Anda di halaman 1dari 8

Pengertian, Sejarah Singkat, dan Jenis Batik

Secara bahasa, batik berasal dari kata mbat yang berarti melempar berkali-kali dan tik yang


berarti titik. Secara istilah, seni batik adalah teknik menggambar di atas kain dengan
memanfaatkan lilin dan canting sebagai alat dan bahan pembuatannya. Pengertian batik menurut
beberapa tokoh:
1. Nusjirwan Tirtamidjaja: Batik adalah teknik menghias kain dengan menggunakan lilin
melalui proses pencelupan warna dan seluruh prosesnya menggunakan tangan.
2. Santoso Doellah: Batik adalah sehelai kain yang dibuat dengan cara tradisional dengan
corak dan pola hias tertentu. Tekniknya cukup beragam, sesuai dengan asal batik tersebut.
3. Iwan Tirta: Seni batik adalah menghias kain atau tekstil menggunakan lilin, dengan metode
pencelupan warna. Semua dilakukan dengan bantuan tangan, bukan mesin sebagaimana
batik modern.
4. Alif Syakur: Seni batik adalah sebentang warna yang meliputi berbagai proses, dari proses
pemalaman, pencelupan, hingga pelarutan pada kain. Hasilnya adalah motif yang halus,
berseni, dan detail lukis tinggi.

Sejarah
Kesenian batik paling tua ditemukan di abad ke-17 masehi dan 18 masehi pada masa kerajaan
Majapahit. Saat itu batik hanya digunakan oleh orang-orang keraton dan pengikutnya. Namun,
lambat lain seni batik juga disebarkan di luar keraton dan menjadi pakaian yang juga dikenakan
oleh masyarakat umum.

Batik menjadi bentuk perlawanan dan perjuangan ekonomi masyarakat pesisir, terutama bagi
yang beragama Islam dan beroperasi sebagai pedagang. Dulu, batik yang dibuat untuk keraton
merupakan batik tulis. 

Jenis Seni Batik


1. Batik tulis: pembuatannya dilakukan secara manual menggunakan tangan dengan bantuan
canting. Batik tulis memiliki harga jual yang cukup mahal. Sangat unik dan tidak mungkin
sama antar satu dengan yang lainnya. Prosesnya dimulai dengan menyiapkan kain, kemudian
membentuk pola di atasnya. Setelah selesai, proses membatik dilakukan dengan
menggunakan lilin yang sudah dicairkan. Dibutuhkan konsentrasi tinggi dan kesabaran agar
hasilnya maksimal. 

Proyek Kearifan Lokal “Batik Celup/Jumputan” 1


2. Batik cap: Proses pembuatannya menggunakan stempel atau cap dengan motif batik tertentu
sebagai pengganti dari canting. Biasanya terbuat dari bahan tembaga yang membantu para
pengrajin batik mampu menyelesaikan pembuatan nya dengan lebih cepat. Mulai dengan
mencelupkan stempel dengan pewarna, kemudian menempelkannya pada kain. Motif satu
dengan yang lain serupa. Hargany cukup terjangkau. 
3. Batik Printing: Proses pembuatannya menggunakan alat sablon (offset). Dibandingkan
dengan batik-batik lainnya, batik printing memiliki proses yang paling singkat. 
4. Kombinasi Batik Tulis dan Batik Cap: Tujuan pembuatan batik ini adalah menutupi
kekurangan yang dihasilkan oleh batik cap, sehingga batik yang dihasilkan lebih berkelas.
Proses pembuatannya cukup panjang dan rumit. Harga batik ini tidak jauh berbeda dengan
harga batik cap. 
5. Batik Celup Ikat adalah batik yang dibuat tanpa menggunakan malam sebagai bahan
perintang akan tetapi menggunakan tali yang diikatkan pada kain yang berfungsi merintangi
warna masuk keserat kain. Tali dibuka setelah pencelupan selesai. Karena ikatan tali pada
kain akan timbul motif tertentu. Bentuk motif yang terjadi terbatas pada kemungkinan
bentuk ikatan tali tersebut.

Proyek Kearifan Lokal “Batik Celup/Jumputan” 2


SEJARAH BATIK DAN BATIK CELUP

Batik

Kerajinan batik sudah lama dikenal di Indonesia, malahan sudah berakar dalam kehidupan
masyarakat Indonesia. Kapan munculnya kerajinan batik inisamapai sekarang belum diketahui
secara pasti. Namun beberapa penelitian yang dilakukan para ahli menyatakan perbedaan
pendapat yang bertolak belakang. Menurut Prof. Dr.R.M Sutjipto Wirjosuparto menyatakan
bahwa bangsa Indonesia sebelum bertemu dengan kebudayaan India, telah mengenal aturan
untuk menyusun syair, mengenal membuat kain batik, mengenal industry logam, penanaman
padi disawah dengan jalan pengairan dan suatu pemerintahan yang teratur,(dikutip oleh Ir.
Sewan Susanto, 1980: 307). Pendapat ini menunjukan bahwa kerajinan batik adalah milik
bangsa Indonesia, bukan datang dari India.

G.P. Rouffer sebagaimana yang telah dikutip oleh Sewan Susanto (1980: 307) menyatakan
pula bahwa batik jawa adalah berasal dari luar, dibawa pertama oleh orang Kalingga dan
Karomandel, keduanya bangsa India. Pada permulaannya mereka sebagai pedagang, kemudian
sebagai imigran kalonisator sejak kurang lebih 400 AD, dan mulai berpengaruh dijawa. Kalau
kita simak pendapat G.P Rouffer ini bahwa jelas kerajinan batik ini datang dari luar Indonesia,
yakni dari Kalingga dan Karomandel di India. Jadi batik bukan milik bangsa Indonesia.
Kenyataan menunjukan bahwa ragam nias batik yang terdapat di Indonesia dengan ragam hias
batik di India tidak terdapat kesamaannya, hal ini membuktikan bahwa batik yang berkembang
di Indonesi tidak datang dari India. Dengan demikian pendapat bahwa batik Indonesia berasal
dari India, menjadi di ragukan (Sewan Susanto, 1980: 307).

Sejarah pembatikan di Indonesia berkait erat dengan perkembangan kerajaan Majapahit dan
penyebaran ajaran Islam di Tanah Jawa. Dalam beberapa catatan, pengembangan batik banyak
dilakukan pada masa-masa kerajaan Mataram, kemudian pada masa kerjaan Solo dan
Yogyakarta.

Jadi kesenian batik ini di Indonesia telah dikenal sejak zaman kerjaan Majapahit dan terus
berkembang kepada kerajaan dan raja-raja berikutnya. Adapun mulai meluasnya kesenian batik
ini menjadi milik rakyat Indonesia dan khususnya suku Jawa ialah setelah akhir abad ke-XVIII
atau awal abad ke-XIX. Batik yang dihasilkan ialah semuanya batik tulis sampai awal abad ke-

Proyek Kearifan Lokal “Batik Celup/Jumputan” 3


XX dan batik cap dikenal baru setelah perang dunia kesatu habis atau sekitar tahun 1920.
Adapun kaitan dengan penyebaran ajaran Islam. Banyak daerah-daerah pusat perbatikan di Jawa
adalah daerah-daerah santri dan kemudian Batik menjadi alat perjaungan ekonomi oleh tokoh-
tokoh pedangan Muslim melawan perekonomian Belanda.

Kesenian batik adalah kesenian gambar di atas kain untuk pakaian yang menjadi salah satu
kebudayaan keluaga raja-raja Indonesia zaman dulu. Awalnya batik dikerjakan hanya terbatas
dalam kraton saja dan hasilnya untuk pakaian raja dan keluarga serta para pengikutnya. Oleh
karena banyak dari pengikut raja yang tinggal diluar kraton, maka kesenian batik ini dibawa oleh
mereka keluar kraton dan dikerjakan ditempatnya masing-masing.

Lama-lama kesenian batik ini ditiru oleh rakyat terdekat dan selanjutnya meluas menjadi
pekerjaan kaum wanita dalam rumah tangganya untuk mengisi waktu senggang. Selanjutnya,
batik yang tadinya hanya pakaian keluarga kraton, kemudian menjadi pakaian rakyat yang
digemari, baik wanita maupun pria. Bahan kain putih yang dipergunakan waktu itu adalah hasil
tenunan sendiri.

Sedang bahan-bahan pewarna yang dipakai tediri dari tumbuh-tumbuhan asli Indonesia yang
dibuat sendiri antara lain dari: pohon mengkudu, tinggi, soga, nila, dan bahan sodanya dibuat
dari soda abu, serta garamnya dibuat dari tanahlumpur.

Jaman MajapahitBatik yang telah menjadi kebudayaan di kerajaan Majahit, pat ditelusuri di
daerah Mojokerto dan Tulung Agung. Mojoketo adalah daerah yang erat hubungannya dengan
kerajaan Majapahit semasa dahulu dan asal nama Majokerto ada hubungannya dengan
Majapahit. Kaitannya dengan perkembangan batik asal Majapahit berkembang di Tulung Agung
adalah riwayat perkembangan pembatikan didaerah ini, dapat digali dari peninggalan di zaman
kerajaan Majapahit. Pada waktu itu daerah Tulungagung yang sebagian terdiri dari rawa-rawa
dalam sejarah terkenal dengan nama daerah Bonorowo, yang pada saat bekembangnya
Majapahit daerah itu dikuasai oleh seorang yang benama Adipati Kalang, dan tidak mau tunduk
kepada kerajaan Majapahit.

Diceritakan bahwa dalam aksi polisionil yang dilancarkan oleh Majapahati, Adipati Kalang
tewas dalam pertempuran yang konon dikabarkan disekitar desa yang sekarang bernama
Kalangbret. Demikianlah maka petugas-petugas tentara dan keluara kerajaan Majapahit yang
menetap dan tinggal diwilayah Bonorowo atau yang sekarang bernama Tulungagung antara lain
juga membawa kesenian membuat batik asli.

Proyek Kearifan Lokal “Batik Celup/Jumputan” 4


Batik ikat celup

Sebutan ikat celup berasal dari kosakata bahasa Inggris tie-dye. Tie-dye merupakan salah
satu bentuk seni tekstil warisan kaum Hippies atau Flower Generation yang berkembang pada
akhir 1960-an dan awal 1970-an di Amerika. Coraknya yang penuh warna seolah mewakili
semangat kebebasan yang dilambangkan melalui gaya berbusana, gaya hidup, seks bebas, rock n
roll, dan mariyuana. Tie-dye diaplikasikan pada baju mereka agar terlihat lebih berwarna dan
mendapatkan motif yang lebih trippy seperti efek psikotropika. Tak heran bila ikat celup juga
dianggap sebagai sebuah bentuk psychedelic art.

Motif ini kemudian identik dengan kaum hippies dan menjadi bagian dari hippie style,
sama halnya dengan rambut gondrong dan ikat kepala. Baju ikat celup semakin popular saat para
musisi rock menggunakannya sebagai pakaian panggung, misalnya almarhum Jimmy Hendrix
dan Janis Joplin.

Di Indonesia sendiri, baju yang kerap dijual dengan sebutan baju bali, baju reggae, baju
pantai, baju laskar pelangi atau baju Nidji ini memang baru popular setelah Giring, vokalis band
Nidji, memakainya dalam video klip Laskar Pelangi. Seluruh personel Nidji pun kemudian
memakai kaos yang sama pada malam penghargaan MTV Indonesia Awards 2008. Sejak saat
itu, baju ikat celup banyak dicari dan menghiasi gerai-gerai pakaian di tanah air.

Proyek Kearifan Lokal “Batik Celup/Jumputan” 5


CARA MEMBUAT BATIK JUMPUTAN (IKAT CELUP)

Apakah kamu tahu batik jumputan? Batik yang prosesnya sangat berbeda dengan batik
tulis ataupun batik cetak. Ada batik jumputan 3 warna, 3 warna, motif bunga, dan berbagai motif
lain yang bisa dibuat dengan teknik ini.

Batik jumputan adalah salah satu jenis batik yang menggunakan teknik jumputan untuk
membuat motifnya. Jumputan sendiri adalah salah satu teknik yang digunakan untuk
membuat motif batik dengan cara mengikat kencang beberapa bagian kain yang kemudian
dicelupkan pada pewarna pakaian.
Batik jumputan juga sering juga disebut dengan batik ikat celup karena proses pembuatannya
dengan mengikat dan mencelupkan kain ke dalam pewarna.

Buat kamu yang belum tahu bagaimana cara membuat batik ini, berikut bahan, alat, dan
langkah-langkahnya.

CARA MEMBUAT BATIK JUMPUTAN SEDERHANA

1. BAHAN YANG DIBUTUHKAN UNTUK MEMBUAT BATIK JUMPUTAN


 Kain yang jenisnya mori prima, blaco, atau primissima
 Pewarna dan penguatnya dalam satu kemasan, bisa memakai Wenter atau Wantex
 2 liter air untuk satu kemasan pewarna
 2 sendok makan garam
 Cuka secukupnya

2. ALAT YANG DIBUTUHKAN UNTUK MEMBUAT BATIK JUMPUTAN


 Kelereng, batu, atau uang koin
 Karet gelang
 Kompor
 Panci
 Sendok kayu yang digunakan untuk mengaduk
 Ember

Proyek Kearifan Lokal “Batik Celup/Jumputan” 6


3. CARA MEMBUAT BATIK JUMPUTAN
 Pastikan kain yang akan digunakan dalam
keadaan bersih.
 Buat bentuk motif dengan cara mengikat
uang koin, kelereng, atau batu pada beberapa
bagian kain menggunakan karet gelang. Ikat
secara kencang dan bentuk dengan motif
yang berbeda ya.
 Rebus air dalam panci sampai mendidih.
 Jika sudah mendidih, tambahkan pewarna, garam, dan cuka lalu aduk sampai semua
serbuk larut dan warna air berubah.
 Basahi kain yang sudah diikat tadi menggunakan air yang bersih.
 Setelah itu celupkan kain pada cairan pewarna. Kamu bisa mencelupkan seluruh kain
jika hanya menginginkan satu warna saja ke dalam cairan pewarna yang sudah mendidih.
 Aduk dan masak selama 20-30 menit agar warna dapat merata ke seluruh kain dan warna
merekat kuat.
 Jika kamu ingin batik memiliki beberapa warna, celupkan saja sebagian kain pada cairan
warna pertama, kemudian kain yang belum terkena warna dicelupkan pada cairan
pewarna yang lainnya.
 Kamu bisa mencelupkan beberapa kali pada cairan pewarna yang berbeda untuk
mendapatkan batik dengan warna beragam.
 Setelah selesai proses pencelupan, angkat kain lalu bilas menggunakan air yang dingin
dan bersih.
 Selanjutnya lepas semua ikatan, peras kain dan jemur sampai kering.
 Setelah kering, kamu bisa menyetrika agar kain menjadi rapi.
 Coba juga membuat batik tulis tradisional atau bikin batik cap mudah ya kalau sudah
berhasil bikin batik jumputan ini.

Proyek Kearifan Lokal “Batik Celup/Jumputan” 7


TAMBAHAN PEMBUATAN BATIK JUMPUTAN
Ada beberapa tambahan, tips, dan trik
yang bisa kamu lakukan dalam membuat batik
dengan teknik jumputan ini.
 Karet gelang bisa diganti dengan tali yang
lain.
 Pastikan saat mengikat kain harus benar-benar
kencang agar tidak lepas saat proses
pencelupan.
 Garam dan cuka harus ada sebab dua bahan ini digunakan sebagai penguat agar warna kain
tidak mudah luntur.
 Gunakan satu panci untuk satu warna saja.
 Pastikan kamu menggunakan panci yang memang khusus untuk membuat batik jumputan.
Sebab jika nanti panci digunakan untuk memasak, takutnya masih ada pewarna kain yang
tertinggal karena kita belum bersih dalam mencucinya.
 Bagaimana? Menarik bukan untuk dipraktikkan? Kamu bisa mengajak adik atau keponakan
yang masih kecil untuk membuat kerajinan tangan ini. Selain menyenangkan, membuat
kerajinan juga dapat meningkatkan kreativitas anak.

Proyek Kearifan Lokal “Batik Celup/Jumputan” 8

Anda mungkin juga menyukai