Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Sejarah
Kesenian batik paling tua ditemukan di abad ke-17 masehi dan 18 masehi pada masa kerajaan
Majapahit. Saat itu batik hanya digunakan oleh orang-orang keraton dan pengikutnya. Namun,
lambat lain seni batik juga disebarkan di luar keraton dan menjadi pakaian yang juga dikenakan
oleh masyarakat umum.
Batik menjadi bentuk perlawanan dan perjuangan ekonomi masyarakat pesisir, terutama bagi
yang beragama Islam dan beroperasi sebagai pedagang. Dulu, batik yang dibuat untuk keraton
merupakan batik tulis.
Batik
Kerajinan batik sudah lama dikenal di Indonesia, malahan sudah berakar dalam kehidupan
masyarakat Indonesia. Kapan munculnya kerajinan batik inisamapai sekarang belum diketahui
secara pasti. Namun beberapa penelitian yang dilakukan para ahli menyatakan perbedaan
pendapat yang bertolak belakang. Menurut Prof. Dr.R.M Sutjipto Wirjosuparto menyatakan
bahwa bangsa Indonesia sebelum bertemu dengan kebudayaan India, telah mengenal aturan
untuk menyusun syair, mengenal membuat kain batik, mengenal industry logam, penanaman
padi disawah dengan jalan pengairan dan suatu pemerintahan yang teratur,(dikutip oleh Ir.
Sewan Susanto, 1980: 307). Pendapat ini menunjukan bahwa kerajinan batik adalah milik
bangsa Indonesia, bukan datang dari India.
G.P. Rouffer sebagaimana yang telah dikutip oleh Sewan Susanto (1980: 307) menyatakan
pula bahwa batik jawa adalah berasal dari luar, dibawa pertama oleh orang Kalingga dan
Karomandel, keduanya bangsa India. Pada permulaannya mereka sebagai pedagang, kemudian
sebagai imigran kalonisator sejak kurang lebih 400 AD, dan mulai berpengaruh dijawa. Kalau
kita simak pendapat G.P Rouffer ini bahwa jelas kerajinan batik ini datang dari luar Indonesia,
yakni dari Kalingga dan Karomandel di India. Jadi batik bukan milik bangsa Indonesia.
Kenyataan menunjukan bahwa ragam nias batik yang terdapat di Indonesia dengan ragam hias
batik di India tidak terdapat kesamaannya, hal ini membuktikan bahwa batik yang berkembang
di Indonesi tidak datang dari India. Dengan demikian pendapat bahwa batik Indonesia berasal
dari India, menjadi di ragukan (Sewan Susanto, 1980: 307).
Sejarah pembatikan di Indonesia berkait erat dengan perkembangan kerajaan Majapahit dan
penyebaran ajaran Islam di Tanah Jawa. Dalam beberapa catatan, pengembangan batik banyak
dilakukan pada masa-masa kerajaan Mataram, kemudian pada masa kerjaan Solo dan
Yogyakarta.
Jadi kesenian batik ini di Indonesia telah dikenal sejak zaman kerjaan Majapahit dan terus
berkembang kepada kerajaan dan raja-raja berikutnya. Adapun mulai meluasnya kesenian batik
ini menjadi milik rakyat Indonesia dan khususnya suku Jawa ialah setelah akhir abad ke-XVIII
atau awal abad ke-XIX. Batik yang dihasilkan ialah semuanya batik tulis sampai awal abad ke-
Kesenian batik adalah kesenian gambar di atas kain untuk pakaian yang menjadi salah satu
kebudayaan keluaga raja-raja Indonesia zaman dulu. Awalnya batik dikerjakan hanya terbatas
dalam kraton saja dan hasilnya untuk pakaian raja dan keluarga serta para pengikutnya. Oleh
karena banyak dari pengikut raja yang tinggal diluar kraton, maka kesenian batik ini dibawa oleh
mereka keluar kraton dan dikerjakan ditempatnya masing-masing.
Lama-lama kesenian batik ini ditiru oleh rakyat terdekat dan selanjutnya meluas menjadi
pekerjaan kaum wanita dalam rumah tangganya untuk mengisi waktu senggang. Selanjutnya,
batik yang tadinya hanya pakaian keluarga kraton, kemudian menjadi pakaian rakyat yang
digemari, baik wanita maupun pria. Bahan kain putih yang dipergunakan waktu itu adalah hasil
tenunan sendiri.
Sedang bahan-bahan pewarna yang dipakai tediri dari tumbuh-tumbuhan asli Indonesia yang
dibuat sendiri antara lain dari: pohon mengkudu, tinggi, soga, nila, dan bahan sodanya dibuat
dari soda abu, serta garamnya dibuat dari tanahlumpur.
Jaman MajapahitBatik yang telah menjadi kebudayaan di kerajaan Majahit, pat ditelusuri di
daerah Mojokerto dan Tulung Agung. Mojoketo adalah daerah yang erat hubungannya dengan
kerajaan Majapahit semasa dahulu dan asal nama Majokerto ada hubungannya dengan
Majapahit. Kaitannya dengan perkembangan batik asal Majapahit berkembang di Tulung Agung
adalah riwayat perkembangan pembatikan didaerah ini, dapat digali dari peninggalan di zaman
kerajaan Majapahit. Pada waktu itu daerah Tulungagung yang sebagian terdiri dari rawa-rawa
dalam sejarah terkenal dengan nama daerah Bonorowo, yang pada saat bekembangnya
Majapahit daerah itu dikuasai oleh seorang yang benama Adipati Kalang, dan tidak mau tunduk
kepada kerajaan Majapahit.
Diceritakan bahwa dalam aksi polisionil yang dilancarkan oleh Majapahati, Adipati Kalang
tewas dalam pertempuran yang konon dikabarkan disekitar desa yang sekarang bernama
Kalangbret. Demikianlah maka petugas-petugas tentara dan keluara kerajaan Majapahit yang
menetap dan tinggal diwilayah Bonorowo atau yang sekarang bernama Tulungagung antara lain
juga membawa kesenian membuat batik asli.
Sebutan ikat celup berasal dari kosakata bahasa Inggris tie-dye. Tie-dye merupakan salah
satu bentuk seni tekstil warisan kaum Hippies atau Flower Generation yang berkembang pada
akhir 1960-an dan awal 1970-an di Amerika. Coraknya yang penuh warna seolah mewakili
semangat kebebasan yang dilambangkan melalui gaya berbusana, gaya hidup, seks bebas, rock n
roll, dan mariyuana. Tie-dye diaplikasikan pada baju mereka agar terlihat lebih berwarna dan
mendapatkan motif yang lebih trippy seperti efek psikotropika. Tak heran bila ikat celup juga
dianggap sebagai sebuah bentuk psychedelic art.
Motif ini kemudian identik dengan kaum hippies dan menjadi bagian dari hippie style,
sama halnya dengan rambut gondrong dan ikat kepala. Baju ikat celup semakin popular saat para
musisi rock menggunakannya sebagai pakaian panggung, misalnya almarhum Jimmy Hendrix
dan Janis Joplin.
Di Indonesia sendiri, baju yang kerap dijual dengan sebutan baju bali, baju reggae, baju
pantai, baju laskar pelangi atau baju Nidji ini memang baru popular setelah Giring, vokalis band
Nidji, memakainya dalam video klip Laskar Pelangi. Seluruh personel Nidji pun kemudian
memakai kaos yang sama pada malam penghargaan MTV Indonesia Awards 2008. Sejak saat
itu, baju ikat celup banyak dicari dan menghiasi gerai-gerai pakaian di tanah air.
Apakah kamu tahu batik jumputan? Batik yang prosesnya sangat berbeda dengan batik
tulis ataupun batik cetak. Ada batik jumputan 3 warna, 3 warna, motif bunga, dan berbagai motif
lain yang bisa dibuat dengan teknik ini.
Batik jumputan adalah salah satu jenis batik yang menggunakan teknik jumputan untuk
membuat motifnya. Jumputan sendiri adalah salah satu teknik yang digunakan untuk
membuat motif batik dengan cara mengikat kencang beberapa bagian kain yang kemudian
dicelupkan pada pewarna pakaian.
Batik jumputan juga sering juga disebut dengan batik ikat celup karena proses pembuatannya
dengan mengikat dan mencelupkan kain ke dalam pewarna.
Buat kamu yang belum tahu bagaimana cara membuat batik ini, berikut bahan, alat, dan
langkah-langkahnya.