Anda di halaman 1dari 13

PEDOMAN

PERHITUNGAN AWAL WAKTU SHALAT

OLEH
M. ALIMASHARIYANTO

KEMENTERIAN AGAMA
BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEAGAMAAN
M A N A D O
2 0 2 0
PEDOMAN PERHITUNGAN AWAL WAKTU SHALAT

A. Pengertian dan Istilah yang Digunakan

1. Pengertian

Awal waktu shalat adalah saat mulai masuk waktu yang


diperbolehkan melakukan shalat dengan melihat fenomena atau tanda yang
berpedoman pada matahari. Waktu shalat yang dimaksud adalah waktu-
waktu shalat yang lima dan waktu shalat sunnah.

Sedangkan jadwal waktu shalat adalah jadwal waktu shalat yang


dibuat seperti tabel atau daftar yang disusun dan dicantumkan kota, nama
waktu yang lima, tahunan, bulanan dan tanggal secara sistematis, berurutan
dan mudah untuk digunakan pedoman dalam menentukan awal waktu.

Misalnya model Jadwal Waktu Shalat Bulan Maret Tahun 2020,


waktu yang digunakan berurutan mulai dari :

Model 1 : Subuh, dzuhur, ashar, maghrib dan isya.


Model 2 : Subuh, dhuha, dzuhur, ashar, maghrib dan isya.
Model 3 : Imsak, subuh, terbit, dzuhur, ashar, maghrib dan isya.
Model 4 : Imsak, subuh, terbit, dhuha, dzuhur, ashar, maghrib dan isya.
Model 5 : Dzuhur, ashar, maghrib, isya, subuh dan terbit.
Model 6 : Dzuhur, ashar, maghrib, isya, imsak, subuh, terbit dan dhuha.

2. Istilah-istilah yang digunakan

a. Lintang tempat, ardl al balad, latitude dengan simbol  (phi). Suatu


tempat yang diukur dari garis khatulistiwa ke arah utara dan ke arah
selatan. Khatulistiwa sebagai dasar titik garis pengukurannya bernilai 0º.
Jika suatu tempat diukur dari titik garis khatulistiwa 0º ke arah utara
sampai 90º disebut Lintang Utara disingkat LU atau diberi tanda U atau
tanda (+). Sedangkan jika suatu tempat diukur titik garis khatulistiwa 0º

1
ke arah selatan sampai 90º disebut Lintang Selatan disingkat LS atau
diberi tanda S atau tanda (-).

b. Bujur tempat, thul al balad, longitude dengan simbol λ (lambda). Suatu


tempat yang diukur dari titik garis kota Greenwich London Inggris ke
arah timur dan ke arah barat. Kota Greenwich sebagai dasar titik garis
pengukurannya yang nilai 0º. Jika diukur dari titik garis Kota Greenwich
0º ke arah timur sampai 180º disebut Bujur Timur disingkat BT atau
diberi tanda T atau tanda (+). Sedangkan jika diukur dari titik garis Kota
Greenwich 0º ke arah barat sampai 180º disebut Bujur Barat disingkat
BB atau diberi tanda B atau tanda (-).

Data lintang dan bujur tempat ini adalah data pokok yang diperlukan
untuk menghisab arah kiblat, bayang-bayang kiblat, waktu shalat, awal
bulan dan gerhana. Tanpa data ini semua perhitungan tersebut di atas
tidak dapat dilakukan perhitungannya.

c. Deklinasi matahari, mail al syams, declination of the sun, simbol δo


(delta). jarak Matahari dari Equator. Nilai deklinasi positip berarti
Matahari berada di sebelah Utara Equator, dengan tanda (+) dalam
penulisanya tanda (+) tidak perlu ditulis. Sebaliknya Nilai Deklinasi
negatif berarti Matahari berada di sebelah Selatan Equator, dg tanda (-).
Data ini diperlukan dalam penentuan bayang-bayang kiblat, waktu
shalat, ijtima, ketinggian hilal, gerhana dan sebagainya.

d. Perata waktu matahari, ta’dil al zaman, ta’dil al waqt, ta’dil al waqt li al


syams, equation of time the sun, simbol eo. Selisih antara waktu
kulminasi matahari hakiki dengan waktu kulminasi matahari rata-rata.
Data ini biasanya dinyatakan dengan huruf "e" kecil dan diperlukan
dalam menghisab bayang-bayang kiblat, waktu shalat dan awal bulan.

e. Tinggi matahari, irtifa’al syams, hight of the sun, simbol ho. Jarak
busur sepanjang lingkaran vertikal yang dihitung dari ufuk sampai

2
matahari. Tinggi matahari bertanda positip (+) apabila posisi matahari
berada di atas ufuk. Sebaliknya bertanda negatip (-) apabila posisi
matahari berada di bawah ufuk.

f. Sudut waktu matahari, fadhl al dair li al syams, hour angle of the sun,
simbol to. Sudut matahari pada kutub langit selatan atau utara yang
diapit oleh garis meridian dan lingkaran deklinasi yang melewati
matahari. Atau dengan istilah lain adalah busur sepanjang lingkaran
harian matahari yang dihitung dari titik kulminasi atas sampai dimana
tempat posisi matahari.

g. Tengah matahari (kulminasi matahari), ghayah al irtifa’ li al syams,


meridian passage, culmination of the sun, simbol (12-e). Waktu saat
matahari tepat di meridian langit menurut waktu pertengahan, dan pada
saat itu waktu hakiki menunjukkan tepat jam 12 siang. Cara
menghitungnya dengan rumus :12-e

h. Waktu setempat adalah waktu pertengahan yang dihitung berdasarkan


pada bujur tempat di suatu tempat. Waktu ini disebut dengan Local
Mean Time (LMT).

i. Waktu daerah atau disebut dengan koreksi waktu daerah yang disingkat
dengan KWD adalah pembagian waktu yang ditetapkan dan
diberlakukan berdasarkan satu kesatuan wilayah waktu tertentu yang
berpedoman pada bujur tempat. Misalnya berdasarkan Keputusan
Presiden Nomor 41 Tahun 1987 tanggal 26 November 1987 Indonesia
dibagi tiga wilayah waktu :

1) Waktu Indonesia Barat (WIB) yang berpedoman pada bujur 105o BT


(GMT + 7 jam).

2) Waktu Indonesia Tengah (WITA) yang berpedoman pada bujur 120o


BT (GMT + 8 jam).

3
3) Waktu Indonesia Timus (WIT) yang berpedoman pada bujur 135 o
BT (GMT + 9 jam)

j. Ikhtiyat atau ikhtiyati adalah angka pengaman hitungan, kehati-hatian


hitungan, dan pemersatu jangkauan wilayah daerah waktu ke arah timur
– barat sekitar 2 menit atau 55 km.

1) Ikhtiyat dimaksimalkan dengan membulatkan detik menjadi satuan


menit lalu ditambah 1 menit lagi pada waktu daerah.

Catatan : jika angka detiknya kurang 30 diabaikan.

2) Ikhtiyat dimaksimalkan dengan membulatkan detik menjadi satuan


menit lalu ditambah 2 menit lagi pada waktu daerah.

Catatan : jika angka detiknya lebih dari 30 dibulatkan menjadi 1


menit.

B. Rumus Perhitungan yang Digunakan

Rumus yang dipergunakan dalam perhitungan awal waktu shalat dan


waktu sebagai berikut :

1. Rumus tinggi matahari (ho)

a. Ashar : Cotan ho = tan zm + 1 atau zm = [p - d], atau


Cotan h° = tan [ - δ ] + 1 [ HARGA MUTLAK ].

Untuk mendapatkan tinggi matahari waktu Ashar, harus


melalui proses perhitungan dengan rumus di atas.

b. Maghrib : ho = - 1o

c. Isya : ho = - 18o

d. Subuh : ho = - 20o

e. Terbit : ho = 1o

f. Dhuha : ho = 4.5o

4
g. Idul Adha : ho = 3,5o / lebih pagi

h. Idul Fitri : ho = 4.5o

2. Rumus sudut waktu matahari antara lain :

Cos t = - tan  tan  + sin h / cos  / cos 

3. Rumus awal waktu

a. Secara umum

12 - e + (t/15) + Kwd + i

b. Masing-masing awal waktu shalat :

1) Awal waktu Subuh = 12 - e - (t/15) + Kwd + i

2) Terbit matahari = 12 - e - (t/15) + Kwd - i

3) Awal waktu Dhuha = 12 - e - (t/15) + Kwd + i

4) Awal waktu Dzuhur = 12 - e + Kwd + i

5) Awal waktu Ashar = 12 - e + (t/15) + Kwd + i

6) Awal waktu Maghrib = 12 - e + (t/15) + Kwd + i

7) Awal waktu Isya' = 12 - e + (t/15) + Kwd + i

Keterangan :

1) Untuk menghitung awal waktu Dhuhur rumus (a) di pergunakan


tanpa to, sehingga menjadi : 12 - e + Kwd + i

2) Untuk menghitung awal waktu Ashar rumus (a) dapat dipergunakan


sepenuhnya, sedangkan dalam menggunakan rumus (a) ho
hendaknya dihitung tersendiri dengan rumus : Cotan ho = tan zm + 1
atau zm = [p - d], sehingga menjadi : 12 - e + (t/15) + Kwd + i

3) Untuk menghitung awal waktu Maghrib dan Isya rumus (a) dapat
dipergunakan sepenuhnya, rumus (a) ho disesuaikan dengan
waktunya, sehingga menjadi : 12 - e + (t/15) + Kwd + i

5
4) Untuk menghitung awal waktu Subuh dan Dhuha rumus (a) dapat
dipergunakan sepenuhnya, rumus (a) ho disesuaikan dengan
waktunya, sehingga menjadi : 12 - e - (t/15) + Kwd + i
5) Untuk menghitung awal waktu Terbit rumus (a) dapat dipergunakan
sepenuhnya, rumus (a) ho disesuaikan dengan waktunya, sehingga
menjadi : 12 - e - (t/15) + Kwd – i.

4. Rumus koreksi waktu daerah

Koreksi waktu daerah (Kwd) = (λdh - λtp) / 15.

Kwd = (dh - tp) / 15

Keterangan :

WIB (105 / 15 = 7 jam ), WITA (120 / 15 = 8 jam ) dan WIT (135/15 = 9


jam).

5. Ikhtiyat

a. Ikhtiyat dimaksimalkan dengan membulatkan detik menjadi satuan


menit lalu ditambah 1 menit lagi pada waktu daerah.

Catatan : jika angka detiknya kurang 30 diabaikan.

b. Ikhtiyat dimaksimalkan dengan membulatkan detik menjadi satuan


menit lalu ditambah 2 menit lagi pada waktu daerah.

Catatan : Jika angka detiknya lebih dari 30 dibulatkan menjadi 1


menit.

C. Langkah-langkah Perhitungan

Dalam melakukan perhitungan awal waktu shalat, ada beberapa langkah


yang yang harus ditempuh dengan prodesur sebagai berikut :

1. Diketahui kota dan tanggal yang akan dihitung awal waktunya

2. Diketahui data lintang dan bujur tempat (tp dan tp)

6
3. Diketahui deklinasi matahari dan equation of time/perata wakatu matahari
(o dan eo)

4. Diketahui tinggi matahari (ho)

5. Diketahui sudut waktu matahari (to)

6. Diketahui saat kulminasi matahari ( 12 - e )

7. Diketahui koreksi waktu daerah (Kwd)

8. Perhitungan ikhtiyat

9. Rumus yang digunakan

10. Blangko perhitungan

11. Lakukan perhitungan dengan alat hitung yang dipergunakan (misalnya :


kalkulator)

12. Kesimpulan perhitungan

D. Perhitungan Awal Waktu Shalat Kota Manado Tanggal 13 Maret


2020

1. a. Data Astronomis
Lintang tempat Manado ( tp) : 1° 29' LU
Bujur tempat Manado ( tp) : 124° 50' BT
b. Koreksi waktu daerah (Kwd) : (120° - 124° 50' ) / 15 =
- 0° 19' 20"
2. a. Subuh
1) Data matahari yang diambil dari Buku Ephemeris Tahun 2020,
tanggal 12 Maret 2020 pada pukul 20.00 GMT :
Deklinasi matahari (o) : - 02° 53' 40"
Eq. of time (eo) : 00° 09' 31,03"

7
2) Rumus yang digunakan
1) Sudut waktu : Cos t = - tan  tan  + sin h / cos  / cos 
2) Awal waktu subuh : 12 - e - (t/15) + Kwd + i
3) Tinggi matahari : h° = - 20°
c. Menghitung sudut waktu matahari
Shift Cos ( - tan 1° 29' tan 02° 53' 40" + sin - 20° / cos 1° 29' / cos 02°
53' 40") exe shift ° ' " 109° 57' 13,07"
Sudut waktu matahari : t /15 = 109° 57' 13,07" / 15
= 07j 19m 48,92d
d. Hasil hitungan
Kulminasi : 12 : 00 : 00
Eq. of time (eo) :- 00 : 09 : 31,03 -
12 : 09 : 31,03
t/15 : 07 : 19 : 48,92 -
04 : 49 : 42.11
Kwd :- 00 : 19 : 20 +
04 : 30 : 22.11
Ikhtiyat : 00 : 02 : 00 +
Awal subuh : 04 : 32 : 22,11 Wita atau 04 : 32 Wita

2. Dzuhur
a. Data matahari yang diambil dari Buku Ephemeris Tahun 2020,
tanggal 13 Maret 2020 pada pukul 04.00 GMT.
Deklinasi matahari (o) : - 02° 45' 46,97"
Eq. of time (eo) : - 00° 09' 25,56"
b. Rumus awal waktu dzuhur : 12 - e + Kwd + i

8
c. Hasil hitungan
Kulminasi : 12 : 00 : 00
Eq. of time (eo) :- 00 : 09 : 25,56 -
12 : 09 : 25,56
Kwd :- 00 : 19 : 20 +
11 : 50 : 05,56
Ikhtiyat : 00 : 02 : 00 +
Awal dzuhur : 11 : 52 : 05,56 Wita atau 11 : 52 Wita

3. Ashar
a. Data matahari yang diambil dari Buku Ephemeris Tahun 2020,
tanggal 13 Maret 2020 pada pukul 07.00 GMT.
Deklinasi matahari (o) : - 02° 42' 49,59"
Eq. of time (eo) : - 00° 09' 23,05"
b. Rumus yang digunakan
1) Sudut waktu : Cos t = - tan  tan  + sin h / cos  / cos 
2) Awal waktu maghrib : 12 - e + (t/15) + Kwd + i
3) Tinggi matahari : Cotan h = tan [ -  ] + 1
c. Menghitung tinggi matahari
Cotan h = tan [1 29' - (-) 02 42' 49,59"] + 1 exe 1,073384669 exe
x-1 exe shift tan Ans exe shift ° ' " 42o 58' 22,58"
ho = 42o 58' 22,58"
d. Menghitung sudut waktu matahari
Shift Cos ( - tan 1° 29' tan 02° 42' 49,59" + sin 42o 58' 22,58" / cos 1°
29' / cos 02° 42' 49,59") exe shift ° ' " 46° 51' 10,28"
Sudut waktu matahari : t /15 = 46° 51' 10,28" / 15
= 03j 07m 24,69d

9
e. Hasil hitungan
Kulminasi : 12 : 00 : 00
Eq. of time (eo) :- 00 : 09 : 23,05 -
12 : 09 : 23,05
t/15 : 03 : 07 : 24,69 +
15 : 16 : 47,74
Kwd :- 00 : 19 : 20 +
14 : 57 : 27,74
Ikhtiyat : 00 : 02 : 00 +
Awal maghrib : 14 : 59 : 27,74 Wita atau 14 : 59 Wita

4. Maghrib
a. Data matahari yang diambil dari Buku Ephemeris Tahun 2020,
tanggal 13 Maret 2020 pada pukul 10.00 GMT.
Deklinasi matahari (o) : - 02° 39' 52,19"
Eq. of time (eo) : - 00° 09' 21,44"
b. Rumus yang digunakan
1) Sudut waktu : Cos t = - tan  tan  + sin h / cos  / cos 
2) Awal waktu maghrib : 12 - e + (t/15) + Kwd + i
3) Tinggi matahari : h° = - 1°
c. Menghitung sudut waktu matahari
Shift Cos ( - tan 1° 29' tan - 02° 39' 52,19" + sin - 1° / cos 1° 29' / cos
02° 39' 52,19") exe shift ° ' " 90° 55' 56,5"
Sudut waktu matahari : t /15 = 90° 55' 56,5" / 15
= 06j 03m 43.77d

10
d. Hasil hitungan
Kulminasi : 12 : 00 : 00
Eq. of time (eo) :- 00 : 09 : 21,44 -
12 : 09 : 21,44
t/15 : 06 : 03 : 43,77 +
18 : 13 : 05,21
Kwd :- 00 : 19 : 20 +
17 : 53 : 45.21
Ikhtiyat : 00 : 02 : 00 +
Awal maghrib : 17 : 55 : 45,21 Wita atau 17 : 56 Wita

5. Isya’
a. Data matahari yang diambil dari Buku Ephemeris Tahun 2020,
tanggal 13 Maret 2020 pada pukul 11.00 GMT.
Deklinasi matahari (o) : - 02° 38' 53,05"
Eq. of time (eo) : - 00° 09' 20,75"
b. Rumus yang digunakan
1) Sudut waktu : Cos t = - tan  tan  + sin h / cos  / cos 
2) Awal waktu isya’ : 12 - e + (t/15) + Kwd + i
3) Tinggi matahari : h° = - 18°
c. Menghitung sudut waktu matahari
Shift Cos ( - tan 1° 29' tan - 02° 38' 53,05" + sin - 18° / cos 1° 29' / cos
- 02° 38' 53,05") exe shift ° ' " 107° 57' 14.4"
Sudut waktu matahari : t /15 = 107° 57' 14.4" / 15
= 07j 11m 48,96d

11
d. Hasil hitungan
Kulminasi : 12 : 00 : 00
Eq. of time (eo) :- 00 : 09 : 20,75 -
12 : 09 : 20,75
t/15 : 07 : 11 : 48,96 +
19 : 21 : 09,71
Kwd :- 0 : 19 : 20 +
19 : 01 : 49,71
Ikhtiyat : 00 : 02 : 00 +
Awal isya’ : 19 : 03 : 49,71 Wita atau 19 : 04 Wita

12

Anda mungkin juga menyukai