Anda di halaman 1dari 23

MODEL-MODEL PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PEMBELAJARAN

Disiapkan Untuk Memenuhi Tugas Pada Mata Kuliah


Teknologi Pembelajaran
Dosen Pengampu: Ika, M. Pd

Disusun Oleh : Kelompok 1

Didi Paridi : 061.14.5041.19

Eva Rosdiana : 061.14.5055.19

Muhammad Alfi Zulfikri : 061.14.5065.19

Muhammad Gufron : 061.14.5065.19

My Syaro Utami : 061.14.5077.19

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI


AGAMA ISLAM (STAI) FATHAHILLAH SERPONG TANGERANG
SELATAN 2020/2021

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan


karuniaNya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Modelmodel Pengembangan Teknologi Pembelajaran”. Sholawat dan
salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada Rasulullah, Nabi
Muhammad SAW, keluarga dan para sahabatnya.
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas pada mata kuliah Teknologi Pembelajaran dan yang lebih pentingnya
yakni, untuk menambah ilmu pengetahuan bagi kami sebagai mahasiswa
calon pendidik untuk dapat mengetahui tata cara mengajar dan metodologi
dalam penyampaian materi pengajaran.
Makalah ini tentunya tak luput dari kesalahan dan kekurangan, baik
dari segi isi pembahasan, penggunaan bahasa, analisis maupun yang
lainnya. Maka dari itu, komentar maupun kritik dan saran sangat
dibutuhkan oleh penulis untuk memperbaiki hasil karya kepenulisan
kedepannya.
Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu..

Tangerang selatan, 01 Oktober 2021

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ i

DAFTAR ISI ......................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN .....................................................................................


B. Rumusan Masalah..........................................................................................2

C. Tujuan Penulisan............................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................

A. Pengertian Model-model Pembelajaran..........................................................3

B. Pengertian Pengembangan dan Pengelolaan Pembelajaran...........................5

C. Pengembangan Teknologi Pembelajaran.....................................................11

BAB III PENUTUP ..............................................................................................

A. Kesimpulan....................................................................................................16

B. Saran..............................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................18

A. Latar Belakang ............................................................................................ 1

ii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Setiap kali diperdengarkan kata teknologi, maka perhatian kita langsung
tertuju pada komputer, pemutar audio digital berupa Moving Picture Experts
Group (MPEG-1) dan lapisan (Layer) 3 atau disebut mp3, perangkat keras dan
lunak, bahkan menerawang sampai kepada pesawat ulang-alik (Smaldino,
Lowther, dan Russell, 2008). Begitu pula, ketika kita menyebut media
pembelajaran, ingatan langsung diarahkan pada kapur tulis atau spidol, papan
tulis, buku paket, kertas karton, foto, gambar, diagram, tape, televisi, video,
overhead transparancies, komputer dan Internet. Sama halnya ketika menyebut
istilah teknologi pembelajaran, anggapan banyak pihak yang tidak menekuni
bidang ini mengarah pada komponen media dan teknologi di atas. Menurut ahli
dan penggiat teknologi pendidikan, anggapan yang menempatkan teknologi
pendidikan sama dengan unsur-unsur media dan teknologi seperti disebut
sebelumnya itu adalah kesalahpahaman.1

1 Muhammad Yaumi, Model Pengembangan Media dan Teknologi Pembelajaran,


Makassar: Buku Daras UIN Alauddin, 2015, hal. 17

1
Kesalahpahaman tentang disiplin ilmu teknologi pendidikan bukan hanya
terjadi di Indonesia saja, melainkan juga di negara-negara maju seperti Amerika
Serikat dan Kanada. Beberapa profesor di Ohio State University di Amerika
Serikat pernah mengajukan pertanyaan kepada penulis ketika mengambil program
Sandwich Like seperti berikut ini: "Mengapa mengkaji pembelajaran berbasis
kecerdasan jamak, padahal Anda mengambil program studi Teknologi
Pendidikan?" Dapat dipahami bahwa pertanyaan tersebut menggambarkan bahwa
teknologi pembelajaran yang mereka pahami hanyalah sebatas komputer, internet,
DVD dan CD-ROM, peralatan mobile, digital audio, dan semacamnya, tetapi
tidak sampai pada tataran belajar dan pembelajaran.
Banyak yang menganggap bahwa teknologi pembelajaran hanyalah
berkaitan dengan teknologi komputer atau sebatas media cetak visual audio,
2
audiovisual, multimedia, digital, dan Internet. Kemudian, seiring dengan
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, teknologi pembelajaran
dikaitkan juga dengan pemanfaatan youtube, twitter facebook, web-blog, web 2,
audity, skype, yahoo messenger, dan berbagai perangkat lunak jejaring.
Pandangan tersebut sebenarnya tidaklah keliru jika yang dimaksudkan
bahwa teknologi komputer tersebut adalah bagian dari kajian teknologi
pembelajaran. Tetapi jika teknologi pembelajaran hanyalah dimaknai sebatas
teknologi komputer, pandangan tersebut keliru.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis temukan, maka
kami merumuskan beberapa rumusan masalah. Yang dapat memberikan kita
pengetahuan dan konsep yang utuh tentang bagaimana model pengembangan
teknologi pembelajaran dapat kita pahami secara lebih baik.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian model-model pembelajaran?
2. Bagaiamana pengertian pengembangan dan pengelolaan pembelajaran?
3. Bagaimana pengembangan teknologi pembelajaran?

C.Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian model-model pembelajaran.
2. Untuk mengetahui pengertian pengembangan dan pengelolaan pembelajaran.
3. Untuk mengetahui pengembangan teknologi pembelajaran

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Model-Model Pembelajaran


1. Pengertian Model Pembelajaran
Model pembelajaran merupakan suatu kerangka konseptual yang
melukiskan prosedur secara sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman
belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman
bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan
melaksanakan aktivitas pembelajaran.2 Model pembelajaran merupakan suatu
rangkaian proses belajar mengajar dari awal hingga akhir, yang melibatkan
2 Hallah Malawi & Ani Kadarwati, Pembelajaran Tematik, Magelang: CV. AL Grafika, 2017.
bagaimana aktivitas guru dan siswa, dalam desain pembelajaran tertentu yang
bertujuan menggunakan bahan ajar khusus, serta bagaimana interaksi antara guru
siswa bahan ajar yang terjadi. Umumnya, sebuah model pembelajaran terdiri
beberapa tahapan-tahapan proses pembelajaran yang harus dilakukan. Model
pembelajaran sangat erat kaitannya dengan gaya belajar peserta didik (learning
style) dan gaya mengajar guru (teaching style), yang keduanya disingkat menjadi
SOLAT (Style of Learning and Teaching).3
2. Karakteristik Model Pembelajaran
Model pembelajaran memiliki sintaks (pola urutan tertentu) dari suatu
model pembelajaran adalah pola yang menggambarkan urutan alur tahap-tahap
keseluruhan yang pada umumnya disertai dengan serangkaian kegiatan
pembelajaran.4 Sintaks dari suatu model pembelajaran tertentu menunjukkan
dengan jelas kegiatan-kegiatan apa yang harus dilakukan guru atau peserta didik.
Sintaks (pola urutan) dari suatu model pembelajaran adalah pola yang
menggambarkan tahap-tahap keseluruhan, yang pada umumnya disertai dengan
serangkaian kegiatan pembelajaran. Sintaks (pola urutan) dari suatu model
pembelajaran tertentu menunjukkan dengan jelas kegiatan-kegiatan apa yang

harus dilakukan oleh guru atau siswa. Sintaks (pola urutan) dari bermacam macam
model pembelajaran memiliki komponen-komponen yang sama. Contoh, setiap
model pembelajaran diawali dengan upaya menarik perhatian siswa dan
memotivasi siswa agar terlibat dalam proses pembelajaran. Setiap model
pembelajaran diakhiri dengan tahap menutup pelajaran, di dalamnya meliputi
kegiatan merangkum pokok pelajaran yang dilakukan oleh siswa dengan
bimbingan guru, Model pembelajaran dalam penelitian ini sesuai dengan
kurikulum 2013 yang menekankan pada konsep pendekatan scientific dalam
pembelajaran sebagaimana dimaksud, yaitu yang meliputi mengamati, menanya,
menalar, mencoba membentuk jejaring untuk semua mata pelajaran.
Pembelajaran pada Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan scientific
atau pendekatan berbasis proses keilmuan. Pendekatan scientific dapat
menggunakan beberapa strategi seperti pembelajaran kontekstual. Model

3 Cucu suhana, Konsep Strategi Pembelajaran Edisi revisi, Bandung Refika Aditama 2014, hal.
37
4 Trismo, Model Pembelajaran Terpadu; Konsep, Strategi Dan Implementasinya Dalam
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidik (KTSP), Jakarta, Aksara, 2013, hal. 51

3
4

pembelajaran merupakan suatu bentuk pembelajaran yang memiliki nama, ciri,


sintaks, pengaturan, dan budaya misalnya discovery learning project-based
learning problem-based learning, inquiry learning.
3. Fungsi Model Pembelajaran
Fungsi model pembelajaran adalah sebagai pedoman bagi perancang
pengajaran dan para guru dalam melaksanakan pembelajaran. Pemilihan model
pembelajaran sangat dipengaruhi oleh sifat dari materi yang akan diajarkan, tujuan
yang akan dicapai dalam pembelajaran tersebut serta tingkat kemampuan peserta
didik.
Menurut Trianto, fungsi model pembelajaran adalah sebagai pedoman
bagi perancang pengajar dan para guru dalam melaksanakan pembelajaran.5 Untuk
memilih model pembelajaran sangat dipengaruhi oleh sifat dari materi yang akan
diajarkan, dan juga dipengaruhi oleh tujuan yang akan dicapai dalam pengajaran
tersebut serta tingkat kemampuan peserta didik. Di samping itu pula, setiap model
pembelajaran juga mempunyai tahap-tahap (sintaks) yang dapat dilakukan siswa
dengan bimbingan guru Sehingga model pembelajaran berfungsi

5 Darmadi, Pengembangan Model Dan Metode Pembelajaran Dalam Dinamika Belajar Siswa,
Terpilih, 2017, hal. 42
5

sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pembelajar dalam
merencanakan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran.
4. Ciri-ciri Model Pembelajaran
Model pembelajaran mempunyai makna yang lebih khas luas daripada
suatu strategi, metode, atau prosedur pembelajaran." Istilah model pembelajaran
mempunyai 4 ciri khusus yang tidak dipunyai oleh strategi atau metode
pembelajaran:6
a. Rasional teoritis yang logis yang disusun oleh pendidik
b. Tujuan pembelajaran yang akan dicapai
c. Langkah-langkah mengajar yang diperlukan agar model pembelajaran dapat
dilaksanakan secara optimal
d. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran dapat dicapai
Ciri dari suatu model pembelajaran yang baik diantaranya yaitu adanya
keikutsertaan siswa secara aktif dan kreatif yang akan membuat mereka
mengalami pengembangan diri. Guru bertindak sebagai fasilitator, koordinator,
mediator dan motivator kegiatan belajar siswa.
5. Aspek-aspek Model Pembelajaran
Untuk mengetahui kualitas model pembelajaran harus dilihat dari dua
aspek, yaitu proses dan produk. Aspek proses mengacu apakah pembelajaran
mampu menciptakan situasi belajar yang menyenangkan (Joyful learning) serta
mendorong siswa untuk aktif belajar dan berpikir kreatif. Aspek produk mengacu
apakah pembelajaran mampu mencapai tujuan, yaitu meningkatkan kemampuan
siswa sesuai dengan standar kemampuan atau kompetensi yang ditentukan. Dalam
hal ini sebelum melihat hasilnya, terlebih dahulu aspek proses sudah dapat
dipastikan berlangsung baik.

B. Pengembangan dan Pengelolaan Pembelajaran


Peningkatan mutu pendidikan akan tercapai apabila proses belajar
mengajar yang diselenggarakan efektif dan berguna untuk mencapai kompetensi
yang diharapkan. Karena pada dasarnya proses belajar mengajar merupakan inti

6 Noer Khosim, Model-Model Pembelajaran, Surabaya: Surya Media, 2017, hal. 5


6

dari proses pendidikan secara keseluruhan, dan guru merupakan salah satu faktor
yang penting dalam menentukan berhasilnya proses pembelajaran. Oleh karena
itu pendidik dan khususnya Kepala Sekolah dituntut untuk meningkatkan peran
dan kompetensinya, dalam mengorganisir atau mengelola pembelajaran dengan
menciptakan lingkungan belajar yang efektif, efisien dan menyenangkan agar
hasil belajar peserta didik berada pada tingkat yang optimal.7
Belajar merupakan suatu yang komplek dan merupakan peristiwa
sehari-hari di sekolah maupun luar sekolah. Kekomplekan ini dipandang dari
subjek yaitu pelajar dan pembelajar. Dari pelajar, belajar dialami sebagai suatu
proses mental dalam menghadapi bahan ajar yang terhimpun dalam buku
pelajaran. Dari segi pembelajar proses belajar tampak sebagai perilaku belajar
tentang sesuatu hal. Proses internal merupakan seluruh mental yang meliputi
ranah kognitif, afektif dan psikomotorik yang tertuju pada bahan ajar tertentu.
Dari segi pembelajar, proses belajar dapat diamati secara tidak langsung, artinya
proses belajar merupakan proses internal pelajar tidak diamati akan tetapi
dipahami oleh pembelajar.
Proses belajar akan tampak lewat perilaku pelajar dalam mempelajari
bahan ajar. Perilaku inilah merupakan respons pelajar terhadap tindak
pembelajaran yang dilakukan oleh pembelajar. Perilaku pembelajaran ada
hubungannya dengan desain instruksional. Dalam desain instruksional
pembelajar menyusun tujuan pembelajaran.
Pengelolaan pembelajaran dapat diartikan sebagai upaya untuk
mempertahankan ketertiban kelas, tetapi pengertian pengelolaan pembelajaran ini
telah mengalami perkembangan dan diartikan proses seleksi dan menggunakan
alat-alat yang tepat terhadap problem dan situasi pengelolaan pembelajaran.
Pengelolaan pembelajaran adalah suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung
jawab kegiatan belajar mengajar dengan maksud agar dicapai kondisi yang
optimal sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar mengajar seperti
7 Achmad Noor Fatil, Djako Adi Walujo, Belajar dan Pembelajaran
(Hasil Kajian Penelitian dan Pengembangan) Model Pengembangan Pembelajaran Blended
Learning Berbasis Strategi Problem Based Learning, Surabaya: Scopindo Media Pustaka, 2020,
Hal. 15
7

yang diharapkan.8
1. Model Pengelolaan Pembelajaran
Terdapat berbagai model pengelolaan pembelajaran atau pengelolaan
kelas. Model- pengelolaan pembelajaran yang dikembangkan dilandasi dengan
argumentasi teoritis tertentu. Antara satu model dan model lainnya terdapat
beberapa perbedaan pendekatan, strategi, metode, taktik dan sebagai, tetapi yang
perlu diingat bahwa semua model pengelolaan pembelajaran bertujuan sama
yaitu menjadikan proses pembelajaran berjalan secara efektif dan mendorong
terjadinya proses belajar. Beberapa model pengelolaan pembelajaran yang sering
kita dengar seperti pembelajaran klasikal. pembelajaran individual, pembelajaran
tematik, pembelajaran terpadu, pembelajaran kontekstual.
2. Model Pengelolaan Pembelajaran Klasikal
Pengajaran klasikal adalah model pengelolaan pembelajaran yang biasa
kita lihat sehari-hari. Istilah klasikal bisa diartikan sebagai secara klasik yang
menyatakan bahwa kondisi yang sudah lama terjadi, bisa juga diartikan sebagai
bersifat kelas. Jadi pembelajaran klasikal berarti pembelajaran konvensional
yang biasa dilakukan di kelas selama ini, yaitu pembelajaran yang memandang
peserta didik berkemampuan tidak berbeda atau sama sehingga mereka mendapat
pelajaran secara bersama, dengan cara yang sama dalam satu kelas sekaligus.
Pembelajaran klasikal tidak berarti jelek, tergantung proses kegiatan yang
dilaksanakan, yaitu apakah semua peserta didik berpartisipasi secara aktif terlibat
dalam pembelajaran, atau pasif tidak terlibat, atau hanya mendengar dan
mencatat, apakah pembelajaran efektif mencapai tujuan pembelajaran, apakah
pembelajaran menyenangkan bagi pendidik dan peserta didik.
Pada model pengelolaan pembelajaran ini pendidik mengajar sejumlah
peserta didik, biasanya antara 30-40 peserta didik di dalam sebuah ruangan kelas.
Dalam kondisi seperti ini, kondisi belajar peserta didik secara individual baik
menyangkut kecepatan belajar, kesulitan belajar dan minat belajar.
3. Model Pengelolaan Pembelajaran Individual

8 H. Darmadi, Pengembangan Model dan Metode Pembelajaran Dinamika Belajar Siswa,


Yogyakarta: Deepublish, 2017, Hal. 61
8

Pembelajaran secara individual adalah kegiatan pembelajaran yang


mengakomodasi perbedaan-perbedaan individu dalam pengorganisasian
pembelajaran yang menitik beratkan bantuan dan bimbingan belajar kepada
individual kelas secara khusus. Secara umum perbedaan pembelajaran individual
dan klasikal yaitu; Perhatian dan motivasi, perhatian mempunyai peranan di
dalam kegiatan belajar. Keaktifan menurut psikologi anak adalah makhluk yang
aktif. Keterlibatan langsung pengalaman belajar haruslah dilakukan sendiri oleh
peserta didik, belajar adalah mengalami sendiri dan tidak bisa dilimpahkan pada
orang lain. Perbedaan individual peserta didik merupakan makhluk individual
yang unik yang mana masing-masing mempunyai perbedaan yang khas.
Pengertian pembelajaran individual atau pembelajaran perseorangan
(Individual Instruction) merupakan suatu siasat (strategi) untuk mengatur
kegiatan belajar mengajar sedemikian rupa sehingga setiap peserta didik
memperoleh perhatian lebih banyak daripada yang dapat diberikan dalam rangka
pengelolaan kegiatan belajar mengajar dalam kelompok peserta didik yang besar.
Pembelajaran individual merupakan suatu cara pengaturan program belajar
dalam setiap mata pelajaran, disusun dalam suatu cara tertentu yang disediakan
bagi tiap peserta didik agar dapat memacu kecepatan belajarnya di bawah
bimbingan guru.
Pembelajaran secara individual adalah kegiatan mengajar pembelajar
yang memetik beratkan bantuan dan bimbingan belajar kepada masing-masing
individu. Bantuan dan bimbingan belajar kepada individu juga ditemukan pada
pembelajaran klasikal, tetapi prinsipnya berbeda. Pada pembelajaran individual,
pembelajar memberi bantuan pada masing-masing pribadi. Ciri-ciri yang
menonjol pada pembelajaran individual dapat ditinjau dari segi: tujuan
pembelajaran, peserta didik sebagai subjek yang belajar.
4. Model Pengelolaan Pembelajaran Tematik9
Pengelolaan pembelajaran tematik menitikberatkan tema sebagai dasar
perancangan kegiatan pembelajaran. Berdasarkan tema tertentu peserta didik

9 H. Darmadi, Pengembangan Model dan Metode Pembelajaran Dinamika Belajar Siswa,


Yogyakarta: Deepublish, 2017, Hal. 64
9

dapat mengikuti kegiatan pembelajaran klasikal atau individual. Pembelajaran


tematik pada umumnya sering dipergunakan dalam pembelajaran peserta didik
yang berada pada kelas awal sekolah dasar berada pada rentangan usia dini.
Peserta didik yang berada pada sekolah dasar kelas satu, dua, dan tiga berada
pada rentangan usia dini. Pada usia tersebut seluruh aspek perkembangan.
Ketika menentukan tema yang akan dipergunakan pada pembelajaran
tematik dapat dilakukan dengan pertama, mempelajari standar kompetensi dan
kompetensi dasar yang terdapat dalam masing-masing mata pelajaran,
dilanjutkan dengan menentukan tema yang sesuai. Atau kedua, menetapkan
terlebih dahulu tema-tema pengikat keterpaduan, untuk menentukan tema
tersebut, guru dapat bekerja sama dengan peserta didik sehingga sesuai dengan
minat dan kebutuhan anak.
Penetapan tema perlu memperhatikan lingkungan yang terdekat dengan
peserta didik, tingkat kesulitan materi pelajaran dan sebaiknya diurutkan dari
yang termudah menuju yang sulit, dari yang sederhana menuju yang kompleks,
dari yang konkret menuju ke yang abstrak. Tema yang dipilih harus
memungkinkan terjadinya proses berpikir pada diri peserta didik dan ruang
lingkup tema disesuaikan dengan usia dan perkembangan peserta didik, termasuk
minat, kebutuhan, dan kemampuannya
Setelah tema ditemukan maka dilanjutkan dengan pembuatan jaringan
tema. Jaringan tema yaitu menghubungkan kompetensi dasar dan indikator
dengan tema pemersatu. Dengan jaringan tema tersebut akan terlihat kaitan
antara tema, kompetensi dasar dan indikator dari setiap mata pelajaran. Jaringan
tema ini dapat dikembangkan sesuai dengan alokasi waktu setiap tema.
Pembelajaran tematik mempunyai kelebihan yakni: menyenangkan
karena berangkat dari minat dan kebutuhan peserta didik, memberikan
pengalaman dan kegiatan belajar mengajar yang relevan dengan tingkat
perkembangan.10
Pentingnya memfasilitasi belajar dan perbaikan kinerja dengan

10 Muhammad Yaumi, Model Pengembangan Media dan Teknologi Pembelajaran, Makassar:


Buku Daras UIN Alauddin, 2015, hal. 24
10

memaksimalkan penciptaan, penggunaan, dan pengelolaan sumber-sumber


teknologi yang tepat. Terdapat tujuh hal penting dalam definisi teknologi
pembelajaran mutakhir yang membedakan dengan definisi sebelumnya. Pertama,
istilah yang digunakan adalah studi dan bukan penelitian (research)
menunjukkan bahwa kata studi merujuk pada pandangan yang jauh lebih luas
dibandingkan dengan berbagai bentuk penyelidikan lainnya termasuk praktik
reflektif. Kedua, praktik etis menjadi komitmen yang kuat untuk ditegakkan, dan
oleh karena itu, kata etika bukan hanya berhubungan dengan aturan dan harapan
melainkan juga menjadi dasar setiap praktik. Bahkan praktik etis dipandang
sangat esensial dalam menunjang keberhasilan profesional, tanpa pertimbangan
etis, mustahil kesuksesan profesional dapat dicapai.
Ketiga, objek kajian teknologi pembelajaran adalah memfasilitasi
belajar yang mencakup desain lingkungan belajar, mengelola sumber belajar,
menyediakan peralatan belajar, isi (pesan) atau penyimpan informasi yang
menjadi tugas belajar, dan memilih metode penilaian untuk mengukur tingkat
pencapaian pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Keempat, belajar ditempatkan
pada pusat definisi.
Istilah Pengembangan Bahan Ajar, Media dan Teknologi Pembelajaran
Bahan ajar yang dimaksud di sini mencakup pusat belajar, model pembelajaran,
bahan cetak, bahan hasil rekayasa, dan media tayang sebagai bahan dalam belajar
Media yang digunakan di sini mencakup media visual, audio, video dan
multimedia. Adapun teknologi lebih difokuskan pada komputer dan perangkat
lunak informasi dan komunikasi yang dapat diakses secara mudah. Bahan,
media, dan teknologi yang dimaksud mencakup berbagai bentuk dan format yang
digunakan oleh pendidik guru, dosen, dan instruktur untuk memfasilitasi belajar,
merujuk pada peralatan fisik untuk menciptakan kondisi belajar yang kondusif,
sumber belajar yang mudah diakses dan perangkat yang memungkinkan
terbangunnya proses belajar yang kondusif dengan penggunaan dan pengelolaan
sumber yang efektif dan efisien.
11

C. Pengembangan Teknologi Pembelajaran


Teknologi pembelajaran adalah teori dan praktik tentang desain,
pengembangan pemanfaatan, pengelolaan serta evaluasi proses dan sumber untuk
belajar, Kelihatannya definisi ini meletakkan dasar yang kuat terhadap
pembidangan teknologi pembelajaran sebagal suatu disiplin ilmu yang mencakup
bidang teknologi pembelajaran memberikan kontribusi besar dalam membangun
teori dan praktik sebagai landasan profesi.11
Teknologi pendidikan (pembelajaran) adalah studi dan praktik etis
untuk menfasilitasi belajar dan memperbaiki kinerja dengan menciptakan,
menggunakan, dan mengelola proses dan sumber teknologi yang sesuai.
Teknologi Pembelajaran adalah pengembangan (riset, desain, produksi,
evaluasi, dukungan-pasokan, pemanfaatan) komponen sistem pembelajaran
(pesan, orang, bahan, peralatan, teknik dan latar) serta pengelolaan usaha
pengembangan (organisasi dan personal) secara sistematik, dengan tujuan untuk
memecahkan masalah belajar.
1. Pengembangan Model ASSURE
Karakteristik umum dari pelajar Desain Pembelajaran Berbasis
Komputer adalah pelajar yang sudah melalui pendidikan dasar dan pendidikan
menengah. Diasumsikan dapat membaca, memahami dan menganalisis bahkan
dapat berkreativitas mengeluarkan ide-ide untuk menunjukkan eksistensi dari diri
sendiri. Bisa menggunakan dan berkomunikasi dengan bahasa Indonesia dan
memiliki keberagaman suku namun semuanya berkewarganegaraan Indonesia.
Dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, semua pebelajar
diasumsikan dapat berinteraksi dengan internet. Secara umum, pebelajar
memperlihatkan kurang tertarik dan apati terhadap kegiatan pembelajaran ketika
aktivitas berorientasi pada buku teks.12

11 Muhammad Yaumi, Model Pengembangan Media dan Teknologi Pembelajaran, Makassar:


Buku Daras UIN Alauddin, 2015, hal. 25
12 Ratna Wilis Dahar, Teori-teori Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Erlangga, 2011
12

Sedangkan karakteristik dasar yang spesifik yang dimiliki pelajar untuk


mata kuliah Desain Pembelajaran Berbasis Komputer adalah bahwa mereka
sudah memiliki stomata tentang Pembelajaran Berbasis Komputer sejak awal

bergabung dengan program studi Teknologi Pendidikan. Kompetensi prasyarat


yang akan digunakan pada mata kuliah Desain Pembelajaran Berbasis Komputer
adalah mengetahui jenis mata pelajaran di sekolah dasar dan menengah yang
akan dikembangkan dan memiliki keinginan untuk mengeluarkan ide dalam
merancang pembelajaran berbasis komputer.
Selain itu, gaya belajar yang dimiliki pelajar adalah beragam, baik itu
kecerdasan majemuk, kekuatan konseptual, kebiasaan memproses informasi,
motivasi, dan faktor fisiologis.
a. Menentukan standar dan tujuan
Sedangkan tujuan akhir yang harus dicapai pelajar adalah bahwa pelajar
dapat merancang dan menghasilkan sebuah rancangan untuk kegiatan
pembelajaran berbasis komputer di kelas dasar dan menengah (rumus
ABCDaudience, behavior,condition and degree).
b. Memilih strategi, teknologi, media dan materi
1). Memilih strategi: strategi yang berpusat pada pembelajar dan strategi yang
berpusat pada pelajar.
2). Memilih teknologi dan media: teknologi dan media yang dipilih dalam
perencanaan pembelajaran ini menggunakan teknologi berbasis komputer.
Melibatkan unit komputer, jaringan internet, web pembelajaran yang dirancang
oleh pembelajar, whiteboard, dan proyektor.
3). Memilih materi: pemilihan materi juga akan memerhatikan hak cipta dari
materi tersebut. Maka materi yang dipilih dalam pembelajaran yang akan
dilakukan adalah Model-model Pembelajaran Berbasis Komputer. Ada empat
model, model drill, model simulasi, model games dan model tutorial.
4). Menggunakan teknologi media dan materi 13. Menggunakan teknologi, media
dan materi digunakan proses 5P, preview, prepare (teknologi, media dan materi),

13 Rusma, Model-model Pembelajaran; Mengembangkan Profesional Guru. Jakarta: Rajawali


Press, 2011
13

prepare (lingkungan), prepare (pelajar) and provide. Setelah semuanya bisa


dikondisikan untuk kondisi belajar, maka dilakukan kegiatan pembelajaran. c.
Mengharuskan partisipasi pelajar

Melalui partisipasi pelajar diharapkan pelajar memiliki pengalaman


yang mengantarkan mereka pada kompetensi untuk berkreatifitas menghasilkan
rancangan pembelajaran berbasis komputer. Baik itu merancang pembelajaran,
flowchart dan storyboard.
d. Mengevaluasi dan merevisi
Evaluasi pembelajar dilakukan dengan empat cara, yaitu melalui diri
sendiri, pelajar, rekan dan administrator. Dengan diri sendiri dilakukan dengan
membuat rekaman audio atau video berisi kegiatan pembelajaran. Dari audio dan
video yang diperoleh, pembelajar dapat mempelajari seluruh kegiatan dan
memperbaiki diri.
2. Pengembangan model PIE
Model PIE merupakan akronim dari Plan, Implement, dan Evaluate.
Model ini dikembangkan oleh Timothy J. Newby dan James D. Russel. Model
ini dikhususnya untuk pengembangan teknologi pembelajaran yang dapat
digunakan oleh pendidik dan peserta didik dalam pelaksanaan pembelajaran.
Pertama, perencaan difokuskan pada apa yang sesungguhnya peserta
didik dibutuhkan untuk belajar termasuk kapan, mengapa, dan bagaimana cara
yang efektif untuk mendaptkan hasil belajar yang baik dan berkualitas. Hasil
akhir dari perencanaan adalah produk berupa ikhtisar, Rencana Pelakasanaan
Pembelajaran (RPP), atau cetak biru (blue print) dari pengalaman belajar yang
dapat mengarahkan tujuan pembelajaran. Perencanaan dilakukan untuk
membantu pengembang pembelajaran dalam menggambarkan secara jelas
tentang pengetahuan dan keterampilan yang dimilki peserta didik sebelum
dilaksanakan pembelajaran dan pengetahuan dan keterampilan yang seharusnya
dimilki oleh mereka, serta jenis media dan teknologi, bahan, dan strategi
pembelajaran untuk meminimalisasir kesenjangan antara pengetahuan dan
keterampilan yang dimilki saat ini dengan yang seharusnya dikuasai.
14

Kedua, implementasi atau pelaksanaan difokuskan pada meletakkan


perencanaan dalam tindakan berdasarkan kendala dan hambatan yang mungkin
terjadi dengan menggunakan bahan pembelajaran yang telah dipilih sebelumnya,
dan berbagai bentuk aktivitas yang menunjang pelaksanaan pembelajaran. Bagi
peserta didik, implementasi merupakan suatu pengalaman belajar yang
dilaksanakan dengan memperhatikan lingkungan belajar, waktu, dan cara atau
metode yang digunakan untuk merevisi perencanaan dan implementasi
pembelajaran pada masa yang akan datang agar dapat mendapatkan hasil yang
memuaskan.
3. Model Roblyer
Model ini dikenal dengan model TIP yang merupakan akronim
Technology Integration Planing (Perencanaan Integrasi Teknologi).model TIP
ini dikembangkan oleh M. D. Roblyer pada tahun 2003, Model TIP merupakan
cara sistematis untuk mengintegrasikan media dan teknologi ke dalam
pembelajaran melalui lima fase yakni.14 a. Menentukan Keuntungan Relatif
Fase pertama model TIP adalah penentuan keuntungan
mengintegrasikan media dan teknologi ke dalam pembelajaran. b. Menentukan
tujuan
Pada tahap ini pendidik menentukan pengetahuan dan keterampilan yang ingin
dipelajari oleh peserta didik sekaligus menetapkan instrumen penilaian untuk
mengukur dan menilai pelajaran yang telah diperoleh peserta didik dengan
menggunakan media dan teknologi yang telah diintegrasikan. c. Merancang
Strategi Integrasi
Pada bagian ini pendidik perlu menentukan strategi mengajar dan bentuk
aktivitas yang sesuai dengan karakteristik peserta didik. d. Menyediakan
Lingkungan Belajar
Penyediaan lingkungan belajar merujuk pada pengaturan
dan pengelolaan tempat, sarana dan prasaran yang memungkinkan diterapkan
teknologi secara efektif dalam pembelajaran. e. Mengevaluasi dan merevisi

14 Muhammad Yaumi, Media Pembelajaran (Jakarta: Prenamedia, 2018), h. 92


15

Setelah semua itu terungkap atau terlaksana, langkah selanjutnya adalah


melakukan revisi berdasarkan berbagai kelemahan dan keterbatasan yang ada.
Dengan demikian, penggunaan teknologi dapat memberi konstribusi posistif

dalam meningkatkan hasil belajar.


4. Model Hannafin dan Peck
Model ini disebut “the Computer Assisted Intruction” (pembelajaran
berbantukan komputer). Terdapat empat kegiatan pembelajaran dengan alat
bantu komputer: latihan dan praktik, tutorial, permainan, atau game, simulasi
atau permodelan, berikut penjelasan terhadap empat aktivitas yang dimaksud.
a. Latihan (drill) selalu dipasangkan dengan praktik (practice) karena
keduanya merupakan rangkaian kegiatan yang saling beriringan dalam
membangun pengetahuan dan keterampilan. Praktik merujuk pada kegiatan
umpan balik yang bertujuan untuk memperbaiki kinerja. Adapun drill merujuk
pada kegiatan pengulangan (repetition) yang bertujuan untuk membangun
penguatan (reinform cement) menuju tingkat automatisasi pengetahuan dan
keterampilan.
b. Tutorial merupakan program pembelajaran yang mengikuti fase-fase
belajar mandiri secara bertahap untuk menanamkan konsep atau satuan belajar.
Tutorial CAL mengharuskan pendidik menyediakan komputer untuk
mengajarkan informasi baru.
c. Game adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk tujuan memperoleh
pengetahuan dan pemahaman melalui cara-cara yang menyenangkan. Dalam
hubungannya dengan game.
d. Simulasi atau pemodelan merupakan abstraksi dari realitas. Komputer
dalam CAI dapat menstimulasi konsep-konsep atau kejadian yang kompleks.
Komputer menerima input kemudian merespons seolah-olah sedang
menstimulasikan suatu sistem, memungkinkan peserta didik menghasilkan
keputusan yang baik dan jelek tanpa konsekuensi risiko atau biaya yang mahal.
16
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian-uraian yang telah dipaparkan, maka dapat ditarik
beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Model pembelajaran merupakan suatu kerangka konseptual yang
melukiskan prosedur secara sistematis dalam mengorganisasikan
pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi
sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar
dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran. Ciri dari
suatu model pembelajaran yang baik diantaranya yaitu adanya
keikutsertaan siswa secara aktif dan kreatif yang akan membuat mereka
mengalami pengembangan diri. Guru bertindak sebagai fasilitator,
koordinator, mediator dan motivator kegiatan belajar siswa.
2. Pengelolaan pembelajaran dapat diartikan sebagai upaya untuk
mempertahankan ketertiban kelas, tetapi pengertian pengelolaan
pembelajaran ini telah mengalami perkembangan dan diartikan proses
seleksi dan menggunakan alat-alat yang tepat terhadap problem dan
situasi pengelolaan pembelajaran.
3. Teknologi Pembelajaran adalah pengembangan (riset, desain, produksi,
evaluasi, dukungan-pasokan, pemanfaatan) komponen sistem
pembelajaran (pesan, orang, bahan, peralatan, teknik dan latar) serta
pengelolaan usaha pengembangan (organisasi dan personal) secara
sistematik, dengan tujuan untuk memecahkan masalah belajar:
Pengembangan model ASSURE, PIE, Model Roblyer, Model Hannafin
Peck.

B. Saran
Setelah membaca sumber dan menyusun makalah ini, penulis
berpendapat bahwa, Model-model pengembangan teknologi pembelajaran sangat

16
17

penting untuk kita pahami agar dapat meningkatkan pengetahuan dan


keterampilan dalam mengajarkan materi pembelajaran.
Kami sebagai penulis, menyadari bahwa makalah ini banyak sekali
kesalahan dan sangat jauh dari kesempurnaan. Tentunya, penulis akan terus
memperbaiki makalah dengan mengacu pada sumber yang dapat
dipertanggungjawabkan nantinya. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran tentang pembahasan makalah diatas oleh dosen mata kuliah kami
dan teman-teman sesama mahasiswa.
DAFTAR PUSTAKA

Achmad Noor Fatil, Djako Adi Walujo, Belajar dan Pembelajaran


(Hasil Kajian Penelitian dan Pengembangan) Model Pengembangan
Pembelajaran Blended Learning Berbasis Strategi Problem Based Learning,
Surabaya: Scopindo Media Pustaka, 2020.
Cucu suhana, Konsep Strategi Pembelajaran Edisi revisi, Bandung Refika
Aditama 2014.
Darmadi, Pengembangan Model Dan Metode Pembelajaran Dalam Dinamika
Belajar Siswa, Terpilih, 2017, hal. 42
Hallah Malawi & Ani Kadarwati, Pembelajaran Tematik, Magelang: CV. AL
Grafika, 2017.
H. Darmadi, Pengembangan Model dan Metode Pembelajaran Dinamika Belajar
Siswa, Yogyakarta: Deepublish, 2017.
Muhammad Yaumi, Model Pengembangan Media dan Teknologi
Pembelajaran, Makassar: Buku Daras UIN Alauddin, 2015
Noer Khosim, Model-Model Pembelajaran, Surabaya: Surya Media, 2017
Ratna Wilis Dahar, Teori-teori Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Erlangga,
2011
Rusma, Model-model Pembelajaran; Mengembangkan Profesional Guru.
Jakarta: Rajawali Press, 2011
Trismo, Model Pembelajaran Terpadu; Konsep, Strategi Dan Implementasinya
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidik (KTSP), Jakarta, Aksara, 2013
18

Anda mungkin juga menyukai