Anda di halaman 1dari 4

Tugas Agama

Nama : Pratikno Budi Sulistiyo NIM : 10311216

Akhlak Profesi
A. Pengertian Secara etimologi Akhlak profesi terdiri dari dua istilah, yaitu akhlak dan profesi. Akhlak berarti kebiasaan atau perilaku yang dimiliki oleh setiap orang. Profesi berarti bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan, keahlian dan ketrampilan serta kejuruan tertentu. Secara terminologi Akhlak profesi mempunyai definisi yaitu suatu kebiasaan seseorang dalam melekukan pekerjaan di mana orang tersebut tekun dalam melakukan pekerjaan itu. B. Akhlak Profesi Menurut Ajaran Islam Menurut ajaran Islam, akhlak profesi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Meletakkan kerja sebagai sebuah amal saleh yang dilakukan dalam konteks dan

tahapan yang runtut atas iman, ilmu dan amal. Karena itulah, maka kerja akan bernilai ibadah. Dari sinilah, maka seorang muslim akan memandang kerja dengan dua pandangan. Pandangan pertama, sebagai suatu aktivitas yang bernilai ibadah, dan pandangan yang kedua, kerja sebagai sebuah aktivitas untuk memperoleh keuntungan financial. Sehingga, bagi seorang muslim, kegagalan dalam memperoleh financial tidak boleh menjadikan keputusan, karena itu hanyalah salah satu aspek dan kerja tersebut.
2. Menunaikan kerja sebagai sesuatu penunaian amanah yang harus dilakukan secara

professional. Dikatakan sebagai amanah, karena pada hakekatnya setiap waktu,

kesempatan, dan aktivitas, akan dimintai pertanggungjawabannya oleh Allah. Dengan memahami hal ini, maka seseorang yang melakukan sebuah pekerjaan tidak boleh melakukannya seenaknya ataupun asal-asalan. Setiap kerja yang dilakukan haruslah dilakukan dan dikelola dengan manajemen yang baik. Islam sama sekali tidak menginginkan bahwa seorang muslim melakukan kerja hanya sepenuhnya digantungkan kepada Allah dengan mengabaikan ikhtiar dan usaha. Sebalikntya, ada kerinduan pada dirinya untuk mencapai hasil yang seoptimal mungkin dan malu apabila pekerjaannya tidak dilaksanakan dengan baik, karena itu merupakan salah satu bentuk pengkhianatan kerja. Karena itulah, profesionalisme dan kesempurnaan adalah nilai yang dikehendaki oleh Islam.
3. Melakukan kerja dengan wawasan masa depan dan wawasan ukhrawi. Artinya,

bahwa dalam melakukan kerja, seseorang harus mengingat kepentingan hari depannya. Sehingga, dalam bekerja tidak hanya menggunakan kesempatan untuk mencari keuntungan pribadi sebanyak mungkin dengan melupakan apa kelanjutannya di hari depan, kerugian-kerugian dan resikonya. Karena bisa jadi keuntungan akan banyak didapat namun orang lain akan merasakan akibatnya. Sikap ini biasa disebut dengan oportunistik (Aji mumpung). Karena pada prinsipnya Islam akan menentang semua bentuk kesenangan yang didapat dengan menginjak dan menzalimi orang lain. Sedangkan yang dimaksud dengan bekerja dengan wawasan ukhrawi adalah, bahwa dalam melaksanakan setiap kerja, seorang muslim harus merasakan semua akibat di akhirat nanti. Karenanya, seorang muslim tidak boleh menyengaja melakukan kecurangan dan tindakantindakan yang diharamkan ataupun dilarang dalam menyelesaikan sebuah kerja. Inilah salah satu kelebihan yang dimiliki oleh Islam, di mana dalam bekerja orang tidak akan pernah merugikan orang lain, mengeksploitasi apalagi mengintimidasi orang lain. Inilah sebuah sistem pengawasan yang tidak bisa ditandingi oleh sistem administrasi ciptaan manusia. Tidak akan menipu walaupun orang lain tidak mengetahuinya, tidak akan melakukan korupsi dan manipulasi walaupun tidak ada bukti yang bisa diajukan untuk menuntut.
C. Hal-Hal Yang Perlu Dilakukan dan Dilarang dalam Menjalankan Profesi

Dalam akhlak profesi ada hal-hal yang perlu dilakukan dan ada pula yang dilarang dilakukan. Hal-hal yang perlu dilakukan dalam menjalankan profesi adalah sebagai beikut : 1. Peintah untuk giat bekerja setelah selesainya ibadah. Allah befirman : apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung. (QS. Al-Jumuah [62]:10) Ada dua pelajaran penting dari peintah Allah tersebut, yang pertama, setiap selesai ibadah haruslah bekerja untuk mencari apa yang dianugerahkan Allah. Ibadah saja tidak cukup, meminta rezki tetapi tidak berbuat dan bekerja untuk mencarinya adalah suatu sikap yang tidak ada tuntunannya. Pelajaran yang kedua yaitu dalam bekerja haruslah didasari dengan ibadah dan ingat kepada Allah, sehingga banyaknya rezki dan kesibukan yang tinggi tidak akan menggoyahkan iman dan menjadi seseorang berfikiran materialistis. 2. Perintah untuk selalu beraktivitas Firman Allah : maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain. (QS. Alam Nasyrah [94]:7) 3. Di dalam berusaha, tidak boleh seseorang muslim berputus asa apabila menemui kegagalan dan kesulitan. Hal-hal yang dilarang dalam menjalankan profesi: 1. Bermalas-malasan. 2. Menganggur. 3. Meminta-minta. 4. Berputus asa.

Sumber

: buku Ibadah dan Akhlak dalam Islam editor Ainur Rahim Faqih dan Amir Muallim.

Anda mungkin juga menyukai