Anda di halaman 1dari 5

HUBUNGAN PENYIMPANAN BAHAN MAKANAN DAN

PENCUCIAN ALAT MAKAN DENGAN KUALITAS


BAKTERIOLOGIS LALAPAN DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS III DENPASAR SELATAN
Ni Putu Indah Aristin1, I Made Bulda Mahayana2, I Gusti Ayu Made Aryasih3

Abstract: In lalapan food seller in working area of of Community Heath Centre III
South Denpasar have not a permanen location of water resources to washing. Data
from Community Heath Centre III South Denpasar showed that total of lalapan seller
is 15 seller that active sell the food until night. Total colony of bactery in vegetable of
lalapan including parameter TPC by Permenkes RI No. 715/Menkes/SK/V/2003 is 1 x
102. General purpose of this research is to know the correlation food and washing of
eating tools with quality lalapan in working area of Community Heath Centre III
South Denpasar. Independent saving and wasing eating tools and and dependent
variable is bacteriology. Type of research is descriptive with the desain of research is
cross sectional. Statistic test using chi square showed that sig. 0.000 or < 0.05, mean
that Ho rejected or there are saving of food with quality bacteriology lalapan.
Fisher’s Exact Test showed that sig. 0.004 or > 0.05, or there are not correlation
washing toolls to the bacteriology of lalapan.The researcher suggest that increasing
of food seller about implematiation hygiene and sanitation.

Key words: saving of food, washing of eathing tools, bacteriology of lalapan.

Pada pedagang lalapan di wilayah kerja Sanitasi makanan merupakan salah satu
Puskesmas III Denpasar Selatan tidak usaha pencegahan yang menitik beratkan
memiliki lokasi tetap serta sumber air yang kegiatan dan tindakan yang perlu untuk
tidak tetap untuk melaksanakan proses membebaskan makanan dan minuman dari
pencucian. Berdasarkan data Puskesmas III segala bahaya yang dapat mengganggu
Denpasar Selatan jumlah pedagang lalapan kesehatan, mulai dari makanan sebelum
adalah 15 pedagang yang aktif berjualan diproduksi, selama dalam proses
hingga malam hari. Berdasarkan hasil pengolahan, penyimpanan, pengangkutan,
observasi pendahuluan terhadap salah satu sampai pada saat makanan dan minuman
pedagang lalapan diidentifikasi bahwa tersebut siap untuk dikonsumsi oleh
proses pencucian masih menggunakan kain masyarakat atau konsumen. Sanitasi
lap yang tidak hygienis. Hal ini makanan ini bertujuan untuk menjamin
meningkatkan jumlah koloni bakteri pada keamanan dan kemurnian makanan,
makanan yang diuji menggunakan metode mencegah penjualan makanan yang
TPC. Jumlah Koloni bakteri pada sayur merugikan dan mengurangi kerusakan atau
lalapan paramereter TPC menurut pemborosan makanan (Depkes RI, 2005).
Permenkes RI No. 715/Menkes/SK/V/2003 Makanan yang kita makan bukan saja
yaitu 1 x 102. Tujuan umum pada penelitian harus memenuhi nilai gizi dan mempunyai
ini adalah untuk mengetahui hubungan bentuk yang menarik akan tetapi juga harus
penyimpanan bahan makanan dan pencucian aman dalam arti tidak mengandung
alat makan dengan kualitas bakteriologis mikroorganisme dan bahan kimia yang
lalapan di wilayah kerja Puskesmas III dapat menyebabkan penyakit (Depkes RI,
Denpasar Selatan. 1987).
Hygiene sanitasi adalah upaya untuk
mengendalikan faktor makanan, orang,
1 Mahasiswa Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekes Denpasar
40 2,3 Dosen Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekes Denpasar
Hubungan Penyimpangan Bahan Makanan dan ..... ( Aristin, Mahayana, Aryasih )
tempat dan perlengkapannya yang dapat variabel secara statistik dianggap sebagai
atau mungkin dapat menimbulkan penyakit berhubungan.
atau gangguan kesehatan. Untuk mencegah
kontamisi makanan dengan zat-zat yang Hasil dan Pembahasan
dapat mengakibatkan gangguan kesehatan Pengukuran terhadap penyimpanan
diperlukan penerapan sanitasi makanan. bahan makanan dilakukuan pada 15
Sanitasi makanan adalah usaha untuk pedagang lalapan. Bahan makanan yang
mengamankan dan menyelamatkan makanan dimaksud dalam penelitian ini adalah
agar tetap bersih, sehat dan aman. Sanitasi sayuran mentah. Pengukuran dilakukan
makanan yang buruk dapat disebabkan tiga dengan mengobservasi proses penyimpanan
faktor yakni : fisik, kimia dan mikrobiologi bahan makanan atau sayur lalapan pada
(Depkes RI, 2005). pedagang lalapan. Berdasarkan tabel 1
Akibat buruknya g sanitasi makanan dapat menunjukkan bahwa pedagang dengan
timbul gangguan kesehatan pada orang yang penyimpanan bahan makanan yang tidak
mengkonsumsi makanan tersebut. Gangguan memenuhi syarat ada 10 pedagang (66.67%)
kesehatan yang dapat terjadi akibat makanan dan pedagang dengan penyimpanan bahan
dapat dibagi dua yaitu keracunan makanan makanan memenuhi syarat ada lima
dan penyakit bawaan makanan (Mulia, pedagang (33.33%).
2005).
Tabel 1
Metode Kondisi penyimpanan bahan makanan
Jenis penelitian yang digunakan adalah No Kriteria f %
penelitian deskriptif analitik, penelitian ini 1. Tidak Memenuhi Syarat 10 66,67
dari segi waktu termasuk penelitan cross 2. Memenuhi Syarat 5 33,33
sectional. Populasi penelitian adalah warung
Jumlah 15 100
makan lalapan di wilayah Puskesmas III
Denpasar Selatan dengan jumlah 15
Pengukuran terhadap pencucian alat
pedagang. Sampel yang digunakan pada
makan dilakukan pada 15 pedagang lalapan.
penelitian ini adalah populasi penelitian
Pengukuran dilakukan dengan
yaitu 15 pedagang. Data primer pada
mengobservasi proses pencucian alat makan
penelitian ini adalah hasil laboratorium
pada pedagang lalapan. Berdasarkan tabel 2
mengenai kulitas bakteriologis lalapn dan
menunjukkan bahwa pedagang dengan
hasil observasi pada proses pencucian alat
kondisi pencucian alat makan yang tidak
makan dan penyimpanan bahan makanan
memenuhi syarat sebanyak 11 pedagang
menggunakan lembar observasi. Data yang
(73,33%) dan pedagang dengan pencucian
didapat dimasukan ke dalam uji Statistik
alat memenuhi syarat sebanyak 4 (empat)
Fisher’s Exact Test. Test signifikasi
pedagang (26,67%).
bermaksud menguji apakah hipotesis yang
diobservasi memiliki korelasi atau
Tabel 2
hubunganyang signifikan antar variabel.
Kondisi pencucian alat makan
Bila harga sig, ternyata sama atau lebih
besar dari suatu harga kritis yang ditetapkan
No Kriteria f %
pada sesuatu taraf signifikasi (0.05), maka
1. Tidak Memenuhi Syarat 11 73,33
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan
yang meyakinkan antara variabel. Jika 2. Memenuhi Syarat 4 26,67
keadaan adalah sebaliknya, yaitu harga sig. Jumlah 15 100
ternyata lebih kecil dari suatu harga kritis
maka kita menyimpulkan bahwa tidak ada Berdasarkan tabel 3 menunjukkan bahwa
hubungan yang meyakinkan antar variabel hasil pemeriksaan bakteriologis lalapan yang
sehingga Ho ditolak dan Hi diterima, atau tidak memenuhi syarat ada 10 pedagang

41
Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol. 4 no 1, Mei 2014 : 40 - 44
(66,67%) dan memenuhi syarat sebanyak 5 Tabel 5
(lima) pedagang (33,33%). Analisis pencucian alat makan terhadap
bakteriologi lalapan
Tabel 3
Hasil pemeriksaan bakteriologi lalapan
Bakteriologi
Tidak Memenuhi
No Kriteria f % Jumlah
Memenuhi
Pencucian alat Syarat
1. Tidak Memenuhi Syarat 10 66,67
makan
2. Memenuhi Syarat 5 33,33
Tidak
Jumlah 15 100
Memenuhi 10 1 11
Syarat
Berdasarkan hasil observasi
Memenuhi
penyimpanan bahan makanan terhadap
Syarat 0 4 4
bakteriologi diperoleh yang memenuhi
g
syarat sebanyak 5 pedagang, dan hasil dari
Jumlah 10 5 15
uji Fisher’s Exact Test menunjukkan bahwa
nilai p = 0.000 atau < 0.05. Adapun tabel p = 0.004
silang analisis penyimpanan bahan makanan
terhadap bakteriologi lalapan disajikan pada Berdasarkan hasil observasi terhadap
tabel 4. penyimpanan bahan makanan menunjukkan
bahwa 66.67% pedagang yang tidak
Tabel 4 memenuhi syarat. Kondisi yang tidak
Analisis penyimpanan bahan makanan memenuhi syarat disebabkan oleh bahan
terhadap bakteriologi lalapan makanan tidak disimpan berdasarkan
jenisnya. Bahan makanan disimpan pada
Bakteriologi wadah yang tidak terhindar dari kontaminan.
Tidak Memenuhi Hal ini memungkinkan bahan makanan
Jumlah mudah rusak. Hasil uji statistik Fisher’s
Penyimpanan Memenuhi Syarat
bahan makanan Exact Test menunjukan bahwa nilai sig.
Tidak yaitu 0.000 atau < 0.05, artinya Ho ditolak
Memenuhi 10 0 10 atau ada hubungan penyimpanan bahan
Syarat makanan terhadap kualitas bakteriologi
Memenuhi lalapan.
Syarat 0 5 5 Berdasarkan hasil observasi
menunjukkan bahwa penyimpanan bahan
Jumlah 10 5 15 makanan yang tidak memenuhi syarat
p = 0.000 disebabkan oleh bahan makanan tidak
terhindar dari bahan kontaminan atau
Berdasarkan hasil observasi ditaruh pada wadah yang terbuka. Menurut,
menunjukkan bahwa pencucian alat makan Kusmayadi, (2008) bahan makanan tidak
terhadap bakteriologi lalapan diperoleh yang disimpan dengan baik akan mudah rusak dan
memenuhi syarat sebanyak 4 pedagang, dan kehilangan nilai gizinya. Semua bahan
hasil dari uji Fisher’s Exact Test menunjukan makanan dibersihkan terlebih dahulu
bahwa nilai p = 0.004 atau < 0.05. Adapun sebelum disimpan, yang dapat dilakukan
tabel silang analisis pencucian alat makan dengan cara mencuci. Setelah dikeringkan
terhadap bakteriologi lalapan disajikan pada kemudian dibungkus dengan pembungkus
tabel 5. yang bersih dan disimpan dalam ruangan
yang bersuhu rendah (Kusmayadi, 2008).

42
Hubungan Penyimpangan Bahan Makanan dan ..... ( Aristin, Mahayana, Aryasih )
Bahan makanan pada pedagang lalapan syarat sebanyak 4 pedagang (26.67%).
yang diobservasi memiliki kualitas yang Berdasarkan pemeriksaan bakteriologi pada
kurang baik yaitu masih ditemukan bahan lalapan yang tidak memenuhi syarat
makanan yang sudah membusuk. Kualitas diperoleh 10 pedagang (66.67%) dan yang
bahan makanan yang baik dapat dilihat memenuhi syarat diperoleh lima pedagang
melalui ciri-ciri fisik dan mutunya dalam hal (33.33%). Jadi ada hubungan antara
ini bentuk, warna, kesegaran, bau, dan penyimpanan bahan makanan terhadap
lainnya. Bahan makanan yang baik terbebas kualitas bakteriologi lalapan (p = 0.000).
dari kerusakan dan pencemaran termasuk Ada hubungan pencucian alat makan
pencemaran oleh bahan kimia seperti terhadap kualitas bakteriologi lalapan (p =
pestisida (Kusmayadi, 2008). 0.004).
Berdasarkan hasil observasi terhadap Saran kepada pihak puskesmas
pencucian alat makang menunjukkan bahwa melaksanakan penyuluhan dan pembinaan
73,33% tidak memenuhi syarat, dan hasil pedagang lalapan. Pedagang lalapan
hasil dari uji statistik Fisher’s Exact Test memiliki sumber air yang tetap sehingga
diperoleh nilai sig. yaitu 0.004 atau < 0.05, proses pencucian menggunakan air yang
artinya ada hubungan pencucian alat makan mengalir. Proses pengeringan alat makan
terhadap bakteriologi lalapan. Hasil tidak menggunakan lap yang kotor sehingga
observasi menunjukan bahwa pencucian alat tidak menjadi sumber kontaminasi.
makan tidak menggunakan air yang Penelitian dilanjutkan dengan metode yaitu
mengalir dan proses pengeringannya menambahkan enam prinsip lainnya dalam
menggunakan lap kain yang kotor. Hal ini mengobservasi pedagang lalapan.
akan meningkatkan kontaminasi silang dari
lap yang kotor pada piring yang telah dicuci. Daftar Pustaka
Menurut, Depkes RI (2005) Kontaminasi Depkes RI, 1987, Chapter II. Available
(online): http://repository.
terhadap makanan oleh peralatan, penjamah usu.ac.id/bitstream/123456789/2772
makanan, proses penanganannya maupun 3/5/Chapter%20I.pdf, (23 Juli 2013).
air, harus dihindari selama pengolahan, baik
dalam mencuci, meracik, maupun memasak. Depkes RI. 2005. Higene Sanitasi Makanan.
Jakarta: Pusat Pendidikan Tenaga
Dalam mencuci bahan makanan perlu Kesehatan.
diperhatikan adalah sumber air yang
digunakan untuk mencuci. Sedangkan Depkes RI, 2005, Hygiene dan Sanitasi
peralatan makan yang sudah dicuci disentuh Makanan, Available (online):
http://repository.usu.ac.id/bitstream/
pada bagian yang untuk meletakan makanan 123456789/34589/4/Chapter%20II.p
atau bagian menempel mulut. Tindakan df, (23 Juli 2013).
tersebut memungkinkan terjadinya
kontaminasi silang pada alat makan Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor
sehingga akan meningkatkan bakteriologi 942/Menkes/SK/VII/2003 Tentang
pada lalapan. Pedoman Persyaratan Hygiene
Sanitasi Makanan Jajanan.
Simpulan dan Saran
Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Peneliti menyimpulkan penyimpanan Indonesia Nomor
bahan makanan yang tidak memenuhi syarat 715/Menkes/SK/V/2003 tentang
sebanyak 10 pedagang (66.67%) dan Persyaratan Hygiene Sanitasi
pedagang dengan penyimpanan bahan Jasaboga.
makanan yang memenuhi syarat sebanyak Kusmayadi, 2008, Chapter II,
lima pedagang (33.33%). Kondisi pencucian http://repository. usu.ac.id/bitstream
alat makan yang tidak memenuhi syarat /1234567
sebanyak 11 pedagang (73.33%) dan 89/25158/4/Chapter%20II.pdfhttp://r
epository.usu.ac.id/bitstream/123456
pedagang dengan pencucian alat memenuhi

43
Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol. 4 no 1, Mei 2014 : 40 - 44
789/25158/4/Chapter%20II.pdf, (23
Juli 2013).
Mulia, 2005, Hygiene Sanitasi, Available
(online):
http://repository.usu.ac.id/bitstream/
123456789/21098/4/Chapter%20II.p
df, (16 Mei 2013).

44

Anda mungkin juga menyukai