Anda di halaman 1dari 20

GAS MULIA

Makalah ini dibuat dalam rangka melengkapi tugas


mata pelajaran kimia

Oleh :
1. Ahmadi (01)
2. A’isah (02)
3. Arifan Dian Gustaf (03)
4. Arifin (04)
5. Devy Nafirotul Maul (05)

XII IPA 2

S M A N 1 WIRADESA
Jl. Patimura No. 467  (0285) 4417367 Wiradesa
Kab. Pekalongan 51152
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. yang telah memberikan kesempatan
serta kesehatan kepada kami untuk meyusun serta menyelesaikan makalah ini dalam rangka
melengkapi tugas makalah mata pelajaran kimia.
Ucapan terima kasih kami ucapkan kepada kedua orang tua yang selalu memberikan
dukungan, baik secara materi atau pun non materi, terutama kepada guru bidang studi yang
telah membimbing kami dalam proses pembuatan makalah ini, juga kepada orang-orang yang
menjadi relawan objek kajian pengamatan dan kepada teman-teman yang membantu dalam
proses penyusunan tugas ini.
Makalah ini dibuat untuk mengetahui sebarapa jauh pengetahuan kita tentang apa itu
Gas mulia dan bagaimana kegunaannya bagi kehidupan . Meskipun demikian, besar harapan
kami terhadap kesempurnaan, kami mohon maaf apabila dalam penyajian makalah ini masih
banyak kekurangan.

Wiradesa, 29 Oktober 2014

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Gas mulia adalah unsur-unsur yang terdapat dalam golongan VIIIA yang memiliki
kestabilan yang sangat tinggi dan sebagian ditemukan di alam dalam bentuk monoatomik
karena sifat stabilnya. Unsur-unsur yang terdapat dalam gas mulia yaitu Helium (He), Neon
(Ne), Argon(Ar), Kripton(Kr), Xenon (Xe), Radon (Rn). Gas-gas ini pun sangat sedikit
kandungannya di bumi.
Gas Mulia terdapat dalam atmosfer bumi, untuk Helium terdapat di luar atmosfer.
Helium dapat terbentuk dari peluruhan zat radioaktif uranium dan thorium. Semua unsur -
unsur gas mulia terdiri dari atom -atom yang berdiri sendiri. Unsur gas mulia yang
terbanyak di alam semesta adalah Helium (banyak terdapat di bintang) yang merupakan
bahan bakar dari matahari. Radon amat sedikit jumlahnya di atmosfer atau udara. Dan
sekalipun ditemukan akan cepat berubah menjadi unsur lain, karena radon bersifat radio
aktif. Dan karena jumlahnya yang sangat sedikit pula radon disebut juga sebagi gas jarang.

2. Rumusan Masalah
a. Apa definisi gas mulia?
b. Bagaimana sejarah awal diketemukannya gas mulia?
c. Bagaimana identifikasi dan sifat-sifat gas mulia?
d. Bagaimana tahapan pembuatan gas mulia?
e. Apa saja senyawa pada gas mulia?
f. Bagaimana dampak positif dan negatif gas mulia bagi kehidupan?

3. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan disusunnya makalah ini adalah:
1) Menjelaskan definisi gas mulia
2) Menjelaskan sejarah penemuan unsur gas mulia
3) Mengidentifikasi sifat fisik dan sifat kimia gas mulia
4) Menjelaskan pembuatan dan senyawa pada gas mulia
5) Menjelaskan dampak positif dan negatif gas mulia
BAB II

PEMBAHASAN

1. Definisi Gas Mulia


Gas mulia adalah unsur-unsur yang terdapat dalam golongan VIIIA yang memiliki
kestabilan yang sangat tinggi dan sebagian ditemukan di alam dalam bentuk monoatomik
karena sifat stabilnya, mempunyai sifat lengai, tidak reaktif, dan susah bereaksi dengan
bahan kimia lain. Gas mulia juga merupakan golongan kimia yang unsur-unsurnya
memiliki elektron valensi luar penuh, sehingga menjadi golongan yang paling stabil dalam
sistem periodik unsur. Unsur-unsurnya adalah He (Helium), Ne (Neon), Ar (Argon), Kr
(Kripton), Xe (Xenon), dan Rn (Radon) yang bersifat radioaktif. Konfigurasi elektron
unsur-unsur Gas Mulia adalah ns2, np6, kecuali He 1s2.
Gas Mulia yang sejati adalah unsur monoatomik. Disebut mulia karena unsur-unsur
ini sangat stabil, berfasa gas pada suhu ruang dan bersifat inert (sukar bereaksi dengan
unsur lain). Tidak ditemukan satupun senyawa alami dari gas mulia. Menurut Lewis,
kestabilan gas mulia tersebut disebabkan konfigurasi elektronnya yang terisi penuh, yaitu
konfigurasi oktet (duplet untuk Helium). Kestabilan gas mulia dicerminkan oleh energi
ionisasinya yang sangat besar, dan afinitas elektronnya yang sangat rendah.
Berikut ini adalah asal-usul mana unsur-unsur Gas Mulia yang diambil dari bahasa
Yunani, yaitu:
1. Helium à ήλιος (ílios or helios) = Matahari
2. Neon à νέος (néos) = Baru
3. Argon à αργός (argós) = Malas
4. Kripton à κρυπτός (kryptós) = Tersembunyi
5. Xenon à ξένος (xénos) = Asing
6. Radon (pengecualian) diambil dari Radium

2. Sejarah Gas Mulia


Sejarah gas mulia awal dari penemuan Cavendish pada tahun 1785. Cavendish
menemukan sebagian kecil bagian udara (kurang dari 1/200 bagian) sama sekali tidak
bereaksi walaupun sudah melibatkan gas-gas atmosfer.
Pada tahun 1894, seorang ahli kimia Inggris bernama Lord Raleigh dan Sir William
Ramsay mengidentifikasi zat baru yang terdapat dalam udara. Sampel udara yang sudah
diketahui mengandung nitrogen, oksigen, dan karbon dioksida dipisahkan. Ternyata dari
hasil pemisahan tersebut, masih tersisa suatu gas yang tidak reaktif (inert). Gas tersebut
tidak dapat bereaksi dengan zat-zat lain sehingga dinamakan argon (dari bahasa Yunani
argos yang berarti malas). Empat tahun kemudian Ramsay menemukan unsur baru lagi,
yaitu dari hasil pemanasan mineral kleverit. Dari mineral tersebut terpancar sinar alfa yang
merupakan spektrum gas baru. Spektrum gas tersebut serupa dengan garis-garis tertentu
dalam spektrum matahari. Untuk itu, diberi nama helium (dari bahasa Yunani helios berarti
matahari). Nama Helium sendiri merupakan saran dari Lockyer dan Frankland. Pada saat
ditemukan, kedua unsur ini tidak dapat dikelompokkan ke dalam golongan unsur-unsur
yang sudah oleh Mendeleyev karena memiliki sifat berbeda. Kemudian Ramsey
mengusulkan agar unsur tersebut ditempatkan pada suatu golongan tersendiri, yaitu
terletak antara golongan halogen dan golongan alkali. Untuk melengkapi unsur-unsur
dalam golongan tersebut, pada tahun 1898 Ramsey dan Travers terus melakukan penelitian
dan akhirnya menemukan lagi unsur-unsur lainnya, yaitu neon (ditemukan dengan cara
mencairkan udara dan melakukan pemisahan dari gas lain dengan penyulingan bertingkat),
kripton, dan xenon (ditemukan dalam residu yang tersisa setelah udara cair hampir
menguap semua / hasil destilasi udara cair). Pada tahun 1900 Radon ditemukan oleh
Friedrich Ernst Dorn, yang menyebutnya sebagai pancaran radium. William Ramsay dan
Robert Whytlaw-Gray menyebutnya sebagai niton serta menentukan kerapatannya
sehingga mereka menemukan Radon adalah zat yang paling berat di masanya (sampai
sekarang). Nama Radon sendiri baru dikenal pada tahun 1923. Radon amat sedikit
jumlahnya di atmosfer atau udara. Dan sekalipun ditemukan akan cepat berubah menjadi
unsur lain, karena radon bersifat radioaktif. unsur gas mulia terbanyak di alam semesta
adalah helium (pada bintang-bintang) karena Helium merupakan bahan bakar dari matahari.
Pada masa itu, golongan tersebut merupakan kelompok unsur-unsur yang tidak
bereaksi dengan unsur-unsur lain (inert) dan diberi nama golongan unsur gas mulia.
Di tahun 1898, Huge Erdmann mengambil nama Gas Mulia (Noble Gas) dari bahasa
Jerman Edelgas untuk menyatakan tingkat kereaktifan Gas Mulia yang sangat rendah.
Nama Noble dianalogikan dari Noble Metal (Logam Mulia), emas, yang dihubungkan
dengan kekayaan dan kemuliaan.
Para ahli zaman dahulu yakin bahwa unsur-unsur gas mulia benar-benar inert.
Pendapat ini dipatahkan, setelah pada tahun 1962, Neil Bartlett, seorang ahli kimia dari
Kanada berhasil membuat senyawa xenon, yaitu XePtF6. Sejak itu, berbagai senyawa gas
mulia berhasil dibuat. Dan akhirnya istilah untuk menyebut zat-zat telah berganti. Yang
awalnya disebut gas inert (lembam) telah berganti menjadi gas mulia yang berarti stabil
atau sukar bereaksi. Senyawa gas mulia yang ditemukan pertama kali adalah XePtF6.

3. Kelimpahan di Alam
Semua unsur gas mulia terdapat di udara, kecuali radon yang merupakan unsur
radioaktif. Unsur gas mulia yang paling banyak terdapat di udara adalah argon yang
merupakan komponen ketiga terbanyak dalam udara setelah nitrogen dan oksigen. Unsur-
unsur Gas Mulia, kecuali Radon, melimpah jumlahnya karena terdapat dalam udara bebas.
Argon terdapat di udara bebas dengan kadar 0,93%, Neon 1,8×10-3%, Helium 5,2×10-4%,
Kripton 1,1×10-4%, dan Xenon 8,7×10-6%. Helium adalah unsur terbanyak jumlahnya di
alam semesta karena Helium adalah salah satu unsur penyusun bintang. Helium diperoleh
dari sumur-sumur gas alam di Texas dan Kansas (Amerika Serikat). Helium dapat
terbentuk dari peluruhan zat radioaktif uranium dan thorium. Udara mengandung gas
Mulia (Ar, Ne, Xe, dan Kr) walaupun dalam jumlah yang kecil, gas mulia di Industri di
peroleh sebagai hasil samping dalam Industri pembuatan gas nitrogen dan O2.

4. Sifat - Sifat Gas Mulia


Sifat-Sifat Umum :

Tidak Berwarna, tidak berbau, tidak berasa, sedikit larut dalam air.
Mempunyai elektron valensi 8, dan khusus untuk Helium elektron valensinya 2
Molekul-molekulnya terdiri atas satu atom (monoatom).
Gas mulia merupakan unsur gas pada suhu kamar dan mendidih hanya beberapa
derajat di atas titik cairnya. Jari-jari, titik leleh serta titik didih gasnya bertambah seiring
bertambahnya nomor atom. Sedangkan energi pengionnya berkurang.
Berikut merupakan beberapa sifat dari gas mulia.
Tabel 1. Sifat-sifat Gas Mulia
Gas Nomor Titik Titik Energi Jari-jari Atom
Mulia Atom Leleh Didih Ionisasi (Angstrom)
(˚C) (˚C) (kJ/mol)

He 2 -272,2 -268,9 2738 0,50


Ne 10 -248,7 -245,9 2088 0,65

Ar 18 -189,2 -185,7 1520 0,95

Kr 36 -156,6 -152,3 1356 1,10

Xe 54 -111,9 -107,1 1170 1,30

Rn 86 -71 -62 1040 1,45

Helium Neon Argon Kripton Xenon Radon


Nomor atom 2 10 18 32 54 86
Elektron valensi 2 8 8 8 8 8
Jari-jari atom(Ǻ) 0,50 0,65 0,95 1,10 1,30 1,45
Massa atom (gram/mol) 4,0026 20,1797 39,348 83,8 131,29 222
Massa jenis (kg/m ) 3
0.1785 0,9 1,784 3,75 5,9 9,73
Titik didih (0C) -268,8 -245,8 -185,7 -153 -108 -62
Titikleleh ( C)
0
-272,2 -248,4 189,1 -157 -112 -71
Bilangan oksidasi 0 0 0 0;2 0;2;4;6 0;4
Keelekronegatifan - - - 3,1 2,4 2,1
Entalpi peleburan (kJ/mol) @ 0,332 1,19 1,64 2,30 2,89
Entalpi penguapan (kJ/mol) 0,0845 1,73 6,45 9,03 12,64 16,4
Afinitas elektron (kJ/mol) 21 29 35 39 41 41
Energi ionisasi (kJ/mol) 2640 2080 1520 1350 1170 1040
@ = Helium dipadatkan dengan cara menaikkan tekanan bukan menurunkan suhu.

Dari tabel diatas dapat dilihat jari – jari atom yang kecil (dalam satu golongan,
semakin keatas semakin kecil) mempunyai energi ionisasi besar artinya elektronnya sangat
sukar dilepaskan, elektron terluar relatif lebih tertarik ke inti atom. Oleh sebab itu, atom-
atom gas mulia sangat sukar untuk bereaksi. Dari atas ke bawah jari – jari atom makin
besar, energi ionisasinya makin kecil atau makin mudah melepaskan elektron, sehingga gas
mulia dari atas ke bawah makin reaktif.
Kestabilan unsur-unsur golongan gas mulia dan semakin besarnya harga energi
ionisasi suatu atom menyebabkan unsur-unsur gas mulia sukar membentuk ion
(terionisasi), artinya sukar untuk melepas elektron agar berubah jadi ion positif. Selain itu
makin besar ukuran sebuah atom, makin mudah melepas elektron kulit terluarnya, karena
jaraknya makin jauh dari intinya yang bermuatan positif.
Kereaktifan gas mulia akan berbanding lurus dengan jari-jari atomnya, jadi
kereaktifan gas mulia akan bertambah dari He ke Rn hal ini disebabkan pertambahan jari-
jari atom yang mengakibatkan gaya tarik inti atom terhadap elektron kulit terluar
berkurang, sehingga lebih mudah melepaskan diri dan ditarik oleh atom lain. Tetapi gas
mulia adalah unsur yang tidak reaktif karena memiliki konfigurasi elektron yang sudah
stabil, hal ini didukung kenyataan bahwa gas mulia di alam selalu berada sebagai atom
tunggal atau monoatomik. Tetapi bukan berarti gas mulia tidak dapat bereaksi, hingga
sekarang gas mulia periode 3 ke atas (Ar, Kr, Xe, Rn) sudah dapat berreaksi dengan unsur
yang sangat elektronegatif seperti Flourin dan Oksigen. Sampai saat ini, senyawa gas mulia
yang sudah dapat bereaksi dengan zat lain adalah xenon dan kripton, sedangkan helium,
neon, dan argon masih sangat stabil.
Titik didih dan titik leleh unsur-unsur gas mulia lebih kecil dari pada suhu kamar
(250C atau 298 K) sehinga seluruh unsur gas mulia berwujud gas. Karena kestabilan unsur-
unsur gas mulia, maka di alam berada dalam bentuk monoatomik. Titik leleh dan titik didih
unsur – unsur gas mulia perbedaannya sangat sedikit misalnya Neon meleleh pada suhu -
2490C dan mendidih pada suhu -2460C karena gaya tarik atom – atom gas mulia sangat
kecil.
Adapula hal penting yang menyebabkan gas mulia amat stabil yaitu konfigurasi
elektronnya. Elektron valensi gas mulia sudah memenuhi kaidah Duplet untuk He dan
kaidah Oktet untuk Ne, Ar, Kr, Xe dan Rn. Konfigurasi elektron gas mulia (kecuali He)
berakhir pada ns2 np6. Konfigurasi tersebut merupakan konfigurasi elektron yang stabil,
sebab semua elektron pada kulitnya sudah berpasangan. Oleh sebab itu, tidak
memungkinkan terbentuknya ikatan kovalen dengan atom lain. Energi ionisasi yang tinggi
menyebabkan gas mulia sukar menjadi ion positif dan berarti sukar membentuk senyawa
secara ionik.
Tambahan :
1. Semua unsur gas mulia terdapat di alam kecuali Radon (Rn).
2. Radon sebagai isotop radioaktif berumur pendek, dan diperoleh dari peruluhan
radioaktif atom radium.
3. Keberadaan helium di dalam gas alam diduga sebagai hasil peluruhan zat radioaktif.
4. Unsur gas mulia yang paling banyak di udara adalah Argon ( setelah oksigen dan
nitrogen ).
5. Unsur gas mulia yang terbanyak di alam adalah Helium karena helium merupakan
komponen penting dari matahari dan planet – planet lainnya.
6. Gas mulia dapat diperoleh dari destilasi bertingkat udara cari, kecuali Radon yang
diperoleh dari hasil peluruhan zat radioaktif atom radium.

Berikut adalah konfigurasi elektron gas mulia


Tabel 2. Konfigurasi elektron gas mulia

Nomor
Unsur Konfigurasi Elektron
Atom
He 2 1s2
Ne 10 [He] 2s2 2p6
Ar 18 [Ne] 3s2 3p6
Kr 36 [Ar] 4s2 3d10 4p6
Xe 54 [Kr] 5s2 4d10 5p6
Rn 86 [Xe] 6s2 5d10 6p6

Karena konfigurasi elektronnya yang stabil gas mulia juga biasa digunakan untuk
penyingkatan konfigurasi elektron bagi unsur lain.
contoh :
Br = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p5
menjadi
Br = [Ar] 4s2 3d10 4p5
Dua elektron dari He membuat subkulit s menjadi penuh dan unsur-unsur gas mulia
yang lain pada kulit terluarnya terdapat 8 elektron karena kulit terluarnya telah penuh
maka gas mulia bersifat stabil dan tidak reaktif. Jadi afinitas elektronnya mendekati nol.

5. Pembuatan Gas Mulia


a. Gas Helium
Helium (He) ditemukan terdapat dalam gas alam di Amerika Serikat. Gas helium
mempunyai titik didih yang sangat rendah, yaitu -268,8˚C sehingga pemisahan gas helium
dari gas alam dilakukan dengan cara pendinginan sampai gas alam akan mencair (sekitar -
156˚C) dan gas helium terpisah dari gas alam.
b. Gas Argon, Neon, Kripton, dan Xenon
Udara mengandung gas mulia argon (Ar), neon (Ne), krypton (Kr), dan xenon (Xe)
walaupun dalam jumlah yang kecil. Gas mulia di industri diperoleh sebagai hasil samping
dalam industri pembuatan gas nitrogen dan gas oksigen dengan proses destilasi udara cair.

Pada proses destilasi udara cair, udara kering (bebas uap air)
didinginkan sehingga terbentuk udara cair. Pada kolom pemisahan gas argon bercampur
dengan banyak gas oksigen dan sedikit gas nitrogen karena titik didih gas argon (-189,4˚C)
tidak jauh beda dengan titik didih gas oksigen (-182,8˚C). Untuk menghilangkan gas
oksigen dilakukan proses pembakaran secara katalitik dengan gas hidrogen, kemudian
dikeringkan untuk menghilangkan air yang terbentuk. Adapun untuk menghilangkan gas
nitrogen, dilakukan cara destilasi sehingga dihasilkan gas argon dengan kemurnian
99,999%. Gas neon yang mempunyai titik didih rendah (-245,9˚C) akan terkumpul dalam
kubah kondensor sebagai gas yang tidak terkonsentrasi (tidak mencair).
Gas kripton (Tb = -153,2˚C) dan xenon (Tb = -108˚C) mempunyai titik didih yang
lebih tinggi dari gas oksigen sehingga akan terkumpul di dalam kolom oksigen cair di
dasar kolom destilasi utama. Dengan pengaturan suhu sesuai titik didih, maka masing-
masing gas akan terpisah.
Semua unsur gas mulia terdapat di udara, kecuali Radon(Rn) yang hanya terdapat
sebagai isotop radioaktif berumur pendek, yang diperoleh dari peluruhan radio aktif atom
radium.
Unsur radon (Rn) yang merupakan unsur radioaktif Radium (Ra) dengan
memancarkan sinar alfa (helium) sesuai dengan persamaan reaksi:
Ra226 → 86Rn222 + 2He4
88

6. Pembentukan Senyawa pada Gas Mulia


Gas Mulia adalah gas yang sudah memiliki 8 elektron valensi dan memiliki
kestabilan yang tinggi. Tetapi gas mulia pun masih dapat bereaksi dengan atom lain.
Karena sebenarnya tidak semua sub kuit pada gas mulia terisi penuh.
Contoh:
Ar : [Ne] 3s2 3p6
Sebenarnya atom Ar masih memiliki 1 Sub kulit yang masih kosong yaitu sub kulit d jadi
Ar : [Ne] 3s2 3p6 3d0
jadi masih bisa diisi oleh atom-atom lain.
Sampai dengan tahun 1962, para ahli masih yakin bahwa unsur-unsur gas mulia tidak
bereaksi. Kemudian seorang ahli kimia kanada bernama Neil Bartlet berhasil membuat
persenyawaan yang stabil antara unsur gas mulia dan unsur lain, yaitu XePtF6.

Keberhasilan ini didasarkan pada reaksi:

PtF6 + O2 → (O2)+ (PtF6)-

PtF6 ini bersifat oksidator kuat. Molekul oksigen memiliki harga energi ionisasi 1165
kJ/mol, harga energi ionisasi ini mendekati harga energi ionisasi unsur gas mulia Xe = 1170
kJ/mol.

Atas dasar data tersebut, maka untuk pertama kalinya Bartlet mencoba mereaksikan
Xe dengan PtF6 dan ternyata menghasilkan senyawa yang stabil sesuai dengan persamaan
reaksi:

Xe + PtF6 → X e+(PtF6)-

Setelah berhasil membentuk senyawa XePtF6, maka gugurlah anggapan bahwa gas
mulia tidak dapat bereaksi. Kemudian para ahli lainnya mencoba melakukan penelitian
dengan mereaksikan xenon dengan zat-zat oksidator kuat, diantaranya langsung dengan
gas flourin dan menghasilkan senyawa XeF2, XeF4, dan XeF6.

Reaksi gas mulia lainnya, yaitu krypton menghasilkan senyawa KrF2. Radon dapat
bereaksi langsung dengan F2 dan menghasilkan RnF2. Hanya saja senyawa KrF2 dan RnF2
bersifat (tidak stabil).

Tabel 3. Beberapa senyawaan Xenon

Tingkat Senyawaan Bentuk Titik Didih Struktur Tanda-tanda


Oksidasi (˚C)

II XeF2 Kristal tak 129 Linear Terhidrolisis


berwarna menjadi Xe + O2;

Kristal tak 117 sangat larut dalam


IV XeF4 Segi-4
berwarna HF

Stabil

VI XeF6 Kristal tak 49,6 Oktahedral Stabil


berwarna terdistorsi
Cs2XeF8 Padatan Archim. Stabil pada 400˚
kuning Antiprisma
XeOF4
Cairan tak -46 Piramid Stabil
XeO3
berwarna segi-4
Mudah meledak,
Kristal tak Piramidal
higroskopik; stabil
berwarna dalam larutan

VIII XeO4 Gas tak Tetrahedral Mudah meledak


berwarna

XeO6 4- Garam tak Oktahedral Anion- anion


berwarna HXeO63-, H2XeO62-,
H3XeO6- ada juga

Senyawa gas mulia He dan Ne sampai saat ini belum dapat dibuat mungkin karena
tingkat kestabilannya yang sangat besar. Gas-gas ini pun sangat sedikit kandungannya di
bumi. dalam udara kering maka akan ditemukan kandungan gas mulia sebagai berikut :
Helium = 0,00052 %; Neon = 0,00182 %; Argon = 0,934 %; Kripton = 0,00011 %; Xenon =
0,000008; Radon = Radioaktif*

Tabel 4. contoh Reaksi dan cara pereaksian pada gas mulia

Nama senyawa yang


Gas Mulia Reaksi Cara peraksian
terbentuk

Senyawa ini dihasilkan oleh


fotolisis dan matriks Ar
Ar(Argon) Ar(s) + HF → HArF Argonhidroflourida
padat dan stabil pada suhu
rendah

Reaksi ini dihasilkan dengan


cara mendinginkan Kr dan
Kr(Kripton) Kr(s) + F2 (s) → KrF2 (s) Kripton flourida F2pada suhu -196 0C lalu
diberi loncatan muatan
listrik atau sinar X
XeF2 dan XeF4 dapat
diperoleh dari pemanasan
Xe dan F2 pada tekanan 6
Xe(g) + F2(g) → X eF2(s) atm, jika umlah peraksi F2
Xenon flourida lebih besar maka akan
Xe(g) + 2F2(g) → X eF4(s) diperoleh XeF6

Xe(g) + 3F2(g)→ X eF6(s)


Xe(Xenon)

XeF6(s) + 3H2O(l) → X eO3(s) XeO4 dibuat dari reaksi


+6HF(aq) disproporsionasi(reaksi
6XeF4(s) + 12H2O(l) → Xenon oksida dimana unsur pereaksi yang
2XeO3(s) + 4Xe(g) + 3O(2)(g) + sama sebagian teroksidasi
24HF(aq) dan sebagian lagi tereduksi)
yang kompleks dari larutan
XeO3 yang bersifat alkain

Rn(Radon) Rn(g) + F2(g) → RnF Radon flourida Bereaksi secara spontan.

XeF2 Bentuk molekul : segi empat


Hibridisasi : sp3d planar
Sebaran pasangan elektron : segitiga
bipiramida XeF6
Bentuk molekul : linier Hibridisasi : sp3d3
Sebaran pasangan elektron : oktahedral
XeF4 Bentuk molekul : segilima
Hibridisasi : sp3d2 bipiramida
Sebaran pasangan elektron : oktahedral

Fluorida XeF2, XeF4, dan XeF6 diperoleh dengan mereaksikan xenon dengan flouor
dalam kuantitas yang makin bertambah. Dalam senyawa-senyawa ini, xenon mempunyai
bilangan oksidasi genap +2, +4, dan +6, yang khas bagi kebanyakan senyawaan xenon.
Fluorida-fluorida adalah lahan permulaan untuk mensintesis senyawaan xenon lainnya.
Satu-satunya produk yang diperoleh bila krypton bereaksi dengan fluor adalah
difluoridanya, KrF2. Tak dikenal lain-lain keadaan oksidasi selain +2. Dari kira-kira
selusin senyawaan krypton yang dikenal, semuanya merupakan garam kompleks yang
diturunkan dari KrF2. Karena radon bersifat radioaktif dan mempunyai waktu paruh
empat hari, kekimiawiannya sukar dipelajari. Namun, eksistensi radon fluorida, baik yang
mudah menguap maupun yang tak mudah menguap, telah didemonstrasikan.

7. Dampak Positif dan Negatif Gas Mulia


a. Dampak positif
Berdasarkan kegunaan masing-masing atom unsurnya adalah, sebagai berikut :
1) Helium
Helium merupakan zat yang ringan dan tidak mudah terbakar, helium biasa digunakan
untuk mengisi balon udara, dan helium yang tidak reaktif digunakan untuk mengganti
nitrogen untuk membuat udara buatan yang dipakai dalam penyelaman dasar laut..
Helium yang berwujud cair juga dapat digunakan sebagai zat pendingin karena memiliki
titik uap yang sangat rendah.
2) Neon
Neon biasanya digunakan untuk pengisi bola lampu neon. Selain itu juga neon dapat
digunakan untuk berbagi macam hal seperti indicator tegangan tinggi, zat pendingin,
penangkal petir, dan mengisi tabung televisi.
3) Argon
Argon digunakan dalam las titanium pada pembuatan pesawat terbang atau roket. Argon
juga digunakan dalam las stainless steel dan sebagai pengisi bola lampu pijar karena
argon tidak bereaksi dengan wolfram (tungsten) yang panas.
4) Kripton
Kripton bersama argon digunakan sebagai pengisi lampu fluoresen bertekanan rendah.
Krypton juga digunakan dalam lampu kilat untuk fotografi kecepatan tinggi.
5) Xenon
Xenon dapat digunakan dalam pembuatan lampu untuk bakterisida (pembunuh bakteri)
dan pembuatan tabung elektron.
6) Radon
Radon dapat digunakan dalam terapi kanker karena bersifat radioaktif. Radon juga dapat
berperan sebagai sistem peringatan gempa, karena bila lempengan bumi bergerak kadar
radon akan berubah sehingga bisa diketahui bila adanya gempa dari perubahan kadar
radon.
UNSUR TERDAPATNYA DI ALAM TERKANDUNG DALAM
PRODUK
Helium Kandungan helium banyak  balon udara
He ditemukan diladang gas alam di  pendingin
amerika serikat, yang merupakan  atmosfer inert
penyediaan gas terbesar. Helium
digunakan dalam kriogenik,
system pernapasan laut dalam,
untuk mendinginkan magnet super
konduktor, untuk pengembangan
balon.
Neon Neon memberikan pendar khas  lampu neon
Ne kemerahan jika digunakan di  lampu reklame
tabung hampa dan lampu neon.  pendingin
Sifat ini membuat neon terutama
digunakan sebagai pembuatan
tanda (sign)
Argon Argon membentuk 1% dari  Bola lampu listrik
Ar atmosfer bumi. Argon digunakan  Pengelasan
meluas metalurgi, dan industry
serta labolatorium yang
memerlukan lingkungan bebas
oksigen.
Krypton residu yang tersisa dari Campuran krypton dan argon
Kr penguapanhampir semua untuk pengisi lampu fluoresensi
komponen di udara bertekanan rendah.
Digunakan dalam lampu kilat
fotografi berkecepatan tinggi.
Senon Xenon diperoleh dari udara yang Digunakan dalam pembuatan
Xe dicairkan. Xenon dipergunakan tabung electron, lampu
untuk mengisi lampu sorot, dan bakterisida, dan lampu
lampu berintensitas tinggi lainnya, stobaskopik.
mengisi bilik gelembung yang
digunakan oleh ahli fisika untuk
mempelajari partikel sub atom
Radon Rata-rata terdapat satu molekul
Rn Radon dalam 1x1021 molekul
udara. Radon dapat ditemukan di
beberapa mata air dan mata air
panas. Radon dibebaskan dari
tanah secara alamiah, apalagi di
kawasan bertanah digranit.radon
juga mungkin dapat berkumpul di
ruang bawah tanah dan tempaat
tinggal

b. Dampak Negatif

Salah satu sumber penyakit yang hampir dipastikan ada di dalam rumah kita dan
pada umumnya belum disadari sepenuhnya oleh para penghuninya adalah keberadaan gas
radon di dalam ruangan. Radon merupakan unsur kimia dengan nomor atom 86 yang dalam
ilmu kimia diberi lambang Rn. Radon sebetulnya merupakan gas mulia yang sudah sejak
lama dikenal. Disebut gas mulia karena unsur ini tidak dapat bereaksi dengan unsur-unsur
kimia lainnya. Pada temperatur ruang, radon selalu berada dalam bentuk gas dan terlarut
dalam udara dengan kerapatan 10 gram/liter. Namun keberadaannya di udara tidak dapat
dikenali oleh sistem panca indera manusia. Satu hal yang perlu diketahui dan mendapatkan
perhatian serius adalah bahwa radon merupakan gas radioaktif yang dapat berperan sebagai
sumber radiasi bagi manusia. Oleh sebab itu, keberadaan radon di dalam rumah kita akan
berperan sebagai sumber radiasi bagi seluruh penghuni rumah.

Kanker Paru-Paru

Dari sekian banyak sumber-sumber radiasi alam, radon merupakan sumber radiasi
alam yang paling banyak mendapatkan perhatian sehubungan dengan efek negatif yang
dapat ditimbulkannya. Efek ini berkaitan dengan sifat gas radon sebagai salah satu
penyebab munculnya kanker paru-paru. Efek merugikan dari radiasi yang dipancarkan gas
radon ini sebetulnya telah diketahui sejak abad ke-19. Pada saat itu para pekerja tambang di
Eropa Tengah banyak yang menderita gangguan kesehatan berupa kanker paru-paru karena
diduga menghirup gas radon dalam jumlah berlebihan. Hasil penelitian yang dilakukan
pada pertengahan abad ke-20 terhadap para pekerja tambang batubara ternyata memperkuat
dugaan tersebut. Bagi beberapa negara maju seperti Amerika Serikat, Australia, Jepang dan
negara-negara Eropa Barat, masalah gas radon ini telah mendapatkan perhatian yang serius.
Pemerintah Australia misalnya, melalui Commonwealth of Health, Housing and
Community Services telah membuka pusat-pusat informasi mengenai gas radon ini di
setiap negara bagian. Hal ini dimaksudkan agar masyarakat dapat memperoleh informasi
yang tepat mengenai resiko yang dapat ditimbulkan oleh gas radon tersebut. Pemerintah
Amerika Serikat dan Jepang juga telah memetakan daerah-daerah dengan kadar gas radon
tinggi. Saat ini mulai disadari bahwa gas radon di dalam ruangan merupakan sumber
terpenting pemaparan radiasi. Dosis efektif dari radon diperkirakan jauh lebih besar
dibandingkan dosis dari seluruh sumber-sumber radiasi alamiah lainnya digabung menjadi
satu, lebih besar dari dosis yang diterima pasien yang mengalami penyinaran medis
termasuk pemeriksaan dengan sinar-X, dan jauh lebih besar dibandingkan dengan dosis
radiasi dari kegiatan industri nuklir.
Sebagian besar gas radon dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui jalur pernafasan.

Bahaya dari gas radon bukan semata-mata dari gas radon itu sendiri, tetapi juga dari
zat radioaktif yang dihasilkannya dalam proses peluruhan. Produk zat radioaktif yang lebih
sering disebut anak luruh radon ini juga bersifat radioaktif. Tidak seperti radon, anak luruh
radon berupa atom-atom logam berat yang langsung menempelkan dirinya pada apapun
yang bersentuhan dengan atom-atom itu. Masalah kesehatan yang utama terletak pada
pengisapan anak luruh radon, atau partikel debu yang membawa anak luruh radon tersebut,
sehingga mengakibatkan tertimbunnya anak luruh radon di dalam paru-paru. Radiasi yang
dipancarkan zat radioaktif tersebut dapat mengakibatkan kerusakan pada jaringan paru-
paru yang berakibat pada munculnya kanker paru-paru. Dibutuhkan waktu tunda bertahun-
tahun antara munculnya bibit kanker oleh radiasi dengan pertumbuhannya menuju suatu
kondisi yang dapat diamati secara klinis.

Sumber Gas Radon

Gas radon di dalam rumah terutama berasal dari tanah, dinding, lantai, langit-langit
dan bahan-bahan lain di dalam rumah yang berasal dari perut bumi. Naomi Harley,
profesor peneliti kesehatan lingkungan di Universitas New York, mendapatkan bahwa 60
persen radon di dalam rumah di New Yersey berasal dari dinding, fondasi dan lantai.
Kadar gas radon di dalam rumah cukup bervariasi bergantung pada asal material bahan
bangunannya. Kadar gas radon di dalam ruangan tertutup seperti rumah, apartemen,
terusan bawah tanah dengan ventilasi sedikit, biasanya beberapa kali lebih tinggi
dibandingkan kadarnya di dalam udara bebas. Naomi Harley, Profesor peneliti kesehatan
lingkungan di Universitas New York, mendapatkan 60% radon di dalam rumah di
New Yersey berasal dari dinding, fondasi dan lantai. Sumber utama gas radon di
lingkungan adalah zat-zat radioaktif alamiah seperti uranium-238 dan thorium-232. Kedua
unsur tersebut dalam kadar yang relatif tinggi terdapat pada bahan-bahan tambang.
Oleh sebab itu, penggunaan bahan tambang dan bahan-bahan sisa hasil pengolahan
bahan tambang sebagai bahan bangunan untuk perumahan maupun gedung dapat
memperbesar kadar gas radon di dalam ruangan. Di pasaran beredar beberapa jenis bahan
bangunan yang dibuat dari bahan tambang maupun sisa pengolahan bahan tambang yang
ada kemungkinannya berkadar radioaktif alam tinggi. Karena itu, diperlukan penelitian
menyeluruh mengenai tingkat radioaktivitas bahan-bahan bangunan yang telah beredar dan
digunakan secara luas oleh masyarakat, untuk mengatahui dan mengantisipasi dampak
negatif yang dapat ditimbulkannya.

Selain daripada itu, gas mulia yang lain yang memiliki dampak negatif adalah helium.
Helium yang tidak reaktif digunakan untuk mengganti nitrogen untuk membuat udara
buatan yang dipakai dalam penyelaman dasar laut. Para penyelam bekerja pada tekanan
tinggi. Jika digunakan campuran nitrogen dan oksigen untuk membuat udara buatan,
nitrogen yang terisap mudah terlarut dalam darah dan dapat menimbulkan halusinasi pada
penyelam. Oleh para penyelam, keadaan ini disebut “pesona bawah laut”. Ketika penyelam
kembali ke permukaan, (tekanan atmosfer) gas nitrogen keluar dari darah dengan cepat.
Terbentuknya gelembung gas dalam darah dapat menimbulkan rasa sakit atau kematian.
BAB III

PENUTUP

Gas mulia adalah unsur-unsur yang terdapat dalam golongan VIIIA yang memiliki
kestabilan yang sangat tinggi dan sebagian ditemukan di alam dalam bentuk monoatomik
karena sifat stabilnya. Disebut mulia karena unsur-unsur ini sangat stabil, berfasa gas pada
suhu ruang dan bersifat inert (sukar bereaksi dengan unsur lain). Tidak ditemukan satupun
senyawa alami dari gas mulia.
Gas mulia adalah grup elemen kimia dengan sifat-sifat yang sama: di kondisi standar,
mereka semua tidak berbau, tidak berwarna, dan monoatomik dengan reaktivitas yang sangat
rendah. Mereka ditempatkan di grup 18 (8A) dari tebel periodik (sebelumnya dikenal dengan
grup 0), yaitu helium (He), neon (Ne), argon (Ar), krypton (Kr), xenon (Xe), dan radon yang
bersifat radioaktif (Rn).
Sifat-sifat gas mulia bisa dijelaskan dengan baik dengan teori modern tentang struktur
atom: valensi elektron kulit luar mereka dianggap "penuh", memberi mereka sedikit sekali
kesempatan untuk berpartisipasi dalam reaksi kimia, dan hanya beberapa ratus senyawa yang
telah disiapkan. Titik didih dan titik leleh gas mulia mempunyai nilai yang dekat, berbeda
kurang dari 10 °C (18 °F); yang mengakibatkan mereka berbentuk cairan dalam jangkauan
suhu yang pendek. Jari-jari atom unsur-unsur Gas Mulia dari atas ke bawah semakin besar
karena bertambahnya kulit yang terisi elektron. Energi Ionisasi dari atas ke bawah semakin
kecil karena gaya tarik inti atom terhadap elektron terluar semakin lemah. Afinitas Elektron
unsur-unsur Gas Mulia sangat kecil sehingga hampir mendekati nol. Titik didih unsur-unsur
Gas Mulia berbanding lurus dengan kenaikan massa atom.
DAFTAR PUSTAKA

Farida, Ida. 2009. Modul Perkuliahan Kimia Anorganik I. Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati. Bandung
Cotton dan Wilkinson. 1989. Kimia Anorganik Dasar. Jakarta: UI-Press
Keenan, dkk. 1979. Kimia untuk Universitas. Jakarta: Erlangga
Http _gas-mulia.blogspot.com_.html
http://kamuspengetahuan.blogspot.com/2009/03/kimia-unsur-gas-mulia-yang-
stabil.html
http://chemiscihuy.wordpress.com/2009/11/05/definisi-sejarah-dan-sifat-gas-mulia/
http://masterkimiaindonesia.com/
http://gas-mulia.blogspot.com/2009/11/gas-mulia.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Gas_mulia
http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2007/Roni%20Sudra%20jat/home.
html
http://adypurwoko.blogspot.com/2009/01/gas-mulia.html
http://h4rv3st.blogspot.com/2008/06/unsur-unsur-gas-mulia.html
http://www.scribd.com/doc/19015264/Tabel-Periodik-Golongan-VIIIA-2
http://handoyodwiprakoso.blogspot.com/2009/02/tugas-kimia-bu-ninin.html

Anda mungkin juga menyukai