Anda di halaman 1dari 22

KONSEP DASAR DAN SISTEM PENDIDIKAN

( Pengertian, Ciri, Dan Komponen Sistem Pendidikan)

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Landasan Pendidikan

Dosen pengampu: RUKMARYADI, S.Pd, M.Pd

Ning Rahayu (2286207023)

Siti Nur Faijah (2286207029)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PAHLAWAN TUANKU TAMBUSAI
BANGKINANG
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Alloh SWT. Atas rahmat dan ridhonya saya dapat
menyelesaikan makalah ini.
Tidak lupa saya mengucapkan terima kasih kepada bapak RUKMARYADI, S.Pd,
M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Landasan Pendidikan yang membimbing di dalam
pengerjaan makalah ini. Ucapan terima kasih juga diungkapkan kepada rekan-rekan
seperjuangan yang selalu setia membantu di dalam pembuatan makalah ini.
Dalam makalah ini menjelaskan tentang “KONSEP DASAR DAN SISTEM
PENDIDIKAN (pengertian , ciri, dan komponen pendidikan)”.

Mungkin dalam pembuatan makalah ini masih banyak kesalahan dan kekurangan
yang belum diketahui. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.

Bangkinang,6 September 2022

Penulis
Daftar Isi
KATA PENGANTAR..................................................................................................................
BAB I..........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang............................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................5
1.3 Tujuan Penulisan...............................................................................................................5
1.4 Manfaat Penulisan.............................................................................................................5
BAB II........................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.........................................................................................................................6
2.1 KONSEP DASAR PENDIDIKAN..................................................................................6
2.2 SISTEM PENDIDIKAN...................................................................................................7
1. Pengertian Sistem Pendidikan................................................................................................7
1. Ciri-ciri Suatu Sistem..........................................................................................................8
2.3 Komponen-komponen pendidikan....................................................................................9
Pengertian Komponen Pendidikan.............................................................................................9
Macam-macam Komponen Pendidikan......................................................................................9
a. Tujuan dan Prioritas........................................................................................................9
b. Peserta didik..................................................................................................................10
c. Manajemen atau Pengolaan...........................................................................................10
d. Struktur dan Jadwal Waktu............................................................................................10
e. Isi dan Bahan Pengajaran..............................................................................................10
f. Guru dan Pendidik.........................................................................................................10
g. Alat Bantu Belajar dan Metode Pendidikan..................................................................11
h. Fasilitas..........................................................................................................................11
i. Teknologi.......................................................................................................................11
j. Pengawasan Mutu..........................................................................................................11
k. Penelitian.......................................................................................................................12
l. Biaya (Ongkos Pendidikan)...........................................................................................12
A. Teori-Teori Komponen Pendidikan..................................................................................12
BAB III.....................................................................................................................................16
PENUTUP................................................................................................................................16
3.1 KESIMPULAN...............................................................................................................16
3.2 SARAN...........................................................................................................................16
Daftar Pustaka..........................................................................................................................17
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Konsep dasar pendidikan adalah wahana guna meningkatkan keimanan dan


ketakwaan serta ahlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur
dengan undang-undang. Hal ini tertuang dalam Pasal 31 Ayat (3) UUD 1945 yang
menyatakan Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan
nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta ahlak mulia dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang. Pasal 31 Ayat (5)
UUD 1945 mengamanatkan bahwa pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan
teknologi dengan menunjang tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa. Jabaran
UUD 1945 tentang pendidikan dituangkan dalam Undang-Undang No. 20, Tahun 2003
Pasal 3 menyebutkan, Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.

1.2 Rumusan Masalah


1.    Apa Pengertian konsep dasar pendidikan ?
2.    Apa system pendidikan ?
3.    Apa saja komponen pendidikan ?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.    Mahasiswa mampu memahami konsep dasar dan Pengertian Sistem pendidikan
2.    Mahasiswa mengetahui apa saja komponen – komponen dalam pendidikan .
3.    Mahasiswa mampu memahami Komponen-komponen Pendidikan.
1.4 Manfaat Penulisan
Manfaat dari pembuatan makalah ini selain untuk memenuhi salah satu tugas
matakuliah landasan pendidikan juga sebagai bahan referensi untuk memberikan informasi
mengenai konsep dasar dan system pendidikan baik pengertian , ciri-ciri, dan komponen
system pendidikan.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 KONSEP DASAR PENDIDIKAN


1. Pengertian

Ilmu pendidikan membahas tentang proses penyesuaian diri secara timbal balik antara
manusia dengan manusia dan alam sebagai pengembangan dan penyempurnaan secara teratur
dari semua potensi moral, intelektual, dan jasmaniah. Pendidikan adalah usaha sadar untuk
mempersiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan oleh
si pendidik terhadap si terdidik dalam hal perkembangan jasmani dan rohani menuju
terbentuknya kepribadian yang utama di masa yang akan datang.

Ilmu Pendidikan merupakan sebuah sistem pengetahuan tentang pendidikan yang diperoleh
melalui riset  yang disajikan dalam bentuk konsep-konsep pendidikan. Konsep-konsep
pendidikan tersebut tidak lain merupakan berdasarkan pengalaman yang ditata secara
sistematis menjadi suatu kesatuan yaitu disebut skema konseptual. Dengan demikian isi Ilmu
Pendidikan, terbentuk dari unsur-unsur yang berupa konsep-konsep tentang variabel-variabel
pendidikan, dan bagian-bagian yang berupa skema-skema konseptual tentang komponen-
komponen pendidikan.

Dengan demikian konsep ilmu pendidikan adalah pengetahuan yang membicarakan


masalah-masalah yang berhubungan dengan pendidikan yang memiliki konsep
dasar persyaratan pendidikan sebagai ilmu yaitu:

1. Memiliki objek studi baik baik objek material maupun objek formal
2. Memiliki sistematika
3. Memiliki metode

Ilmu pendidikan bertujuan memberikan informasi atau keterangan tentang dasar-dasar


pendidikan dalam berbagai situasi atau interaksi pendidikan, jalur dan jenis jenjang
pendidikan untuk membekali peserta didik mencapai kehidupan yang berbudaya dan mandiri
yang lebih baik di masa depannya. Memberikan informasi dalam arti menjelaskan
permasalahan, sebab-sebab dan kemungkinan mengupayakan dan pembekalan bagi pendidik
dalam mendidik putra putrinya atau generasi berikutnya (Tim pengembangan Ilmu
Pendidikan FIP-UPI, Bag 4, 2007).

2.2 SISTEM PENDIDIKAN

1. Pengertian Sistem Pendidikan


Salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk menentukan kualitas proses
pendidikan adalah pendekatan sistem. Melalui pendekatan sistem kita dapat melihat
berbagai aspek yang dapat mempengaruhi keberhasilan suatu proses.

Kata sistem berasal dari bahasa Yunani yaitu systema yang berarti cara,
strategi.Dalam bahasa Inggris system berarti sistim, susunan, jaringan, cara. Sistem juga
diartikan sebagai suatu strategi, cara berpikir atau model berpikir.

Menurut Wina Sanjaya, “sistem adalah satu kesatuan komponen yang satu sama lain
saling berkaitan dan saling berinteraksi untuk mencapai suatu hasil yang diterapkan secara
optimal sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.”

Omar Hamalik menyatakan bahwa “sistem adalah seperangkat komponen atau


unsur-unsur yang saling berinteraksi untuk suatu tujuan.” Sedangkan menurut Imam
Barnadib dalam bukunya Ramayulis, “sistem adalah suatu gagasan atau prinsip yang
bertautan, yang tergabung menjadi satu keseluruhan.”

Menurut Mastuhu yang di sebutkan dalam bukunya yang berjudul Dinamika


Pesantren menjelaskan bahwa: Sistem pendidikan adalah totalitas interaksi dari seperangkat
unsur- unsur pendidikan yang bekerja sama secara terpadu, dan saling melengkapi satu
sama lain menuju tercapainya tujuan pendidikan yang telah mencapai cita-cita bersama para
pelakunya. Kerjasama antar pelaku ini didasari, dijiwai, digerakkan, digairahkan, dan
diarahkan oleh nilai-nilai luhur yang dijunjung tinggi oleh mereka. Unsur-unsur suatu
Sistem Pendidikan terdiri dari unsur organik dan unsur anorganik seperti dana, sarana, dan
alat-alat pendidikan lainnya dimana antara unsur-unsur dan nilai-nilai yang ada dalam
sistem pendidikan tidak bisa terpisahkan dan harus saling menyatu.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sistem pendidikan adalah himpunan
gagasan atau prinsip-prinsip pendidikan yang saling bertautan dan tergabung sehingga
menjadi satu keseluruhan.

1. Ciri-ciri Suatu Sistem

Suatu teori sistem menurut Reja Mudyaharjo mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

 Keseluruhan adalah hal yang utama dan bagian-bagian adalah hal yang kedua.
 Integrasi adalah kondisi saling hubungan antara bagian-bagian dalam satu sistem.
 Bagian-bagian membentuk sebuah keseluruhan yang tak dapat dipisahkan.
 Bagian-bagian memerankan peran mereka dalam kesatuannya untuk mencapai tujuan
dari keseluruhan.
 Sifat bagian dan fungsinya dalam keseluruhan dan tingkah lakunya diantar oleh
keseluruhan terhadap hubungan-hubungan bagiannya.
 Keseluruhan adalah sebuah sistem atau sebuah komplek atau sebuah konfigurasi dari
energi dan berperilaku seperti sesuatu unsur tunggal yang tidak kompleks.
 Segala sesuatu haruslah dimulai dari keseluruhan sebagai suatu dasar, dan bagian-
bagian serta hubungan-hubungan; baru kemudian terjadi secara berangsur-angsur.

Sedangkan J.W Getzel dan E.G Guba menyatakan bahwa pada umumnya sistem sosial
mempunyai ciri-ciri sebgai berikut:

a. Terdiri atas unsur-unsur yang saling berkaitan antara satu sama lain.

b. Berorientasi kepada tujuan yang ditetapkan.

c. Didalamnya terdapat peraturan-peraturan dan tata tertib berbagai kegiatan an


sebagainya.

Dengan adanya uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa ciri- ciri sistem merupakan
bagian-bagian yang tidak bisa dipisahkan dan saling berhubungan antara satu dengan yang
lain, maka jika kita dapat memahami dan menerapkan ciri-ciri sistem kedalam pendidikan
dengan baik akan menghasilkan sesuatu yang baik pula bagi pendidikan.
2.3 Komponen-komponen pendidikan

1. Pengertian Komponen Pendidikan


Komponen merupakan bagian dari suatu sistem yang memiliki peran dalam
keseluruhan berlangsungnya suatu proses untuk mencapai tujuan. jadi, sistem terdiri dari
komponen-komponen yang masing-masingnya memiliki fungsi khusus untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
Komponen pendidikan adalah bagian-bagian dari sistem proses pendidikan, yang
menentukan berhasil dan tidaknya atau ada dan tidaknya proses pendidikan. jadi,
komponen pendidikan harus ada dalam proses pendidikan agar dapat tercapai tujuan
pendidikan.

2. Macam-macam Komponen Pendidikan


Ada tujuh komponen yang memungkinkan terjadinya proses pendidikan diantaranya
yaitu tujuan pendidikan, peserta didik, pendidik, alat dan fasilitas pendidikan, metode
pendidikan, isi pendidikan, dan lingkungan pendidikan.
Sedangkan menurut P.H. Combs (1982) mengemukakan ada 12 komponen pendidikan,
diantara yaitu:
a. Tujuan dan Prioritas
Semua aktivitas pasti memiliki tujuan yang akan dicapai. Fungsi komponen ini adalah
untuk mengarahkan kegiatan sistem. Hal ini merupakan informasi tentang apa yang
hendak dicapai oleh sistem pendidikan dan urutan pelaksanaannya.
Tujuan pendidikan dapat dilihat dalam kurikulum pendidikan yang terjabar yaitu :
 Tujuan Nasional, tujuan yang ingin dicapai oleh bangsa seperti yang tercantum
dalam UUD 1945
 Tujuan Institusional, tujuan yang ingin dicapai oleh suatu lembaga pendidikan
 Tujuan Kurikuler, tujuan yang ingin dicapai oleh tiap bidang study pelajaran/
mata kuliah
 Tujuan Instruksional, tujuan yang ingin dicapai oleh suatu standar kompetensi
dan kompetensi dasar
b. Peserta didik
Berkembangnya konsep pendidikan, berpengaruh pada pemikiran masyarakat terhadap
pengertian peserta didik. Dahulu orang berpikir peserta didik terdiri dari anak-anak usia
sekolah, namu sekarang peserta didik bisa jadi orang dewasa.
Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan kemampuan/
potensi/ bakat yang ada pada dirinya melalui proses pembelajaran yang disediakan oleh
lembaga pendidikan dan pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan yang sesuai dengan usianya.
Peserta didik memiliki fungsi untuk belajar dan di didik. Diharapkan Peserta didik
mengalami proses perubahan tingkah laku sesuai dengan tujuan sistem pendidikan.
c. Manajemen atau Pengolaan
Komponen ini memiliki fungsi untuk mengkoordinasikan, mengarahkan, dan menilai
sistem pendidikan. komponen ini bersumber pada sistem nilai dan cita-cita yang merupakan
informasi tentang pola kepemimpinan dalam pengelolaan sistem pendidikan. misalnya
pemimpin yang mengelola sistem pendidikan itu bersifat otoriter, demokratis, atau laissez-
faire.
d. Struktur dan Jadwal Waktu
Komponen ini memiliki fungsi mengatur waktu pembagian waktu dan kegiatan.
Misalnya pembagian waktu ujian, kegiatan belajar mengajar, dll.
e. Isi dan Bahan Pengajaran
Komponen ini berfungsi untuk menggambarkan seberapa luas dan dalamnya ilmu yag
atau bahan pelajaran yang akan dipelajari dan harus dikuasai peserta didik. Selain itu juga
berfungsi untuk mengarahkan dan mempolakan kegiatan-kegiatan dalam proses pendidikan.
Misalnya isi bahan pelajaran untuk setiap mata pelajaran.
f. Guru dan Pendidik
Guru atau pendidik merupakan salah satu komponen penting dalam pendidikan. Secara
Akademis pendidik adalah tenaga kependidikan yakni anggota masyarakat yang mengabdikan
diri dan diangkat pada lembaga tertentu yang berkualitas.
Salah satunya yaitu guru, guru merupakan pendidik yang ada di Sekolah dimana guru
tersebut secara langsung maupun tidak langsung ditugasi oleh orang tua maupun masyarakat
untuk melaksanakan pendiidikan. Oleh karena itu, untuk menjadi seorang guru haus memiliki
persyarakat. Mulai dari persyratan tingkah laku, emosional, intelegensi, dan sikap. Karena
guru akan memberikan contoh kepada peserta didik yang di didik.
Guru memiliki fungsi sebagai penyedia bahan pelajaran sekaligus menyelenggarakan
proses belajar untuk peserta didik.
g. Alat Bantu Belajar dan Metode Pendidikan
Komponen ini memiliki fungsi untuk memungkinkan terjadinya pproses pendidikan yang
lebih menarik dan lebih bervariasi. Misalnya film, buku, papan tulis, dll.
Selain itu guru juga harus memiliki dan menerapkan metode pembelajaran. karena guru
diharapkan mampu menguasai keadaan kelas sehingga tercipta suasan yang menyenangkan.
Metode yang digunakan juga harus sesuai dengan karakteristik peserta didik yang diajar.
Terdapat beberapa metode yang digunakan dalam proses pembelajaran, yaitu:
 Metode Ceramah, metode mengajar dengan cara menyampaikan informasi atau materi
secara lisan
 Metode Diskusi, metode mengajar dengan cara melibatkan dua orang peserta atau
lebih untuk berinteraksi dan saling bertukar pendapat/ide dalam memecahkan masalah
 Metode Demonstrasi, metode yang dilakukan oleh seorang guru dengan cara
memperlihatkan bagaimana cara menggerjakan sesuatu atau alat

h. Fasilitas
Fungsinya untuk tempat terselenggaranya proses pendidikan. Misalnya gedung,
laboratorium, toilet, dll.
i. Teknologi
Fungsi teknologi yaitu untuk memperlancar dan meningkatkan hasil guna proses
pendidikan. Yang dimaksud teknologi di sini adalah semua teknik yang digunakan sehingga
sistem pendidikan berjalan dengan efisien dan efektif. Misalnya pola komunikasi satu arah,
artinya guru menyampaikan pelajaran dengan berceramah, peserta didik mendengarkan dan
mencatat.
j. Pengawasan Mutu
Pengawasan mutu berfungsi membina peraturan-peraturan dan standar pendidikan.
Misalnya peraturan tentang penerima peserta didik dan staf pengajar, peraturan ujian, dan
penilaian.
k. Penelitian
Penilitian ini berfungsi untuk memperbaiki dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan
penampilan sistem pendidikan. Misalnya sebelum tahun 1980-an kebanyakan perguruan
tinggi di Indonesia belum melaksanakan sistem Satuan Kredit Semester, tapi sekarang seluruh
perguruan tinggi telah melaksanakannya.
l. Biaya (Ongkos Pendidikan)
Biaya akan melancarkan proses pendidikan dan menjadi petunjuk tentang tingkat
efisiensi sistem pendidikan. Misalnya sekarang biaya pendidikan menjadi tanggung jawab
bersama antara keluarga, pemerintah, dan masyarakat.

3. Teori-Teori Komponen Pendidikan

Dari berbagai macam komponen pendidikan terdapat beberapa teori yang dikemukakan
para ahli ,menurut Charlotte Buhler Ada  beberapa teori dengan orientasi beragam
tentangperkembangan peserta didik.

a. Nativisme

Teori nativisme dipelopori oleh Schopenhauer (1788-1860) yang berpendapat bahwa


bayi manusia sejak lahir sudah dikaruniai bekal baik dari potensi baik dan buruk. Dari potensi
inilah yang akan menentukan pertumbuhan dan perkembangan manusia tersebut. Nativisme
berasal dari kata native yang berarti adalah terlahir. Teori nativisme merupakan teori yang
menganggap bahwa pertumbuhan dan perkembangan individu semata-mata ditentukan oleh
factor pembawaannya yaitu aneka potensi.

b. Empirisme

Teori empirisme bertolak dari tradisi Lockean yang lebih mementingkan stimulasi
eksternal dalam perkembnagan manusia termasuk dalam proses pendidikan. Teori yang
dipelopori oleh John Locke ini berpendapat bahwa perkembangan anak tergantung dari
pengalamannya, sedangkan pembawaannya tidak penting. John Loce merintis aliran baru
yang dikenal dengan teori “Abula Rasa” yang beranggapan babhwa anak terlahir ke dunia ini
bagaikan kertas putih. Istilah lain dari empirisme adalah environmentalisme, sebab aliran ini
menekankan pengalaman empiris yang berupa rangsangan-rangsangan yang berasal dari
lingkungan (environment).

c. Naturalisme

Teori ini hampir sama dengan aliran nativisme di atas, karena keduanya sama-sama
berasumsi bahwa anak terlahir sudah memiliki pembawaan. Teori naturalisme dipelopori oleh
J.J. Rousseau (1712-1778) yang berpendapat bahwa anak sejak lahir sudah membawa potensi
baik. Adapun akhirnya ia menjadi jahat disebabkan oleh pengaruh-pengaruh negative dari
masyarakat yang memang sudah rusak atau jahat.

d. Konvergensi

Teori ini  mencoba untuk mensintesiskan teori-teori yang telah disebut di atas. Teori
yang dipelopori oleh William Stern(1871-1939) ini beranggapan bahwa pertumbuhan dan
perkembangan individu disamping dipengaruhi oleh factor-faktor internal yaitu potensi yang
dibawa sejak lahir juga dipengaruhi oleh pengalaman.
Piaget adalah salah satu tokoh penting dalam bidang psikologi perkembangan. Teori-
teorinya yang mengutamakan unsur kesadaran(kognitif) masih dianut banyak orang sampai
sekarang. Ketertarikannya menyelidiki peran genetik dan perkembangan anak, akhirnya
menghasilkan teori perkembangan kognitif ( Theory of Cognitive Development) atau teori
perkembangan intelektual (Theory of Intellectusl Development).
Dalam teori perkembangan intelektual, dikemukakan bahwa tahap-tahap yang harus
dilalui seorang anak dalam mencapai tingkatan perkembangan proses berfikir formal. Dan
setiap tahap perkembangan dilengkapi dengan ciri-ciri tertentu dalam mengkonstruksi ilmu
pengetahuan. Pengetahuan yang didapat peserta didik akan dibangun dalam pikiran melalui
proses asimilasi dan akomodasi.
a.         Teori Piaget
Piaget (Hudojo,1998:45), berpendapat bahwa “proses berfikir manusia sabagai suatu
perkembangan yang bertahap dari berfikir intelektual konkrit dan abstrak”.
Lebih lanjut menurut piaget (Dahar, 1988 : 181), menyatakan bahwa : perkembangan
intelektual didasarkan pada dua fungsi yaitu organisasi dan adaptasi. Organisasi memberikan
organisme kemampuan untuk mensistematikan atau mengorganisasi proses-proses fisik atau
proses-proses psikologi menjadi system-system yang teratur dan hubungan. Sedangkan
adaptasi berbeda antara organisme yang satu dengan organisme yang lain. Adaptasi terhadap
lingkungan dapat dilakukan melalui dua proses, yaitu asimilasi dan akomodasi.
Asimilasi adalah proses mendapatkan informasi dan pengalaman baru yang langsung
menyatu dengan struktur mental yang sudah dimiliki seseorang. Adapun akomodasi adalah
proses menstrukturkan kembali mental sebagai akibat adanya informasi dan pengalaman yang
baru tadi.
Anderson (Idar, 2004 : 27-28 ) menjelaskan bahwa “ teori perkembangan intelektual
piaget menggambarkan tentang kontruktivisme. Piaget memandang perkembangan kognitif
(intelektual) sebagai suatu proses dimana anak secara berkesinambungan dengan melakukan
asimilasi dan akomodasi terhadap informasi-informasi baru yang diterima”.
Kulas (Hijriati, 2004:18) mengemukakan implikasi teori Piaget dalam
pembelajarannya yaitu sebagai berikut: (1) Memusatkan perhatian pada proses berfikir anak
bukan sekedar pada hasilnya, (2) Menekankan pada pentingnya peran anak dalam berinisiatif
sendiri dan keterlibatannya secara aktif dalam pembelajaran, (3) Memaklumi adanya
perbedaan individual dalam hal kemajuan perkembangan intelektualnya, sehingga guru harus
melakukan upaya untuk mengatur kegiatan kelas dalam bentuk individu-individu atau
kelompok-kelompok kecil.
Uraian diatas menunjukan teori piaget mempunyai kaitan yang sangat erat dengan
pengenalan waktu, karena disajikan kepada anak didik berupa suatu proses bukan sebagai
barang yang jadi yang siap disajikan. Selain itu sangat mengutamakan keaktifan anak,dalam
hal ini bebas untuk mengeluarkan pendapatnya dalam menyelesaikan permasalahan-
permasalahanyang diberikan oleh guru.
b.      Teori Bruner
Menurut Bruner pada dasarnya belajar merupakan proses belajar merupakan proses
kognitif yang terjadi dalam diri seseorang. Ada tiga proses yang terjadi dalam belajar,yaitu
(1) Proses perolehan informasi baru, (2) Proses mentrasformasikan informasi yang diterimah
dan, (3) Menguji relevansi dan ketepatan pengetahuan.
Pembelajaran dapat mengembangkan keterampilan intelektual anak maka materi
pembelajaran perlu disajikan dengan memperhatikan tahap perkembangan kognitif anak yang
meliputi tahap enactive, iconic, dan symbolic. Selanjutnya, ketiga tahap perkembangan
kognitif ini oleh bruner disebut sebagai model dalam menyajikan pelajaran. Ketiga model
penyajian ini digambarkan sebagai berikut: (1) Penyajian enactive adalah penyajian yang
dilakukan melalui tindakan, memiliki karakter manipulasi yang tinggi. Penyajian seperti ini
sangat diperlukan oleh anak-anak yang dapat memahami beberapa aspek realita/kejadian
tanpa menggunakan imajinasinya atau kata-kata. Ia akan dapat memahami sesuatu dari
berbuat atau melakukan sesuatu, (2) Penyajian iconic dapat dilakukan melalui serangkaian
gambar-gambar atau grafik yang menggambarkan suatu konsep tetapi tidak
mendefinisikannya. Penyajian ini bergantung pada visual organisasi sensorik anak, (3)
Penyajian symbolik, penyajian symbolik ini dibuktikan oleh kemampuan seseorang untuk
memikirkan proporsi dibandingkan obyek, pada tahap ini anak dapat memanipulasi symbol-
symbol secara langsung dan tidak lagi ada kaitannya dengan obyek-obyek.
Sebagaimana yang dikemukakan diatas, peserta didik dalam belajar konsep waktu
harus berperan aktif, terlibat secara mental yaitu dengan mencari hubungan-hubungan antara
konsep-konsep dan struktur-struktur pengenalan waktu yang dipelajari, yang menekankan
pada keaktifan anak dalam mengkonstrusikan sendiri pengetahuan mereka, yang berawal dari
pemahaman masalah hingga penyelesaian masalah konsektual.
c.       Teori Ausubel
Inti teori belajar dari ausubel ialah belajar bermakna. Menurutnya, belajar bermakna
merupakan proses mengaitkan informasi suatu materi baru dengan konsep-konsep yang telah
ada dalam struktur kognitif. Suatu konsep mempunyai arti bila sama dengan ide yang telah
dimiliki yang ada dalam struktur kognitifnya. Agar konsep-konsep yang diajarkan berarti
harus ada sesuatu didalam kesadaran anak yang biasa disamakan. Sesuatu itu adalah “struktur
kognitif “. Belajar bermakna adalah belajar yang disertai pengertian. Belajar bermakna akan
terjadi apabila informasi yang baru diterima anak mempunyai kaitan erat dengan konsep yang
sudah ada/diterima sebelumnya dan tersimpan dalam struktur kognitifnya.
Menurut teori Ausubel diatas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran konsep waktu
adalah belajar bermakna yang disertai pengertian bukan Cuma hafalan, dalam hal ini anak
menyelesaikan masalah tersebut dengan cara mereka sendiri, guru memotivasi mereka untuk
menyelesaikan masalah dengan memberikan persetujuan dan saran dengan cara menjelaskan
hubungan antara konsep-konsep.
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Konsep dasar pendidikan adalah wahana guna meningkatkan keimanan dan ketakwaan
serta ahlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-
undang. Sedangkan Sistem pendidikan adalah himpunan gagasan atau prinsip-prinsip pendidikan
yang saling bertautan dan tergabung sehingga menjadi satu keseluruhan. Komponen merupakan
bagian dari suatu sistem yang meiliki peran dalam keseluruhan berlangsungnya suatu proses untuk
mencapai tujuan sistem. Komponen pendidikan berarti bagian-bagian dari sistem proses
pendidikan, yang menentukan berhasil dan tidaknya atau ada dan tidaknya proses pendidikan.

3.2 SARAN
Demikian penulisan makalah ini . sangat disadari bahwa dalam pembuatan makalah ini
masih banyak kekurangan, maka dari itu kritik dan saran yang membangun dari para pembaca
sangat diharapkan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Amiin
Daftar Pustaka

Amirin, Tatang M., 1992, Pokok-pokok Teori Sistem, Jakarta: Rajawali Pers.
Idris, Zahara dan Lisma Jamal. 1992. Pengantar Pendidikan, Jakarta: PT
Gramedia Widia Sarana.
Immegart, Glenn L dan Francis J. Pilecki, 1972, An Intoduction to Systems for
to Educational Administrator, California: Addison Wesley Publishing
Company.
Mc. Ashan, H.H., 1983, Comprehensive Planning for School Administrations,
USA: Advocate Publishing Group.
Tirtarahardja, Umar dan. S.L. La Sulo, 2005. “Pengantar Pendidikan”,
Penerbit Rineksa Cipta Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai