Anda di halaman 1dari 5

1.

Tiga unsur utama manajemen mutu


1) Strategi nilai pelanggan
Nilai pelanggan adalah manfaat yang dapat diperoleh pelanggan atas penggunaan
barang/jasa yang dihasilkan perusahaan dan pengorbanan pelanggan untuk memperolehnya.
Strategi ini merupakan perencanaan bisnis untuk memberikan nilai bagi pelanggan
termasuk karakteristik produk, cara penyampaian, pelayanan, dan sebagainya.
2) Sistem organisasional
Sistem organisasional berfokus pada penyediaan nilai bagi pelanggan. Sistem ini mencakup
tenaga kerja, material, mesin, metode operasi dan pelaksanaan kerja, aliran proses kerja,
arus informasi, dan pembuatan keputusan.
3) Perbaikan kualitas berkelanjutan
Perbaikan kualitas diperlukan untuk menghadapi lingkungan eksternal yang selalu berubah,
terutama perubahan selera pelanggan. Konsep ini menuntut adanya komitmen untuk
melakukan pengujian kualitas produk secara kontinu, akan dapat memuaskan pelanggan.
2. Prinsip dasar manajemen mutu terdiri dari 8 butir, sebagai berikut:
a. Fokus Pada Pelanggan (Customer Focus)
Organisasi bergantung pada pelanggan mereka, karena itu manajemen organisasi harus
memahami kebutuhan pelanggan sekarang & yang akan datang. Organisasi harus
memenuhi kebutuhan pelanggan dan giat berusaha melebihi ekspektasi pelanggan.
b. Kepemimpinan (Leadership)
Pemimpin organisasi harus menetapkan kesatuan tujuan dan arah dari organisasi. Mereka
harus menciptakan dan memelihara lingkungan internal agar orang- orang dapat menjadi
terlibat secara penuh dalam pencapaian tujuan- tujuan organisasi.
c. Keterlibatan Orang (Involvement of people)
Orang/ karyawan pada semua tingkatan merupakan faktor yang sangat penting dari suatu
organisasi dan keterlibatan mereka secara penuh akan memungkinkan kemampuan mereka
digunakan untuk manfaat organisasi.
d. Pendekatan Proses (Process Orientation).
Suatu hasil yang diinginkan akan tercapai secara efisien, apabila aktivitas dan sumber-
sumber daya yang berkaitan dikelola sebagai suatu proses.
e. Pendekatan Sistem Terhadap Manajemen (System Approach to Management).
Pengidentifikasian, pemahaman dan pengelolaan, dari proses- proses yang saling berkaitan
sebagai suatu sistem, akan memberikan kontribusi pada efektifitas dan efisiensi organisasi
dalam mencapai tujuan- tujuannya.
f. Peningkatan Terus Menerus (Continual Improvement)
Peningkatan terus- menerus dari kinerja organisasi secara keseluruhan harus menjadi tujuan
tetap dari organisasi. Peningkatan terus- menerus didefinisikan sebagai suatu proses sebagai
suatu proses yang berfokus pada upaya terus- menerus meningkatkan efektifitas dan atau
efisiensi organisasi untuk memenuhi kebijakan dan tujuan dari organisasi itu. Peningkatan
terus- menerus mambutuhkan langkah- langkah konsolodasi progresif, menanggapi
perkembangan kebutuhan dan ekspektasi pelanggan, dan akan menjamin suatu evolusi
dinamik dari sistem manajemen mutu.
g. Pendekatan Fakta Dalam Pembuatan Keputusan (Factual Approach to Decision
Making).
Keputusan yang efektif adalah keputusan yang berdasarkan pada analisis data dan informasi
untuk menghilangkan akar penyebab masalah, sehingga masalah- masalah kualitas dapat
terselesaikan secara efektif dan efisien.
h. Hubungan Pemasok Yang Saling Menguntungkan (Mutually Beneficial Supplier
Relationship).
Suatu organisasi dan pemasok adalah saling tergantung, dan suatu hubungan yang saling
menguntungkan akan meningkatkan kemampuan bersama dalam menciptakan nilai tambah.
3. Ada 6 (enam) lingkup dari pekerjaan proyek yang mana kualitas harus diuji dan diperiksa yaitu :
 Kualitas dari penerangan dan keputusan dari klien
 Kualitas dari proses disain
 Kualitas Material dan komponen
 Kualitas dari kumpulan proyek
 Kualitas dari kegiatan management proyek
 Management proyek sebagai rata rata dari peningkatan kualitas proyek

4. Seven tools Manajemen Mutu


1) Lembar pemeriksaan (check sheet)
Check sheet atau lembar pemeriksaan adalah lembar pengumpulan data yang digunakan
untuk memonitoring suatu kegiatan dalam periode tertentu.
Pemantauan dengan menggunakan check list ini dilakukan secara manual atau tertulis.
Lembar pengamatan (check sheet) ini digunakan untuk mempermudah dan
menyederhanakan dalam melakukan pencatatan data terhadap informasi yang diperlukan
oleh pengamat.
2) Histogram

Histogram adalah diagram batang yang menunjukkan tingkat variasi pengukuran data.
Histogram sebagai perangkat grafis seven tools memudahkan nilai data yang diambil
pengamat dapat dibaca oleh masyarakat umum. Nilai data tersebut diubah kedalam
bentuk distribusi, sebaran, dan bentuk pola data dari suatu proses.
Histogram menampilkan karakteristik data dalam bentuk kelas-kelas atau bagian. Dalam
gambar di atas menunjukan bahwa nilai sumbu vertikal (x) menggambarkan lima jenis
cacat produk yang terjadi. Sedangkan untuk sumbu horizontal (y) menggambarkan jumlah
masing- masing kelas atau jenis cacat yang terjadi.
3) Stratifikasi
Stratifikasi adalah tabel yang digunakan untuk mengelompokkan data berdasarkan kategori.

Misalkan stratifikasi digunakan untuk mengklasifikasikan kecacatan suatu produk kedalam


beberapa kelompok. Tabel stratifikasi ini dapat dimanfaatkan untuk mengetahui atau
melihat secara lebih terperinci pengelompokan faktor-faktor yang akan mempengaruhi
karakteristik mutu.
4) Diagram Pareto
Diagram pareto adalah bagan yang menampilkan dua diagram sekaligus yaitu grafik balok
dan grafik garis. Diagram pareto menampilkan suatu perbandingan dari masing-masing
jenis data terhadap data keseluruhan.
Dengan diagram pareto, pengamat ataupun yang berkepentingan dapat melihat masalah
mana yang lebih dominan sehingga dapat mengetahui prioritas masalah yang akan
diselesaikan.
5) Diagram pencar atau scatter diagram adalah diagram yang menunjukan korelasi
(hubungan) dari suatu penyebab/faktor terhadap penyebab/faktor lain atau terhadap
karakteristik kualitas.
Kedua variabel dikatakan berkorelasi atau hubungan positif apabila titik-titik koordinatnya
berada di sepanjang garis atau kurva. Semakin memiliki keterkaitan atau berkorelasi,
semakin ketat pula titik-titik tersebut mendekati garis.
6) Grafik Pengendali (Control Chart)
Grafik atau peta pengendali (control chart) adalah sebuah grafik atau peta dengan sepasang
garis batas dan garis-garisnya disebut garis kendali (upper dan lower limits).
7) Diagram tulang ikan (fishbone diagram)
Diagram fishbone adalah alat seven tools yang berbentuk menyerupai tulang ikan untuk
digunakan sebagai alat identifikasi penyebab potensial dari suatu masalah.
Penggambaran diagram tulang ikan ini melalui aktivitas brainstorming antar anggota atau
karyawan dengan menentukan masalah sesuai dengan kategori yang berkaitan.
Kategori masalah tersebut dapat terkait dengan manusia, lingkungan, material, mesin,
metode atau prosedur, kebijakan, dan sebagainya. Setiap kategori tersebut mempunyai sub-
sub penyebab yang perlu diuraikan melalui aktivitas brainstorming atau diskusi.

Anda mungkin juga menyukai