Nim : 042397668
a. Komunikasi Objek
Dalam hal ini yang paling umum ialah penggunaan pakaian, dimana orang sering dinilai dari
jenis pakaian yang digunakannya, walaupun ini dianggap termasuk salah untuk bentuk
stereotipe. Misalnya orang sering lebih menyukai orang lain yang cara berpakaiannya
menarik. Selain itu dalam wawancara pekerjaan seseorang yang berpakaian menarik
cenderung lebih mudah mendapat pekerjaan dari pada yang tidak.
b. Sentuhan
Sentuhan dapat termasuk, bersalaman, menggenggam tangan, berciuman, sentuhan di
punggung, mengelus-elus, pukulan dan lain-lain. Masing -masing bentuk komunikasi ini
menyampaikan pesan tentang tujuan atau perasaan dari sanga penyentuh. Sentuhan juga dapat
menyebabkan suatu perasaan pada sang penerima sentuhan, baik positif ataupun negatif.
Haptik ialah bidang yang mempelajari sentuhan sebagai komunikasi non verbal.
c. Kronemik
Merupakan bidang yang mempelajari penggunaan waktu dalam komunikasi non verbal.
Penggunaan waktu dalam komunikasi non verbal meliputi durasi yang dianggap cocok bagi
suatu aktivitas, mencakup banyaknya aktivitas yang dianggap patut dilakukan dalam jangka
waktu tertentu, serta ketepatan waktu “punctuality”.
f. Jarak Intim
Jarak dari mulai bersentuhan sampai jarak satu setengah kaki.
g. Jarak Personal
Jarak yang menunjukkan perasaan masing-masing pihak yang berkomunikasi dan juga
menunjukkan keakraban dalam suatu hubungan, jarak ini berkisar antara satu setengah kaki
sampai empat kaki.
h. Jarak Sosial
Jarak yang menunjukkan pembicara yang menyadari betul kehadiran orang lain. Karena itu
dalam jarak ini pembicara berusaha tidak mengganggu dan menekan orang lain,
keberadaannya terlihat dari pengaturan jarak antara 4 kaki hingga 12 kaki.
i. Jarak Publik
Jarak yang berkisar antara 12 kaki sampai tak terhingga.
Contoh:
Kepada Bapak Kepada Sekolah, waktu dan tempat kami persilahkan. (tidak efektif)
Bapak Kepala Sekolah dipersilahkan menyampaikan pidatonya sekarang. (efektif)
b. Kesepadanan Struktur
Perhatikan kelengkapan struktur kalimat dan penggunaannya. Pastikan kalimat memiliki
unsur klausa, minimal subjek dan predikat. Lalu jangan letakkan preposisi (kata depan)
sebelum subjek karena akan mengaburkan pelaku dalam kalimat.
Contoh:
Bagi semua peserta diharapkan hadir tepat waktu. (tidak efektif)
Semua peserta diharapkan hadir tepat waktu. (efektif)
c. Kesejajaran
Ciri selanjutnya menyangkut imbuhan dalam kata-kata yang ada di kalimat, sesuai
kedudukannya. Intinya, kalimat efektif harus berimbuhan paralel dan konsisten.
Contoh:
Harga minyak disesuaikan atau kenaikan itu secara wajar. (tidak efektif)
Harga minyak disesuaikan atau dinaikkan secara wajar. (efektif)
d.Kehematan Kata
Kehematan adalah penggunaan kata yang ringkas dan tidak bertele-tele, namun tidak
mengurangi makna atau mengubah informasi. Caranya dengan menghilangkan pengulangan
subjek yang sama pada anak kalimat, menghindari pemakaian superordinat pada hiponimi
kata, dan menghindari kesinoniman kata dalam kalimat.
Contoh
Para siswa-siswi sedang mengerjakan soal ujian masuk perguruan tinggi. (tidak efektif)
Siswa-siswi sedang mengerjakan soal ujian masuk perguruan tinggi. (efektif)
e. Ketegasan Makna
Tak selamanya subjek harus diletakkan di awal kalimat, meskipun memang peletakan subjek
biasanya selalu mendahului predikat. Namun, dalam beberapa kasus, boleh meletakkan
keterangan di awal kalimat untuk memberi efek penegasan.
Penegasan kalimat seperti ini sering dijumpai pada jenis kalimat perintah, larangan, ataupun
anjuran yang biasanya diikuti partikel lah atau pun.
Contoh:
Kamu makanlah nasi itu sampai habis agar tidak mubazir! (tidak efektif)
Makanlah nasi itu sampai habis agar tidak mubazir! (efektif)
3.- Tiga faktor yang membuat rapat menjadi sangat penting dalam dunia bisnis kontemporer
yaitu :
b. Kebutuhan koordinasi yang lebih besar dari unit-unit bisnis dan pemerintah
yang semakin saling bergantung.
c. Pergerakan kearah manajemen partisipatif, khususnya dalam pergerakan
lingkaran kualitas yang luas.
Padahal mencantumkan agenda rapat merupakan poin penting untuk membuat rapat
lebih efektif. Agenda rapat akan membuat para undangan mengetahui hal apa saja yang
akan dibahas dalam pertemuan tersebut sehingga setiap orang dapat mempersiapkan
materi dengan baik.
Tidak hanya itu, hal ini juga bertujuan untuk mencegah topik rapat keluar jalur.
Dengan memaparkan agenda dan undangan rapat, meeting dapat berlangsung lebih
efektif karena setiap orang yang datang sudah mengetahui apa saja yang akan dibahas.
Hal ini penting karena diharapkan setiap orang yang diundang memahami topik yang
akan dibahas dan mampu memberikan masukan atau ide yang bisa menghasilkan
solusi. Selain itu, mengundang orang yang tidak berkepentingan dengan topik rapat
hanya akan membuat pertemuan berjalan lama dan tidak menghasilkan solusi apapun.
Ingatlah bahwa untuk menentukan siapa saja yang sebaiknya diundang ke dalam rapat,
kamu harus melihat kembali kepada tujuan dan jenis rapat yang ingin diadakan.
Umumnya rapat dapat dibedakan ke dalam beberapa jenis berdasarkan tujuan rapat.
Beberapa jenis rapat tersebut yaitu:
Guna menghindari notulen melewatkan hal penting dalam merangkum semua poin,
kamu bisa menghimbau seluruh undangan menyiapkan catatan.
6. Tepat waktu
Seringkali rapat berjalan terlambat atau tidak selesai tepat waktu, hal ini tentu sangat
merugikan. Untuk mengatasi hal tersebut, ada baiknya penyelenggara rapat membuat
waktu pertemuan yang ganjil.
Misalnya, kamu bisa mengadakan rapat dengan waktu genap seperti pukul 10 pagi atau
jam 2 siang, maka sesekali buatlah waktu rapat yang tidak biasa seperti pukul 09.26.
Banyak yang mengatakan bahwa cara ini bisa menciptakan rapat yang efektif karena
undangan rapat akan lebih banyak bertanya untuk mengonfirmasi waktu meeting dan
membuat mereka terus memperhatikan jam.
Dengan begitu audience rapat bisa hadir tepat waktu di tempat pertemuan. Selain
membuat waktu rapat yang tidak biasa, cara lain yang bisa kamu lakukan adalah
memajukan jam rapat sekitar 30 menit dari waktu sebenarnya.
Sebab meski niatnya mungkin hanya sekedar melihat materi atau membuka email,
namun kesempatan itu bisa digunakan untuk melakukan hal-hal yang tidak berkaitan
dengan rapat seperti membalas pesan hingga membuka media sosial.
Rapat yang efektif sebaiknya tidak berlangsung lebih dari satu jam. Dengan membatasi
waktu rapat, maka anggota yang hadir juga dapat memahami betapa waktu tersebut
sangat berharga sehingga memiliki kesadaran untuk mengelola rapat yang efektif
sehingga lebih produktif.
Tidak hanya meluangkan waktu menjelang akhir rapat untuk sesi tanya jawab, kamu
dapat memberitahukan peserta topik atau agenda rapat sebelumnya dan
mempersilahkan mereka menyiapkan pertanyaan yang ingin mereka tanyakan. Dengan
begitu peserta memiliki waktu untuk mempertimbangkan gagasan apa yang ingin
dibahas alih-alih memaksa mencari-cari pertanyaan di akhir pertemuan.
Dengan begitu rapat yang berlangsung tidak akan berakhir tanpa kesimpulan dan kamu
dapat menindak lanjuti hasilnya di kemudian hari.