Anda di halaman 1dari 36

Format draft 1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia memiliki tiga pilar utama sebagai penggerak perekonomian,
yaitu Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Swasta
(BUMS), dan Koperasi. Koperasi merupakan badan usaha atau organisasi
ekonomi yang dibentuk dari sekelompok orang atau badan usaha. Koperasi
melandaskan kegiatan berdasarkan prinsip gerakan ekonomi rakyat yang
berdasarkan asas kekeluargaan dimana setiap anggotanya memiliki tugas dan
tanggung jawab masing-masing dalam menjalankan koperasi yang tercantum
dalam Undang Undang Nomor 25 Tahun 1992.
Tujuan koperasi selain untuk mensejahterakan anggota, namun juga
berperan dalam memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan
dan ketahanan ekonomi. Koperasi disebut sebagai soko guru perekonomian
Indonesia yang bermakna bahwa koperasi merupakan tulang punggung
penyangga utama dalam perekonomian nasional. Koperasi diperankan dan
difungsikan sebagai pilar utama dalam sistem perekonomian nasional.
Keberadaannya pun diharapkan dapat banyak berperan akti dalam
mewujudkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.
Koperasi memiliki tujuan untuk menyejahterakan anggotanya, tetapi
masih banyak orang yang memandang sebelah mata koperasi sebagai badan
usaha kecil yang tidak bisa menjamin kesejahteraan mereka. Oleh karena itu,
perlu dilakukan pengenalan lebih dalam mengenai koperasi terutama dalam
bidang keanggotaan dengan praktikum KKA kepada mahasiswa sehingga
mahasiswa sebagai agen perubahan dapat mengenalkan citra koperasi kepada
masyarakat luas. Praktikum Koperasi dan Kemitraan Agribisnis merupakan
salah satu cara untuk memperkenalkan dunia perkoerasian kepada mahasiswa
sebagai penerus bangsa. Praktikum ini sangatlah penting agar mahasiswa
dapat mengetahui dan mengidentifikasi kondisi permasalahan yang dihadapi
oleh koperasi dan kemitraan di bidang agribisnis secara riil.
B. Permasalahan
Adapun permasalahan yang dibahas dalam praktikum Koperasi dan
Kemitraan Agribisnis antara lain sebagai berikut :
1. Bagaimana kondisi umum di KUD Anugerah Mina Sejahtera
2. Bagaimana kondisi mengenai (bidang kajian) di KUD Anugerah Mina
Sejahtera
3. Bagaimana kondisi umum di perusahaan Sabila Farm?
4. Bagaimana kondisi mengenai manajemen di perusahaan Sabila Farm?
C. Tujuan dan Kegunaan
Adapun tujuan dalam praktikum Koperasi dan Kemitraan Agribisnis
ini adalah sebagai berikut :
1) Tujuan
a) Mengetahui kondisi umum di KUD Anugerah Mina Sejahtera
b) Mengetahui kondisi mengenai (bidang kajian) di KUD Anugerah
Mina Sejahtera
c) Mengetahui kondisi umum di perusahaan Sabila Farm
d) Mengetahui kondisi mengenai Manajemen di perusahaan Sabila Farm
2) Kegunaan
a) Bagi Koperasi dan Kemitraan
Hasil praktikum ini diharapkan dapat menjadi sumbangan
pemikiran dari mahasiswwa mengenai permasalahan usaha yang
dikembangkan dalam koperasi dan kemitraan agribisnis. Sesuai
dengan bidang kajian yang akan dibahas maka diharapkan praktikum
ini berguna sebagai sarana memberi informasi tentang pentingnya
pengembangan koperasi. Adanya praktikum ini juga diharapkan dapat
meningkatkan semangat pengurus dan anggota koperasi dalam upaya
mengembangkan koperasi.
b) Bagi Fakultas
Hasil praktikum ini diharapkan dapat mendukung kelengkapan
dalam penerapan kurikulum Pendidikan pertanian. Bagi Fakultas
Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta, praktikum koperasi
dan kemitraan ini berguna untuk menambah arsip dan pengetahuan
tentang perkoperasian dan kemitraan terkhusus di bidang pertanian.
Praktikum ini menunjukkan bahwa Program Studi Agribisnis,
Fakultas Pertanian telah 3 menjalankan UNS ACTIVE.
c) Bagi Mahasiswa
Diskusi yang dilakukan oleh mahasiswa dengan ketua dan
pengurus koperasi dapat digunakan sebagai sumber inspirasi dalam
membuat penelitian dan motivasi untuk melakukan wirausaha. Hal
tersebut merupakan persyaratan dalam menempuh mata kuliah
Koperasi dan Kemitraan Agribisnis pada semester III. Mahasiswa juga
dapat mengetahui secara langsung pertumbuhan kondisi koperasi dan
kemitraan di lapang serta hambatan-hambatan yang ada pada
keduanya.
d) Bagi pembaca
Diharapkan pembaca dapat memperoleh pengetahuan yang
lebih mendalam mengenai koperasi dan kemitraan agribisnis yang
telah berkembang di lapangan. Praktikum ini juga dapat berguna
sebagai sumber inspirasi pembaca ketika ingin mendirikan koperasi
ataupun akan bergabung dengan koperasi. Pembaca dapat pula
mengetahui gambaran tentang perkembangan koperasi terkini.
II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Koperasi
Kata “koperasi” berasal dari kata “co-operation”, “cooperative”
(Bahasa Inggris), “coopere” (Bahasa Latin) atau dari kata “cooperative”,
“cooperative” (Bahasa Belanda) yang memiliki arti bekerja bersama-sama,
kerja sama, usaha bersama atau yang bersifat kerja sama. Koperasi adalah
badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi
dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus
sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan. Hal
ini seperti yang dimaksud dalam peraturan perundang-undangan perkoperasian
(Martino dan Subagyo, 2017).
Koperasi sangat berperan signifikan dalam menumbuhkan
perekonomian nasional khususnya dalam mendorong pendapatan nasional.
Koperasi menciptakan daulat rakyat, dimana hubungan antar manusia dijiwai
semangat kebersamaan untuk maju bukan seperti ekonomi kapitalisme yang
sibuk mengejar keuntungan ekonomi semata meski harus meminggirkan nilai
moral, etika dan akhlak. Koperasi adalah model dalam kehidupan nyata dari
konsepsi ekonomi Pancasila. Beberapa hal yang mendukung pandangan ini.
Pertama, koperasi berlandaskan semangat ekonomi moral, etika dan akhlak
dengan mengupayakan setiap anggotanya sejahtera dan maju bersama, bukan
sibuk mengejar keuntungan pribadi dengan menghalalkan segala cara. Kedua,
secara sosio-budaya, koperasi sesuai dengan semangat kebersamaan atau
kolektivitas yang menjadi ciri khas masyarakat Indonesia sejak dulu. Ketiga,
koperasi berangkat dari pemikiran mengenai kenyataan dalam kehidupan
ekonomi bangsa Indonesia, yang mengalami kemiskinan dan kesenjangan
sosial tinggi sehingga dibutuhkan jembatan untuk meningkatkan taraf hidup
masyarakat melalui konsep koperasi ini (Saputra dan Saoqillah, 2017).
Lembaga koperasi merupakan wadah bagi masyarakat dalam
melaksanakan kewenangannya mengelola koperasi. Peningkatan kualitas
koperasi diharapkan mampu membuat koperasi lebih kuat dan mandiri. Strategi
yang dapat digunakan adalah sosialisasi kepada masyarakat, penguatan
koperasi, pengawasan di tingkat kecamatan oleh supervisor seperti evaluasi,
inventaris, pengawasan, dan bantuan, koordinasi antar pengawas, merumuskan
strategi pengawasan, serta evaluasi (Setiaji dan Arsinta, 2018).
B. Keanggotaan
Keberhasilan koperasi dalam mencapai tujuannya sangat ditentukan
oleh beberapa hal di antaranya adalah motivasi anggota, manajemen
keanggotaan, dan partisipasi anggota. Ketiga faktor tersebut adalah faktor yang
begitu penting karena dalam menjalankan tugasnya guna mencapai tujuan
organisasi, koperasi memerlukan kontribusi dari setiap anggota. oleh karena itu
sejak awal berdirinya sebuah koperasi anggota harus mengetahui hak dan
kewajiban serta tindakan-tindakan apa yang harus dilaksanakan untuk
mendapatkan manfaat berkoperasi, dalam hal ini manajemen keanggotaan
memiliki peranan penting karena merupakan proses perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan dari pengadaan,
pengembangan, pemberian manfaat, pemeliharaan, serta pemutusan hubungan
dengan maksud untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan bersama (Harini
dan Septiansyah, 2019).
Salah satu unsur paling penting dalam koperasi dan pola kemitraan
adalah anggota koperasi itu sendiri. Tanpa adanya anggota, usaha yang
didirikan oleh koperasi tidak dapat berjalan. Anggota memegang peran yang
sangat penting bagi keberlangsungan koperasi dan kemitraan. Koperasi pada
hakikatnya merupakan perkumpulan orang yang memiliki tujuan yang sama
yang mana mereka disebut anggota. Koperasi memiliki tujuan untuk
menyejahterakan anggotanya. Umumnya, koperasi dikendalikan bersama oleh
seluruh anggotanya, di mana setiap anggota memiliki hak suara sama disetiap
pengambilan keputusan koperasi. Jumlah anggota koperasi, mempengaruhi
Pelaksanaan jasa audit koperasi. Jumlah anggota koperasi yang semakin besar
menandakan koperasi berhasil menarik perhatian masyarakat. Keanggotaan
koperasi bersifat sukarela dan didasarkan atas kepentingan bersama sebagai
pelaku ekonomi. Semakin banyak anggota koperasi maka semakin besar
tanggung jawab koperasi untuk menjaga kredibilitas dan kepercayaan
anggotanya. Sehingga untuk menjaga kepercayaan anggotanya dan
menghindari konflik maka koperasi melakukan audit pada laporan
keuangannya. Sehingga kredibilitas koperasi terjaga dimata anggotanya
(Hartini, 2021).
C. Usaha
Secara etimologi, usaha diartikan sebagai suatu kegiatan dengan
mengerahkan tenaga, pikiran, atau badan untuk mencapai suatu maksud,
pekerjaan (perbuatan, prakarsa, ikhtiar, dan upaya) untuk mencapai sesuatu di
bidang perdagangan dengan maksud mencari untung. Sebutan bagi seseorang
yang mahir melahirkan suatu usaha baru disebut dengan entrepreneur.
Penemuan usaha baru memerlukan daya kreatif yang tinggi untuk meracik
semua unsur yang diperlukan, baik sumber daya manusia, modal, maupun
bahan-bahan lainnya (Dewi, 2017).
Usaha dalam proses keberlangsungannya harus diperlukan untuk
mempertahankan operasi usahanya secara utuh agar mampu bersaing di pasar.
Persaingan kondisi pasar yang dinamis dan fluktuatif akan menjadikan pelaku-
pelaku UKM peka terhadap perubahan yang terjadi. Oleh karena itu, UKM
perlu melakukan pembangunan keunggulan kompetitif sehingga akan
memunculkan keunggulan mereka dalam persaingan dan keberlanjutan pasar
usaha (Dalimunthe, 2017).
Tatanan usaha dalam koperasi sendiri telah mengalami reformasi.
Reformasi tatanan usaha koperasi mencakup tiga langkah kebijakan yaitu
reorientasi, dengan mengubah paradigma pendekatan pembangunan koperasi
dari kuantitas menjadi kualitas demi terwujudnya koperasi modern yang
berkualitas dan berdaya saing tinggi dengan jumlah anggota aktifnya yang
terus meninggkat. Kedua ada rehabilitasi, dengan membangun sistem database
koperasi dengan Online Data System (ODS) untuk memperoleh sistem
pendataan koperasi yang lebih akurat dan baik. Ketiga adalah pengembangan,
dengan meningkatkan kapasitas koperasi sebagai badan usaha berbasis anggota
yang sehat, kuat, tangguh, mandiri, dan setara dengan badan usaha lain.
Pengembangan ini ditempuh dengan regulasi yang kondusif, penguatan SDM,
kelembagaan, pembiayaan, pemasaran, dan kemajuan teknologi
(Ridhuan, 2019).
D. Permodalan
Modal adalah salah satu faktor produksi yang sama halnya dengan
koperasi. Salah satu masalah yang banyak dihadapi oleh koperasi khusunya di
Indonesia adalah kekurangan dana atau modal, meskipun modal adalah elemen
penting dalam kerja sama kegiatan bisnis. Modal yang cukup menciptakan
kerja sama yang sehat dan memberikan kesempatan bekerja sama dapat
memproduksi barang dan jasa, menjalankan organisasi koperasi, dan membeli
sarana prasarana. Modal yang cukup bisa memperluas cakupan bidang usaha
koperasi serta meningkatkan mutu pelayanan koperasi
(Thoharudin et al., 2020).
Permodalan memberikan peranan yang sangat penting dalam
menjalankan usaha koperasi, karena pada dasarnya modal adalah hal utama
dalam menjalankan usaha. Semakin baik tingkat permodalan koperasi, tentunya
akan mempermudah koperasi dalam mengembangkan setiap unit usaha yang
akan dijalankan. Peningkatan akses modal bagi koperasi yang dilakukan
dengan meningkatkan modal dari internal maupun eksternal sangat berpeluang.
Simpanan pokok, simpanan wajib, dan simpanan sukarela merupakan sumber
pendanaan dari internal yang berasal dari anggota koperasi. Perbankan (kredit
dari bank) merupakan sumber pendanaan dari luar yang dapat dimanfaatkan
bagi koperasi untuk meningkatkan akses modal mereka (Wuryani et al., 2019).
E. Organisasi
Secara umum, organisasi didefinisikan sebagai aktivitas menetapkan
hubungan antara manusia dengan kegiatan yang dilakukan untuk mencapai
suatu tujuan tertentu. Pengertian tersebut menjelaskan bahwa kegiatan
pengorganisasian berkaitan erat dengan upaya melibatkan orang-orang ke
dalam kelompok dan melakukan pembagian kerja untuk melaksanakan
kegiatan sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Istilah pengorganisasian
dapat diuraikan ke dalam dua pengertian, yaitu arti statis dan arti dinamis.
Organisasi dalam arti statis dianggap sebagai sebuah wadah kerjasama,
sedangkan dalam arti dinamis organisasi dianggap sebagai suatu sistem untuk
mencapai tujuan (Musaropah, 2018).
Organisasi yang baik, tumbuh dan berkembang akan menitikberatkan
pada sumber daya manusia (human resources) guna menjalankan fungsinya
dengan optimal, khususnya menghadapi dinamika perubahan lingkungan yang
terjadi. Kemampuan teknis, teoritis, konseptual, moral dari para pelaku
organisasi atau perusahaan di semua tingkat (level) pekerjaan amat dibutuhkan.
Pemahaman terhadap budaya organisasi perlu juga dikaitkan dengan diversitas
dan karakteristik dari orientasi kerja para anggota organisasi. Hal ini akan
memberikan gambaran tentang Tindakan, reaksi maupun keputusan mereka
terhadap situasi pekerjannya masing-masing (Arifudin, 2020).
Pembentukan organisasi tidak luput dari pentingnya struktur organisasi
itu sendiri, dimana struktur tersebut akan mendeskripsikan pekerjaan yang
dibagi dan disinkronisasikan. Struktur Organisasi dan Tata Kerja (SOTK)
merupakan hal yang sangat penting dalam sebuah perusahaan. Struktur
organisasi dapat mempengaruhi kreativitas karyawan perusahaan tersebut.
Struktur organisasi yang mendukung kebebasan dapat meningkatkan
kreativitas karyawan. Karakteristik dari struktur organisasi yang mendukung
kebebasan yaitu membuat lingkungan kerja cenderung mendorong karyawan
untuk mampu berinovasi secara dasar dan berkelanjutan (Gaspary et al., 2020).
F. Manajemen
Fungsi-fungsi manajemen koperasi adalah perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian dan pengawasan. Fungsi-
fungsi tersebut meliputi perencanaan dan penyusunan kebijakan, langkah-
langkah yang dilakukan pengurus dan pengawas, pengarahan yang dilakukan
oleh sesama pengurus dan pengawas, pembentukan kelompok kerja serta
pengawasan pengelolaan koperasi yang dilakukan oleh anggota terhadap
kinerja yang dilakukan oleh pengurus dalam mengelola koperasi. Pengurus dan
karyawan dala pengelolaan usaha yang baik sangat mempengaruhi
keberlangsungan hidup koperasi agar tetap bertahan ditengah persaingan pasar
(Halimah dan Murniawaty, 2019).
Manajemen koperasi diperlukan sebagai upaya agar kegiatan usaha
koperasi dapat berjalan secara efektif dan efisien. Dikenal fungsi istilah dalam
fungsi manajemen. Koperasi dapat menerapkan adanya fungsi manajemen dan
menjalan fungsi manajemen koperasi tersebut secara terarah dan berkelanjutan.
Penerapan fungsi manajemen pada koperasi dapat menjalankan usaha sesuai
dengan yang diharapkan dalam koperasi. Secara tidak langsung pelaksanaan
fungsi manajemen koperasi sangat berpengaruh terhadap suatu keberhasilan
koperasi (Astuti et al, 2018).
G. Sistem Informasi Manajemen
Sistem informasi dan organisasi merupakan sumberdaya yang bernilai
bagi organisasi/perusahaan dan harus diatur dengan tepat untuk kesuksesan
organisasi/perusahaan. Sistem informasi mempunyai peranan penting dalam
organisasi modern. Sistem Informasi Manajemen adalah sejumlah bagian atau
komponen yang secara bersama-sama berusaha menghasilkan informasi yang
berguna bagi manajemen perusahaan. SIM ini diharapkan mampu menciptakan
sumber daya manusia dengan kerja yang efektif, efisien, dan terawasi dengan
baik (Kaleb et al., 2019).
Banyaknya perusahaan di Indonesia yang menerapkan Sistem Informasi
Manajemen (SIM) menandakan bahwa SIM sangat besar manfaatnya bagi
peningkatan kinerja organisasi. Perusahaan yang tidak mengikuti
perkembangan teknologi informasi pada dewasa ini tidak akan unggul di dalam
persaingan. Ukuran penggunaan sistem berhubungan erat dengan pendekatan
kepuasan pemakai. Banyak peneliti mengakui bahwa kepuasan pemakai SIM
merupakan indikator yang penting dalam menentukan keberhasilan dalam
mendesain dan mengimplementasikan SIM (Irawati et al., 2017).
Fungsi utama diterapkannya sistem infomasi manajemen dalam suatu
organisasi adalah untuk mempermudah pihak manajemen untuk melakukan
perencanaan, pengawasan, pengarahan dan pendelegasian kerja kepada semua
departemen yang memiliki hubungan komando atau koordinasi dengannya,
serta meningkatkan efisiensi dan efektifitas data yang tersaji akurat dan tepat
waktu. Fungsi lain sistem informasi meningkatkan produktifitas dan
penghematan biaya dalam suatu organisasi serta meningkatkan kualitas sumber
daya manusia karena unit sistem kerja yang terkoordinir dan sistematis. Salah
satu contoh dari sistem informasi manajemen adalah sistem anestesi. Sistem
anestesi telah berkembang selama 25 tahun terakhir. Awal peran sistem
tersebut sebagai catatan elektronik sederhana sampai ke alat yang digunakan
untuk memberikan umpan balik untuk anestesi individu penyedia pengubah
perilaku (Epstein et al., 2015).
H. Kemitraan
Kemitraan merupakan strategi bisnis yang dilakukan oleh 2 (dua) pihak
atau lebih dalam jangka waktu tertentu untuk meraih keuntungan bersama
dengan prinsip saling membutuhkan dan saling membesarkan. Menurut
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 17 Tahun 2013 bahwa kemitraan
mencakup proses alih keterampilan bidang produksi dan pengolahan,
pemasaran, permodalan, sumber daya manusia, dan teknologi sesuai pola
kemitraan. Jenis-jenis pola kemitraan meliputi subkontrak, waralaba,
perdagangan umum, distribusi dan keagenan, bagi hasil, kerjasama 9
operasional, usaha patungan, penyebarluasan (outsourching), dan bentuk
kemitraan lainnya (Azmie et al., 2019).
Kemitraan secara alamiah akan mencapai tujuannya jika kaidah saling
memerlukan, saling memperkuat, dan saling menguntungkan dapat
dipertahankan dan dijadikan komitmen dasar yang kuat di antara para pelaku
kemitraan. Implementasi kemitraan yang berhasil harus bertumpu kepada
persaingan sehat dan mencegah terjadinya penyalahgunaan posisi dominan
dalam persekutuan untuk menghindari persaingan. Alternatif kemitraan dalam
pengembangan KUMK bukan dimaksudkan untuk memanjakan atau
pemihakan yang berlebihan, tetapi justru upaya untuk peningkatan kemandirian
pengusaha kecil dan mikro sebagai pilar dalam pembangunan ekonomi
kerakyatan. Strategi peningkatan skala usaha dan akses permodalan dengan
penyaluran kredit program, jika tidak dilakukan dengan konsep kemitraan
sebagaimana mestinya, pada akhirnya malah akan menyisakan masalah
kredibilitas tersendiri. Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka
diperlukan suatu model yang terintegrasi untuk dapat mengembangkan
kemitraan antara KUMK dengan pelaku usaha dari skala usaha menengah dan
skala usaha besar (Irawan, 2018).
III. METODOLOGI

A. Metode Dasar
Metode dasar penyusunan laporan adalah deskriptif analitis. Metode
desktiptif analitis merupakan metode yang digunakan dalam memberi
gambaran atau deskripsi suatu objek yang sedang diteliti. Penelitian metode
deskriptif analitis dilakukan dengan mengumpulkan data atau sampel dari
beberapa subjek sekaligus kemudian dibuat kesimpulan.
B. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam prakrikum koperasi
dan kemitraan ini dilakukan melalui teknik wawancara dengan menggunakan
daftar pertanyaan yang sudah dipersiapkan. Wawancara/Interview merupakan
salah satu teknik pengumpulan data dengan tanya jawab kepada responden.
Teknik wawancara digunakan untuk mengumpulkan data primer dengan
menanyakan tentang pertanyaan yang telah dibuat sebelumnya.
C. Metode Analisis Data
Data yang telah terkumpul dalam praktikum koperasi dan kemitraan
dianalisis dengan tabulasi persentatif. Tabulasi persentatif merupakan teknik
pengelompokan data yang telah dikumpulkan sesuai dengan kriteria masing
masing kelompok data. Metode analisis ini digunakan agar dalam membaca
data responden dapat lebih mudah dan lebih akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Arifudin, O. 2020. Analisis Budaya Organisasi dan Komitmen Organisasi
Karyawan Bank Swasta Nasional di Kota Bandung. J Ilmiah MEA
(Manajemen, Ekonomi, dan Akuntansi). 4(2): 1-15.
Astuti, S., Khosmas, FY., Syahrudin, H. 2018. Analisis Pelaksanaan Fungsi
Manajemen Koperasi Oleh Pengurus KPRI Jaya SMAN 1 Sungai
Ambawang. J Pendidikan dan Pembelajaran. 7(10): 1-13.
Azmie, U., Dewi, RK., Sarjana, IDGK. 2019. Pola Kemitraan Agribisnis Tebu di
Kecamatan Jetis Kabupaten Mojokerto. J Sosial Ekonomi dan Kebijakan
Pertanian. 3(2): 119-130.
Dalimunthe, MB. 2017. Keunggulan Bersaing Melalui Orientasi Pasar dan Inovasi
Produk. J Konsep Bisnis dan Manajemen. 3(1): 18-31.
Dewi, SKS. 2017. Konsep dan Pengembangan Kewirausahaan di Indonesia.
Yogyakarta: Penerbit Deepublish.
Epstein, R. H., Dexter, F., & Patel, N. (2015). Influencing anesthesia provider
behavior using anesthesia information management system data for near
real-time alerts and post hoc reports. Anesthesia & Analgesia, 121(3): 117-
123.
Gaspary, E., Moura, G., Wegner, D. 2020. How Does the Organisational Structure
Influence a Work Environment for Innovation. J Entrepreneurship and
Innovation Management. 24 (2): 132-153.
Halimah, D. N., Murniawaty, I. 2019. Pengaruh Kualitas Pelayanan Dan
Manajemen Koperasi Terhadap Keberhasilan Toko Koperasi Mahasiswa.
Economic Education Analysis Journal, 8(1), 257-272.
Harini, S., Septiansyah A. 2019. Pengaruh Motivasi Anggota, Manajemen
Keanggotaan, dan Partisipasi Anggota Terhadap Keberhasilan Usaha
Koperasi Wanita di Kabupaten Subang. J Visionida. 5(1): 17-31.
Hartini, S. 2021. Pengaruh Ukuran Koperasi, Jumlah Anggota Dan Jenis Koperasi
Terhadap Pelaksanaan Jasa Audit Pada Koperasi di Sumatera Utara. J
Institusi Politenik Ganesha. 5(2): 202-219.
Irawan, D. 2018. Pengembangan Kemitraan Koperasi, Usaha Mikro dan Kecil
(KUMK) dengan Usaha Menengah/Besar untuk Komoditi Unggulan
Lokal. J Coopetiton. 9(1): 53 – 66
Irawati, Salju, Hapid. 2017. Pengaruh penggunaan sistem informasi manajemen
terhadap kualitas laporan keuangan pada PT. TELKOM Kota Palopo. J
Manajemen. 3(2): 6-12.
Kaleb, B. J., Lengkong, V. P., & Taroreh, R. N. (2019). Penerapan Sistem
Informasi Manajemen Dan Pengawasannya Di Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Manado. Jurnal Emba: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis
Dan Akuntansi, 7(1): 781-790.
Martino, W., Subagyo, A 2017. Seri Manajemen Koperasi dan UKM Tata Kelola
Koperasi yang Baik (Good Cooperative Govermance). Yogyakarta: Budi
Utama.
Musaropah, U. 2018. Kharisma Kyai dalam Organisasi Pendidikan Pesantren
Tradisional. J Ulumuddin. 8(2):142-155.
Ridhuan, S. 2019. Koperasi era millennial dalam prespektif ketahanan nasional. J.
Ekonomi. 10(1): 28-35.
Saputra, I., Saoqillah, A. 2017. Koperasi Sebagai Soko Guru Penggerak Ekonomi
Pancasila. J Riset Manajemen dan Bisnis (JRMB) Fakultas Ekonomi
UNIAT. 2(2): 139-146.
Setiaji, K., Arsinta, Y. 2018. Strategy for Improving Cooperative Institutional
Quality in Semarang. J Ekonomi dan Studi Pembangunan. 10(1): 56-63.
Thoharudin, M., et al. 2020. The harapan jaya coperative development reviewed
from the cooperavite financial and business. J. Economic Education. 9(1):
71-80.
Wuryani, E. Puspasari, D. & Puspasari, D. 2019. Pengembangan Model Akses
Modal Bagi Koperasi dan UMKM di Jawa Timur. J Litbang Kebijakan.
13(1): 93-108.
LAMPIRAN
Bukti Tinjauan Pustaka Koperasi
Bukti Tinjauan Pustaka Keanggotaan
Bukti Tinjauan Pustaka Usaha
Bukti Tinjauan Pustaka Permodalan
Bukti Tinjauan Pustaka Organisasi
Bukti Tinjauan Pustaka Manajemen
Bukti Tinjauan Pustaka Sistem Informasi Manajemen
Bukti Tinjauan Pustaka Kemitraan

Anda mungkin juga menyukai