Anda di halaman 1dari 6

TUGAS I ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR

Nama : V. Sonia Evelynnur


NIM : 044380946

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS TERBUKA
2022
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan hakikat pendidikan nilai dalam pendidikan umum
dan berikan contoh yang berkaitan dengan lingkungan sekitar anda!

2. Indonesia terdiri dari berbagai suku, budaya dan agama dan itu bagian dari kekayaan
negara kita, dengan adanya keberagaman tersebut tidak jarang memunculkan sikap
etnosentrisme, prejudis, dan diskriminasi. Jelaskan bagaimana etnosentrisme, prejudis,
dan diskriminasi dapat menjadi sumber permasalahan bagi bangsa Indonesia. Berikan
contoh kasus untuk memperjelas jawaban Anda!

3. Dewasa ini perkembangan teknologi semakin berkembang pesat akan tetapi hal itu
berbanding terbalik dengan kondisi moral manusia, cukup banyak terjadi krisis moral
di Era sekarang. Menurut anda, apakah kemajuan teknologi saat ini sebanding dengan
kualitas peradaban manusia secara keseluruhan, atau bahkan sebaliknya? Jelaskan dan
berikan contoh kasus untuk memperjelas jawaban anda!

JAWABAN

1. Hakikat pendidikan nilai dalam pendidikan umum yang pertama tama harus kita ketahui
ialah arti dan nilai dari kata kata tersebut.
Pengertian Pendidikan menurut Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Sedangkan pengertian dari Pendidikan Umum itu sendiri menurut Departemen
Pendidikan Nasional atau yang lebih sering kita kenal dengan Depdiknas adalah
pendidikan yang mengutamakan perluasan pengetahuan dan peningkatan keterampilan
peserta didik dengan pengkhususan yang diwujudkan pada tingkat tingkat akhir masa
pendidikan.
Lalu dari pertanyaan diatas meminta kita untuk menjelaskan apa itu hakikat pendidikan
nilai dalam pendidikan umum.
Menurut saya terhadap pengertian diatas jika kita berbicara pendidikan umum, kita juga
sudah membahas Pendidikan Nilai itu sendiri karena pendidikan nilai ialah isi dari
pendidikan umum itu dan dapat dikatakan pula bahwa pendidikan nilai adalah tujuan
pendidikan umum.
Pendidikan nilai dalam pendidikan umum tidak dapat berlangsung dengan baik kalau
tidak ditunjang dengan keteladanan para peserta didik dan praktik sosial yang nyata
dari lingkungan sosial. Karena pada hakikatnya, pendidikan nilai sangat perlu bagi
setiap manusia, karena melalui pendidikan, perkembangan nilai diharapkan mampu
berjalan dengan baik, serasi, dan sesuai dengan norma demi harkat dan martabat
manusia itu sendiri.
Contohnya : sebagai seseorang yang berpendidikan sudah seharusnya kita saling
menghormati satu sama lain tanpa memandang suku, agama, dan ras. Kita tidak boleh
saling menyalahkan, namun kita harus saling mengintropeksi diri terkait isu atau
permasalahan yang terjadi. Lalu upaya yang semestinya dilakukan setelah
mengintropeksi diri adalah lebih peduli terhadap keadaan sekitar, pun juga harus
diimbangi dengan meningkatkan kualitas diri dengan edukasi dan Pendidikan yang
cukup bahkan baik. Sehingga kita mampu memilah mana nilai-nilai yang baik dan mana
nilai-nilai yang buruk, yang seharusnya tidak kita lakukan.

2. Pengertian sikap etnosentrisme, prejudis, dan diskriminasi, antara lain sebagai berikut:
Indonesia memang terdiri dari banyak suku, budaya dan agama yang oleh karenanya
negara kita sangat dikenal akan kekayaannya. Namun, dengan adanya keberagaman
tersebut tidak jarang memunculkan sikap etnosentrisme, prejudis, dan diskriminasi.
Berikut pengertian sikap-sikap etnosentrisme, prejudis, dan diskriminasi beserta
contohnya yang menjadi sumber permasalahan di negeri kita bangsa Indonesia.
A. Etnosentrisme
Suatu persepsi atau pandangan yang dimiliki oleh masing-masing individu yang
menganggap bahwa kebudayaan yang dimilikinya lebih baik dari budaya
lainnya atau membanggakan budayanya sendiri dan mengganggap rendah
budaya lain.
Contohnya : Dapat kita lihat dari budaya orang Timur khususnya Papua,
Jayapura. Pada umumnya untuk para laki-laki di daerah pedalaman Papua untuk
pakaiannya menggunakan koteka (pakaian daerah yang hanya menutupi bagian
kelamin laki-laki saja), namun menurut orang non Papua pedalaman atau orang
daerah lain jika melihat hal tersebut dianggap kurang pantas karena tidak
menjunjung kesopanan dalam berpakaian budaya timur yang kita anut. Tetapi
menurut masyarakat pedalaman Papua, dengan menggunakan pakaian koteka
tersebut sudah menjadi kebiasaan dan kebanggan dalam diri sendiri.
Yang menjadi sumber permasalahan di negeri kita jika hal ini terus terjadi bisa
saja kebudayaan dan ciri khas dari Papua ini bisa pudar ataupun hilang, karena
orang pedalaman Papua merasa tidak dianggap akan keberadaannya dengan
budaya yang ia punya. Dampak paling parahnya bisa saja terjadi perpecahan
yang menyebabkan Papua bisa saja memisahkan dirinya dari NKRI.

B. Prejudis
Suatu sikap ketidak-sukaan yang kuat dan tidak berdasar, atau kebencian
terhadap seseorang atau kelompok orang tertentu berdasarkan keyakinan
stereotip negatif karena adanya penilaian tanpa melihat karakteristik unik dari
seseorang atau sekelompok orang hanya didasari keanggotaan mereka pada
kelompok tersebut. Yang jika disimpulkan prejudis adalah suatu sikap
ketidaksukaan yang diberikan oleh seseorang kepada individu atau kelompok
lain dengan begitu kuat.
Contohnya : Indonesia mengakui beberapa keyakinan yang dapat dianut.
Dengan banyaknya agama yang diakui, banyak sekali konflik yang
berlandaskan keyakinan. Perilaku merendahkan religiusitas sering terjadi di
negara kita Indonesia. Dimana seseorang dengan prasangkanya akan
memandang rendah tingkat kereligiusitasan kelompok yang diprasangkainya
atau bisa juga dimana seseorang menganggap bahwa agamanya yang paling
benar. Padahal apapun agamanya, pasti agamanya tersebut mengajarkan
kebaikan untuk sesama.
Yang menjadi permasalahan di Indonesia agama sering kali diperalat, nama
Tuhan dihinakan oleh egoisme dan kesombongan kolektif yang mana keyakinan
tertentu berubah menjadi suatu pemaksaan konsep konsep gerakannya kepada
orang lain yang berbeda keyakinaan dengan mereka atau yang tidak sepaham
dengan mereka. Jika hal ini terus terjadi tidak menutup kemungkinan terjadi
masalah minimnya toleransi di Indonesia dan masyarakat tidak memiliki
kebebasan untuk beragama sesuai dengan keyakinannya.

C. Diskriminasi
Perilaku menolak, membedakan atau membatasi perlakuan yang ditujukan
kepada seseorang atau suatu kelompok berdasarkan atribut-atribut khas seperti
ras, warna kulit, bentuk fisik tubuh, jenis kelamin, kesukubangsaan, agama atau
kelas sosial dengan tujuan untuk mengurangi atau menghilangkan seseorang
atau kelompok tersebut dalam mendapatkan sumber daya. Kalau disimpulkan
berarti diskriminasi ialah tindakan, sikap, atau perilaku yang dilakukan oleh
seseorang atau satu golongan untuk menyudutkan golongan lain.
Contohnya : Jika kilas balik perilaku diskriminasi di Indonesia pernah terjadi
pada tahun 2001 yang kita kenal dengan kerusuhan Sampit. Yang mana konflik
ini dimulai di kota Sampit, Kalimantan Tengah yang kemudian meluas ke
seluruh provinsi termasuk ibu kota Palangka Raya. Konflik ini terjadi antara
suku Dayak asli dan warga migran Madura yang konon katanya konflik ini
dimulai karena orang Madura menjadi pelaku pembakaran rumah orang Dayak
sehingga orang Dayak membalas dendam membakar rumah rumah orang
Madura.
Yang menjadi permasalahan di negara kita dengan kejadian tersebut pada waktu
konflik Sampit adalah berimbasnya ke sektor sektor tertentu. Seperti
lumpuhnya kegiatan perekonomian di Sampit sendiri. Banyak kios, pasar, dan
ruko yang terpaksa harus tutup selama kerusuhan berlangsung. Penutupan
ini dilakukan untuk menghindari adanya penjarahan dan tindakan
sejenis lainnya. Tidak hanya itu, krisis bahan pangan dan kebutuhan sehari-
hari juga turut dirasakan karena kapal-kapal pengangkut barang tidak
berani merapat di Pelabuhan Sampit. Sehingga sangat menjadi permasalahan
yang serius pada saat itu.

3. Manusia yang beradab berarti manusia yang mempunyai akhlak, kesopanan dan budi
pekerti. Tolok ukur manusia yang beradab, berpedoman pada kebudayaan dari suatu
peradaban dari suatu masyarakat. Setiap masyarakat dengan kebudayaannya serta
peradabannya memiliki tolok ukur masing-masing tentang manusia dan masyarakat
yang beradab. Peradaban adalah bagian suatu kebudayaan yang memiliki unsur unsur
kebudayaan yang khas yaitu halus, indah, kompleks seperti dalam seni, sistem
teknologi, ilmu pengetahuan yang maju dan kompleks dan lainnya.
Kemajuan teknologi saat ini sebanding dengan kualitas peradaban manusia secara
keseluruhan, atau bahkan sebaliknya menurut saya pribadi perkembangan ilmu
pengetahuan dan kemajuan teknologi memang sesuatu yang tidak bisa dihindari. Hanya
saja, perkembangan tersebut diibaratkan seperti pisau belati bermata dua, perubahan
sebagai hasil dari kemajuan teknologi ini memang bisa menjadi jalan dalam
meningkatkan kualitas hidup manusia atau perabadan manusia di berbagai bidang
kehidupan. Namun, bisa juga menjadi alat yang menghancurkan peradaban manusia itu
sendiri pula.

Kenapa saya katakan seperti itu? Karena menurut saya, tidak bisa dipungkiri bahwa
dengan adanya perkembangan teknologi saat ini dapat menimbulkan dampak negative
terhadap perabadan manusia. Contohnya :
a) Manusia menjadi seorang yang pemalas
Karena dengan adanya kemajuan teknologi seperti robot, peran manusia jadi
berkurang dalam melakukan aktivitasnya. Sehingga menyebabkan manusia itu
menjadi malas melakukan aktivitas karena menganggap bahwa sudah ada yang
melakukan aktivitasnya.
b) Berkurangnya lapangan kerja
Dengan adanya perkembangan teknologi, banyak peran manusia yang diganti
dengan teknologi yang canggih. Yang mana teknologi tersebut dinilai lebih
efisien dalam hal pengeluaran dan hasil yang memuaskan dalam memproduksi
sesuatu ataupun hal lainnya. Sehingga tidak menutup kemungkinan peran
manusia akan tergantikan dan pengangguran dapat terjadi.
c) Krisis energi
Banyak teknologi sekarang yang membutuhkan arus listrik dalam hal
penggunaannya. Sehingga bumi kita akan banyak kekurangan energi secara
drastis apalagi persedian sumber daya alam dibumi ini semakin menipis.
Dengan beberapa contoh yang saya sebutkan diatas alhasil, meskipun kemudahan itu
didapatkan dari teknologi seperti namun sebagian besar masyarakat kecil kita justru
akan semakin tertindas terlebih mereka yang tidak memiliki wawasan yang luas serta
yang tidak siap berdampingan dengan teknologi sekarang sekarang ini. Dengan diambil
alih nya pekerjaan manusia saat ini, lalu taraf hidup yang kian tinggi dari tahun ke
tahun, dan gaji yang diberikan semakin murah. Dari sinilah, yang menyebabkan
kemunduran peradaban itu bisa terjadi. Kemiskinan akan semakin meningkat dan
kesenjangan sosial akan semakin terasa. Kemudahan teknologi hanya bisa dirasakan
oleh orang orang yang memiliki modal dan siap terhadap perkembangan teknologi
tersebut. Sedangkan untuk kaum menengah kebawah, itu bisa menjadi awal penjajahan
era modern, dimana antara gaji dan tenaga yang dikeluarkan tidaklah sebanding serta
sumber daya manusia tergantikan oleh alat yang lebih canggih.

Referensi :

1. UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003


2. Anam, Choirul. 2016. Upaya Negara Menjamin Hak-hak Kelompok Minoritas
di Indonesia. Jakarta: Komisi Nasional Hak Asasi Manusia
3. Riadi, Muchlisin. (2021). Prasangka (Prejudice) - Pengertian, Aspek, Indikator
dan Jenis.
4. Riadi, Muchlisin. (2020). Diskriminasi (Pengertian, Jenis, Penyebab, Bentuk
dan Tindak Pidana).
5. Sears, D.O., dkk. 1985. Psikologi Sosial. Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai