KATA PENGANTAR
Penyusun
DAFTAR ISI
C. Tujuan Penulisan............................................................................................2
A. Kesimpulan....................................................................................................16
B. Saran..............................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................18
ii
BAB I PENDAHULUAN
1
Kesalahpahaman tentang disiplin ilmu teknologi pendidikan bukan hanya
terjadi di Indonesia saja, melainkan juga di negara-negara maju seperti Amerika
Serikat dan Kanada. Beberapa profesor di Ohio State University di Amerika
Serikat pernah mengajukan pertanyaan kepada penulis ketika mengambil program
Sandwich Like seperti berikut ini: "Mengapa mengkaji pembelajaran berbasis
kecerdasan jamak, padahal Anda mengambil program studi Teknologi
Pendidikan?" Dapat dipahami bahwa pertanyaan tersebut menggambarkan bahwa
teknologi pembelajaran yang mereka pahami hanyalah sebatas komputer, internet,
DVD dan CD-ROM, peralatan mobile, digital audio, dan semacamnya, tetapi
tidak sampai pada tataran belajar dan pembelajaran.
Banyak yang menganggap bahwa teknologi pembelajaran hanyalah
berkaitan dengan teknologi komputer atau sebatas media cetak visual audio,
2
audiovisual, multimedia, digital, dan Internet. Kemudian, seiring dengan
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, teknologi pembelajaran
dikaitkan juga dengan pemanfaatan youtube, twitter facebook, web-blog, web 2,
audity, skype, yahoo messenger, dan berbagai perangkat lunak jejaring.
Pandangan tersebut sebenarnya tidaklah keliru jika yang dimaksudkan
bahwa teknologi komputer tersebut adalah bagian dari kajian teknologi
pembelajaran. Tetapi jika teknologi pembelajaran hanyalah dimaknai sebatas
teknologi komputer, pandangan tersebut keliru.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis temukan, maka
kami merumuskan beberapa rumusan masalah. Yang dapat memberikan kita
pengetahuan dan konsep yang utuh tentang bagaimana model pengembangan
teknologi pembelajaran dapat kita pahami secara lebih baik.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian model-model pembelajaran?
2. Bagaiamana pengertian pengembangan dan pengelolaan pembelajaran?
3. Bagaimana pengembangan teknologi pembelajaran?
C.Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian model-model pembelajaran.
2. Untuk mengetahui pengertian pengembangan dan pengelolaan pembelajaran.
3. Untuk mengetahui pengembangan teknologi pembelajaran
BAB II PEMBAHASAN
harus dilakukan oleh guru atau siswa. Sintaks (pola urutan) dari bermacam macam
model pembelajaran memiliki komponen-komponen yang sama. Contoh, setiap
model pembelajaran diawali dengan upaya menarik perhatian siswa dan
memotivasi siswa agar terlibat dalam proses pembelajaran. Setiap model
pembelajaran diakhiri dengan tahap menutup pelajaran, di dalamnya meliputi
kegiatan merangkum pokok pelajaran yang dilakukan oleh siswa dengan
bimbingan guru, Model pembelajaran dalam penelitian ini sesuai dengan
kurikulum 2013 yang menekankan pada konsep pendekatan scientific dalam
pembelajaran sebagaimana dimaksud, yaitu yang meliputi mengamati, menanya,
menalar, mencoba membentuk jejaring untuk semua mata pelajaran.
Pembelajaran pada Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan scientific
atau pendekatan berbasis proses keilmuan. Pendekatan scientific dapat
menggunakan beberapa strategi seperti pembelajaran kontekstual. Model
3 Cucu suhana, Konsep Strategi Pembelajaran Edisi revisi, Bandung Refika Aditama 2014, hal.
37
4 Trismo, Model Pembelajaran Terpadu; Konsep, Strategi Dan Implementasinya Dalam
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidik (KTSP), Jakarta, Aksara, 2013, hal. 51
3
4
5 Darmadi, Pengembangan Model Dan Metode Pembelajaran Dalam Dinamika Belajar Siswa,
Terpilih, 2017, hal. 42
5
sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pembelajar dalam
merencanakan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran.
4. Ciri-ciri Model Pembelajaran
Model pembelajaran mempunyai makna yang lebih khas luas daripada
suatu strategi, metode, atau prosedur pembelajaran." Istilah model pembelajaran
mempunyai 4 ciri khusus yang tidak dipunyai oleh strategi atau metode
pembelajaran:6
a. Rasional teoritis yang logis yang disusun oleh pendidik
b. Tujuan pembelajaran yang akan dicapai
c. Langkah-langkah mengajar yang diperlukan agar model pembelajaran dapat
dilaksanakan secara optimal
d. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran dapat dicapai
Ciri dari suatu model pembelajaran yang baik diantaranya yaitu adanya
keikutsertaan siswa secara aktif dan kreatif yang akan membuat mereka
mengalami pengembangan diri. Guru bertindak sebagai fasilitator, koordinator,
mediator dan motivator kegiatan belajar siswa.
5. Aspek-aspek Model Pembelajaran
Untuk mengetahui kualitas model pembelajaran harus dilihat dari dua
aspek, yaitu proses dan produk. Aspek proses mengacu apakah pembelajaran
mampu menciptakan situasi belajar yang menyenangkan (Joyful learning) serta
mendorong siswa untuk aktif belajar dan berpikir kreatif. Aspek produk mengacu
apakah pembelajaran mampu mencapai tujuan, yaitu meningkatkan kemampuan
siswa sesuai dengan standar kemampuan atau kompetensi yang ditentukan. Dalam
hal ini sebelum melihat hasilnya, terlebih dahulu aspek proses sudah dapat
dipastikan berlangsung baik.
dari proses pendidikan secara keseluruhan, dan guru merupakan salah satu faktor
yang penting dalam menentukan berhasilnya proses pembelajaran. Oleh karena
itu pendidik dan khususnya Kepala Sekolah dituntut untuk meningkatkan peran
dan kompetensinya, dalam mengorganisir atau mengelola pembelajaran dengan
menciptakan lingkungan belajar yang efektif, efisien dan menyenangkan agar
hasil belajar peserta didik berada pada tingkat yang optimal.7
Belajar merupakan suatu yang komplek dan merupakan peristiwa
sehari-hari di sekolah maupun luar sekolah. Kekomplekan ini dipandang dari
subjek yaitu pelajar dan pembelajar. Dari pelajar, belajar dialami sebagai suatu
proses mental dalam menghadapi bahan ajar yang terhimpun dalam buku
pelajaran. Dari segi pembelajar proses belajar tampak sebagai perilaku belajar
tentang sesuatu hal. Proses internal merupakan seluruh mental yang meliputi
ranah kognitif, afektif dan psikomotorik yang tertuju pada bahan ajar tertentu.
Dari segi pembelajar, proses belajar dapat diamati secara tidak langsung, artinya
proses belajar merupakan proses internal pelajar tidak diamati akan tetapi
dipahami oleh pembelajar.
Proses belajar akan tampak lewat perilaku pelajar dalam mempelajari
bahan ajar. Perilaku inilah merupakan respons pelajar terhadap tindak
pembelajaran yang dilakukan oleh pembelajar. Perilaku pembelajaran ada
hubungannya dengan desain instruksional. Dalam desain instruksional
pembelajar menyusun tujuan pembelajaran.
Pengelolaan pembelajaran dapat diartikan sebagai upaya untuk
mempertahankan ketertiban kelas, tetapi pengertian pengelolaan pembelajaran ini
telah mengalami perkembangan dan diartikan proses seleksi dan menggunakan
alat-alat yang tepat terhadap problem dan situasi pengelolaan pembelajaran.
Pengelolaan pembelajaran adalah suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung
jawab kegiatan belajar mengajar dengan maksud agar dicapai kondisi yang
optimal sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar mengajar seperti
7 Achmad Noor Fatil, Djako Adi Walujo, Belajar dan Pembelajaran
(Hasil Kajian Penelitian dan Pengembangan) Model Pengembangan Pembelajaran Blended
Learning Berbasis Strategi Problem Based Learning, Surabaya: Scopindo Media Pustaka, 2020,
Hal. 15
7
yang diharapkan.8
1. Model Pengelolaan Pembelajaran
Terdapat berbagai model pengelolaan pembelajaran atau pengelolaan
kelas. Model- pengelolaan pembelajaran yang dikembangkan dilandasi dengan
argumentasi teoritis tertentu. Antara satu model dan model lainnya terdapat
beberapa perbedaan pendekatan, strategi, metode, taktik dan sebagai, tetapi yang
perlu diingat bahwa semua model pengelolaan pembelajaran bertujuan sama
yaitu menjadikan proses pembelajaran berjalan secara efektif dan mendorong
terjadinya proses belajar. Beberapa model pengelolaan pembelajaran yang sering
kita dengar seperti pembelajaran klasikal. pembelajaran individual, pembelajaran
tematik, pembelajaran terpadu, pembelajaran kontekstual.
2. Model Pengelolaan Pembelajaran Klasikal
Pengajaran klasikal adalah model pengelolaan pembelajaran yang biasa
kita lihat sehari-hari. Istilah klasikal bisa diartikan sebagai secara klasik yang
menyatakan bahwa kondisi yang sudah lama terjadi, bisa juga diartikan sebagai
bersifat kelas. Jadi pembelajaran klasikal berarti pembelajaran konvensional
yang biasa dilakukan di kelas selama ini, yaitu pembelajaran yang memandang
peserta didik berkemampuan tidak berbeda atau sama sehingga mereka mendapat
pelajaran secara bersama, dengan cara yang sama dalam satu kelas sekaligus.
Pembelajaran klasikal tidak berarti jelek, tergantung proses kegiatan yang
dilaksanakan, yaitu apakah semua peserta didik berpartisipasi secara aktif terlibat
dalam pembelajaran, atau pasif tidak terlibat, atau hanya mendengar dan
mencatat, apakah pembelajaran efektif mencapai tujuan pembelajaran, apakah
pembelajaran menyenangkan bagi pendidik dan peserta didik.
Pada model pengelolaan pembelajaran ini pendidik mengajar sejumlah
peserta didik, biasanya antara 30-40 peserta didik di dalam sebuah ruangan kelas.
Dalam kondisi seperti ini, kondisi belajar peserta didik secara individual baik
menyangkut kecepatan belajar, kesulitan belajar dan minat belajar.
3. Model Pengelolaan Pembelajaran Individual
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian-uraian yang telah dipaparkan, maka dapat ditarik
beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Model pembelajaran merupakan suatu kerangka konseptual yang
melukiskan prosedur secara sistematis dalam mengorganisasikan
pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi
sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar
dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran. Ciri dari
suatu model pembelajaran yang baik diantaranya yaitu adanya
keikutsertaan siswa secara aktif dan kreatif yang akan membuat mereka
mengalami pengembangan diri. Guru bertindak sebagai fasilitator,
koordinator, mediator dan motivator kegiatan belajar siswa.
2. Pengelolaan pembelajaran dapat diartikan sebagai upaya untuk
mempertahankan ketertiban kelas, tetapi pengertian pengelolaan
pembelajaran ini telah mengalami perkembangan dan diartikan proses
seleksi dan menggunakan alat-alat yang tepat terhadap problem dan
situasi pengelolaan pembelajaran.
3. Teknologi Pembelajaran adalah pengembangan (riset, desain, produksi,
evaluasi, dukungan-pasokan, pemanfaatan) komponen sistem
pembelajaran (pesan, orang, bahan, peralatan, teknik dan latar) serta
pengelolaan usaha pengembangan (organisasi dan personal) secara
sistematik, dengan tujuan untuk memecahkan masalah belajar:
Pengembangan model ASSURE, PIE, Model Roblyer, Model Hannafin
Peck.
B. Saran
Setelah membaca sumber dan menyusun makalah ini, penulis
berpendapat bahwa, Model-model pengembangan teknologi pembelajaran sangat
16
17