevisol, dkk6 ditemukan bahwa pada kesejahteraan psikologis lebih menonjol.
individu yang menderita hipertensi,
memiliki kualitas hidup yang lebih rendah METODE PENELITIAN
dibandingkan pada individu dengan Kerangka Konsep
tekanan darah yang normal (normotensi).
Kualitas hidup telah menjadi perhatian
oleh banyak ahli sejak akhir tahun 1980- Status Tekanan
an. Kualitas hidup tidak hanya Darah
Kualitas
menyangkut penilaian individu terhadap
posisi mereka dalam hidup, melainkan 1. Normotensi Hidup
juga adanya konteks sosial dan juga 2. Hipertensi
konteks lingkungan sekitar yang juga
mempengaruhi kualitas hidup.6,7
Puskesmas Gianyar I merupakan Keterangan:
Puskesmas induk yang terdapat di = variabel bebas yang diteliti.
Kecamatan Gianyar, Kabupaten Gianyar. = variabel tergantung
Hipertensi juga menjadi masalah
kesehatan utama di Pusat Kesehatan
Masyarakat (Puskesmas) Gianyar I

3
Rancangan Penelitian darah diastolik ≥ 90 mmHg sesuai
Rancangan penelitian ini adalah kriteria the seventh report of the Joint
studi potong lintang deskriptif untuk National Committee on prevention,
melihat gambaran kualitas hidup lansia detection, evaluation, and treatment
yang mengalami hipertensi dan of high blood pressure.2,9
normotensi di Posyandu Lansia Wilayah
Kerja Puskesmas Gianyar I Kecamatan 2. Derajat Hipertensi
Gianyar, Kabupaten Gianyar bulan Klasifikasi Derajat Hipertensi menurut
November tahun 2013. Joint National Committee 7 (JNC 7) dapat
dilihat pada Tabel 1.
Tempat dan Waktu Penelitian Tabel 1. Klasifikasi Derajat Hipertensi
Penelitian ini dilakukan di
posyandu lansia yang berada di wilayah Kategori Sistol dan/atau Diastol
kerja Puskesmas Gianyar I Kecamatan (mmHg) (mmHg)
Gianyar pada bulan November tahun Normal <120 Dan <80
2013. Pre hipertensi 120-139 Atau 80-89
Kategori Sistol Dan/atau Diastol
(mmHg) (mmHg)
Populasi dan Sampel
Hipertensi 140-159 Atau 90-99
Populasi target dalam penelitian grade 1
ini adalah semua lansia di wilayah kerja Hipertensi ≥ 160 Atau ≥ 100
Puskesmas Gianyar I. Populasi terjangkau grade 2
dalam penelitian ini adalah semua lansia
yang datang pada posyandu lansia pada 3. Umur
bulan November 2013. Sebagai sampel Umur adalah usia individu
adalah lansia yang datang ke posyandu penduduk lansia di posyandu lansia
lansia wilayah kerja Puskesmas Gianyar I wilayah kerja Puskesmas Gianyar I tahun
pada bulan November tahun 2013 dipilih 2013 berdasarkan KTP yang
secara consecutive, bersedia ikut dalam dikategorikan menurut cut-off point
penelitian, dan memenuhi kriteria inklusi. rerata dari usia lansia yang didapat saat
Kriteria inklusi yang dipakai adalah lansia pengumpulan data, sehingga
berusia diatas 60 tahun yang berdomisili pengelompokan usia menjadi diatas
di wilayah kerja Puskesmas Gianyar I. rerata dan dibawah rerata. Subjek yang
Kriteria eksklusi adalah menolak dipilih merupakan subjek yang berusia ≥
berpartisipasi dalam penelitian, menderita 60 tahun karena berdasarkan definisi
gangguan fungsi kognitif, menderita WHO lansia adalah orang yang berusia ≥
gangguan psikiatri berat dan sedang dalam 60 tahun.
perawatan psikiatri, memiliki cacat fisik
(tuli, bisu, buta, lumpuh), dan tidak 4. Status pernikahan
kooperatif Status pernikahan adalah status
pernikahan lansia wilayah kerja
Definisi Operasional Variabel Puskesmas Gianyar I tahun 2013
1. Status hipertensi berdasarkan wawancara, dibagi
Yaitu subyek yang pada menjadi tidak menikah, menikah,
pemeriksaan tekanan darah janda, duda.
didapatkan dengan tekanan darah
sistolik ≥ 140 mm Hg atau tekanan
4
5. Pekerjaan WHOQOL kemudian dimodifikasi lagi
Pekerjaan adalah pekerjaan menjadi instrumen WHOQOL-BREF
individu penduduk lansia di dimana enam dimensi tersebut kemudian
posyandu lansia wilayah kerja dipersempit lagi menjadi empat dimensi
Puskesmas Gianyar I tahun 2013, yaitu kesehatan fisik, kesejahteraan
dikategorikan atas: pensiunan/ tidak psikologis, hubungan sosial, dan
bekerja dan bekerja. hubungan dengan lingkungan. Data
sekunder merupakan data yang diperoleh
6. Riwayat Penyakit dari posyandu lansia berupa hasil
Riwayat penyakit lain adalah pengukuran tekanan darah. Data-data
penyakit sistemik kronis yang diderita yang diperoleh dari kuesioner akan
oleh individu penduduk lansia di dianalisis dengan menggunakan program
posyandu lansia wilayah kerja SPSS 21 dan disajikan dalam bentuk tabel
Puskesmas Gianyar I tahun 2013 yang disertai penjelasan naratif. Analisis data
sudah diderita selama minimal 1 dilakukan secara analisis deskriptif.
bulan.
HASIL PENELITIAN
7. Riwayat Hipertensi Karakteristik Responden
Riwayat hipertensi adalah Penelitian dilakukan terhadap 58
lansia pernah memiliki tekanan darah sampel penduduk lansia, yaitu penduduk
yang tinggi atau sedang mengkonsumsi berusia 60 tahun sampai dengan 90 tahun
obat anti hipertensi. yang dipilih secara consecutive dan
bertempat tinggal di Kecamatan Gianyar,
8. Kualitas Hidup Kabupaten Gianyar. Dari sejumlah
Kualitas hidup adalah persepsi responden yang terpilih, seluruhnya
individu mengenai posisi mereka dalam menyatakan bersedia untuk ikut serta di
hidup dan hubungannya dengan tujuan, dalam penelitian ini. Pengumpulan data
harapan, standar yang ditetapkan dan dilaksanakan pada tanggal 14 November
perhatian seseorang. Kualitas hidup 2013 sampai 22 November 2013.
diukur berdasarkan empat dimensi, yaitu:
dimensi kesehatan fisik, dimensi Tabel 2. Karakteristik Responden
No Karakteristik Freku Persentase
kesejahteraan psikologis, dimensi ensi (%)
hubungan sosial, dimensi hubungan
dengan lingkungan.7 1 Kelompok umur
(tahun) 35 60.3
 Dibawah 23 39.7
Cara Pengumpulan dan Analisis Data Rerata
Data primer merupakan data yang  Diatas
diperoleh langsung dari lansia dengan Rerata
metode wawancara langsung dengan 2 Jenis Kelamin
menggunakan kuesioner yang dibuat  Laki – laki 20 34.5
 Perempuan 38 65.5
oleh WHO yaitu WHOQOL-BREF
yang dilakukan di posyandu lansia.
Menurut WHOQOL Group, kualitas hidup
memiliki enam dimensi yaitu kesehtan
fisik, kesejahteraan psikologis, tingkat
kemandirian, hubungan sosial, hubungan
dengan lingkungan, dan keadaan spiritual.
5
No Karakteristik Freku Persentase pasangan hidup masing-masing, dan
ensi (%) 24.1% suami atau istrinya telah
3 Tingkat Pendidikan
meninggal, hanya satu orang (1.7%) dari
 Tidak 31 53.4
tamat SD/ 14 24.1 responden yang tidak menikah.
tidak 4 6.9 Para responden yang terdiri dari
sekolah 6 10.3 lansia ini, 50% memiliki riwayat
 SD 3 5.2 hipertensi, sedangkan persentase lansia
 SLTP
yang memiliki riwayat penyakit kronis
 SLTA
 Akademi/ selain hipertensi adalah 53.4%.
PT
4 Pekerjaan Distribusi Hipertensi
 Ya 17 29.3 Pada tabel 3, tersaji status tekanan
 Tidak/Pens 41 70.7 darah yang menunjukkan bahwa 48.3%
iunan
memiliki tekanan darah normal, 32.8%
5 Status Pernikahan berstatus hipertensi grade I, 19.0%
(suami/istri masih hipertensi grade II. Dimana tekanan darah
ada/tidak) 43 74.1 sistolik dan diastolik terendah adalah 90
 Ya 15 25.9 dan 70. Sedangkan tekanan darah sistolik
 Tidak
6 Riwayat Hipertensi
dan diastolik tertinggi adalah 180 dan 110.
 Ya 29 50.0 Rata-rata tekanan darah sistolik dan
 Tidak 29 50.0 diastolik dari seluruh sampel didapatkan
sebesar 127,09 dan 82,91.
7 Riwayat Penyakit
Kronis lainnya 31 53.4
 Ya 27 46.6 Tabel 3. Distribusi Status Tekanan Darah
 Tidak Variabel n Jumlah Persentase
(%)
Total 58 100.0
Status Tekanan 58
Darah
Dari data yang diperoleh,  Normal 28 43.8
mayoritas responden berada dalam  Hipertensi 30 51.7
Derajat Hipertensi
kelompok umur 60 – 74 tahun yaitu  Hipertensi 30
masuk dalam katagori lanjut usia, sebesar grade I 19 32.8
62.1% dari total responden. Usia rata-rata  Hipertensi
11 19.0
grade II
dari responden adalah 71.78. Sebagian Total 58 100.0
besar responden berjenis kelamin
perempuan (65.5%). Tingkat pendidikan n=jumlah subyek
dari lansia di posyandu wilayah kerja
Gianyar I sebagian besar tidak tamat SD Distribusi Kualitas Hidup Lansia
atau tidak sekolah yaitu (53.4%). Para Pada tabel 4 tersaji distribusi
lansia yang tidak bekerja di daerah ini kualitas hidup secara umum dari
sebanyak 70.7%. Mereka tidak lagi keempat dimensi pada responden.
bekerja karena sudah pensiun, keadaan
fisik yang tidak lagi memadai, serta
adanya penyakit kronis lain yang diderita.
Sebagian besar responden, tinggal dengan
anggota keluarga mereka, dari 58
responden, 74.1% masih didampingi oleh

6
Tabel 4. Distribusi Kualitas Hidup kualitas hidup yang baik juga berjumlah
Lansia lebih banyak dibandingkan yang buruk,
No Karakteristik Frekuensi Persentase yaitu sebanyak 35 orang (60.3%).
(%)
1 Kualitas Hidup
Lansia secara
Hasil Tabulasi Silang Variabel
Umum 29 50 Status Tekanan darah dengan
 Baik 29 50 Masing-Masing Dimensi dari
 Buruk
Kualitas Hidup Lansia
2 Kualitas Hidup
Lansia Dimensi Dari klasifikasi status tekanan
Kesehatan Fisik 22 37.9 darah diatas dikelompokkan lagi status
 Baik 36 62.1 tekanan darah menjadi dua kelompok
 Buruk
3 Kualitas Hidup yaitu Normotensi dan Hipertensi,
Lansia Dimensi dimana Hipertensi grade I dan II
Psikologis 17 29.3 dikelompokkan menjadi satu. Tabel di
 Baik 41 70.4
 Buruk bawah ini menggambarkan distribusi
4 Kualitas Hidup status tekanan darah berdasarkan
Lansia Dimensi variabel kualitas hidup yang terdiri
Personal Sosial 30 51.7
 Baik 28 48.3 dari penilaian kualitas hidup secara
 Buruk umum, dimensi fisik kualitas hidup,
5 Kualitas Hidup dimensi psikososial, dimensi personal
Lansia Dimensi
Lingkungan 35 60.3 dan dimensi lingkungan. Secara umum
 Baik 23 39.7 didapatkan distribusi sampel dengan
 Buruk status hipertensi pada setiap kategori
Total 58 100.0
di masing-masing variabel lebih tinggi
Berdasarkan distribusi responden dibandingkan dengan status tekanan
menurut kualitas hidupnya, didapatkan darah normal
responden yang memiliki kualitas hidup
baik secara umum sama dengan Tabel 5. Kualitas hidup secara umum
responedn yang memiliki kualitas hidup Variabel Kualitas Hidup Total
buruk secara umum yaitu 29 orang Lansia secara Umum
(50%). Responden lansia yang memilki Buruk Baik
kualitas hidup yang buruk berdasarkan Normotensi 12 16 28
(100%)
(42.9%) (57.1%)
kualitas kesehatan fisik lebih banyak Hipertensi 17 13 30
dibandingkan dengan yang memiliki (56.7%) (43.3%) (100%)
kualitas yang baik yaitu 36 orang
(62.1%). Hal ini serupa dengan kualitas Pada responden lansia
hidup dimensi psikologis dari responden normotensi, kualitas hidup lansia
yaitu kualitas yang buruk lebih banyak secara menyeluruh ditemukan buruk
dibandingkan dengan kualitas yang baik, pada 12 responden (42,9%) dan baik
yaitu sebanyak 40 orang (70.4%). pada 16 responden (57.1%).
Terdapat perbedaan distribusi dengan Sedangkan pada responden lansia
kualitas hidup personal sosial dan dengan hipertensi, kualitas hidup
lingkungan, dimana distribusi kualitas lansia secara menyeluruh didapatkan
yang baik lebih banyak pada kedua buruk pada 17 responden (56,7%) dan
dimensi ini. Pada dimensi personal sosial, baik pada 13 responden (43,3%).
kualitas hidup yang baik sebanyak 30
orang (51.7%). Pada dimensi lingkungan,
7
Tabel 6. Kualitas hidup dimensi Pada responden lansia
kesehatan fisik normotensi, kualitas hidup lansia pada
Variabel Kualitas Hidup Total dimensi personal sosial ditemukan
Lansia Dimensi sebanding antara yang baik dan buruk
Kesehatan Fisik
yaitu 14 responden (50.0%).
Buruk Baik
Normotensi 16 12 28 Sedangkan pada responden lansia
(57.1%) (42.9%) (100%) dengan hipertensi, kualitas hidup
Hipertensi 20 10 30 lansia dimensi personal didapatkan
(66.7%) (33.3%) (100%)
buruk pada 14 responden (46.7%) dan
baik pada 16 responden (53,3%).
Pada responden lansia normotensi,
kualitas hidup lansia dimensi kesehatan Tabel 9. Kualitas hidup dimensi
fisik ditemukan buruk pada 16 responden lingkungan
Variabel Kualitas Hidup Total
(57.1%) dan baik pada 12 responden Lansia Dimensi
(42.9%). Sedangkan pada responden Lingkungan
lansia dengan hipertensi, kualitas hidup Buruk Baik
lansia dimensi fisik ditemukan buruk pada Normotensi 12 16 28
20 responden (66.7%) dan baik pada 10 (42.9%) (57.1%) (100%)
Hipertensi 11 19 30
responden (33.3%). (36.7%) (63.3%) (100%)

Tabel 7. Kualitas dimensi psikologis Pada responden lansia


Variabel Kualitas Hidup Lansia Total
Dimensi Psikologis normotensi, kualitas hidup lansia pada
Buruk Baik dimensi lingkungan didapatkan baik,
Normotensi 19 9 28 dengan persentase 57.1%. Pada
(67.9%) (32.1%) (100%)
Hipertensi 22 8 30 responden lansia dengan hipertensi,
(73.3%) (26.7%) (100%) kualitas hidup lansia dimensi
Pada responden lansia lingkungan juga didapatkan baik,
normotensi, kualitas hidup lansia pada dengan persentase 63.3%.
dimensi psikososial ditemukan baik pada
9 responden (32.1%) dan buruk pada 19 PEMBAHASAN
responden (67.9%), sedangkan pada Penelitian dilakukan untuk
responden lansia dengan hipertensi, memberikan gambaran tentang prevalensi
kualitas hidup lansia dimensi psikososial hipertensi dan gambaran kualitas hidup
didapatkan buruk pada 22 responden pada lansia berdasarkan status tekanan
(73.3%) dan baik pada 13 responden darah di posyandu wilayah kerja
(43,3%). puskesmas Gianyar I, Desa Gianyar.
Tabel 8. Kualitas hidup dimensi
personal sosial Gambaran Status Tekanan Darah
Variabel Kualitas Hidup Lansia Total Lansia
Dimensi Psikologis Setelah dilakukan penelitian
Buruk Baik mengenai frekuensi distribusi hipertensi
Normotensi 14 14 28 dengan menggunakan sampel penelitian
(50.0%) (50.0%) (100%)
Hipertensi 14 16 30
masyarakat di Desa Gianyar, didapatkan
(46.7%) (53.3%) (100%) kasus hipertensi sebanyak 30 kasus dari
total 58 sampel penduduk usia lanjut di
desa tersebut atau sekitar 51.7%. Hal ini
8
sejalan dengan penelitian Dewhurst10 pada dapat memperberat hipertensi. Pencegahan
lansia di Tanzania, dimana didapatkan tersier dapat dilakukan dengan follow up
prevalensi hipertensi pada lansia cukup penderita hipertensi yang mendapat terapi
tinggi yaitu 69.9% dari 2223 lansia. dan rehabilitasi. Follow up ditujukan untuk
Penelitian Douma11 di Yunani juga menentukan kemungkinan dilakukannya
mendapatkan prevalensi yang tinggi dari pengurangan atau penambahan dosis
hipertensi pada lansia yaitu 89%. Insiden obat.2,3,11,12
hipertensi meningkat seiring dengan
bertambahnya usia. Hal ini juga sejalan Gambaran Kualitas Hidup Lansia
dengan penelitian dimana hipertensi Kualitas hidup seseorang tidak
menempati 87% kasus pada orang yang dapat didefinisikan dengan pasti oleh
berusia diatas 60 tahun. National Health karena sifatnya yang sangat subyektif.
and Nutrition Examination Survey Pada penelitian ini didapatkan kualitas
(NHANES) menyebutkan 65% orang hidup lansia secara umum dengan
diatas usia 65 tahun menderita normotensi baik yaitu dengan persentase
hipertensi.10,11,12 57.1%. Sedangkan pada responden lansia
Pencegahan hipertensi dapat dengan hipertensi, kualitas hidup lansia
dilakukan dengan pencegahan, primer, secara umum didapatkan buruk yaitu
sekunder, dan tersier. Pencegahan primer dengan persentase 56,7%. Hal ini sejalan
yaitu upaya awal pencegahan sebelum dengan penelitian yang dilakukan oleh
seseorang menderita hipertensi, dimana Sofiana15 yang mendapatkan hasil pasien
dilakukan penyuluhan faktor-faktor risiko hipertensi memiliki kualitas hidup yang
hipertensi terutama pada kelompok risiko buruk yaitu sebesar 54.7%. Douma, dkk11
tinggi. Tujuan pencegahan primer adalah juga mendapatkan hasil yang sama
untuk mengurangi insidensi penyakit dimana pada pasien hipertensi kualitas
dengan cara mengendalikan penyebab- hidupnya lebih buruk (60.4%).
penyebab penyakit dan faktor-faktor Hipertensi merupakan penyakit
risikonya. Pencegahan sekunder yaitu kronik yang dapat menimbulkan
upaya pencegahan hipertensi yang sudah implikasi-implikasi tertentu. Di samping
pernah terjadi untuk berulang atau implikasi terhadap organ, hipertensi dapat
menjadi berat. Pencegahan ini ditujukan memberikan pengaruh terhadap kehidupan
untuk mengobati para penderita dan sosial ekonomi dan kualitas hidup
mengurangi akibat-akibat yang lebih seseorang. Beberapa studi menyebutkan
serius dari penyakit, yaitu melalui bahwa individu dengan hipertensi
diagnosis dini dan pemberian pengobatan. memiliki skor yang lebih rendah di hampir
Dalam pencegahan ini dilakukan semua dimensi yang diukur berdasarkan
pemeriksaan tekanan darah secara teratur kuesioner WHOQOL dibandingkan
dan juga kepatuhan berobat bagi orang dengan individu yang normal. Hal ini
yang sudah pernah menderita disebabkan karena hipertensi dapat
hipertensi.2,3,12 memberikan pengaruh buruk terhadap
Pencegahan tersier yaitu upaya vitalitas, fungsi sosial, kesehatan mental,
mencegah terjadinya komplikasi yang lebih dan fungsi psikologis.6,15,12
berat atau kematian. Upaya yang dilakukan Penelitian yang dilakukan oleh
12
pada pencegahan tersier ini yaitu Soni menyimpulkan bahwa terdapat
menurunkan tekanan darah sampai batas hubungan antara hipertensi dengan
yang aman dan mengobati penyakit yang kualitas hidup yang menurun, dimana

9
dalam penelitian tersebut disebutkan hidup lansia di bidang kesehatan fisik juga
bahwa lansia dengan hipertensi 4,6 kali dapat semakin digalakkan, seperti
hidupnya kurang berkualitas dibandingkan posyandu lansia, puskesmas keliling,
dengan lansia yang tidak mengalami senam lansia dan program lainnya yang
hipertensi.12 dapat meningkatkan kualitas kesehatan
Pada penelitian ini, ditinjau dari para lansia.
dimensi kesehatan fisik, lansia dengan Kualitas hidup jika ditinjau dari
normotensi, 57.1% kualitas hidupnya dimensi psikologisnya, responden lansia
buruk, sedangkan pada responden lansia normotensi, ditemukan kualitas hidup
dengan hipertensi,ditemukan kualitas yang buruk sebanyak 67.9%, sedangkan
hidup yang buruk yaitu 66.7%. Douma, kualitas hidup yang buruk didapat pada
dkk11 juga mendapatkan hasil yang sama responden lansia dengan hipertensi
dimana pada pasien hipertensi didapatkan sebanyak 73.3%. Stanley, dkk16 juga
kualitas hidup lebih buruk pada dimensi mendapatkan hasil yang sama dimana
kesehatan fisik, yaitu 64.6% mengalami pada pasien hipertensi kualitas hidup
gangguan fungsi fisik, 60.0% gangguan psikologisnya buruk, yaitu dengan
dalam peran fisik, dan 60.4% mengalami persentase 67.8%.
gangguan kesehatan secara menyeluruh.11 Adanya proses patologis akan
Mekanisme dari dimensi kesehatan mengakibatkan penurunan kemampuan
fisik yang buruk tidak diketahui secara fisik pada pasien hipertensi, yang
pasti, tetapi diperkirakan akibat dari dimanifestasikan dengan kelemahan, rasa
pengaruh komplikasi dan gejala klinis tidak berenergi, pusing sehingga
yang ditimbulkan oleh hipertensi. Pada berdampak ke aspek psikologis. Pasien
beberapa studi lain menyebutkan, individu dengan hipertensi juga harus
dengan hipertensi dilaporkan mengalami mengkonsumsi obat seumur hidupnya
gejala-gejala seperti sakit kepala, depresi, untuk mencegah berbagai macam
cemas, dan mudah lelah. Gejala-gejala ini kompikasi yang dapat timbul. Hal ini
dilaporkan dapat mempengaruhi kualitas memberikan dampak psikologis yang
hidup seseorang pada berbagai dimensi kurang baik terhadap pasien.
terutama dimensi kesehatan fisik. Oleh Kualitas hidup pada aspek
karena itu, dalam menangani individu personal sosial didapatkan hasil sebagai
dengan hipertensi sangat penting untuk berikut, pada responden lansia
mengukur kualitas hidup agar dapat normotensi, kualitas hidup dimensi
dilakukan manajemen yang optimal.6,9,12 personal sosial ditemukan kualitas hidup
Kualitas hidup yang buruk pada yang buruk sebesar 50.0%. Sedangkan
dimensi kesehatan fisik dapat dicegah pada responden lansia dengan hipertensi,
dengan melakukan pencegahan primer, kualitas hidup dimensi personal sosial
sekunder, dan tersier. Kualitas hidup didapatkan baik sebesar 53.3%. Hasil ini
kesehatan fisik yang baik dapat tercapai tidak sesuai dengan penelitian Soni12,
dan terpelihara jika pasien dapat yang menyebutkan bahwa pada pasien
mengontrol penyakitnya secara teratur. dengan hipertensi, peningkatan tekanan
Dengan melakukan pengobatan yang rutin darah ke otak akan menyebabkan
dan baik, gejala klinis dapat berkurang penurunan vaskularisasi di area otak yang
dan timbulnya komplikasi cenderung mengakibatkan pasien sulit untuk
menurun. Pelaksanaan program dari berkonsentrasi, mudah marah, merasa
puskesmas untuk meningkatkan kualitas tidak nyaman, dan berdampak pula pada

10
aspek sosial dimana pasien tidak mau lansia untuk dapat tinggal di tempat
bersosialisasi karena merasakan tinggal yang cukup terpelihara dengan
kondisinya yang tidak nyaman. Hal ini bantuan dari kerabatnya. Mayoritas
menyebabkan penurunan kualitas hidup responden lansia juga bertempat tinggal di
personal sosialnya.9,11,12 kawasan yang relatif dekat dari tempat-
Pada penelitian ini, responden tempat strategis. Sarana transportasi
lansia dengan hipertensi kualitas hidup berupa kendaraan umum seperti bemo
personal sosialnya yang baik dapat juga mudah didapatkan. Lokasi tempat
disebabkan oleh tersedianya program tinggal responden lansia di kawasan
puskesmas yang terlaksana dengan baik Puskesmas Gianyar I ini juga tergolong
untuk lansia seperti posyandu lansia baik, yaitu terdapat jalan yang sudah
sehingga para lansia dapat saling diaspal dan kawasan pemukiman yang
berkumpul dan berkomunikasi dengan bersih.
sesama lansia. Selain itu, banyaknya Kualitas hidup lansia dapat
kegiatan adat di banjar dan tatanan rumah ditingkatkan melalui beberapa program
dari masyarakat adat Bali yang berdekatan seperti posyandu lansia, puskesmas
antara sesama keluarga dan tetangga di keliling, senam lansia, penyuluhan dan
daerah pedesaan memudahkan para lansia perlu diberikannya jaminan kesehatan
untuk bertemu dan saling bertukar pikiran. kepada lansia. Dengan terpenuhinya
Kualitas hidup personal sosial dapat segala aspek tersebut maka kualitas hidup
ditingkatkan dengan cara meningkatkan lansia yang baik dapat diwujudkan.
perhatian dari pasangan hidup, keluarga,
caregiver, dan orang-orang disekitarnya. SIMPULAN
Pada responden lansia normotensi, Dalam penelitian ini, simpulan yang
kualitas hidup lansia pada dimensi didapat adalah jumlah responden
lingkungan didapatkan baik (57.1%). Pada terbanyak adalah lansia kelompok lanjut
responden lansia dengan hipertensi, usia (62.1%), jenis kelamin perempuan
kualitas hidup lansia dimensi lingkungan (65.5%), tingkat pendidikan tidak tamat
juga didapatkan baik sebesar 63.3%. SD atau tidak sekolah (53.4%), tidak
Dimensi lingkungan dapat dilihat dari dua bekerja atau pensiunan (70.7%),
aspek yaitu kebersihan tempat tinggal dan pendamping hidup (suami/istri) masih ada
akses pelayanan kesehatan. Kualitas hidup (74.1%), dan mempunyai riwayat penyakit
yang baik pada dimensi lingkungan dapat kronis selain hipertensi (53.4%). Untuk
disebabkan oleh kebersihan tempat tinggal riwayat tekanan darah, yang normal dan
lansia yang baik serta akses pelayanan hipertensi dalam jumlah sama. Prevalensi
kesehatan yang terjangkau oleh lansia status tekanan darah tinggi pada lansia
karena Puskesmas Gianyar I memiliki sebesar 51.7%. Kualitas kesehatan fisik
program Puskesmas Keliling dan lansia buruk (62.1%), kualitas psikologis
posyandu lansia yang rutin diadakan tiap buruk (70.4%), kualitas personal sosial
bulannya.8 baik (51.7%), dan kualitas lingkungan
Kualitas lingkungan yang baik baik (60.3%).Kualitas hidup lansia secara
dapat didapatkan dari keadaan lingkungan umum baik pada normotensi (57.1%),
pada lansia tergolong baik. Hal ini buruk pada hipertensi (56.7%). Kualitas
mungkin dikarenakan sebagian besar dari kesehatan fisik buruk pada normotensi
lansia tinggal dengan anak ataupun (57.1%), buruk pada hipertensi (66.7%).
keluarga besarnya yang memungkinkan Kualitas psikologis buruk pada

11
normotensi (67.9%), buruk pada memeriksakan kesehatan secara rutin
hipertensi (73.3%). Kualitas personal untuk meningkatkan kualitas hidup
sosial baik dan buruk dalam jumlah sama terutama di dimensi kesehatan fisik.
pada normotensi (50.0%), baik pada Kepada peneliti lain disarankan untuk
hipertensi (53.3%). Kualitas lingkungan melakukan penelitian lebih lanjut
baik pada normotensi (57.1%), baik pada mengenai kualitas hidup pada lansia
hipertensi (63.3%). Kesimpulan dalam sehingga didapatkan faktor-faktor yang
penelitian ini ada kualitas hidup lansia dapat mempengaruhi kualitas hidup lansia
hipertensi lebih buruk dibandingkan lansia secara bermakna.
normotensi.
DAFTAR PUSTAKA
Kelemahan Penelitian
1. Pada penelitian ini, hanya diteliti 1. Angelats EG, Baur EB.
mengenai gambaran status tekanan Hypertension, hypertensive crisis,
darah terhadap kualitas hidup lansia and hypertensive emergency:
sehingga perlu diteliti mengenai approaches to emergency
faktor-faktor lain yang mempengaruhi department care. Emergencias.
kualitas hidup lansia seperti 2010;22:209-19.
karakteristik subyek, adanya penyakit 2. Mahmood SE, Prakash D,
kronis lain, dan kepatuhan lansia Srivastava JP, Zaidi SH, Bhardwaj
hipertensi dalam minum obat dimana P. Prevalence of hypertension
menurut penelitian lain hal tersebut amongst adult patients attending out
sangat bermakna dalam menentukan patient department of Urban Health
kualitas hidup lansia. Training Centre, Department of
2. Beberapa definisi operasional Community Medicine, Era’s
variabel hanya didasarkan secara Lucknow Medical College and
klinis dan wawancara saja tanpa Hospital, Lucknow. J Clin Diagn
pemeriksaan yang objektif. Res. 2012;7(4):652-6.
3. Penelitian ini merupakan penelitian 3. Peltzer K, Phaswana-Mafuya N.
deskriptif dengan pendekatan cross- Hypertension and associated factors
sectional sehingga tidak dapat in older adults in South Africa.
mencari faktor-faktor yang secara Cardiovasc J Afr.2013;24:67-72.
bermakna mempengaruhi kualitas 4. Departemen Kesehatan RI . Laporan
hidup lansia. Riskesdas 2007 Provinsi Bali. 2007
5. Dian AA, Annes W, Eduward S,
Saran Hendra A, Silvia SS.. Faktor-Faktor
Sebagai masukan kepada Puskesmas yang Berhubungan dengan Kejadian
Gianyar I untuk mematangkan kembali Hipertensi pada Pasien yang berobat
program bagi para lansia sehingga para di Klinik Dewasa Puskesmas
lansia di wilayah kerja Puskesmas Bangkinang Periode Januari Sampai
Gianyar I memiliki kualitas hidup yang Juni 2008. Pekanbaru. Universitas
baik terutama dari aspek kesehatan fisik Riau. 2011
dan psikologis. Posyandu lansia yang 6. Trevisol DJ, Moreira LB, Kerkhoff
dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas A, Fuchs SC, Fuchs FD. Health-
Gianyar I agar membuat data anggota related quality of life and
lansia dan menganjurkan para lansia untuk hypertension: a systematic review

12
and meta-analysis of observational 10. Dewhurst M, Dewhurst F, Gray W,
studies. J Hypertens. Chaote P, Orega G, Walker W. The
2011;29(2):179-88. high prevalence of hypertekanan
7. WHOQOL Group. Development of darahon in rural-dwelling Tanzanian
the WHOQOL: Rationale and older adults and the disparity
current status. Int J Mental Health between detection, treatment and
1994;23:24-56. control: a rule of sixths. Journal of
8. Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar Human Hypertension. 2013;27: 374-
Profil Puskesmas Gianyar I.2012 380.
9. Chobanian AV, Bakris GL, Black 11. Douma S, Triantafyllou1 A, Petidis
HR, Cushman WC, Green LA, Izzo K, Panagopoulou E, Tsotoulidis S,
JL. The Seventh Report of the Joint Zamboulis C. Prevalence,
National Committee on Prevention, awareness, treatment and control of
Detection, Evaluation, and hypertension in an elderly
Treatment of High Blood Pressure. population in Greece. The
JAMA.2003;289(19):2560-71 International Journal of Rural.
2009;26. 254-259.
12. Soni, R.K et al. 2010. Health-
Related Quality of Life in
Hypertension, Chronic Kidney
Disease, and Coexixtent Chronic
Condition. 2013.

13
25

Anda mungkin juga menyukai