Dosen Pengampu :
Panggung Handoko, S.Sos.,S.H.,M.M.
Disusun oleh :
Nama : Kafita Yogi Noviansyah
NPM : 21012010016
Kelas : Bela Negara-G112
MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
2022/2023
KATA PENGANTAR
2
DAFTAR ISI
3
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam pembahasan ini, Suatu negara akan tegak berdiri jika dipertahankan
oleh warga negaranya. Oleh karena itu, membela negara sangat penting dilakukan
oleh setiap warga negara dalam mewujudkan tujuan bernegara dan menjaga
kelangsungan hidupnya.
Pendidikan Bela Negara sendiri ini cukup penting dalam menanamkan jiwa
cinta tanah air pada suatu negara yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
dimana akibat perubahan kondisi atau secara global telah memiliki banyaknya segi
ancaman. Dengan pendidikan Bela Negara ini, seseorang dapat mempertahankan
Negara Indonesia dengan jiwa yang telah ditanamkan terhadap sikap bela negara.
Bela Negara merupakan sikap /dan Tindakan warga negara yang dilandasi
dengan rasa cinta tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara, keyakinan Pancasila
sebagai ideologi bangsa dan negara, rela berkorban untuk menghadapi setiap ancaman,
tantangan, hambatan, dan gangguan (ATHG) baik yang datang dari luar maupun dari
dalam negara ini.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, ada beberapa permasalahan atau
pertanyaan yang akan dibahas dalam makalah ini. Diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Siapa tokoh bela negara?
2. Bagaimana tokoh tersebut menerapkan sikap bela negara?
3. Apakah tujuan dari bela negara untuk pembangunan nasional?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka dapat diambil beberapa tujuan
disusunnya makalah ini, yaitu :
1. Memahami hakikat konsep bela negara bagi setiap arga negara Indonesia
2. Menerapkan arti bela negara
3. Menumbuhkan rasa nasionalisme
4. Upaya menjaga persatuan dan kesatuan seluruh warga negara Indonesia.
4
BAB 2
BIOGRAFI
Dra. Hj. Khofifah Indar Parawansa, M.Si. (lahir 19 Mei 1965) adalah seorang
politisi Indonesia yang saat ini menjabat sebagai Gubernur Jawa Timur sejak 13
Februari 2019. Ia pernah menjabat sebagai Menteri Sosial Indonesia ke-27 dari
tanggal 27 Oktober 2014 hingga 17 Januari 2018.
Ia juga adalah Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan ke-5 pada Kabinet
Persatuan Nasional era pemerintahan Presiden KH. Abdurrahman Wahid.
Ia meraih gelar sarjana pada tahun 1990 dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik, Universitas Airlangga, Surabaya.
Pada tanggal 27 Oktober 2014, ia dipilih oleh Presiden Joko Widodo untuk
menjadi Menteri Sosial dalam Kabinet Kerja. Pada tanggal 17 Januari 2018, Khofifah
mengundurkan diri dari jabatannya karena mengikuti Pilgub Jawa Timur 2018 dan
digantikan oleh Idrus Marham.
Pada tahun 2018, Khofifah mengikuti Pemilihan umum Gubernur Jawa Timur
2018 berpasangan dengan Emil Elestianto Dardak (Emil Dardak), Bupati Trenggalek.
Pasangan Khofifah-Emil didukung oleh Partai Demokrat, Partai
Golkar, PAN, PPP, Partai Nasdem, dan Partai Hanura. Pasangan ini berhasil
memenangi Pilgub Jawa Timur 2018 dengan memperoleh 10.465.218 suara atau
53,55% dari jumlah suara keseluruhan mengalahkan pasangan Saifullah Yusuf-Puti
Guntur Soekarno.
5
A. Program Jatim Puspa, yakni pemberdayaan perempuan untuk menggerakan
perekonomian masyarakat yang berhasil menurunkan angka kemiskinan.
B. Program Double Track SMA, Kesehatan dan Pendidikan Gratis Berkualitas.
C. Perencanaan pembangunan yang memiliki koherensi dan konsistensi yang baik
dari berbagai aspek dan memuat kebijakan pemulihan ekonomi akibat Covid- 19,
Penghargaan yang diperoleh Provinsi Jatim tidak lepas salah satu strategi umum
pembangunan yang menjadi landasan pembangunan di Provinsi Jatim periode 2019-
2024 . Yakni Pembangunan berkelanjutan yang inklusif bertujuan untuk
menyelesaikan persoalan kemiskinan, pemenuhan kebutuhan dasar, penyiapan jawa
timur untuk menghadapi disrupsi ekonomi maupun ketidakpastian masa depan
(uncertain future).
Saat Susi Pudjiastuti menjabat sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan, beliau
salah satu tokoh yang berpengaruh dalam Pembangunan Nasional karena mampu
mempertahankan Pancasila, UUD 1945, Bhenika Tunggal Ika dan NKRI.
6
Dalam menjaga Perairan laut Negara Indonesia, Beliau dikenal akan
kebijakannya yang tegas terhadap penangkapan ikan ilegal. Namanya bahkan
dikaitkan dengan kata "tenggelamkan" yang mengacu kepada hukuman
penenggelaman kapal-kapal asing ilegal di perairan Indonesia. Upaya ini pada
akhirnya membuahkan hasil. Dalam kebijakan agresif tersebut terhadap penangkapan
ikan ilegal telah mengurangi upaya tangkap sebesar 25% dan berpotensi menambah
jumlah tangkapan sebesar 14% dan keuntungan sebesar 12%.
7
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
8
DAFTAR PUSTAKA