Anda di halaman 1dari 11

Perspektif

Vol. XVI No. 1 Maret 2018

Pengaruh Inovasi Produk dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian


Sepeda Motor Yamaha di Kota Tangerang Selatan
Harun Al Rasyid1, Agus Tri Indah2

1
AMIK BSI Jakarta
harun.har@bsi.ac.id
2
ASM BSI Jakarta
agus.ati@bsi.ac.id

Abstract - This study aimed to analyze the impact of innovation and price on purchase decisions. The research
was carried out at different places to get a full range of respondents. The sample was the owner of the vehicle
Yamaha motorcycle in Tangerang Selatan totaling 150 respondents. Regression analysis techniques were used
to analyze the impact of innovation and price of the purchasing decision is by using SPSS (Statistical Package
for the Social Sciences). The analysis showed that the product innovation and significant positive effect on
purchasing decisions, each increase of one unit in the variable product innovation will be followed by an
increase of 0.401 unit purchasing decisions. The analysis also showed that prices positive and significant
influence on purchasing decisions, any adjustment of the unit either affordability of the price, the suitability of
the price of the product quality, price competitiveness, and suitability prices with benefits will influence the
purchase decision of Yamaha motorcycles for 0538 unit. This shows that the innovation products made by
Yamaha and Prices set affects 46.6% of the consumer decision in purchasing undergo a Yamaha motorcycle in
Tangerang Selatan.

Keywords : Innovation , Price, Purchase Decision, Motorcycles, Yamaha.

I. PENDAHULUAN otomotif. Saat ini perkembangan teknologi dunia


otomotif sangat cepat, khususnya sepeda motor.
Setiap perusahaan pada umumnya ingin berhasil
Produksi sepeda motor kini bukan lagi hanya di
dalam menjalankan usaha-usahanya. Usaha-usaha
tujukan untuk memenuhi kebutuhan utama bagi
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
masyarakat guna kepentingan mobilisasi, namun
perusahaan adalah salah satunya melalui kegiatan
juga berkembang kearah gaya hidup. Berbagai jenis
pemasaran. Penerapan strategi pemasaran yang tepat
bentuk (design), aksesoris dan kapasitas mesin
diharapkan akan meningkatkan volume penjualan
sepeda motor dikembangkan guna menarik minat
sehingga dapat memenangkan persaingan. Kegiatan
konsumen.
pemasaran yaitu suatu proses sosial yang di
dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa Banyak bermunculannya industri otomotif baru
yang mereka butuhkan dan inginkan dengan sepeda motor, memaksa perusahaan lama seperti
menciptakan penawaran, dan secara bebas Yamaha, untuk dapat terus melakukan inovasi guna
mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak mempertahankan eksistensinya di tengah iklim
lain. Secara umum pemasaran dapat dikatakan persaingan global. Banjirnya produk otomotif roda
sebagai pola pikir yang menyadari bahwa dua asal negeri Cina dan India menambah ketatnya
perusahaan tidak dapat bertahan tanpa adanya persaingan guna memenangkan hati konsumen.
transaksi pembelian. Perusahaan harus dapat Meningkatkan serta mempertahankan kualitas
memasarkan barang atau jasa yang diproduksi produk masih dianggap cara jitu bagi perusahaan
kepada konsumen agar dapat bertahan dan bersaing untuk dapat menaikkan nilai produk di mata
dengan perusahaan lain (Kotler, 2000). konsumen, dimana hal tersebut akan sangat
berdampak pada keputusan pembelian. Selain itu ada
Kebutuhan alat transportasi sepeda motor di
hal lain yang juga berpengaruh terhadap keputusan
Indonesia dari tahun ketahun semakin meningkat.
pembelian, yaitu inovasi terhadap produk dan
Hal ini merupakan peluang besar bagi perusahaan
kebijakan harga. Inovasi terhadap produk dianggap
industri otomotif roda dua atau sepeda motor untuk
dapat menghilangkan rasa jenuh atau kebosanan
menawarkan produknya guna meningkatkan angka
konsumen terhadap pilihan produk yang cenderung
penjualan dengan berbagai cara. Dalam pemasaran
kurang beragam serta tidak memiliki keunikan.
produknya, banyak industri yang menerapkan
Sedangkan kebijakan harga atau penentuan harga
strategi. Di antaranya yaitu strategi kualitas, inovasi
yang tepat pada setiap produk sangat berpengaruh
produk dan harga.
terhadap proses pertimbangan konsumen dalam
Pentingnya memahami keinginan konsumen dalam mengambil keputusan untuk melakukan pembelian.
produk yang dibutuhkannya telah menjadi perhatian
pada berbagai industri, termasuk pada industri

p-ISSN: 1411-8637 e-ISSN: 2550-1178 39


Perspektif
Vol. XVI No. 1 Maret 2018

Kajian Literatur (Innovation) dapat diartikan sebagai pengembangan


Keputusan Pembelian dan perbaikan praktis dari suatu penemuan
(invention) awal menjadi teknik yang dapat dipakai
Keputusan pembelian merupakan suatu proses
(inovasi proses) atau produk (inovasi produk) (Pass
pengambilan keputusan akan pembelian yang
dan Bryan, 1994).
mencakup penentuan apa yang akan dibeli atau tidak
melakukan pembelian dan keputusan itu diperoleh Selanjutnya menurut Kotler (2007) inovasi produk
dari kegiatan-kegiatan sebelumnya (Assauri, 2004). merupakan setiap barang, jasa, atau gagasan yang
Sedangkan keputusan pembelian menurut Sutisna dianggap sebagai sesuatu yang baru. Sedangkan
(2002), adalah pengambilan keputusan oleh pengertian inovasi produk menurut Uliana (2012)
konsumen untuk melakukan pembelian suatu produk menyatakan produk baru atau inovasi dalam konteks
diawali oleh adanya kesadaran atas pemenuhan pemasaran adalah barang, jasa maupun ide yang
kebutuhan dan keinginan yang oleh Assael disebut dipersepsikan sebagai sesuatu yang baru dan
need arousal. berbeda dari barang, jasa maupun ide yang telah ada
sebelumnya.
Keputusan pembelian konsumen merupakan
keputusan pembelian konsumen akhir perorangan Rogers (2003) menyatakan bahwa inovasi terdiri
dan rumah tangga yang membeli barang dan jasa atas lima dimensi, antara lain sebagai berikut:
untuk konsumsi pribadi (Kotler, 2009), sedangkan a. Keunggulan relatif (relative advantage),
menurut Kotler dan Armstrong (2012), keputusan Adalah tingkat kelebihan suatu inovasi, apakah
pembelian adalah membeli merek yang paling lebih baik dari inovasi yang ada sebelumnya atau
disukai, tetapi dua faktor bisa berada antara niat dari hal-hal yang biasa dilakukan. Biasanya
pembelian dan keputusan pembelian. Faktor pertama diukur dari segi ekonomi, prestasi sosial,
adalah sikap orang lain. Faktor kedua adalah faktor kenyamanan dan kepuasan. Semakin besar
situasional yang tidak diharapkan. keuntungan relatif yang dirasakan oleh adopter,
maka semakin cepat inovasi tersebut diadopsi.
Pada saat konsumen membeli sebuah produk,
b. Kesesuaian / keserasian (compatibility)
umumnya konsumen mengikuti suatu proses atau
Adalah tingkat kesesuaian inovasi dengan nilai
tahapan dalam pengambilan keputusan. Menurut
(values), pengalaman lalu, dan kebutuhan dari
Kotler (2008), terdapat 5 tahapan proses pembelian,
penerima. Inovasi yang tidak sesuai dengan nilai
yakni :
atau norma yang diyakini oleh penerima tidak
a. Pengenalan kebutuhan akan diterima secepat inovasi yang sesuai dengan
adalah tahapan pertama proses keputusan norma yang ada.
pembeli, dimana konsumen menyadari suatu c. Kerumitan (complexity)
masalah atau kebutuhan. Adalah tingkat kerumitan dari suatu inovasi
b. Pencarian informasi untuk diadopsi, seberapa sulit memahami dan
adalah tahap proses keputusan pembeli, dimana menggunakan inovasi. Semakin mudah suatu
konsumen ingin mencari informasi lebih banyak, inovasi dimengerti dan dipahami oleh adopter,
konsumen mungkin hanya memperbesar maka semakin cepat inovasi diadopsi. Sebaliknya
perhatian atau melakukan pencarian informasi Semakin komplek produk bersangkutan, semakin
secara aktif. sulit produk itu memperoleh penerimaan.
c. Evaluasi alternatif d. Ketercobaan (trialability)
adalah tahap proses keputusan pembeli, dimana Merupakan tingkat apakah suatu inovasi dapat
konsumen menggunakan informasi untuk dicoba terlebih dahulu atau harus terikat untuk
mengevaluasi merek alternatif dlam sekelompok menggunakannya. Suatu inovasi dapat
pilihan. diujicobakan pada keadaan sesungguhnya,
d. Keputusan pembelian inovasi pada umumnya lebih cepat diadopsi.
keputusan pembeli tentang merek mana yang di Untuk lebih mempercepat proses adopsi, maka
beli. suatu inovasi harus mampu menunjukkan
e. Perilaku pasca pembelian keunggulannya. Produk baru lebih mungkin
Tahap proses keputusan pembelian dimana berhasil jika konsumen dapat mencoba atau
konsumen mengambil tindakan selanjutnya bereksperimen dengan ide secara terbatas.
setelah pembelian, berdasarkan kepuasan mereka e. Keterlihatan (observability)
atau ketidakpuasan mereka. Tingkat bagaimana hasil penggunaan suatu
inovasi dapat dilihat oleh orang lain. Semakin
Inovasi Produk mudah seseorang melihat hasil suatu inovasi,
Tjiptono dkk, (2008) menjelaskan inovasi produk semakin besar kemungkinan inovasi diadopsi
bisa diartikan sebagai implementasi praktis sebuah oleh orang atau sekelompok orang. Keterlihatan
gagasan ke dalam produk atau proses baru. Inovasi dan kemudahan komunikasi mencerminkan
bisa bersumber dari individu, perusahaan, riset di tingkat di mana hasil dari pemakaian produk
universitas, laboratorium. Selain itu inovasi baru terlihat oleh teman dan tetangga.

40 p-ISSN: 1411-8637 e-ISSN: 2550-1178


Perspektif
Vol. XVI No. 1 Maret 2018

Harga random sampling. Analisis data yang digunakan


Pengertian harga menurut Peter dan Olson (2000) adalah uji validitas dan relaibilitas, uji asumsi
adalah kondisi dimana konsumen harus klasik, analisis regresi berganda dan uji t serta uji
menyerahkan sesuatu untuk membeli produk atau F. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : 1.
jasa. Sedangkan menurut Lamarto (2006) harga Ada pengaruh positif dari variabel inovasi
adalah jumlah nilai (kemungkinan ditambah produk terhadap keputusan pembelian Sepeda
beberapa barang) yang dibutuhkan untuk motor Honda Beat, 2. Ada pengaruh positif dari
memperoleh beberapa kombinasi sebuah produk dan variabel harga terhadap keputusan pembelian
pelayanan yang menyertainya. sepeda motor Honda Beat, 3. Ada pengaruh
Selanjutnya pengertian harga menurut Kotler dalam positif dari variabel brand image terhadap
Simamora (2003) harga adalah nilai yang keputusan pembelian sepeda motor Honda Beat,
dipertukarkan konsumen untuk suatu manfaat atas 4. Ada pengaruh positif dari variabel inovasi
pengkonsumsian, penggunaan atau kepemilikan produk, harga dan brand image secara bersama-
barang atau jasa. Sedangkan harga menurut Swastha sama terhadap keputusan pembelian Sepeda
(1984) adalah sejumlah uang yang dibutuhkan untuk motor Honda Beat.
mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang serta b. Mohamad Yusuf Farhan (2015), melakukan
pelayanan. penelitian tentang “Analisis Pengaruh Citra
Ada 4 hal yang mencirikan harga menurut pendapat Merek, Desain, Produk, dan Kualitas Produk
Stanton (1998) yaitu : Terhadap Keputusan Pembelian Sepatu Nike”.
a. Keterjangkauan harga Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan
Artinya konsumen bisa menjangkau harga yang pengaruh citra merek, desain produk, dan
telah ditetapkan oleh perusahaan. Produk kualitas produk dalam mempengaruhi keputusan
biasanya ada beberapa jenis dalam satu merek, pembelian dari sepatu olahraga merek Nike dan
dan harganya juga berbeda dari termurah sampai mana yang memiliki pengaruh paling besar
termahal. terhadap keputusan pembelian pada sepatu
b. Kesesuaian harga dengan kualitas produk olahraga merek Nike (Studi kasus pada
Harga sering dijadikan sebagai indikator kualitas konsumen Nike di Kota Semarang). Jumlah
bagi konsumen. Orang sering memilih harga sample penelitian 100 responden yang diambil
yang lebih tinggi diantara dua barang karena dengan menggunakan teknik pengambilan
melihat adanya perbedaan kualitas. Apabila Accidental Sampling. Analisis yang digunakan
harga lebih tinggi orang cenderung beranggapan pada penelitian ini adalah Analisis Regresi Linier
bahwa kualitasnya juga lebih baik Berganda. Adapun tahapan-tahapan sebelum
c. Daya saing harga dilakukan analisis regresi dilakukan adalah
Konsumen sering membandingkan harga suatu melakukan uji validitas dan uji reliabilitas,
produk dengan produk lainnya. Mahal murahnya kemudian dilakukan uji asumsi klasik. Setelah
harga suatu produk sangat dipertimbangkan oleh analisis regresi dilakukan uji goodness of fit,
konsumen pada saat akan membeli suatu produk. yaitu pengujian signifikansi parameter individual
d. Kesesuaian harga dengan manfaat (uji statistik t), uji signifikansi simultan (uji
Semakin tinggi manfaat yang dirasakan oleh statistik f), dan uji koefisien determinasi (R2).
konsumen dari barang atau jasa tertentu, semakin Hasil analisis regresi pada penelitian ini
tinggi pula nilai tukar barang atau jasa tersebut, menunjukkan bahwa citra merek, desain produk,
semakin besar pula alat penukar yang tersedia dan kualitas produk memiliki pengaruh yang
yang dikorbankan konsumen. positif terhadap keputusan pembelian. Variabel
yang memiliki pengaruh paling besar terhadap
Penelitian Yang Relevan keputusan pembelian adalah variabel kualitas
produk, disusul dengan variabel citra merek dan
Penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian
variabel yang memiliki pengaruh paling kecil
yang dilakukan antara lain :
adalah desain produk. Hasil analisis dengan
a. Rinda Romdonah (2015), Melakukan penelitian
menggunakan uji t menunjukan bahwa citra
tentang “Pengaruh Inovasi Produk, Harga Dan
merek, desain produk, dan kualitas produk
Brand Image Terhadap Keputusan Pembelian
memiliki pengaruh yang signifikan secara
Sepeda Motor Honda Beat”. Penelitian ini
individual terhadap keputusan pembelian. Hasil
bertujuan untuk mengetahui pengaruh inovasi
analisis dengan menggunakan koefisien
produk, harga dan brand image terhadap
determinasi menunjukan bahwa 46,4%
keputusan pembelian sepeda motor Honda Beat
keputusan pembelian dapat dijelaskan oleh citra
(Studi Kasus Pada Konsumen Dealer Honda
merek, desain produk, dan kualitas produk dan
Pratama Kurnia Kasih). Responden dalam
53,6% dari keputusan pembelian dijelaskan oleh
penelitian ini adalah konsumen sepeda motor
faktor lainnya.
Honda Beat dealer Honda Pratama. Jumlah
c. Munifah (2014), melakukan penelitian tentang
sample penelitian 100 responden yang diambil
“Pengaruh Inovasi Produk dan Harga Produk
dengan menggunakan teknik pengambilan simple

p-ISSN: 1411-8637 e-ISSN: 2550-1178 41


Perspektif
Vol. XVI No. 1 Maret 2018

Terhadap Keputusan Pembelian Smartphone responden sebanyak 100 orang pelanggan toko
Blackberry di Kalangan Mahasiswa Universitas Bhakti Mart, Semarang. Metode analisis yang
Muhammadiyah Purworejo”. Penelitian ini digunakan adalah regresi linear berganda. Hasil
bertujuan untuk menguji pengaruh inovasi penelitian ini adalah harga memiliki pengaruh
produk dan harga yang signifikan dari kualitas produk dan promosi
produk terhadap keputusan pembelian dalam keputusan pembelian.
smartphone Blackberry di Kalangan Mahasiswa
Universitas Muhammadiyah Purworejo. Populasi Kerangka Berpikir
dalam penelitian ini adalah semua pemilik Berdasarkan kajian teori diatas dan penelitian yang
smartphone Blackberry di Universitas relevan, penulis merumuskan kerangka berfikir
Muhammadiyah Purworejo. Teknik pengambilan sebagai berikut :
sampel dilakukan dengan teknik purposive
sampling dengan sampel sebanyak 100 orang. Inovasi
Pengumpulan data dilakukan dengan Produk (X1)
menggunakan kuesioner dengan skala Likert
Keputusan
yang sudah diujicobakan dan telah memenuhi Pembelian ( Y1)
syarat validitas dan reliabilitas. Metode analisis
yang digunakan adalah regresi linear berganda.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : 1. Harga (X2)
Inovasi produk secara signifikan berpengaruh
secara positif terhadap keputusan pembelian, 2.
Harga produk secara signifikan berpengaruh Hipotesis
secara positif terhadap keputusan pembelian. Hipotesis adalah dugaan sementara yang
d. Agus Susanto (2014), melakukan penelitian kebenarannya masih harus dilakukan pengujiannya,
tentang “Pengaruh Promosi, Harga dan Inovasi hipotesis ini dimaksud untuk memberikan arah bagi
Produk Terhadap Keputusan Pembelian Pada analisis penelitian. adapun hipotesis dalam
Batik Tulis Karangmlati Demak”. Penelitian ini penelitian ini adalah sebagai berikut :
bertujuan untuk mengetahui pengaruh promosi, a. H1 : Terdapat pengaruh variabel inovasi produk
harga, inovasi terhadap keputusan pembelian (X1) terhadap keputusan pembelian (Y).
Batik Tulis Karangmlati Demak. Populasi dalam b. H2 : Terdapat pengaruh variabel harga (X2)
penelitian ini adalah konsumen Batik Tulis terhadap keputusan pembelian (Y).
Karangmlati Demak. Sampel ditentukan dengan
c. H3 : Terdapat pengaruh variabel inovasi produk
teknik accidental sampling, dengan responden
sebanyak 113 orang. Teknik pengumpulan data (X1) dan harga (X2) secara serempak terhadap
yang digunakan adalah kuisioner (angket). keputusan pembelian (Y).
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian
ini adalah uji instrumen (uji validitas dan uji Kisi Kisi Penelitian
reliabilitas), uji asumsi klasik, analisis regresi Kisi-kisi penelitian berguna sebagai panduan dalam
berganda, pengujian hipotesis, dan koefisien membuat kuesioner, dengan tabel sebagai berikut :
determinasi dengan menggunakan program SPSS
for windows 17.0. Hasil penelitian menunjukkan Tabel 1. Kisi-kisi Penelitian
adanya pengaruh promosi, harga dan inovasi Butir
produk secara simultan terhadap keputusan No Variabel Indikator Perta
nyaan
pembelian batik tulis Karangmlati Demak.
1. Inovasi a. Keunggulan 1, 2
Berdasarkan hasil uji parsial dapat dilihat bahwa Produk Relatif (relative
promosi, harga dan inovasi produk berpengaruh advantage)
secara positif dan signifikan terhadap keputusan b. Kesesuaian 3, 4
pembelian batik tulis Karangmlati Demak. (compatibility)
e. Dheany Arumsari (2012), melakukan penelitian c. Kerumitan 5, 6
tentang “Analisis Pengaruh Kualitas Produk, (complexity)
Harga dan Promosi Terhadap Keputusan d. Ketercobaan 7, 8
Pembelian Air (trialability)
Minum Dalam Kemasan (AMDK) Merek Aqua“. e. Keterlihatan 9, 10
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh (observability)
Sumber : Rogers (2003)
kualitas produk, harga dan promosi pada
2. Harga a. Keterjangkauan harga 11, 12
keputusan pembelian dari minuman dalam
b. Kesesuaian harga 13, 14
kemasan (AMDK) merek Aqua (Studi pada dengan kualitas produk
Konsumen Toko Bhakti Mart KPRI Bhakti Praja c. Daya saing harga 15, 16
Provinsi Jawa Tengah). Sampel ditentukan d. Kesesuian harga 17, 18
dengan teknik accidental sampling, dengan dengan manfaat

42 p-ISSN: 1411-8637 e-ISSN: 2550-1178


Perspektif
Vol. XVI No. 1 Maret 2018

Sumber : Stanton (1998) e = Error atau sisa (residual).


3. Keputusan a. Pengenalan 19, 20,
pembelian kebutuhan 21 Pengujian signifikansi regresi bivariat (regresi
b. Pencarian 22, 23, sederhana) antara variabel independen terhadap
Informasi 24 variabel dependen, dapat di uji melalui nilai thitung,
c. Evaluasi alternatif 25, 26,
sedangkan pengujian signifikansi regresi berganda
d. Keputusan 27, 28,
dengan menggunakan nilai Fhitung,
pembelian
e. Perilaku setelah 39, 30.
pembelian III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Sumber : Kotler dan Keller (2012) Hasil penelitian dengan menyebar kuesioner kepada
150 responden di beberapa dealer yang juga
II. METODOLOGI PENELITIAN sekaligus bengkel motor Yamaha yang berada di
Penelitian dilaksanakan di beberapa dealer yang juga wilayah kawasan Tangerang Selatan, berdasarkan
sekaligus bengkel motor Yamaha yang berada di pendapat Frankel dan Wallen (1993) besar sampel
wilayah kawasan Tangerang Selatan. Sedangkan minimum untuk penelitian deskriptif sebanyak 100
obyek penelitiannya adalah para pemilik sepeda sampel, sedangkan penelitian ini menggunakan 150
motor Yamaha yang berdomisili di wilayah Kota sampel sehingga penelitian sudah melebihi syarat
Tangerang Selatan. yang ditentukan.

Menurut Sugiyono (2001) populasi adalah seluruh Responden dalam penelitian lebih didominasi oleh
individu yang menjadi objek penelitian, sedangkan pria yakni sebesar 74,67 persen, sedangkan
sampel adalah sampel adalah bagian dari jumlah dan responden dengan jenis kelamin wanita hanya
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. sebesar 25,33 persen. Usia responden dominan
Dalam penelitian ini populasinya adalah para berusia diantara 46-50 tahun yakni sebesar 19,30
pemilik sepeda motor Yamaha yang berdomisili di persen, kemudian 41-45 tahun yakni sebesar 18,70
wilayah Tangerang Selatan. persen, dan diantara 31-35 tahun sebesar 18 persen.
Pekerjaan sebagian besar berstatus sebagai karyawan
Pengambilan sampel dalam penelitian ini diambil swasta yakni sebesar 31,33 persen, responden yang
dengan metode teknik pengambilan sampel Random berprofesi sebagai wiraswasta sebesar 28 persen,
Sampling, yaitu teknik penentuan sampel secara responden yang berprofesi buruh sebesar 14,67
acak dan semua sampel memperoleh peluang yang persen.
sama. Jumlah sampel ditetapkan sebesar 150 orang
dengan pertimbangan bahwa jumlah populasi Uji Validitas dan Reliabilitas
memiliki jumlah yang sangat besar, pengambilan Adapun untuk indikator-indikator setiap variabel
sampel sesuai dengan pendapat Hair, et al (1998) untuk uji validitas dan realibilitas adalah sebagai
bahwa untuk mendapatkan analisis statistik yang berikut:
baik, jumlah sampel harus memenuhi sebanyak 4
sampai dengan 10 kali jumlah indikator kuesioner Tabel 2. Dimensi, Indikator dan Nomor Butir
yang ditetapkan. Kuesioner Inovasi Produk
Nomor
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Variabel Dimensi Indikator
butir
data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari
Desain
penyebaran kuesioner di lokasi penelitian. Peneliti Keunggulan 1
produk
menggunakan kuesioner yang dibagikan kepada Relatif (relative
advantage) Kinerja
responden secara langsung kepada pemilik atau 2
mesin
pengguna sepeda motor Yamaha yang menjadi Kapasitas
3
sampel dalam penelitian ini. Kesesuaian mesin
(compatibility) Selera
Untuk penelitian ini peneliti menggunakan analisis konsumen
4
regresi berganda dengan alat bantu software SPSS
20.00. Adapun persamaan regresi berganda dalam Inovasi Kerumitan
Perawatan 5
penelitian ini adalah: Produk (complexity) Ketersedian
6
suku cadang
= a+ b1X1 +b2X2+e Kesempatan
7
Dimana : Ketercobaan mencoba
= Estimasi rata-rata Kep Pembelian (trialability) Rasa saat
8
a = Konstanta dari persamaan regresi. mencoba
b1 = Intercep variabel X1 (Inovasi Produk) Mudah
9
Keterlihatan dipahami
X1 = Skor variabel X1 (observability) Dapat
b2 = Intercep variabel X2 (Harga) 10
dirasakan.
X2 = Skor variabel X2 Sumber: Rogers (2003:223)

p-ISSN: 1411-8637 e-ISSN: 2550-1178 43


Perspektif
Vol. XVI No. 1 Maret 2018

Tabel 3. Dimensi, Indikator dan Nomor Butir Inovasi Produk


0,809** 0,361
Kuesioner Harga 4 Valid
Inovasi Produk **
0,766 0,361
5 Valid
Nomor Inovasi Produk
Variabel Dimensi Indikator 0,819** 0,361
butir 6 Valid
Harga Inovasi Produk
11 0,860 **
0,361
Keterjangkauan terjangkau 7 Valid
harga Variasi harga Inovasi Produk
12 0,895 **
0,361
sesuai jenis 8 Valid
Harga sesuai Inovasi Produk
Kesesuaian harga 13 0,825** 0,361
kualitas 9 Valid
dengan kualitas
Harga sesuai Inovasi Produk
produk 14 0,626** 0,361
kemampuan 10 Valid
Harga bersaing Item r r
Harga dengan merk 15 Variabel Ket
Pertanyaan hitung tabel
Daya saing harga lain **
Harga Harga 1 0,733 0,361 Valid
16
ekonomis 0,652 **
0,361
Harga sesuai Harga 2 Valid
manfaat yang 17 Harga 3 0,764** 0,361 Valid
Kesesuaian harga dirasakan
dengan manfaat Harga sesuai Harga 4 0,837** 0,361 Valid
Harga
dibanding 18 0,820** 0,361
merk lainnya Harga 5 Valid
**
Sumber : Stanton (1998:308) Harga 6 0,568 0,361 Valid
Harga 7 0,606** 0,361 Valid
Tabel 4. Dimensi, Indikator dan Nomor Butir
Harga 8 0,611** 0,361 Valid
Kuesioner Keputusan Pembelian
Item r r
Variabel Ket
Pertanyaan hitung tabel
Nomor Keputusan
Variabel Dimensi Indikator 0,636** 0,361
butir Pembelian 1 Valid
Pemenuhan Keputusan
Pengenalan Kebutuhan 19 0,636** 0,361
Pembelian 2 Valid
kebutuhan mobilitas
Keputusan **
Sesuai dengan 0,771 0,361
20, 21 Pembelian 3 Valid
kebutuhan
Keputusan **
Pencarian Informasi dari 0,806 0,361
22 Pembelian 4 Valid
pengguna
Informasi Keputusan
Informasi dari 0,710** 0,361
23, 24 Pembelian 5 Valid
iklan/promosi
Keputusan **
Evaluasi Evaluasi merk Keputusan 0,692 0,361
25 Pembelian 6 Valid
lain Pembelian
Keputusan alternatif Keputusan **
Alternatif 0,821 0,361
Pembelian 26 Pembelian 7 Valid
pilihan
Keputusan
Keputusan 0,800** 0,361
Keputusan Pembelian 8 Valid
setelah 27
Keputusan
pembelian evaluasi 0,565** 0,361
Pembelian 9 Valid
Yakin dengan
30 Keputusan **
keputusan 0,600 0,361
Pembelian 10 Valid
Puas setelah
Perilaku setelah Keputusan **
melakukan 29 0,755 0,361
Pembelian 11 Valid
pembelian pembelian
Keputusan
Akan membeli 0,796** 0,361
30 Pembelian 12 Valid
kembali
Sumber: Kotler dan Keller (2012:170)
Berdasarkan hasil pengolahan data pada tabel diatas,
Hasil uji validitas dan reliabilitas pada item item pertanyaan pada setiap variabel semuanya
kuesioner penelitian yang diuji pada 30 responden valid, sebab nilai r hitung lebih besar dari nilai r
awal dapat dilihat pada tabel berikut: tabel (r hitung > r tabel).

Tabel 5. Uji Validitas Tabel 6. Uji Reliabilitas

Cronbach
Item r r No Variabel Standar Ket
Variabel Ket
Pertanyaan hitung tabel Alpha
Inovasi Produk
0,652** 0,361 Inovasi 0,922 0.600 Reliabel
1 Valid 1
Produk
Inovasi Inovasi Produk **
0,770 0,361 2 Harga 0,852 0.600 Reliabel
Produk 2 Valid
Inovasi Produk Keputusan
0,693** 0,361 3
0,907 0.600 Reliabel
3 Valid Pembelian

44 p-ISSN: 1411-8637 e-ISSN: 2550-1178


Perspektif
Vol. XVI No. 1 Maret 2018

Berdasarkan hasil pengolahan data, semua variabel


dalam penelitian ini valid, hal itu dapat dilihat dari
nilai cronbach alpha pada semua variabel lebih
besar dari nilai standar.

Uji Asumsi Klasik


1). Uji Normalitas Data
Uji normalitas berguna untuk menentukan data
Menurut Ghozali (2011:160), uji normalitas
bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki
distribusi normal, bila asumsi ini dilanggar maka uji
Gambar 2. Grafik Uji Homogenitas
statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel
kecil. Model regresi yang baik adalah distribusi
Dari Gambar 2 terlihat bahwa titik-titik menyebar
mendekati normal. Uji ini dilakukan dengan bantuan
secara acak tidak membentuk pola tertentu yang
program Statistical Package for Social Science
jelas, seperti bergelombang, melebar kemudian
(SPSS) dengan menggunakan metode normal
menyempit. Selain itu titik-titik tersebut menyebar
probability plot (NPP).
diatas dan dibawah angka pada sumbu Y, maka
dapat disimpulkan bahwa data adalah homogen.

3). Uji Multikolinieritas


Tujuan uji asumsi multikolinearitas adalah untuk
menguji apakah model regresi ditemukan adanya
korelasi antar variabel independen. Untuk
mendeteksi ada tidaknya gejala multikolinearitas
maka dilakukan dengan melihat Variance Inflation
Factor (VIF), bila nila VIF lebih kecil dari 10 maka
tidak terjadi multikolinieritas.

Tabel 7. Uji Multikolinieritas

Variabel VIF Keterangan

Gambar 1. Grafik Uji Normalitas X1 1,465 Non


Multikolinieritas
Dari Gambar 1 dapat dilihat bahwa adanya titik-titik X2 1,465 Non
yang menyebar dan disekitar garis diagonal serta Multikolinieritas
penyebarannyapun mengikuti arah garis diagonal.
Hal tersebut membuktikan bahwa model regresinya Berdasarkan Tabel 7 diketahui bahwa diantara
telah memenuhi asumsi normalitas. variabel-variabel bebas yang digunakan mempunyai
nilai VIF lebih kecil dari 10, dari hasil tersebut dapat
2). Uji Homogenitas disimpulkan bahwa model regresi linier tersebut
Menurut Sugiyono (2011) uji homogenitas varian bebas dari multikolinearitas atau tidak terjadi
bertujuan untuk menentukan apakah varian kedua korelasi diantara satu dengan yang lain.
kelompok homogen atau tidak. Menurut Duwi
Priyanto (2010) uji homogenitas digunakan untuk 4). Uji Autokorelasi
mengetahui apakah beberapa varian populasi data Uji Autokorelasi merupakan pengujian yang
adalah sama atau tidak. Dalam analisis regresi dilakukan untuk menguji ada tidaknya pengaruh
berganda untuk mendapatkan hasil yang baik varians antara variabel penganggu dalam masing-masing
dalam komponen pengganggunya harus sama variabel bebas. Dalam penelitian ini uji autokorelasi
(homokedastisitas). Jika asumsi ini tidak bisa menggunakan tes Durbin Watso dengan ketentuan
dipenuhi maka data adalah homogen. sebagai berikut:
dW < dL, berarti ada autokorelasi positif (+) dL<
dW < dU, tidak dapat disimpulkan
dU < dW < 4-dU, berarti tidak terjadi autokorelasi.
4-dU < dW < 4-dL, tidak dapat disimpulkan
dW > 4-dL, berarti ada autokorelasi negatif (-).

p-ISSN: 1411-8637 e-ISSN: 2550-1178 45


Perspektif
Vol. XVI No. 1 Maret 2018

Dengan jumlah sampel n = 150, α = 0,05 dan terikat (dependen) yaitu Keputusan Pembelian (Y),
banyaknya variabel independent k = 2, maka di dengan variabel bebas (independen) yaitu Inovasi
dapat nilai kritis dL = 1,51970 dan dU = 1,54652. Produk (X1), dan Harga (X2),. Hasil regresi linier
Hasil uji autokorelasi pada penelitian ini dapat pada berganda dapat dilihat dibawah ini :
tabel berikut:
Tabel 9. Hasil Uji Regresi Berganda
Tabel 8 . Uji Autokorelasi Coefficientsa
b Model Unstandardized Standar t Sig.
Model Summary Coefficients dized
Model R R Adjusted Std. Error Durbin- Coeffic
Square R Square of the Watson ients
Estimate B Std. Beta
1 ,688a ,473 ,466 3,67423 2,408 Error
a. Predictors: (Constant), Harga, Inovasi Produk (Constant) 16,161 3,129 5,165 ,000
b. Dependent Variable: Keputusan Pembelian 1 Inovasi Produk ,401 ,078 ,373 5,144 ,000
Harga ,538 ,096 ,405 5,598 ,000

Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui nilai


Pengujian hipotesis melalui analisis regresi
Durbin watson sebesar 2,408, sehingga nilai DW
Berdasarkan tabel 9, diketahui bahwa nilai konstanta
berada diantara dU (1,5465) < DW (2,408) < 4 – dU
a yang diperoleh sebesar 16,161, koefisien arah
(4 – 1,54652 = 2,45348). Maka dapat disimpulkan
regresi b1 sebesar 0,401, dan koefisien arah regresi
bahwa dalam penelitian ini tidak terdapat
b2 sebesar 0,538, dan dari hasil pengolahan data
autokorelasi. Artinya bahwa variabel independent
diperoleh koefisien regresi dari tabel diatas sebagai
dalam penelitian ini tidak terganggu atau
berikut :
terpengaruhi oleh variabel penggangu.
Ŷ = 16,161+ 0,401 (X1) + 0,538 (X2)
5). Uji Heterokedastisitas
Deteksi heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan
Dari hasil persamaan regresi linier berganda diatas
metode scatter plot dengan memplotkan nilai
maka dapat diketahui bahwa :
ZPRED (nilai prediksi) dengan ZRESID (nilai
a. Nilai konstanta 16,161, artinya jika Inovasi
residualnya). Model yang baik didapatkan jika tidak
Produk (X1), dan Harga (X2) bernilai nol, maka
terdapat pola tertentu pada grafik, seperti
nilai keputusan Pembelian (Y) 16,161.
mengumpul di tengah, menyempit kemudian
b. Koefisien regresi variabel Inovasi Produk (X1)
melebar atau sebaliknya melebar kemudian
menunjukkan nilai positif yaitu 0,401. Hal ini
menyempit. Oleh karena itu berdasarkan Gambar
menunjukkan bahwa variabel Inovasi Produk
berikut:
(X1) berpengaruh positif terhadap peningkatan
Keputusan Pembelian (Y), artinya semakin tinggi
tingkat Inovasi Produk (X1) akan menyebabkan
semakin meningkatnya pula Keputusan
Pembelian (Y). Jika Inovasi Produk (X1)
meningkat sebesar satu satuan maka Keputusan
Pembelian (Y) akan meningkat sebesar 0,401
satuan, dengan asumsi faktor lain tetap.
c. Koefisien regresi variabel Harga (X2)
menunjukan nilai positif yaitu 0,538. Hal ini
menunjukan bahwa variabel Harga (X2)
berpengaruh positif terhadap peningkatan
Keputusan Pembelian (Y), artinya semakin tinggi
tingkat Harga (X2) akan menyebabkan semakin
tinggi pengaruhnya terhadap Keputusan
Pembelian (Y). Jika Harga (X2) meningkat
sebesar satu satuan maka Keputusan Pembelian
Gambar 3. Grafik Uji Heterokedastisitas (Y) akan meningkat sebesar 0,538 satuan,
dengan asumsi faktor lain tetap.
Berdasarkan gambar daiatas terlihat bahwa dengan
memplotkan nilai ZPRED (nilai prediksi) dengan
2). Pengujian Hipotesis t (Uji t)
ZRESID (nilai residualnya). Model yang didapatkan
Pengujian hipotesis ini untuk mengetahui apakah
tidak terdapat pola tertentu pada grafik, sehingga
variabel independen berpengaruh sendiri-sendiri
model terbebas dari masalah heterokedastisitas.
terhadap variabel terikat dan variabel independen
(bebas) manakah yang paling dominan
Pengujian Hipotesis
pengaruhnya terhadap Keputusan Pembelian. Dari
1). Analisis Regresi Berganda
hasil Uji t dari tabel 9 menunjukkan bahwa
Perhitungan regresi linier berganda digunakan untuk
terdapat 2 variabel independen (X) mempunyai
memprediksi besarnya hubungan antara variabel

46 p-ISSN: 1411-8637 e-ISSN: 2550-1178


Perspektif
Vol. XVI No. 1 Maret 2018

pengaruh yang signifikan terhadap variabel sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain
dependen (Y). Secara rinci dapat dijelaskan yang tidak dimasukkan dalam model. Hasil koefisien
sebagai berikut : determinasi dapat dilihat pada tabel berikut :
a. Inovasi Produk (X1)
Untuk variabel Inovasi Produk (X1) memiliki Tabel 11. Koefisien Determinasi
nilai signifikansi 0,000. Nilai Sig t < 5 % Model Summaryb
(0,000< 0,05). Dengan demikian pengujian Ho Model R R Adjust Std. Durb
ditolak dan Ha diterima. Hal ini Square ed R Error of in-
memperlihatkan bahwa Inovasi Produk (X1) Square the Wats
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Estimate on
Keputusan Pembelian (Y). Adapun besarnya 1 ,688a ,473 ,466 3,67423 2,408
pengaruh adalah sebesar 0,401. a. Predictors: (Constant), Harga, Inovasi Produk
b. Harga (X2) b. Dependent Variable: Keputusan Pembelian
Untuk variabel Harga (X2) memiliki nilai
signifikansi 0,000. Nilai Sig t < 5 % (0,00.< Berdasarkan Tabel 11 dapat diketahui bahwa
0,05). Dengan demikian pengujian Ho ditolak koefisien determinasi (R2) sebesar 0,473 atau 47,3%.
dan Ha diterima. Hal ini memperlihatkan Artinya variabel Y dijelaskan sebesar 47,3% oleh
bahwa Harga (X2) berpengaruh positif dan variabel Inovasi Produk (X1) dan variabel Harga
signifikan terhadap Keputusan Pembelian (Y). (X2) sedangkan sisanya sebesar 52,7 % dijelaskan
Adapun besarnya pengaruh adalah sebesar oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian
0,538. ini, seperti kualitas pelayanan, layanan purna jual,
Jadi, kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan citra merk, kualitas produk, dan promosi produk.
pengujian hipotesis diatas adalah variabel Inovasi
Produk dan Harga berpengaruh secara parsial IV. KESIMPULAN
terhadap Keputusan Pembelian. dan yang
mempunyai pengaruh paling dominan adalah Harga. Berdasarkan pembahasan dan pengujian-pengujian
yang dilakukan, dapat di simpulkan bahwa Inovasi
3). Pengujian Hipotesis F (Uji F) Produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Pengujian hipotesis ini yaitu untuk mengetahui Keputusan Pembelian Motor Yamaha di Tangerang
pengaruh antara seluruh variabel independen (bebas) Selatan. Hal ini menandakan bahwa kebanyakan
dengan variabel dependen (terikat). Dalam hipotesis pembeli dan pengguna sepeda motor Yamaha,
penelitian ini, diduga bahwa seluruh variabel Inovasi mengambil keputusan pembelian karena Inovasi
Produk (X1) dan variabel Harga (X2) secara Produk Motor Yamaha sudah cukup baik.
serempak mempengaruhi Keputusan Pembelian. Selanjutnya untuk Harga juga berpengaruh positif
Hasil pengujian hipotesis F dapat dilihat pada tabel dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian Motor
berikut: Yamaha di Tangerang Selatan, artinya keter-
Tabel 10. Hasil Uji F (Anova) jangkuan harga, kesesuaian harga dengan kualitas
ANOVAa produk, daya saing harga, dan kesesuian harga
Model Sum of df Mean F Sig. dengan manfaat sangat mempengaruhi pengambilan
Squares Square keputusan pembelian sepeda motor Yamaha. Hasil
66,0
Regression 1784,336 2 892,168
87
,000b penelitian juga menyatakan terdapat pengaruh yang
1 Residual 1984,497 147 13,500 positif dan signifikan antara variabel bebas Inovasi
Total 3768,833 149 Produk dan Harga secara bersama-sama terhadap
a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian Keputusan Pembelian. Inovasi Produk yang
b. Predictors: (Constant), Harga, Inovasi Produk
dilakukan oleh Yamaha dan Harga yang ditetapkan
mempengaruhi terhadap keputusan konsumen dalam
Berdasarkan hasil perhitungan yang dapat dilihat
melakuan pembelian sepeda motor Yamaha di
pada tabel 10, menunjukkan Signifikansi F = 0.000.
Tangerang Selatan. Dengan demikian, berdasarkan
Jadi Sig F < 5 % (0.000 < 0.05), dengan demikian
hasil penelitian, untuk meningkatkan keputusan
Ha diterima dan Ho ditolak yang berarti bahwa
pembelian yang pada akhirnya akan meningkatkan
secara serempak variabel X1, X2 mempunyai
penjualan sepeda motor Yamaha, manajemen
pengaruh yang signifikan terhadap variabel Y. Jadi
Yamaha Motor perlu meningkatkan inovasi produk
terbukti bahwa variabel Inovasi Produk (X1) dan
yang lebih baik dan menetapkan harga sesuai dengan
variabel Harga (X2) berpengaruh secara bersama-
daya beli masyarakat. Hasil penelitian menunjukkan
sama terhadap Keputusan Pembelian.
bahwa inovasi produk dan harga mempengaruhi
keputusan pembelian konsumen sebesar 47,3 persen,
4). Koefisien Determinasi (R2)
yang berarti terdapat 52,7 persen variabel yang tidak
Koefisien determinasi berganda (R2) digunakan
diteliti, untuk penelitian mendatang disarankan agar
untuk mengetahui besarnya sumbangan atau
mengikutsertakan variabel-variabel lain yang diduga
kontribusi dari keseluruhan variabel bebas
berpengaruh terhadap keputusan pembelian sepeda
pengaruhnya terhadap variabel terikat (Y),
motor Yamaha, seperti kualitas pelayanan dan

p-ISSN: 1411-8637 e-ISSN: 2550-1178 47


Perspektif
Vol. XVI No. 1 Maret 2018

layanan purna jual. Penelitian mendatang diharapkan (edisi kelima) Semarang: Universitas
dilakukan di daerah selain Tangerang Selatan Diponegoro.
dengan menggunakan sampel dari berbagai latar
Hair et al. (1998), Multivariate Data Analysis, Fifth
belakang dan tingkat usia serta area yang lebih luas
Edition,
untuk memverifikasi hasil penelitian ini.
Prentice Hall, Upper Saddle River : New
Saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini Jersey.
adalah Inovasi produk yang dilakukan oleh produsen
Hasan, Iqbal. (2008) Analisis Data Penelitian
Yamaha sudah cukup baik, namun untuk memenangi
dengan Statistik. Jakarta: PT Bumi Aksara.
persaingan dengan merk motor lainnya, manajemen
Yamaha perlu meningkatkan inovasi produk secara Juliansyah Noor. (2010). Metodologi Penelitian :
terus menerus dan selalu melakukan riset agar Skripsi, Tesis, Disertasi dan
inovasi produk yang dilakukan sesuai dengan Karya Ilmiah. Kencana. Jakarta.
keinginan pasar konsumen Indonesia. Manajemen
Yamaha harus lebih berfokus dan memberikan Kotler, Philip. (2007). Manajemen Pemasaran. Edisi
perhatian yang lebih besar terhadap inovasi produk, Kedua belas. Jilid Kesatu.
sebab inovasi yang tiada henti akan membuat sepeda Jakarta : PT. Indeks.
motor Yamaha semakin diminati. Konsumen di Kotler, Philip. (2008). Manajemen Pemasaran, Edisi
Indonesia selalu menantikan inovasi sepeda motor Milenium. Terjemahan Benyamin Molan.
yang irit bensin, memiliki model yang elegan sesuai PT. Prehallindo.
jaman, akselerasi yang tinggi, memiliki daya tahan
yang tinggi dan stabil di segala medan, tahan lama Kotler, Philip. (2009). Manajemen Pemasaran.
dan layanan service dan spare part yang ada dimana- (Terjemahan) Jilid 9. Jakarta : PT. Prehallindo
mana serta nilai jual kembali yang tinggi. Kotler, Philip. (2011). Manajemen Pemasaran di
Manajemen Yamaha juga perlu mencari cara dalam Indonesia : Analisis, Perencanaan,
mempertahankan dan meraih penjualan yang tinggi, Implementasi dan Pengendalian. Jakarta :
dengan merealisasikan program-program promosi Penerbit Salemba Empat
yang membuat harga yang ditetapkan menjadi layak
untuk dipertimbangkan calon konsumen sepeda Kotler, Philip and Gary Armstrong. (2012). Prinsip-
motor dalam rangka memilih dan memutuskan prinsip Pemasaran. Edisi 13. Jilid 1. Jakarta :
pembelian jenis sepeda motor ditengah persaingan Erlangga.
dengan merk lain yang semakin sengit. Dalam Kotler, Philip. dan Keller, Kevin Lane (2012).
menentukan harga jual, manajemen Yamaha di Manajemen Pemasaran, Edisi Ke 14, Jakarta,
Indonesia harus memperhatikan keterjangkuan Erlangga.
harga, kesesuaian harga dengan kualitas produk,
daya saing harga, dan kesesuian harga dengan Lamarto, Y. (1996). Prinsip Pemasaran. Jilid I.
manfaat serta harga pesaing pada jenis motor yang Edisi Ketujuh.Penerbit Erlangga: Jakarta.
sama. Lupiyoadi, Hamdani. (2006). Manajemen Pemasaran
Jasa, Edisi Kedua. Jakarta : Penerbit Salemba
REFERENSI Empat.

Assauri, Sofjan. (2004). Manajemen Pemasaran. PT. Pass, Christopher. And Lowes, Bryan. (1994).
Raja Grafindo Persada. Jakarta. Kamus Lengkap Ekonomi. Edisi Kedua.
Jakarta : Erlangga.
Fraenkel, Jack R. and Norman E. Wallen.
(1993). How to Design and Peter, J Paul., and Olson., Jerry C. (2000). Consumer
Evalute Researche in Education. New York: Behavior: Perilaku
Mc Graw-Hill Inc. Konsumen dan Strategi Pemasaran.
Terjemahan Damos Sihombing. Jakarta: Jilid
Ghozali, Imam. (2006). Aplikasi Analisis 1. Edisi 4, Erlangga.
Multivariate Dengan Program SPSS. Cetakan
Keempat. Semarang: Badan Penerbit Priyanto, Duwi, (2010). SPSS : Paham Analisa
Universitas Diponegoro. Sytatistik Data dengan SPSS, Mediakom,
Yogyakarta.
Riduwan. (2009). Skala Pengukuran Variabel-
Ghozali, Imam, (2009). Aplikasi Analisis variabel Penelitian. Bandung:
Multivariate Dengan Program SPSS, Edisi Alfabeta.
Keempat, Penerbit Universitas Diponegoro.
Rogers, M.Everett. (2003). Diffusion of Innovation
Ghozali, Imam. (2011). Aplikasi Analisis 5th Edition. Free Press, New York.
Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19

48 p-ISSN: 1411-8637 e-ISSN: 2550-1178


Perspektif
Vol. XVI No. 1 Maret 2018

Santoso. (2005). Metodologi Penelitian Kuantitatf Tjiptono, Fandy dan Gregorius, Chandra. (2008).
dan Kualitatif, Jakarta: Prestasi Service, Quality and Satisfaction. Edisi
Pustaka. kedua. Yogyakarta : CV Andi.
Uliana, Dina. (2012). Pengaruh Inovasi Produk
Terhadap Purchase Intention (Studi Pada
Sanusi, Anwar (2011). Metodologi Penelitian Bisnis.
Starbucks Via). Skripsi. FISIP UI.
Jakarta: Salemba Empat.
Umar, Husein. (2000). Metodologi Penelitian,
Schiffman & Kanuk. (2004). Perilaku Konsumen.
Aplikasi dalam Pemasaran, PT. Gramedia
Edisi 7. Jakarta : Prentice Hall
Pustaka Utama, Jakarta.
Simamora, Bilson. (2003). Membongkar Kotak
Hitam Konsumen. Jakarta: PT Gramedia
PROFIL PENULIS
Pustaka Utama
Harun Al Rasyid, Pendidikan S1 Ilmu Komunikasi
Stanton, Wiliam J. (1998). Prinsip Pemasaran Edisi (S.Sos) Universitas Budi Luhur Jakarta, lulus tahun
Ketujuh Jilid 1 . Jakarta: Erlangga. 2005. S2 Ilmu Manajemen (MM) Universitas BSI
Bandung, lulus tahun 2016. Mengajar di Bina Sarana
Sugiyono. (2006), Statistika Untuk Penelitian,
Informatika dari tahun 2008 hingga sekarang
Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Agus Tri Indah K, Memperoleh gelar Sarjana Ilmu
Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sosial dan Ilmu Politik (S.IP) jurusan Administrasi
Pemerintahan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta,
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif lulus Tahun 1995. Memperoleh gelar Magister
Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Managemen (MM) Program Pasca Sarjana
Sutisna, (2002). Perilaku Konsumen, Bandung. Universitas BSI Bandung, lulus tahun 2012. Mulai
Rosda Karya. mengajar di Bina Sarana Informatika dari tahun
1999 sampai sekarang menjadi dosen di ASM BSI
Sutojo, Siswanto. (2001). Menyusun Strategi Harga. Jakarta.
Jakarta: Damar Mulia Pustaka.
Swastha, Basu. (1984). Azas-azas Marketing, Edisi
Ketiga. Yogyakarta: Liberty.
Tjiptono, Fandy. (2008). Strategi Pemasaran. Edisi
Kedua. Yogyakarta : Andi.

p-ISSN: 1411-8637 e-ISSN: 2550-1178 49

Anda mungkin juga menyukai