Anda di halaman 1dari 13

A.

Latar Belakang
Pendidikan adalah salah satu pemutus tali kemiskinan. Pendapat itu sepertinya telah
lama kita  kenal. Akan tetapi sudahkah bangsa ini membiarkan rakyatnya berpesta pora
merayakan pendidikan? Sudahkah setiap warga negara di negeri ini mengenyam
pendidikan hingga ke jenjang yang paling tinggi? Jawabannya; belum.
Pemerataan pendidikan di seluruh Indonesia yang diwacanakan oleh pemerintah pun
ternyata belum membuat semua lapisan masyarakat Indonesia khususnya daerah
perbatasan dan pedalaman belum menikmati pendidikan dengan selayaknya.

Kondisi ini membuat masyarakat di daerah perbatasan dan pedalaman Indonesia tidak
dapat meningkatkan kompetensi pendidikannya karena tidak adanya pemeratan
pendidikan yang seimbang. Alhasil perekonomian masyarkat pedalaman pun tidak
menigkat dan untuk memperoleh kehidupan yang layak. Harus ada langkah proakitif
pemerintah pusat maupun daerah untuk membangun pendidikan yang merata ke semua
daerah sehingga dapat meningkatkan sumber daya manusia yang bermutu di segala lini
daerah yang ada di Indonesia.

Sumber Daya Alam yang sangat besar di daerah-daerah Indonesia ternyata tidak ada
korelasinya terhadap pendidikan, sehingga membuat masyarakat kita hanya sebagai
penonton di negeri sendiri melihat semua unsur birokrasi pemerintah hingga pengelolaan
Sumber daya alam dikuasai oleh para pendatang dari negeri lain.

Kondisi ini mengisyaratkan bahwa orang-orang dari kelompok ekonomi rendah atau
orang-orang di perbatasan dan pedalaman tidak diberi kesempatan untuk menempuh
pendidikan di sekolah yang layak mereka tidak berdaya untuk mengikuti perkembangan
pendidikan dan teknologi yang dinamis karena tereleminasi oleh tidak adanya pemeratan
pendidikan di Indonesia.

Ada cukup banyak masyarakat di perbatasan dan pedalaman yang terpaksa harus tidak
bersekolah karena kekurangan biaya dan termarginalnya mereka dari program-program
pendidikan pemerintah Pusat. Oleh karena itulah, mereka sangat berharap pemerintah
benar-benar mewujudkan amanat yang tertuang dalam Undang-undang Dasar 1945.

Mereka mempunyai keyakinan bahwa pemerintah seharusnya memberikan


pembiyayan bagi proses pendidkan yang ditempuh oleh masyarakat di pedalaman dan
perbatasan.bagaimana pun pemerintah harus dapat merealisasikan amanat rakyat yang

1
tertuang dalam UUD 1945 tersebut sebagai wujud kepedulian pemerintah terhadap warga
negaranya.

B. Tujuan
1. Memajukan pendidikan di daerah perbatasan atau tertinggal agar lebih berkualitas
2. Memberitahukan kepada warga bahwa Pendidikan itu penting bagi seluruh rakyat
Indonesia.
3. Agar daerah perbatasan tidak semakin tertinggal oleh perkembangan zaman yang
ada saat ini maupun mendatang.
4. Meningkatkan derajat dan status masyarakat dengan cara memberi kesempatan
kepada mereka unutk bersekolah ke jenjang yang lebih tinggi dan mendapatkan
pekerjaan yang layak.

2
PEMBAHASAN

A. Karakteristik Pulau Terpencil & Entikong


Karakter geografis Indonesia yang bersifat kepulauan berpengaruh siginifikan bagi
perkembangan suatu daerah. Daerah yang berada dalam lintasan ekonomi utama akan
menjadi cepat berkembang dan maju, sebaliknya daerah yang bukan berada dalam lintasan
ekonomi utama lambat perkembangannya seperti yang dikatakan oleh Paul Krugman.

Potensi pulau-pulau kecil di Indonesia diperkirakan mencapai 10.000 pulau dari


sejumlah 17.508 pulau (Kusumastanto, 2003). Wilayah gugusan pulau-pulau terpencil
tersebut secara ekonomis mempunyai potensi yang sangat kaya akan lahan yang cukup luas,
sumber laut, sumber daya tambang, dan pariwisata. Padahal, jika berhasil dikembangkan
secara optimal dan berkelanjutan, pulau-pulau terpencil ini bukan saja akan menjadi sumber
pertumbuhan baru, melainkan sekaligus akan mengurangi kesenjangan pembangunan antar
wilayah dan kelompok sosial.

Pulau adalah tanah yang dikelilingi air (di sungai, laut dan danau). Sedangkan
terpencil artinya tersendiri, terasing atau terpisah (jauh) dari yang lain (KBBI, 1995:746).
Definisi pulau terpencil yaitu tanah yang dikelilingi air (di sungai, laut dan danau) yang
terasing atau terpisah (jauh) dari yang lain.

Wilayah tertinggal adalah suatu wilayah yang relatif kurang berkembang


dibandingkan dengan wilayah lainnya dalam skala nasional berdasarkan kondisi dan fungsi
inter dan intra spasial baik pada aspek alam, aspek manusianya maupun prasarana
pendukungnya (Direktorat Pengembangan Kawasan Khusus dan Tertinggal, Bappenas).
Daerah minus (tertinggal/suram/muram) yaitu daerah dengan sumber daya alam dan sumber
daya manusia yang sangat terbatas sehingga sulit untuk berkembang (Kamus Istilah Penataan
Ruang dan Pengembangan Wilayah, Kimpraswil)

Tipologi kawasan tertinggal, berdasarkan tipologi yang disusun oleh Direktorat


Pengembangan Kawasan Khusus dan Tertinggal, Bappenas adalah sebagai berikut:

1. Pedalaman/terisolir : daerah yang kurang atau tidak memiliki akses ke daerah atau
wilayah lain yang relatif maju

3
2. Kepulauan/pulau terpencil/pulau-pulau kecil : gugusan pulau yang berpenduduk
dan memiliki kesulitan akses ke daerah lain yang relatif lebih maju
3. Perbatasan : wilayah tertinggal yang terletak disepanjang perbatasan antar Negara
4. Enclave : wilayah yang merupakan enclave di wilayah yang relatif berkembang
maupun wilayah-wilayah yang mempunyai fungsi khusus (seperti wilayah penyangga
hutan lindung atau wilayah dengan budaya khas)

B. Pendidikan Nasional
Dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional disebutkan
bahwa setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang
bermutu. Bahkan warga negara yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, intelektual,
dan/atau sosial berhak memperoleh pendidikan khusus. Demikian pula warga negara di
daerah terpencil atau terbelakang serta masyarakat adat yang terpencil berhak memperoleh
pendidikan layanan khusus.
Untuk memenuhi hak warga negara, pemerintah pusat dan pemerintah daerah wajib
memberikan layanan dan kemudahan, serta menjamin terselenggaranya pendidikan yang
bermutu bagi setiap warga negara tanpa diskriminasi. Pemerintah pusat dan pemerintah
daerah wajib menjamin tersedianya dana guna terselenggaranya pendidikan bagi setiap warga
negara yang berusia tujuh sampai dengan lima belas tahun. Untuk mengejar ketertinggalan
dunia pendidikan baik dari segi mutu dan alokasi anggaran pendidikan dibandingkan dengan
negara lain, UUD 1945 mengamanatkan bahwa dana pendidikan selain gaji pendidik dan
biaya pendidikan kedinasan dialokasikan minimal 20% dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (APBN) pada sektor pendidikan dan minimal 20% dari Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah.

Dengan kenaikan jumlah alokasi anggaran pendidikan diharapkan terjadi


pembaharuan sistem pendidikan nasional yaitu dengan memperbaharui visi, misi, dan strategi
pembangunan pendidikan nasional. Pendidikan nasional mempunyai visi terwujudnya sistem
pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua
warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan
proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah.

Sesuai dengan visi tersebut, pendidikan nasional berfungsi mengembangkan


kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar

4
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab.

C. Kondisi dan Masalah Pendidikan di Wilayah Perbatasan


Ironis. Itulah kata yang tepat untuk menggambarkan kondisi pendidikan kita di daerah
perbatasan. Betapa tidak, ketimpangan kualitas pendidikan di kota dengan di daerah sudah
terjadi sedemikian rupa sehingga cerita tentang sekolah rubuh di daerah perbatasan atau cerita
tentang guru yang lari ke negara tetangga, bukan sekedar mitos belaka. Selanjutnya, untuk
memperoleh pemahaman secara lebih mendalam, permasalahan ini dapat kita tinjau dari
sudut pandang hak dan kewajiban warga negara.

Melihat kondisi pendidikan di Indonesia saat ini, sulit untuk membuat gambaran
umum untuk menjelaskan situasi yang sebenarnya. Jika sekilas kita melihat pada sekolah-
sekolah unggulan yang ada di kota, mungkin kita bisa berbangga dengan kondisi pendidikan
kita saat ini. Sekolah-sekolah tersebut sudah sangat mapan dalam hal fasilitas dan kualitas.
Para murid dan guru dari sekolah-sekolah elit selalu dimanja dengan fasilitas pendidikan
yang lengkap dan mutakhir. Segala proses pembelajaran dijalankan dengan nyaman dan
mudah sehingga dapat menghasilkan murid yang berkualitas. Namun, ketika kita melihat
kondisi pendidikan di daerah perbatasan, keadaan tersebut sungguh berbanding terbalik.

Tak banyak yang mengetahui atau peduli dengan nasib pendidikan anak-anak di
daerah perbatasan. Banyak anak di perbatasan yang bernasib malang karena tak dapat
memperoleh pendidikan yang bermutu. Di beberapa perkampungan atau dusun di perbatasan
Kalimantan misalnya, anak-anak harus berjalan kaki 1-2 jam sejauh hingga 6 Km melintasi
hutan dan menuruni bukit untuk mendapatkan pendidikan di sekolah setiap hari.

Potret umum siswa di perbatasan memang sangat memprihatinkan. Namun, nasib para
gurunya pun tak kalah memprihatinkan, terutama para guru honorer. Para guru tersebut
banyak yang harus mengajar 2-3 kelas sekaligus. Hal ini karena kekurangan tenaga guru di
sekolah pedalaman. Guru dipaksa bekerja ekstra keras bahkan terdapat ‘tuntutan psikologis’
untuk bekerja lebih besar daripada guru PNS karena status tidak tetap sebagai guru honorer
lebih rentan daripada guru berstatus PNS yang meskipun sebulan tak mengajar di sekolah
masih akan tetap menerima gaji.

5
Daerah-daerah perbatasan yang pada hakikatnya merupakan daerah terdepan sebagai
pintu gerbang untuk memasuki Indonesia menjadi daerah yang paling terbelakang dalam hal
pendidikan dan kesejahteraan guru. Kenyataan tersebut tentu saja sangat bertentangan dengan
konstitusi karena sesuai dengan pasal 34 UUD 1945, setiap warga negara berhak
mendapatkan pendidikan dan pengajaran. Artinya, baik anak-anak di daerah perkotaan
maupun anak-anak di daerah perbatasan mempunyai hak yang sama, yaitu sama-sama
mendapatkan pendidikan yang berkualitas.

Tidak dapat dipungkiri bahwa selain memiliki hak, warga negara juga mempunyai
kewajiban, salah satu diantaranya adalah kewajiban untuk membela kedaulatan negara.
Namun, ketika pemerintah tidak dapat memenuhi hak-hak warga negara, warga negara
tersebut juga cenderung untuk mengabaikan kewajibannya. Contohnya adalah yang terjadi
masyarakat yang berdomisili di sepanjang perbatasan. Mereka lebih berinteraksi dan
berorientasi kepada desa terdekat negara tetangga. Kesenjangan sosial ekonomi masyarakat
daerah perbatasan dengan masyarakat negara tetangga mempengaruhi watak dan pola hidup
masyarakat setempat dan berdampak negatif bagi pengamanan daerah perbatasan dan rasa
nasionalisme. Inilah dampak buruk yang terjadi apabila pendidikan dan kesejahteraan
masyarakat di daerah perbatasan diabaikan, karena akan mengikis rasa nasionalisme yang
bukan tidak mungkin akan mengancam kedaulatan bangsa.

D. Strategi Peningkatan Kualitas Pendidikan


Jika kita analisa bahwa pokok permasalahan yang terjadi pada pendidikan di daerah
perbatasan adalah sebagai berikut :

a. Minimnya sarana dan prasarana yang dapat menunjang proses belajar mengajar
b. Kurangnya jumlah tenaga pendidik
c. Rendahnya kualitas tenaga pendidik
d. Masih sedikitnya jumlah sekolah
e. Berbentuk komunitas kecil
f. Tertutup dan homogen
g. Pranata sosial bertumpu pada hubungan kekerabatan
h. Pada umumnya terpencil secara geografis dan relatif sulit dijangkau
i. Pada umumnya masih hidup dengan sistem ekonomi sub sistem
j. Peralatan teknologinya sederhana

6
k. Ketergantungan pada lingkungan hidup dan sumber daya alam setempat relatif
tinggi
l. Terbatasnya akses pelayanan sosial, ekonomi, dan politik.

Standar sarana dan prasarana merupakan kebutuhan utama sekolah juga yang harus
terpenuhi , tentunya kelengkapan sarana prasarana yang ada di sekolah-sekolah yang ada di
wilayah perbatasan harus sesuai dengan amanat UUSPN No 20 Th 200, PP No 19 Th 2005,
dan Permendiknas No 24 Th 2007. Selain itu, juga harus memenuhi dari ketentuan
pembakuan sarana dan prasarana pendidikan yang telah dijabarkan dalam:

(1) Keputusan Mendiknas Nomor 129a/U/2004 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Pendidikan;

(2) Pembakuan Bangunan dan Perabot Sekolah Menengah Pertama Tahun 2004 dari
Direktorat Pembinaan SMP; dan (3) Panduan Pelaksanaan dan Panduan Teknis Program
Subsidi Imbal Swadaya: Pembangunan Ruang Laboratorium Sekolah Tahun 2007 dari
Direktorat Pembinaan SMP.

Standar sarana dan prasarana pendidikan yang dimaksudkan di sini baik mengenai
jumlah, jenis, volumen, luasan, dan lain-lain sesuai dengan kategori atau tipe sekolahnya
masing-masing Jaya (2009).

Dengan posisi geografis dan keadaan ekonomi yang rendah, biasanya menjadi momok
bagi tenaga pengajar untuk mau mengabdi di sekolah-sekolah yang berada di wilayah
perbatasan, sehingga yang terjadi adalah jumlah tenaga pendidik sedikit. Hal ini menjadi
penghambat dalam kegiatan proses belajar mengajar.

Sulitnya akses informasi masuk ke wilayah perbatasan , menyebabkan secara kualitas


pengetahuan tenaga pendidik tidak semaju tenaga-tenaga pendidik yang ada di perkotaan, hal
ini juga berakibat pada rendahnya kualitas siswa-siswinya. “Bagaimana murid bisa pintar
kalau yang mengajarnya kurang pintar ?”. Seperti perumpamaan “Guru kencing berdiri,
murid kencing berlari”, begitu juga yang akan terjadi “Guru pengetahuannya kurang, tentu
saja pengetahuan murid akan lebih kurang”.

7
Biasanya pola pemukiman di wilayah perbatasan berbentuk The Pure Isolated Farm Type
(PIFT), pola pemukiman yang penduduknya tinggal, terpisah, berjauhan satu sama lain
Sayogyo (2002). Sehingga jumlah sekolah harus disesuaikan, agar tidak menjadi kendala bagi
siswa-siswi maupun guru untuk pergi ke sekolah.

Kenyataan-kenyataan tersebut, membawa kita pada satu konsekuensi logis bahwa


pemerintah harus lebih memperhatikan kondisi pendidikan dan kesejahteraan guru di daerah
perbatasan. Untuk tujuan tersebut, setidaknya ada Lima langkah yang harus dilakukan oleh
pemerintah. Pertama, membangun sarana dan prasarana pendukung pendidikan seperti
gedung sekolah, perpustakaan, alat-alat praktek dan fasilitas belajar lainnya. Kedua,
meningkatkan kesejahteraan guru di daerah perbatasan melalui gaji yang layak dan tunjangan
hari tua. Ketiga, meningkatkan kualitas guru melalui pelatihan-pelatihan, keempat,
mengembangkan kurikulum yang sesuai untuk diterapkan di daerah perbatasan serta kelima
menambah jumlah sekolah yang dapat terjangkau oleh masyarakat perbatasan yang berada
jauh di pelosok Najmu Laila (2009).

E. Solusi Untuk Mempermudah Laju Pendidikan Di Pulau Terpencil


Yaitu pemerintah kabupaten atau kota harus menyediakan akses yang memadai untuk
penduduk sehingga dapat melakukan interaksi dari satu tempat ke tempat lain. Semakin
mudah akses untuk menuju satu tempat ke tempat lain, dapat memudahkan penduduk
setempat dapat melihat berbagai perkembangan yang terjadi di luar dimana mereka tinggal.
Penduduk tidak lagi dikungkung pemikiran sempit yang menyebabkan sulit menerima
sesuatu yang menurut mereka baru. Perkembangan yang mereka lihat secara langsung, dapat
membuka pemikiran untuk ikut melakukan hal yang sama.

Bila Indonesia masih banyak memiliki daerah terisolir atau terpencil dan dijadikan
sebagai tempat tinggal, dikhawatirkan akan dapat membuka kembali kantong buta aksara.
Tidak menutup kemungkinan daerah terisolir yang pada mulanya tidak dihuni penduduk,
karena alasan tempat tinggal dan memenuhi kebutuhan hidup daerah tersebut perlahan-lahan
jumlah penduduk terus bertambah.

8
F. Jenis Pendidikan Yang Tepat Bagi Penduduk Di Pulau Terpencil
Upaya pencerdasan penduduk pulau terpencil ini dilakukan dengan banyak cara dan
metode. Pendidikan yang tepat bagi penduduk pulau terpencil tentunya bukanlah pendidikan
formal yang mengikat bagi mereka. Pendidikan yang tepat bagi penduduk pulau terpencil
adalah pendidikan yang fleksibel dengan tidak meninggalkan kekhasan dari kekayaan
khazanah adat istiadat mereka, sehingga lebih tepat dikatakan sebagai pendidikan alternatif
yang ranahnya bisa formal, informal ataupun nonformal. Metode yang diberikan juga metode
yang tidak menghilangkan kebiasaan positif mereka yang berasal dari akar rumput dan
adiluhung secara turun-temurun. Sentuhan yang diberikan dalam pendidikan alternatif yang
diberikan bagi masyarakat penduduk pulau terpencil adalah sentuhan yang tulus dan khas
karena keikhlasan dalam mendidik masyarakat pulau terpencil adalah hal utama yang harus
dimiliki oleh para pendidik yang akan terjun ke sana.
Selain mengirimkan tutor dan pendidik yang handal untuk mendidik penduduk pulau
terpencil tentunya teknologi juga akan berperan besar dalam proses pemberdayaan
pendidikan bagi penduduk pulau terpencil. Teknologi ini harus dijaga agar tidak merusak
kemurnian budaya masyarakat pada komunitas tersebut. Berbagai jenis teknologi informasi
dan komunikasi yang tersedia dapat digunakan untuk pembelajaran jarak jauh dan mandiri
terutama untuk daerah terpencil.

Tujuan pembelajaran jarak jauh adalah meningkatkan akses pendidikan bagi mereka
yang kesulitan mengakses pendidikan model mainstream yaitu sekolah formal. Teknologi
teleconference, email, televisi dan radio pendidikan, dan CD ROM adalah sarana yang tepat
untuk mengatasinya. Pembelajaran jarak jauh ini kuncinya pada fleksibilitas penyampaian
materi ajar.

G. Program-Program Pendidikan Yang Dapat Diberikan Bagi Penduduk Pulau


Terpencil
Untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas bagi penduduk pulau terpencil, berikut
ini program-program yang dapat diberikan kepada mereka, yaitu antara lain :
1. Program yang telah disusun Direktorat Pendidikan Masyarakat melalui:
1. Keaksaraan Dasar
2. Keaksaraan Keluarga
3. Keaksaraan Usaha Mandiri
4. Pendidikan Pemberdayaan Perempuan

9
5. Pendidikan Keluarga Berwawasan Gender
6. Pendidikan Kesetaraan
7. Peningkatan Budaya Baca
8. Program Pendidikan Luar Sekolah yang berhubungan dengan peningkatan
mutu kehidupan, seperti:
a. Pengembangan nilai-nilai etis, religi, estetis, sosial dan budaya,
b. Pengembangan wawasan dan cara berpikir,
c. Peningkatan kesehatan pribadi, keluarga dan lingkungan,
d. Peningkatan dan pengembangan pengetahuan di dalam arti luas (sosial,
ekonomi, politik, ilmu-ilmu kealaman, bahasa, sejarah, dan
sebagainya), serta,
e. Apresiasi seni-budaya (sastra, lukis, tari, pahat, suara, tabuh, teater,
dan sebagainya).
f. Program Pendidikan Luar Sekolah yang berhubungan dengan
ketrampilan untuk meningkatkan pendapatan, seperti : Pertanian
(peternakan, perikanan, perkebunan, pertanian bahan makanan).
Perindustrian, pertukangan, perdagangan, lapangan jasa, dan
sebagainya.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Agar penduduk yang tinggal di daerah perbatasan dan terpencil tidak semakin tertinggal
oleh perkembangan zaman maka perlu diberikan pendidikan yang berkualitas. Tidak hanya
pendidikan, juga pelatihan serta ketrampilan dengan didukung dengan sarana dan prasarana
yang menunjang. Dengan demikian tidak ada lagi yang namanya daerah tertinggal,
terbelakang ataupun tertindas. Karena semua berhak mendapat pendidikan yang merata. Kita
jangan hanya menyalahkan pemerintah terus menurus seakan-akan pemerintah tidak ada
tanggung jawabnya. Seharusnya kita sebagai generasi penerus dan perubahan mengubah
semua ini dengan cara apa, yaitu dengan cara pengabdian masyarakat ke daerah-daerah
perbatasan dan yang tertinggal.
Kita sebagai tenaga pendidik bukan hanya mementingkan anak didik kita yang
mempunyai ekonomi menengah atas, tetapi juga harus memperhatikan mereka yang
ekonominya menengah ke bawah, yang untuk makan sehari-hari saja sangat sulit. Tugas kita
adalah mendidik dan membimbing mereka agar menjadi Sumber Daya Manusia yang
berpendidikan dan beradab. Bukan sebagai pekerjaan yang untuk mementingkan duniawi
saja, yaitu mengejar gaji sebagai Pegawai Negeri Sipil dimana tunjangan keluarganya besar
dan mendapat santunan setelah pensiun. Tetapi kita harus ingat tugas kita, kewajiban kit,
bukan hanya memikirkan hak dan hak saja.

Untuk itu berikut beberapa tindakan yang harus kita lakukan agar pendidikan kita merata
di seluruh penjuru daerah yang ada di Indonesia, antara lain :

a. Dalam mengatasi kurangnya sarana dan prasarana sekolah tentunya, pemerintah harus
memberikan perhatian dengan mengalokasikan dana untuk membangun sarana, dan
prasarana sekolah yang berada di wilayah perbatasan.
b. Untuk menambah jumlah guru, maka kesejahteraannya harus diperhatikan agar mereka
termotivasi untuk dapat mengabdi di wilayah-wilayah perbatasan.
c. Pelatihan-pelatihan dan pengembangan kurikulum ditujukan untuk meningkatkan
kualitas tenaga pendidik dan siswa-siswinya.

11
DAFTAR PUSTAKA

Nazmu Laila. 2009. Yang Terdepan yang Terbelakang (www.ui.ac.id). Diakses pada 13
November 2009.

Sayogyo. 2002. SOSIOLOGI PEDESAAN. Bahan Bacaan Jilid 1 & 2.UGM Press Jaya 2009.
Standar Sarana dan Prasarana Pendidikan (www.idionbiu.com). Diakses pada 12 November
2009 .
Diposkan oleh NiaKoerniasih di 08.30

Katy Gardner & David Lewis. Antropologi. Pembangunan dan Tantangan Pasca Modern “
terjemahan Yosef Maria Florisan “ Cet. I “. Maumere: Penerbit Ledalero. 2005.

Drs. Sanapiah Saleh. Pendidikan Luar Sekolah di dalam Sistem Pendidikan dan
Pembangunan Nasional. Penerbit Usaha Nasional. 1981

http://analisadaily.com/index.php?option=com_content&view=article&id=21024:tuntaskan-
buta-aksara-sampai-ke-desa-terpencil&catid=121:artikel&Itemid=159

http://niasonline.net/2008/06/04/kepulauan-nias-konsekuensi-sebuah-ketidakstabilan-dan-
ketidakpastian-kondisi-alam-bagian-iii-2/

http://bakkara.blogspot.com/2006_05_01_archive.html

http://afwannst.wordpress.com/category/berita-tapteng/page/2/

http://regional.coremap.or.id/downloads/BME_Sosek_Jago2-Batam2007.pdf

http://jalanwisatadiindo.blogspot.com/2008/11/indahnya-lombok.html

http://forum.infoanda.com/viewtopic.php?f=3&t=15421&view=previous

http://dkp.go.id

http://www.jurnalnet.com/konten.php?nama=BeritaUtama&topik=5&id=864

http://beritasore.com/2008/12/18/pangdam-pengamanan-pulau-terpencil-tetap-dilaksanakan/

http://www.suarapembaruan.com/index.php?detail=News&id=10247

http://ansel-boto.blogspot.com/2007/11/kemiskinan-informasi-yang.html

http://nias.surveilans-respon.org/profil-kesehatan/

12
http://serdangbedagaikab.go.id/indonesia/index.php?
option=com_content&task=view&id=875&Itemid=1

http://batampos.co.id/Mingguan/Cakap/Drs_H_Daria,_Bupati_Lingga.html

http://202.146.5.33/kompas-cetak/0709/07/daerah/3818789.htm

http://pendidikankita.com/?content=tokoh_detail&idb=37

http://bintanglaut.wordpress.com/category/pendidikan/

http://prasetijo.wordpress.com/2009/01/09/paradigma-pemerintah-dari-masyarakat-terasing-
ke-komunitas-adat-terpencil/

13

Anda mungkin juga menyukai