Anda di halaman 1dari 7

Praktikum ke 7 Hari/Tanggal : Senin, 17 Oktober 2022

M.K Manajemen Koperasi Kel. Prak : 3/QP2

Dosen : Dr. Ir. Maya Dewi Dyah


Maharani, M. AP

Tugas Latihan Soal Praktikum 7

Anggota

Cony Nurlela J1310211006

Azryl Gustian Azhar J1310211038

Nadira Salwa Faizaty J1310211053

Hasna Nabila Putri J1310211071

Yuliana Fransiska J1310211023

PROGRAM KEAHLIAN MANAJEMEN AGRIBISNIS

SEKOLAH VOKASI

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2022
1. Diskusikanlah, hal hal apa saja yang perlu mendapatkan perhatian dalam
menilai keberhasilan koperasi? Dan perlukah dibuat kriteria keberhasilan yang
berbeda untuk jenis koperasi yang berbeda?
Jawab :
Menurut tokoh koperasi Ibnoe Soedjono, untuk memahami apa yang disebut
kemampuan koperasi, kita perlu menggunakan tolak ukur keberhasilan koperasi
secara mikro. Keberhasilan koperasi dapat didekati dari dua sudut, yaitu sudut
perusahaan dan sudut efek koperasi.

1. Pendekatan dari sudut perusahaan:


Peningkatan anggota perorangan. Pada dasarnya jumlah anggota
perorangan lebih penting daripada jumlah koperasi, karena sebagai
suatu kelompok masyarakat, kekuatan ekonomi berasal dari anggota
perorangan. Ada dua faktor keanggotaan yang perlu dipertimbangkan,
yaitu kemampuan ekonomi dan tingkat kecerdasan anggota.
Kemampuan ekonomi anggota menjadi penting karena dapat
dimobilisasi untuk menyelenggarakan investasi, sedangkan kecerdasan
anggota sangat menentukan kualitas manajemen yang sifatnya
partisipasi dalam rapat anggota sebagai kekuasaan tertinggi dengan satu
anggota satu suara.
 Peningkatan modal
Jumlah modal dari dalam dapat digunakan sebagai salah satu
indikator utama dari kemandirian koperasi. Semakin besar
modal dari dalam berarti kemandirian koperasi tersebut semakin
tinggi. Indikator kemandirian yang lain adalah keberanian
manajemen untuk mengambil keputusan sendiri.
 Peningkatan volume usaha
Volume usaha mengacu pada skala ekonomi, semakin besar
volume usaha koperasi, semakin besar potensinya sebagai
perusahaan untuk memberikan layanan dan jasa yang lebih baik
kepada para anggotanya. Menurut identitas koperasi, yang
menyatakan bahwa anggota dan pelanggan adalah orang yang
sama, maka volume usaha terutama harus berasal dari jasa
anggota. Loyalitas dan partisipasi aktif anggota sangat
menentukan besarnya volume usaha koperasi khususnya yang
berasal dari anggota. Peningkatan pelayanan kepada anggota
dan masyarakat. Berbeda dengan unsur yang lain, pelayanan ini
sukar dihitung secara kuantitatif. Anggota dapat merasakan
efeknya dengan membandingkan sebelum dan sesudah ada
koperasi. Bentuk pelayanan dapat bermacammacam, misalnya:
pendidikan, kesehatan, beasiswa, sumbangan, pelayanan usaha
yang cepat dan efisien, dan sebagainya.
2. Pendekatan dari sudut efek koperasi
 Produktivitas
koperasi dengan seluruh hasil kegiatannya dapat memenuhi
seluruh kewajiban yang harus dibayarnya, seperti: biaya
perusahaan, kewajiban kepada anggota, dan sebagainya.
 Efektivitas
 Dalam arti mampu memenuhi kewajiban-kewajiban terhadap
anggota anggotanya. Adil dalam melayani anggota-anggota,
tanpa melakukan diskriminasi.
Mantap dalam arti bahwa koperasi begitu efektif sehingga
anggota-anggota tidak ada alasan untuk meninggalkan koperasi
guna mencari alternatif pelayanan di tempat lain yang dianggap
lebih baik.
Menurut kelompok kami tidak ada kriteria keberhasilan yang
berbeda untuk jenis koperasi yang berbeda. Dikarenakan
bisanya penilaian keberhasilan dinilai secara umum walaupun
koperasi yang dijalankan berbeda-beda. Penilai secara umum ini
dilakukan agar keberhasilan koperasi sesuai standarnya. kriteria
keberhasilan koperasi tidak berbeda pada setiap jenis koperasi
karena aspek-aspek penilaian kriteria keberhasilan koperasi
dimiliki oleh seluruh jenis koperasi. Kriteria dalam menilai
keberhasilan koperasi diatas merupakan penilaian secara umum
yang dapat digunakan pada beberapa jenis koperasi yang
berbeda.

2. Apakah semakin besarnya SHU dapat menunjukkan semakin berhasilnya


koperasi sehingga besar kecilnya SHU tersebut dapat dipakai sebagai ukuran
keberhasilan koperasi?
Jawab :
Menurut pendapat kelompok kami, SHU yang semakin besar menunjukan
tingkat keberhasilan koperasi juga semakin besar. SHU tidak dapat dijadikan
tolak ukur keberhasilan sebuah koperasi karena berhasil atau tidaknya koperasi
sesuai dengan tujuan koperasi yaitu mensejahterakan anggotanya. Salah satu
faktor penting dalam keberhasilan koperasi adalah SHU, hal ini dapat terjadi
karena sebagian SHU digunakan sebagai dana cadangan untuk membuat usaha
baru sehingga dapat meningkatkan modal sendiri tanpa meminjam dari pihak
luar. Modal dapat meningkatkan efisiensi dan kemandirian sebuah koperasi
dalam mengembangkan usahanya. Jumlah SHU dan distribusi SHU yang
diberikan kepada anggota, semakin adil pendistribusian SHU kepada anggota
artinya koperasi tersebut semakin berhasil. Tetapi jika besar kecilnya SHU
dikatakan sebagai tolak ukur keberhasilan suatu koperasi, kelompok kami tidak
setuju

3. Diantara 13 kriteria koperasi mandiri, menurut kelompok anda manakah


kriteria yang sulit dipenuhi oleh koperasi?
Jawab :
Diantara 13 kriteria Koperasi Mandiri, menurut kelompok anda manakah
kriteria yang sulit dipenuhi oleh koperasi ? → berikut ini 13 kriteria Koperasi
Mandiri : 1). Mempunyai anggota penuh min. 25% dari jumlah penduduk
dewasa yang memenuhi persyaratan keanggotaan di daerah kerjanya 2) .
Pelayanan kepada anggota min. 60% dari volume usaha secara keseluruhan 3).
Minimal 3 tahun berturut-turut RAT dilaksanakan tepat waktu 4) . Pengurus
dan BP semua berasal dari anggota, jumlah maksimal pengurus 5 orang dan BP
3 orang 5). Modal sendiri minimal 25 juta rupiah 6). Hasil audit laporan
keuangan layak tanpa catatan 7). Batas toleransi deviasi usaha terhadap rencana
usaha 20% 8). Rasio likuiditas 150% - 200%, solvabilitas min. 100% 9). Total
volume usaha proporsional dengan jumlah anggota, minimal rata-rata Rp
250.000,- per anggota per tahun 10). Pendapatan kotor minimal dapat menutupi
biaya berdasarkan prinsip efisiensi 11). Sarana usaha layak dan dikelola sendiri
12). Tidak ada penyelewengan dan manipulasi oleh pengelola 13). Tidak
mempunyai tunggakan

4. Menurut kelompok anda, apabila suatu koperasi belum dapat memenuhi


seluruh kriteria koperasi mandiri, apakah koperasi tersebut dikatakan belum
berhasil? Adakah kriteria yang kelompok anda anggap kurang relevan untuk
penilaian keberhasilan koperasi dan untuk kondisi dewasa ini serta perlu
diperbaharui? Berikan alasannya?
Jawab :

Menurut kelompok kami, dari 13 kriteria itu merupakan koperasi yang


dikatakan mandiri, bukan kriteria koperasi berhasil atau tidak. Karena sejatinya
koperasi yang berhasil itu memenuhi 3 kriteria koperasi, yaitu sehat organisasi,
sehat usaha, dan sehat mental. Dan dari 13 kriteria itu semuanya relevan, dan
mempengaruhi keberhasilan koperasi. Dan koperasi dikatakan baik apabila
koperasi tersebut baik dan sehat, serta semua unsur organisasi koperasi
memberi dukungan terhadap pelaksanaan program kerja yang telah disepakati.

5. Secara umum dapat dikatakan bahwa koperasi non KUD lebih berhasil
dibandingkan dengan KUD, bagaimana pendapat kelompok anda?
Jawab :
Kelompok kami setuju bahwa koperasi non KUD lebih berhasil dibanding
dengan KUD, karena KUD belum mampu menangani suatu usaha secara
mandiri apalagi memajukannya. Hal ini disebabkan oleh beberapa
permasalahan terdiri dari permasalahan eksternal dan internal.
1) Eksternal
● Masyarakat belum sepenuhnya meyakini bahwa koperasi
merupakan sarana yang efektif untuk mengatasi kelemahan
ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan.
● Belum adanya rencana induk pengembangan koperasi yang
terpadu.
● Belum ada sarana prasarana yang menunjang untuk bisa
membangkitkan kegairahan berkoperasi.
2) Internal
● KUD lemah dalam organisasi dan manajemen
● Sarana pelayanan dan modal yang belum memadai
● Kurangnya pengarahan yang tepat untuk pengembangan
kegiatan ekonomi yang berkelanjutan
Sumber daya manusia (keanggotaan) merupakan hal penting
pada koperasi. Pada KUD. tidak semua pengurus dan anggota
koperasi tahu tentang keadaan koperasi, tetapi hanya ketua saja
yang dianggap perlu tahu dalam segala hal serta KUD tidak
berani dalam mengambil risiko. Pada umumnya KUD berada di
desa-desa dengan sumber daya manusia yang rendah, hal
tersebut berdampak pada sulitnya masyarakat di desa dalam
mengakses pasar karena infrastruktur desa yang belum
memadai. Sedangkan anggota koperasi non KUD yang lebih
berhasil dibanding dengan KUD karena koperasi non KUD lebih
cepat dan lebih terampil dalam memanfaatkan peluang. terutama
dalam layanan perbankan dan banyak hal terjadi yang
menunjukan bahwa lembaga non KUD memiliki kekuatan untuk
memperjuangkan kepentingan anggotanya.

Anda mungkin juga menyukai