PENGENDALIAN
No. Dokumen PJM-QHSE-SOP.07
Edisi 1
No. Revisi 01
Berlaku sejak 01-07-2019
Hal 1 dari 11
LEMBAR PENGESAHAN
STATUS REVISI
Tgl No.
Hal Pasal Riwayat Revisi Paraf
Revisi Revisi
1. TUJUAN
Prosedur ini dibuat untuk memberikan panduan dalam melakukan identifikasi bahaya dan penilaian
risiko terhadap kesehatan dan keselamatan kerja baik karyawan maupun pihak-pihak luar yang
terkait dalam kegiatan di PT. PROHABA JAYA MANDIRI dan juga bertujuan untuk menjamin bahwa:
1.1. Setiap bahaya yang ada di tempat kerja PT. PROHABA JAYA MANDIRI telah diidentifikasi
dan dilakukan penilaian atas risikonya serta pengendalian yang diperlukan guna menurunkan
tingkat risiko hingga pada tingkatan yang dapat diterima.
1.2. Semua perubahan terhadap produk, proses, peralatan atau infrastruktur telah diidentifikasi,
ditinjau, dan dinilai terhadap risiko bagi keselamatan dan kesehatan kerja, serta ditentukan
pengendalian risikonya dan terdokumentasi.
2. RUANG LINGKUP
2.1. Identifikasi bahaya dan penilaian risiko serta pengontrolannya harus dilakukan di seluruh
aktifitas PT. PROHABA JAYA MANDIRI, termasuk aktifitas rutin dan non rutin, baik pekerjaan
tersebut dilakukan oleh karyawan langsung maupun karyawan kontrak, supplier dan
kontraktor, serta aktifitas fasilitas atau personal yang masuk ke dalam tempat kerja, misal:
tamu atau pihak yang berkepentingan.Identifikasi bahaya dan penilaian risiko harus dilakukan
oleh karyawan yang mempunyai kompetensi sesuai dengan standar kompetensi yang
ditetapkan oleh PT. PROHABA JAYA MANDIRI.
3. REFERENSI
3.1. Pedoman QHSE PT. PROHABA JAYA MANDIRI.
3.2. OHSAS 18001:2007 (4.3.1) Identifikasi bahaya, penilaian risiko, penetapan pengendalian.
5. PROSEDUR
5.1. IDENTIFIKASI BAHAYA
Identifikasi bahaya dan penilaian risiko perlu dilakukan di semua jenis aktifitas termasuk
kegiatan administrasi dan perkantoran, termasuk pekerjaan rutin dan tidak rutin, dan dilakukan
peninjauan ulang secara berkala paling sedikit 2 tahun sekali serta bila ada perubahan yang
berefek signifikan terhadap aspek K3L.
5.1.1. Identifikasi bahaya harus dilakukan jika:
• Adanya rekayasa teknik, mendesign ulang fasilitas, atau menata ulang ruang,
perubahan peralatan, metode atau gedung.
• Adanya proyek baru.
• Adanya penggantian material atau penggunaan material baru termasuk bahan
kimia.
• Adanya perubahan prosedur, instruksi kerja, atau standar baru.
• Setelah tindakan perbaikan dilakukan.
• Adanya indikasi bahaya yang berpotensi menimbulkan gangguan kepada manusia.
5.1.2. Identifikasi bahaya yang dilaksanakan harus mempertimbangkan:
• Kegiatan rutin dan non rutin.
• Situasi normal, Situasi tidak normal, seperti start-up/ shut-down/ cleaning/
maintenance.
• Keadaan yang timbul secara periodic / berkala.
• Keadaan yang timbul dalam kondisi darurat.
• Situasi khusus yang timbulnya sekali-sekali saja (occasional).
• Aktifitas semua personal yang mempunyai akses ke tempat kerja (termasuk
kontraktor dan tamu).
• Perilaku manusia, kemampuan dan faktor manusia lainnya.
• Identifikasi bahaya di luar area kerja yang dapat mempengaruhi K3 personal yang
berada di bawah pengendalian organisasi.
• Bahaya di sekitar tempat kerja akibat adanya aktivitas kerja di bawah kendali
organisasi.
• Infrastruktur, peralatan dan material di tempat kerja, baik yang disediakan
organisasi maupun pihak lain.
• Perubahan atau usulan perubahan organisasi, aktivitas atau material.
• Modifikasi terhadap sistem manajemen K3, termasuk perubahan sementara dan
pengaruhnya terhadap operasi, proses dan aktivitas.
PROSEDUR IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RISIKO DAN PENETAPAN
PENGENDALIAN
No. Dokumen PJM-QHSE-SOP.07
Edisi 1
No. Revisi 01
Berlaku sejak 01-07-2019
Hal 5 dari 11
5.2.5. Berdasarkan karakteristik bahaya yang telah diidentifikasi lakukan juga penilaian atas
tingkat kemungkinan muncul atau terjadi (Probability) dari masing-masing bahaya
yang ada. Penilaian Probability dengan mengggunakan acuan Tabel 2.
5.2.6. Nilai tingkat kemungkinan terjadi dituangkan pada kolom Probability (P) pada Risk
Assessment Form.
kemungkinan terjadi (P). Tingkat risiko dinilai dengan mengacu pada ketentuan di
Tabel 3.
Tabel 3. Tingkat Risiko K3 (Risk Level) dari pekerjaan
Consequences
Likelihood 1 2
3 (Moderate) 4 (Major) 5 (Catastrophic)
(Insignificant) (Minor)
A (Almost certain) 1A 2A 3A 4A 5A
B (Likely) 1B 2B 3B 4B 5B
C (Moderate) 1C 2C 3C 4C 5C
D (unlikely) 1D 2D 3D 4D 5D
E (Rare) 1E 2E 3E 4E 5E
• Hasil kombinasi antara konsekuensi/keparahan dan kemungkinan terjadi adalah
nilai risiko, seperti pada lampiran prosedur.
• Berdasarkan nilai risiko, dibuat 3 kategori risiko yaitu low (Hijau), moderate
(Kuning), dan high (Merah). Bila hasil assessment masuk dalam kategori high risk,
maka disarankan untuk membuat/mengisi form JSA (job safety analysis)
• Bahaya yang sudah dinilai risiko awalnya dilakukan penentuan pengendalian yang
diperlukan guna menurunkan tingkat risiko yang tidak dapat diterima ke tingkat
risiko yang dapat diterima.
• Dalam menetapkan pengendalian risiko mengacu pada hirarki pengendalian pada
tabel 5.
Tabel 4: Kategori Risiko
Risiko K3
Pengendalian
(Risk Level)
Dapat diterima, cukup dikendalikan dengan melaksanakan prosedur-prosedur
L = Low
rutin. Memerlukan proses peningkatan.
Membutuhkan prosedur untuk pengawasan dan atau prosedur kerja. Harus
M = Moderate jelas pihak Manajemen yang terkait yang bertanggung jawab untuk
mengawasi dan implementasi prosedur untuk mereduksi risiko.
Membutuhkan tindakan pengendalian tambahan atau tindakan perbaikan
H = High dalam jangka waktu yang ditetapkan. Harus dilaporkan kepada Wakil
Manajemen.
PROSEDUR IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RISIKO DAN PENETAPAN
PENGENDALIAN
No. Dokumen PJM-QHSE-SOP.07
Edisi 1
No. Revisi 01
Berlaku sejak 01-07-2019
Hal 10 dari 11
risiko dapat diterima pada setiap bahaya pekerjaan sehingga ALARP dapat
dinyatakan “Yes”. Jika risiko belum dapat diterima/ditoleransi “No” maka pastikan
kembali penilaian risiko (initial risk assessment dan residual risk assessment) sesuai
dengan pengendalian risiko yang ditetapkan agar seluruh bahaya kerja dapat
dicegah.Nilai resiko yang dapat diterima adalah “Low”, namun demikian manakala ada
pengecualian harus mendapat persetujuan dari Manager HSE
6. LAMPIRAN
6.1. Risk Assessment
6.2. Program K3