Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

SUPERVISI PEMBELAJARAN PAI

TENTANG

PRINSIP-PRINSIP SUPERVISI PEMBELAJARAN

OLEH KELOMPOK IV:

IKHWAN AL HAFIZ (2001022)

MUHAMMAD ARSY (2001039)

ADINDA OKTAVIA (2001001)

PUTRI NILAM SARI (2001051)

DOSEN PENGAMPU:

Novia Yanti, MA

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT)

SYEKH BURHANUDDIN

1444 H/2022 M
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji atas kehadirat Allah ‘Azza wa jalla atas segala
nikmat yang telah diberikan kepada kita semua sehingga kita masih bisa menikmati
kehidupan sampai saat sekarang ini dan kami dapat menyelesaikan makalah kami.
Shalawat dan salam tak lupa pula kita hadiahkan kepada Nabi besar Muhammad
Shalllallahu ‘alaihi wasallam yang telah membawa kita dari zaman yang tidak
berilmu pengetahuan ke zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan yang kita
rasakan pada saat sekarang ini.
Ucapan terima kasih kami ucapkan kepada dosen pengampu mata kuliah
Supervisi pembelajaran pai yang telah membimbing kami dalam penulisan makalah
ini. Ucapan terima kasih kami ucapkan juga kepada semua pihak yang memberikan
bantuan untuk menyelesaikan makalah kami.
Terlepas dari semua itu kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan
agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................i

DAFTAR ISI .................................................................................................ii

BAB I : PENDAHULUAN ...........................................................................1

A. Latar Belakang .....................................................................................1


B. Rumusan Masalah.................................................................................1

BAB II : PEMBAHASAN.............................................................................2

A. Prinsip-Prinsip Supervisi Pembelajaran................................................2

BAB III : PENUTUP ...................................................................................10

A. Kesimpulan .........................................................................................10
B. Saran.....................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Supervisi pendidikan atau yang lebih dikenal dengan pengawasan pendidikan
memiliki konsep dasar yang saling berhubungan. Dalam konsep dasar supervisi
pendidikan dijelaskan beberapa dasar-dasar tentang konsep supervisi pendidikan itu
sendiri. Pendidikan berbeda dengan mengajar, pendidikan adalah suatu proses
pendewasaan yang dilakukan oleh seorang pendidik kepada peserta didik dengan
memberikan stimulus positif yang mencakup kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Sedangkan pengajaran hanya mencakup kognitif saja artinya pengajaran
adalah suatu proses pentransferan ilmu pengetahuan tanpa membentuk sikap dan
kreatifitas peserta didik.Oleh karena itu, pendidikan haruslah diawasi atau disupervisi
oleh supervisor yang dapat disebut sebagai kepala sekolah dan pengawas-pengawas
lain yang ada di departemen pendidikan. Pengawasan di sini adalah pengawasan yang
bertujuan untuk meningkatkan kinerja para pendidik dan pegawai sekolah lainnya
dengan cara memberikan pengarahan-pengarahan yang baik dan bimbingan serta
masukan tentang cara atau metode mendidik yang baik dan professional.
Dalam perkembangannya supervisi pendidikan memberikan pengaruh yang
baik pada perkembangan pendidikan di Indonesia, terutama pendidikan Islam
sebagaimana konsentrasi pembahasan pada mata kuliah ini dan juga pembahasan
yang dikupas didalamnya, sehingga para pendidik memiliki kemampuan mendidik
yang kreatif, aktif, efektif dan inovatif. Dan dengan adanya mata kuliah supervisi
pendidikan Islam pada institusi yang bergerak dalan bidang pendidikan akan lebih
menunjang para mahasiswa untuk mengetahui bagaimana mengawasi atau
mensupervisi pada pendidikan yang baik. Dalam makalah kali ini kami akan
membahas tentang prinsip-prinsip supervisi pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja prinsip-prinsip supervisi pembelajaran?

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Prinsip-Prinsip Supervisi Pendidikan Islam
Prinsip adalah suatu pernyataan fundamental atau kebenaran umum maupun
individual yang dijadikan oleh seseorang atau kelompok sebagai sebuah pedoman
untuk berpikir atau bertindak. Dalam pengertian umum prinsip adalah suatu pegangan
hidup yang diyakini seseorang mampu membantu dirinya mencapai tujuan hidup
yang dia inginkan atau diprogramkan.
Sementara Supervisi pendidikan diartikan sebagai bimbingan profesional bagi
guru-guru. Bimbingan profesional yang dimaksud adalah segala usaha yang
memberikan kesempatan bagi guru-guru untuk berkembang secara profesional, agar
lebih maju lagi dalam melaksanakan tugas pokok yaitu memperbaiki dan
meningkatkan proses belajar murid-murid
Berikut ini kami uraikan prinsip-prinsip supervisi menurut beberapa tokoh.
Secara sederhana prinsip-prinsip Supervisi adalah sebagai berikut :1
1. Supervisi hendaknya memberikan rasa aman kepada pihak yang disupervisi.
2. Supervisi hendaknya bersifat Kontrukstif dan Kreatif.
3. Supervisi hendaknya realistis didasarkan pada keadaan dan kenyataan sebenarnya.
4. Kegiatan supervisi hendaknya terlaksana dengan sederhana.
5. Dalam pelaksanaan supervisi hendaknya terjalin hubungan profesional, bukan
didasarkan atas hubungan pribadi.
6. Supervisi hendaknya didasarkan pada kemampuan, kesanggupan, kondisi dan
sikap pihak yang disupervisi.
7. Supervisi harus menolong guru agar senantiasa tumbuh sendiri tidak tergantung
pada kepala sekolah.
Dalam pendapat lain menyatakan bahwa Prinsip-prinsip Supervisi adalah :2

1
Andi Fadhilah A.Natsir, Pola, Prinsip, dan Tugas Supervisi PAI, Education and Learning
Journal Vol. 1, No. 2, Juli (2020), h. 132
2
Arikunto, Suharsini. Dasar-dasar Supervisi. (Jakarta: Rineke Cipta, 2020), h. 19

2
1. Supervisi bersifat memberikan bimbingan dan memberikan bantuan kepada guru
dan staf sekolah lain untuk mengatasi masalah dan mengatasi kesulitan dan bukan
mencari-cari kesalahan.
2. Pemberian bantuan dan bimbingan dilakukan secara langsung, artinya bahwa
pihak yang mendapat bantuan dan bimbingan tersebut tanpa dipaksa atau
dibukakan hatinya dapat merasa sendiri serta sepadan dengan kemampuan untuk
dapat mengatasi sendiri.
3. Apabila supervisor merencanakan akan memberikan saran atau umpan balik,
sebaiknya disampaikan sesegera mungkin agar tidak lupa. Sebaiknya supervisor
memberikan kesempatan kepada pihak yang disupervisi untuk mengajukan
pertanyaan atau tanggapan.
4. Kegiatan supervisi sebaiknya dilakukan secara berkala misalnya 3 bulan sekali,
bukan menurut minat dan kesempatan yang dimiliki oleh supervisor.
5. Suasana yang terjadi selama supervisi berlangsung hendaknya mencerminkan
adanya hubungan yang baik antara supervisor dan yang disupervisi tercipta
suasana kemitraan yang akrab. Hal ini bertujuan agar pihak yang disupervisi tidak
akan segan-segan mengemukakan pendapat tentang kesulitan yang dihadapi atau
kekurangan yang dimiliki.
6. Untuk menjaga agar apa yang dilakukan dan yang ditemukan tidak hilang atau
terlupakan, sebaiknya supervisor membuat catatan singkat, berisi hal – hal
penting yang diperlukan untuk membuat laporan.
Menurut Gunawan, prinsip supervisi terbagi atas:3
1. Prinsip Fundamental
Yaitu prinsip yang berlandaskan pada nilai-nilai luhur Pancasila dan Agama.
Pancasila merupakan dasar atau prinsip fundamental bagi setiap supervisor
pendidikan Indonesia. Bahwa seorang supervisor haruslah seorang pancasilais sejati.
2. Prinsip Praktis

3
Ary H. Gunawan, Administrasi Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), h. 196

3
Yaitu dapat dikerjakan sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada. Dalam
prinsip ini terdapat dua sisi, yaitu:4
a. Prinsip Positif
1) Supervisi harus dilaksanakan secara demokratis dan kooperatif.
Kepala Sekolah sebagai supervisor harus menghargai kepribadian guru.
Dalam pembicaraan-pembicaraan bersama ia memberi kesempatan kepada guru-guru
untuk melahirkan pikiran, perasaan dan pendapatnya. Keputusan-keputusan diambil
dengan jalan musyawarah. Tujuan-tujuan yang hendak dicapai adalah tujuan bersama.
Dalam suasana yang demikian terpupuklah kerja sama yang baik antara pimpinan
dengan yang dipimpin. Guru-guru saling membantu dalam melaksanakan tugasnya di
sekolah.
2) Supervisi harus kreatif dan konstruktif
Supervisor harus menyadari bahwa setiap guru pasti mempunyai kelebihan
dan kekurangan, oleh karena itu hendaklah ia berusaha memberikan dorongan kepada
guru-guru untuk mengembangkan kelebihan-kelebihan itu dan menciptakan sesuatu
yang baru demi kepentingan anak didik mereka. Kekurangan-kekuranganya
dibicarakan dengan guru yang bersangkutan atau dalam kelompok bersama mereka
mencari jalan keluar untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan itu.
3) Supervisi harus scientific dan efektif.
Dalam menghadapi masalah hendaknya supervisor bersikap “scientivic”. Ini
berarti bahwa ia harus mendengarkan masalah yang dihadapi guru dengan penuh
perhatian, mengumpulkan data, kemudian mengolahnya dan akhirnya menarik
kesimpulan serta mengambil keputusan. Supervisi membantu guru-guru dalam
mempersiapkan pelajaran yang diberikan, dalam menggunakan alat pelajaran, serta
menyusun tes bagi siswa secara efektif. Supervisi mengkoordinir teori dan praktik
sambil menolong guru-guru mengerti teori dan praktik sambil menolong guru-guru
mengerti teori supervisor, menolong mereka untuk mengetrapkan di dalam

4
Ametembun, N.A. Supervisi Pendidikan Disusun Secara Berprogam. (Bandung: Suri, 2007),
h. 55

4
pelaksanaan tugasnya di sekolah. Ia dengan setia berusaha memperbaiki metode dan
cara penggunaanya, sehingga teori itu dapat menjadi efektif.
4) Supervisi harus dapat memberi persamaan aman kepada guru-guru.
Kepala sekolah yang merangkap sebagai supervisor bagaikan bapak atau
saudara bagi mereka yang senantiasa siap membantu mereka dalam memecahkan
masalah yang mereka hadapi. Dengan demikian terpupuklah rasa aman pada guru-
guru dan mereka tidak tertekan serta bebas untuk mengeluarkan kenyataan.
5) Supervisi harus berdasarkan kenyataan.
Supervisi yang dilakasanakan kepala sekolah hendaklah didasarkan atas
keadaan yang sebenarnya yang dapat dilihat, disaksikan dan diketahui oleh kepala
sekolah itu sendiri dari dekat. Data yang diperoleh bukan data yang sebenarnya yaitu
keadaan murid, lingkungan belajar mengajar, keadaan alat-alat pelajaran yang
sebenarnya, semua ini merupakan bahan-bahan yang nyata bagi supervisor untuk
melaksanakan tugasnya sebaik mungkin.
6) Supervisi harus memberi kesempatan kepada supervisor dan guru-guru untuk
mengadakan self evaluation.
Supaya pelayanan supervisi mendatangkan manfaat serta menjadi mantap,
baik bagi kepala sekolah maupun bagi guru-guru, maka hendaknya kepala sekolah
dapat mengembangkan dirinya terlebih dahulu. Agar supaya ia dapat
mengembangkan dirinya sendiri, maka perlu sekali ia berusaha mengadakan self
evaluation setiap kali. Melalui self evaluation setiap kali. Melalui self evaluation ini
ia dapat mengetahui kelebihan-kelebihan, juga kekurangan-kekurangan dan
kelemahanya. Kemudian ia akan berusaha juga untuk memperbaiki kekuranganya.
Demikian pula ia dapat membantu guru-guru dalam self evaluation demi kepentingan
anak didiknya.
b. Prinsip-Prinsip Negatif
Prinsip-prinsip negatif ini merupakan larangan bagi kepala sekolah sebagai
supervisor, adalah sebagai berikut:
1) Seorang supervisor tidak boleh bersikap otoriter

5
2) Seorang supervisor tidak boleh mencari kesalahan pada guru-guru.
3) Seorang supervisor bukan inspektur yang ditugaskan untuk memeriksa apakah
peraturan-peraturan dan instruksi-instruksi yang telah diberikan dilaksanakan
atau tidak.
4) Seorang supervisor tidak boleh menganggap dirinya lebih dari guru-guru oleh
karena jabatanya.
5) Seorang supervisor tidak boleh terlalu banyak memperhatikan hal-hal kecil
dalam cara-cara guru mengajar.
6) Seorang supervisor tidak boleh lekas kecewa, bila ia mengalami kegagalan.
Selain prinsip-prinsip tersebut, Sahertian mengemukakan beberapa prinsip
supervisi yang harus dilaksanakan yaitu :5
1. Prinsip ilmiah (scientific)
Prinsip ilmiah yaitu prinsip yang dilakukan berdasarkan data yang bersifat
objektif yang diperoleh sesuai fakta yang terjadi pada pelaksanaan proses
pembelajaran. Untuk itu diperlukan media yang dapat merekam data agar hasil yang
didapatkan lebih akurat. Prinsip ini harus dilakukan dengan tersencana, sesuai sistem
dan continue (berkelanjutan). Prinsip ilmiah memiliki ciri-ciri:6
a. Sistematis, artinya dilaksanakan secara teratur, berencana dan berkelanjutan.
Maksudnya kegiatan supervisi memiliki perencanaan yang pasti, teratur,
pelaksanaannya secara berkelanjutan dan terus menerus. Walaupun setelah diadakan
supervisi, seorang pendidik sudah benar-benar menjadi pendidik profesional
sekalipun, supervisi masih harus dilaksanakan secara kontinue. Bertujuan untuk
menjaga mutu atau kualitas seorang pendidik tersebut. Karena tidak mungkin
seseorang tidak menemukan kesulitan dalam setiap kegiatan atau aktifitas yang
sedang dihadapi. Untuk memecahkan problematika yang muncul dalam kegiatan
pembelajaran dapat diatasi dengan supervisi. Jadi berapa bulan sekali supervisi

5
Piet A. Sahertian, Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta,
2008), h. 20
6
Rosmiaty Azis, Supervisi Pendidikan, (Yogyakarta: Aksara, 2016), h. 69

6
diadakan? Kapan pelaksanaannya, bagaimana pelaksanaannya? Sudah ditentukan
sebagai kegiatan yang terencana, sesuai prinsip tersebut.
b. Objektif, artinya data yang didapat berdasarkan hasil observasi nyata.
Kegiatan-kegiatan perbaikan atau pengembangan berdasarkan hasil kajian
kebutuhan-kebutuhan guru atau kekurangan-kekurangan guru, bukan berdasarkan
tafsiran pribadi. Melainkan kegiatan nyata dalam melaksanakan proses belajar
mengajar. Maksudnya seorang supervisi tidak boleh menyimpulkan sebuah
permasalahan tanpa meninjau atau menindak lanjuti dari fakta-fakta yang ada. Hanya
mengandalkan penafsiran diri sendiri.
c. Menggunakan alat (instrumen) yang dapat memberi informasi sebagai umpan
balik untuk mengadakan penilaian terhadap proses belajar mengajar. Misalnya
untuk memperoleh data diperlukan alat perekam data, seperti angket, observasi,
percakapan pribadi, dan seterusnya.
2. Prinsip Demokratis
Prinsip demokratis yaitu prinsip yang didalamnya mengandung makna saling
menghargai, tidak mengenal istilah atasan dan bawahan, tetapi hubungan kolegial
atau kesejawatan. Prinsip yang menujunjung tinggi asas musyawarah. Layanan dan
bantuan yang diberikan supervisor kepada guru berdasarkan jalinan hubungan
kemanusiaan yang akrab dan suasana kehangatan, sehingga guru-guru merasa aman
untuk mengembangkan tugasnya. Perlu diingat seorang supervisor tidak boleh
memiliki sifat terlalu menjaga image. Jadi dengan prinsip demokratis ini dapat
tercipta kerukunan yang erat antara kedua belah pihak, hubungan kekeluargaan yang
baik, kesatuan fikiran dan tujuan.
Prinsip demokratis juga dapat diartikan menjunjung tinggi harga diri dan
martabat guru. Meskipun di kantor guru berperan sebagai bawahan, tetapi tidak ada
kesenjangan sosial antara guru dengan supervisor. Guru dapat memunculkan
pendapat atas ide-ide atau gagasan terbaru yang dimilikinya. Keputusan-keputusan
maupun pendapat dari supervisor juga dapat diterima dengan baik oleh guru.
Sehingga tujuan supervisi pendidikan dapat tercapai.

7
3. Prinsip kerjasama
Artinya mengembangkan usaha bersama atau menurut istilah supervisi
sharing of idea, sharing of experience, memberi support atau mendorong,
menstimulasi guru, sehingga mereka merasa tumbuh bersama. Maksudnya kerjasama
seluruh staf dalam kegiatan pengumpulan data, analisa data dan perbaikan serta
pengembangan proses belajar mengajar hendaknya dilakukan dengan cara kerjasama
seluruh staf sekolah. Dengan adanya kerjasama tersebut, terciptalah situasi belajar
mengajar yang lebih baik.
4. Prinsip konstruktif dan kreatif
Setiap guru akan merasa termotivasi dalam mengembangkan potensi
kreativitas kalau supervisi mampu mencipakan suasana kerja yang menyenangkan,
bukan melalui cara-cara yang menakutkan. Misalkan sehari-hari menampilan raut
muka yang tidak menyenangkan di depan guru-guru. Tidak memiliki perhatian lebih
dengan guru-guru. Minimnya berkomunikasi dengan guru-guru. Terlalu
mengedepankan sikap “jaga image” seakan muncul garis dinding yang kokoh sebagai
pembatas kedudukan antara supervisor dan guru, atasan dan bawahan. Sang
Supervisor lebih merasa berkuasa atas keputusan yang diambilnya, kemudian
mengambil keputusan yang semena-mena tanpa memperhatikan hasil penelitian dan
faktor-faktor lain. Dalam hal ini guru merasa dikucilkan karena selalu disalahkan.
Prinsip konstruktif dan kreatif ini bertujuan membina inisiatif guru dan
mendorong guru untuk aktif menciptakan suasana dimana setiap orang akan merasa
aman dan bebas mengembangkan potensi-potensinya. Supervisor perlu menyesuaikan
diri dengan prinsip-prinsip tersebut di atas. Kalau ada Supervisor yang memaksakan
kehendak, menakut-nakuti guru, yang justru akan melumpuhkan kreativitas anggota
staf perlu diubah. Sikap korektif misalnya, suka mencari-cari kesalahan harus diganti
dengan sikap kreatif dimana setiap orang mau dan mampu menumbuhkan serta
mengembangkan kreativitasnya untuk perbaikan pengajaran.

8
Menurut Oteng Sutisna, ada beberapa prinsip pokok tentang supervisi, yaitu:7
a. Supervisi hendaknya disesuaikan dengan kondisi setempat karna berguna untuk
memenuhi kebutuhan perseorangan dari personil sekolah.
b. Pada dasarnya personil pelaksana pendidikan di sekolah memerlukan dan berhak
atas bantuan supervisi.
c. Supervisi hendaknya membantu menjelaskan tujuan-tujuan dan sasaran-sasarann
pendidikan.
d. Supervisi yang merupakan bantuan dan pembinaan untuk guru dan staf TU.
e. Supervisi hendaknya merupakan wahana untuk menjelaskan dan berdiskusi
tentang hasil-hasil penelitian pendidikan yang mutakhir.
f. Supervisi hendaknya membantu memperbaiki sikap dan hubungan dari smua
anggota staf sekolah dengan orangtua siswa dan masyarakat setempat, serta
pihak-pihak yang terkait dengan kehidupan sekolah.
g. Dalam pendidikan yang berlangsung disekolah tampaknya kepala sekolah
merupakan penanggung jawab utama keberlangsungan pendidikan disekolah yang
ia pimpin. Selanjutnya pengawas merupakan pejabat yang berada lebih tinggi
untuk melakukan supervise.
h. Tanggung jawab program seperti berada pada dua pejabat, pertama supervise
sekolah menjadi tanggung jawab kepala sekolah sedangkan pengawas
bertanggung jawab atas supervise semua sekolah yang menjadi wewenang
pembinaannya.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa prinsip-prinsip supervisi
berdasarkan pendapatpendapat tersebut adalah sebagai berikut :
1) Supervisi dijalankan berdasarkan pada sesuatu yang kokoh dan praktis.
2) Supervisi dilakukan sesuai dengan data diperoleh sesuai fakta yang terjadi
pada pelaksanaan proses pembelajaran.

7
Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Jakarta: PT.Rosdakarya, 2008),
h. 88

9
3) Supervisi dilakukan secara profesional dan bukan berdasarkan hubungan
pribadi atau pun hubungan kekerabatan lainnya, dan tidak memaksakan
kehendak, menghargai usaha serta saling menghargai dan menjunjung tinggi
martabat guru.
4) Supervisi dilaksanakan dengan menjalin hubungan yang baik antar guru dan
yang lainnya.
5) Supervisi harusnya bersifat konstruktif dan kreatif sehingga guru akan
termotivasi dan merasa senang dengan kegiatan supervisi.

10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Prinsip prinsip supervisi pendidikan terdiri atas beberapa macam, yaitu :
1. Prinsip Fundamental
2. Prinsip Praktis
a. Prinsip-Prinsip Negatif
b. Prinsip-Prinsip Positif
3. Prinsip ilmiah (scientific) memiliki ciri-ciri:
4. Prinsip Demokratis
5. Prinsip kerjasama
6. Prinsip konstruktif dan kreatif
B. Saran
Demikian makalah yang kami susun, semoga dapat memberikan manfaat bagi
penyusun khususnya dan bagi pembaca umumnya. Penyusun menyadari bahwa
makalah ini jauh dari kesempurnaan, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan
saran yang membangun demi kesempurnaan makalah kami.

11
DAFTAR PUSAKA
Andi Fadhilah A.Natsir, Pola, Prinsip, dan Tugas Supervisi PAI, Education and
Learning Journal Vol. 1, No. 2, Juli (2020)

Arikunto, Suharsini. Dasar-dasar Supervisi. (Jakarta: Rineke Cipta, 2020)

Ary H. Gunawan, Administrasi Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002)

Ametembun, N.A. Supervisi Pendidikan Disusun Secara Berprogam. (Bandung: Suri,


2007)

Piet A. Sahertian, Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2008)

Rosmiaty Azis, Supervisi Pendidikan, (Yogyakarta: Aksara, 2016)

Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Jakarta: PT.Rosdakarya,


2008)

Anda mungkin juga menyukai