Toaz - Info Makalah Ips Model Pembelajaran PR
Toaz - Info Makalah Ips Model Pembelajaran PR
Disusun Oleh:
NAMA : ISVIANA DEWI
NPM : 16110053
KELAS :5B
UNIVERSITAS HAMZANWADI
TAHUN 2018
KATA PENGANTAR
Puji sukur kita pnjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan kita berbagai
macam nikmat, sehingga aktifitas hidup yang kita jalani ini akan selalu membawa keberkahan,
baik kehidupan di dalam dunia ini, lebih-lebih lagi pada kehidupan akhirat kelak, sehingga
semua cita-cita serta harapan yang ingin kita capai menjadi lebih mudah dan penuh manfaat.
Penulis menyadari sekali, dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
serta banyak kekuragan-kekuranganya, baik dari segi tata bahsa maupun dalam hal
pengkonsolidasian kepada dosen serta teman-teman sekalian, yang kadang kala hanya menturuti
egoisme pribadi, untuk itu besar harapan saya jika ada keritik dan saran yang membangun untuk
lebih menyempurnakan makalah kami dilain waktu.
Harapan paling besar dalam penyusunan makalah ini ialah, mudah-mudahan apa yang
kami susun ini penuh manfaat, baik untuk peribadi, teman-teman, serta orang lain yang ingin
mengambil atau menyempurnakan lagi atau mengambil hikmah dari makalah ini sebagai
tambahan ilmu pengetahuan kita.
penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI......................................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Simpulan ........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di tingkat
Sekolah Menengah Pertama (SMP), meliputi bahan kajian: sosiologi, sejarah, geografi,
ekonomi. Bahan kajian itu menjadi mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Mata
pelajaran IPS bertujuan mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah
sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala
ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari
baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa kehidupan masyarakat. Dalam
implementasinya, perlu dilakukan berbagai studi yang mengarah pada peningkatan efisiensi
dan efektivitas layanan dan pengembangan sebagai konsekuensi dari suatu inovasi
pendidikan. Salah satu bentuk efisiensi dan efektivitas implementasi kurikulum, perlu
dikembangkan berbagai model pembelajaran kurikulum.
Model pembelajaran terpadu merupakan salah satu model implementasi kurikulum yang
dianjurkan untuk diaplikasikan pada semua jenjang pendidikan, mulai dari tingkat Sekolah
Dasar (SD/MI) sampai dengan Sekolah Menengah Atas (SMA/MA). Model pembelajaran
terpadu pada hakikatnya merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang memungkinkan
peserta didik baik secara individual maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan
menemukan konsep serta prinsip secara holistik dan otentik.
Atas dasar pemikiran di atas, maka dalam rangka implementasi Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar serta untuk memenuhi ketercapai pembelajaran, maka diperlukan
pedoman pelaksanaan model pembelajaran IPS Terpadu pada tingkat SMP/MTs. Hal ini
penting, untuk memberikan gambaran tentang pembelajaran terpadu yang dapat menjadi
acuan dan contoh konkret dalam kerangka implementasi Standar Kompetensi Dan
Kompetensi Dasar.
B. Rumusan Masalah
Tantangan guru dalam mengajar akan semakin kompleks. Siswa-siswi pada masa kini
cenderung mengharapkan para gurunya mengajar dengan enjoy dan menggairahkan.
Persoalannya adalah ketika para guru masih malu-malu atau kurang sekali dalam melakukan
uji coba perihal model mengajar. Setuju atau tidak model atau metode mengajar itu akan
sangat menentukan dalam keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran itu sendiri.
Masih cukup banyak, para guru yang memakai secara istiqomah model atau metode
ceramah. Tentu model ceramah bukan satu kesalahan, akan tetapi kalau terus-menerus
dipakai maka sudah barang tentu di samping suara guru akan habis dan siswa-siswi akan
jenuh pula.Oleh karenanya mencari, memilih dan memilah model-model pembelajaran yang
sekiranya akan menggairahkan perlu terus dilakukan oleh guru.
BAB II
PEMBAHASAN
A. MODEL-MODEL PEMBELAJARAN IPS
Model pembelajaran adalah rangkaian penyajian materi ajar yang meliputi segala aspek
sebelum sedang dan sesudah pembelajaran yang dilakukan guru serta segala fasilitas yang
terkait yang digunakan secara langsung atau tidak langsung dalam proses belajar mengajar.
1. Model Kooperatif
Pelaksanaan pembelajaran kooperatif merupakan langkah implementasi dari rencana
pembelajaran kooperatif, berisi rincian dari prosedur pembelajaran. Sama dengan pada
prosedur ada empat langkah utama yang merupakan sintaks dari model pembelajaran
kooperatif hasil pengembangan, yaitu langkah: orientasi, eksplorasi, pendalaman dan
penyimpulan. Langkah Orientasi atau kegiatan awal pembelajaran merupakan langkah
untuk mendorong kelas memusatkan perhatian terhadap pembelajaran; Langkah
Eksplorasi atau kegiatan inti pertama, merupakan langkah untuk mengajak dan
mendorong siswa untuk mencari dan menemukan fakta, pengetahuan, masalah dan
pemecahan; Langkah Pemantapan atau kegiatan inti kedua, merupakan langkah untuk
memperdalam, memperluas, memantapkan, memperkuat penguasaan materi dan
kemampuan yang telah dicapai pada langkah eksplorasi; dan Langkah Penyimpulan atau
kegiatan akhir pembelajaran, merupakan langkah untuk menyimpulkan atau
merangkumkan.
2. Model Inkuiri
Model inkuiri adalah salah satu model pembelajaran yang memfokuskan kepada
pengembangan kemampuan siswa dalam berpikir reflektif kritis, dan kreatif. Inkuiri
adalah salah satu model pembelajaran yang dipandang modern yang dapat dipergunakan
pada berbagai jenjang pendidikan, mulai tingkat pendidikan dasar hingga menengah.
Pelaksanaan inkuiri di dalam pembelajaran Pengetahuan Sosial dirasionalisasi pada
pandangan dasar bahwa dalam model pembelajaran tersebut, siswa didorong untuk
mencari dan mendapatkan informasi melalui kegiatan belajar mandiri. Model inkuiri pada
hakekatnya merupakan penerapan metode ilmiah khususnya di lapangan Sains, namun
dapat dilakukan terhadap berbagai pemecahan problem sosial. Savage Amstrong
mengemukakan bahwa model tersebut secara luas dapat digunakan dalam proses
pembelajaran Social Studies (Savage and Amstrong, 1996). Pengembangan strategi
pembelajaran dengan model inkuiri dipandang sanagt sesuai dengan karakteristik materil
pendidikan Pengetahuan Sosial yang bertujuan mengembangkan tanggungjawab individu
dan kemampuan berpartisipasi aktif baik sebagai anggota masyarakat dan warganegara.
Langkah-langkah yang harus ditempuh di dalam model inkuiri pada hakekatnya tidak
berbeda jauh dengan langkah-langkah pemecahan masalah yang dikembangkan oleh John
Dewey dalam bukunya “How We Think”. Langkah-langkah tersebut antara lain:
1. Orientation, siswa mengidentifikasi masalah, dengan pengarahan dari guru terutama
yang berkaitan dengan situasi kehidupan sehari-hari.
2. Hypothesis, yakni kegiatan menyusun sebuah hipotesis yang dirumuskan sejelas
mungkin sebagai antiseden dan konsekuensi dari penjelasan yang telah diajukan.
3. Definition, yaitu mengklarifikasi hipotesis yang telah diajukan dalam forum diskusi
kelas untuk mendapat tanggapan.
4. Exploration, pada tahap ini hipotesis dipeluas kajiannya dalam pengertian implikasinya
dengan asumsi yang dikembangkan dari hipotesis tersebut.
5. Evidencing, fakta dan bukti dikumpulkan untuk mencari dukungan atau pengujian bagi
hipotesa tersebut.
6. Generalization, pada tahap ini kegiatan inkuiri sudah sampai pada tahap mengambil
kesimpulan pemecahan masalah (Joyce dan Weil, 1980).
6. Model Portofolio
a. Makna Pembelajaran Portofolio
Protofolio dalam pendidikan mulai dipergunakan sebagai salah satu jenis model
penilaian (Assesment) yang berbasis produk, yakni penilaian yang didasarkan pada
segala hasil yang dapat dibuat atau ditunjukan peserta didik, kemudian dihimpun dalam
sebuah ‘map jepit’ (portofolio) untuk dijadikan bahan pertimbangan guru dalam
memberikan asesmen otentik terhadap kinerja peserta didik.
Sapriya (Winataputra, 2002: 1.16) menegaskan bahwa: “portofolio merupakan karya
terpilih kelas/siswa secara keseluruhan yang bekerja secara kooperatif membuat
kebijakan publik untuk membahas pemecahan terhadap suatu masalah kemasyarakatan”.
Makna pembelajaran berbasis portofolio dalam pembelajaran Pengetahuan Sosial adalah
memperkenalkan kepada peserta didik dan membelajarkan mereka “pada metode dan
langkah-langkah yang digunakan dalam proses politik” kewarganegaraan /
kemasyarakatan.
b. Langkah-langkah Penbelajaran Portofolio
Secara teknis pendekatan portofolio dimulai dengan membagi peserta didik dalam
kelas ke dalam beberapa kelompok, lajimnya dilakukan menjadi 4 atau sesuai menurut
keadaan dan keperluannya. Berdasarkan urutannya, setiap kelompok membidangi tugas
dan tanggungjawab masing-masing, antara lain:
1. Kelompok portofolio-satu; Menjelaskan masalah, dalam tugasnya kelompokini
bertanggung jawab untuk menjelaskan masalah yang telah mereka pilih untuk dikaji
dalam kelas.
2. Kelompok portofolio-dua; Menilai kebijakan alternatif yang diusulkan untuk
memecahkan masalah, dalam tugasnya kelompok ini bertanggung jawab untuk
menjelaskan kebijakan saat ini dan atau kebijakan yang dirancang untuk memecahkan
masalah.
3. Kelompok portofolio-tiga; Membuat satu kebijakan publik yang didukung oleh kelas,
dalam tugasnya kelompok ini bertanggung jawab untuk membuat satu kebijakan
publik tertentu yang disepakati untuk didukung oleh mayoritas kelas serta
memberikan pembenaran terhadap kebijakan tersebut.
4. Kelompok portofolio-empat; Membuat satu rencana tindakan agar pemerintah
(setempat) dalam masyarakat mau menerima kebijakan kelas. Dalam tugasnya
kelompok ini bertanggung jawab untuk membuat suatu rencana tindakan yang
menujukkan bagaimana warganegara dapat mempengaruhi pemerintah (setempat)
untuk menerima kebijakan yang didukung oleh kelas.ang apa yang telah dipelajari.
Pada saat itu juga siswa yang belajar dalam kelompok kecil akan tumbuh dan
berkembang pola belajar tutor sebaya (peer group) dan belajar secara bekerjasama
(cooperative).
Pada MPCL, guru bukan lagi berperan sebagai satu-satunya nara sumber dalam PBM,
tetapi berperan sebagai mediator, stabilisator, dan manajer pembelajaran. Iklim belajar yang
berlangsung dalam suasana keterbukaan dan demokratis akan memberikan kesempatan yang
optimal bagi siswa untuk memperoleh informasi yang lebih banyak mengenai materi yang
dibelajarkan dan sekaligus melatih sikap dan keterampilan sosialnya sebagai bekal dalam
kehidupannya di masyarakat, sehingga perolehan dan hasil belajar siswa akan semakin
meningkat
PENUTUP
A. Simpulan
Model pembelajaran adalah rangkaian penyajian materi ajar yang meliputi segala aspek
sebelum sedang dan sesudah pembelajaran yang dilakukan guru serta segala fasilitas yang
terkait yang digunakan secara langsung atau tidak langsung dalam proses belajar mengajar.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.rijal09.com/2016/03/model-model-pembelajaran-ips-di-sd.html?m=1