Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
“ WARGA NEGARA, NEGARA DAN KEWARGANEGARAAN “

Disusun Oleh :

Nurul Inayati (22306141003)


Stefanus Bagas Dwi Cahyo (223061441017)
Daffa Malik Ashari (22306141029)
Faridah Hana Shafira (22306144023)
Bonita Arum Ningtyas (22306144035)
Wahyu Amijoyo (22306144041)

MATA KULIAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN


PROGRAM STUDI FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


TAHUN 2022
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Masyarakat disuatu negara biasa disebut sebagai warga negara, setiap manusia di
Indonesia pastinya mempunyai kedudukan, memiliki hak dan kewajiban yang sama antara satu
dengan yang lainnya, yang menjadi pokok utama adalah bahwa setiap warga negara harus
terjamin haknya dalam mendapatkan status kewarganegaraan, sehingga terhindar dari
kemungkinan menjadi ‘statless’ atau tidak berkewarganegaraan. Adapun pada saat yang
bersamaan, negara tidak boleh membiarkan seseorang memiliki dua status kewarganegaraan
sekaligus. Maka dari itu diperlukan perjanjian kewarganegaraan antara negara-negara modern
untuk menghindari status dwi-kewarganegaraan. Karena itu disamping pengaturan
kewarganegaraan berdasarkan kelahiran dan melalui proses pewarganegaraan (naturalisasi), juga
diperlukan mekanisme yang lebih sederhana melalui regristrasi biasa. Indonesia sebagai negara
yang menganut prinsip “ ius sanguinis” yang mengatur warganya untuk mendapatkan status
kewarganegaraan melalui prinsip kelahiran.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan warga negara dan kewarganegaraan ?
2. Apasaja yang menjadi dasar atau asas – asas kewarganegaraan ?
3. Bagaimana cara memperoleh kewarganegaraan ?
4. Apasaja yang sering menjadi penyebab masalah dalam ber- kewarganegaraan ?

C. Tujuan Makalah
1. Dapat mengetahui pengertian antara warga negara dan kewarganegaraan
2. Dapat mengetahui asas – asas kewarganegaraan
3. Dapat mengetahui tata cara memperoleh kewarganegaraan
4. Dapat mengetahui permasalahan di dalam ber- kewarganegaraan
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Warga Negara dan Kewarganegaraan


Menurut hukum warga negara ialah orang – orang yang secara sah merupakan anggota
(bagian) dari suatu negara, dengan kata lain warga negara merupakan penduduk dalam suatu
negara yang sah ditetapkan didalam peraturan perundang – undangan. Sedangkan
kewarganegaraan memiliki arti keanggotaan yang memiliki hubungan atau ikatan antara negara
dengan kewarganegaraan. Kewarganegaraan diartikan segala jenis hubungan dengan suatu
Negara yang mengakibatkan adanya kewajiban Negara itu untuk melindungi orang yang
bersangkutan. Adapun menurut undang-undang Kewarganegaraan Republik Indonesia.
Kewarganegaraan adalah segala ikhwal (hal/prihal) yang berhubungan dengan Negara. Seorang
Warga Negara Indonesia (WNI) adalah orang yang diakui oleh UU sebagai warga negara
Republik Indonesia. Kepada orang ini akan diberikan Kartu Tanda Penduduk, berdasarkan
Kabupaten atau (khusus DKI Jakarta) Provinsi, tempat ia terdaftar sebagai penduduk/warga.
Kepada orang ini akan diberikan nomor identitas yang unik (Nomor Induk Kependudukan, NIK)
apabila ia telah berusia 17 tahun dan mencatatkan diri di kantor pemerintahan. Paspor diberikan
oleh negara kepada warga negaranya sebagai bukti identitas yang bersangkutan dalam tata
hukum internasional.
Adapun Kewarganegaraan Republik Indonesia diatur dalam UU no. 12 tahun 2006
tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia. Menurut UU ini, orang yang menjadi Warga
Negara Indonesia (WNI) yaitu :
1. Setiap orang yang sebelum berlakunya Undang – Undang tersebut telah menjadi
Warga Negara Indonesia.
2. Anak yang terlahir dari perkawinan yang sah dari ayah dan ibu yang
berkewarganegaran Warga Negara Indonesia.
3. Anak yang terlahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah yang
berkewarganegaraan Warga Negara Indonesia dengan seorang ibu yang
berkewarganegaraan asing ataupun sebaliknya.
4. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu WNI dan ayah yang tidak
memiliki kewarganegaraan atau hukum negara asal sang ayah tidak memberikan
kewarganegaraan kepada anak tersebut.
5. Anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 hari setelah ayahnya meninggal dunia dari
perkawinan yang sah, dan ayahnya itu seorang WNI.
6. Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari ibu WNI.
7. Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari ibu WNA yang diakui oleh seorang
ayah WNI sebagai anaknya dan pengakuan itu dilakukan sebelum anak tersebut
berusia 18 tahun atau belum kawin.
8. Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia yang pada waktu lahir tidak
jelas status kewarganegaraan ayah dan ibunya.
9. Anak yang baru lahir yang ditemukan di wilayah Negara Republik Indonesia selama
ayah dan ibunya tidak diketahui.
10. Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia apabila ayah dan ibunya tidak
memiliki kewarganegaraan atau tidak diketahui keberadaannya.
11. Anak yang dilahirkan di luar wilayah Republik Indonesia dari ayah dan ibu WNI, yang
karena ketentuan dari negara tempat anak tersebut dilahirkan memberikan
kewarganegaraan kepada anak yang bersangkutan.
12. Anak dari seorang ayah atau ibu yang telah dikabulkan permohonan
kewarganegaraannya, kemudian ayah atau ibunya meninggal dunia sebelum
mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia.
Selain itu, diakui pula sebagai WNI bagi:
1. Anak WNI yang lahir di luar perkawinan yang sah, belum berusia 18 tahun dan belum
kawin, diakui secara sah oleh ayahnya yang berkewarganegaraan asing
2. Anak WNI yang belum berusia lima tahun, yang diangkat secara sah sebagai anak oleh
WNA, berdasarkan penetapan pengadilan
3. Anak yang belum berusia 18 tahun atau belum kawin, berada dan bertempat tinggal di
wilayah RI, yang ayah atau ibunya memperoleh kewarganegaraan Indonesia
4. Anak WNA yang belum berusia lima tahun yang diangkat anak secara sah menurut
penetapan pengadilan sebagai anak oleh WNI.
Kewarganegaraan Indonesia juga diperoleh bagi seseorang yang termasuk dalam situasi sebagai
berikut:
1. Anak yang belum berusia 18 tahun atau belum kawin, berada dan bertempat tinggal di
wilayah Republik Indonesia, yang ayah atau ibunya memperoleh kewarganegaraan
Indonesia
2. Anak warga negara asing yang belum berusia lima tahun yang diangkat anak secara sah
menurut penetapan pengadilan sebagai anak oleh warga negara Indonesia
Di samping perolehan status kewarganegaraan seperti tersebut di atas, dimungkinkan pula
perolehan kewarganegaraan Republik Indonesia melalui proses pewarganegaraan. Warga negara
asing yang kawin secara sah dengan warga negara Indonesia dan telah tinggal di wilayah negara
Republik Indonesia sedikitnya lima tahun berturut-turut atau sepuluh tahun tidak berturut-turut
dapat menyampaikan pernyataan menjadi warga negara di hadapan pejabat yang berwenang,
asalkan tidak mengakibatkan kewarganegaraan ganda.
Sistem Kewarganegaraan berdasarkan Naturalisasi Adalah suatu perbuatan hukum yang
dapat menyebabkan seseorang memperoleh status kewarganegaraan,[4] Misal: seseorang
memperoleh status kewarganegaraan akibat dari pernikahan, mengajukan permohonan,
memilih/menolak status kewarganegaraan.
a. Naturalisasi Biasa Yaitu suatu naturalisasi yang dilakukan oleh orang asing melalui
permohonan dan prosedur yang telah ditentukan.
b. Naturalisasi Istimewa atau khusus Yaitu kewarganegaraan yang diberikan oleh
pemerintah (presiden) dengan persetujuan DPR dengan alasan kepentingan negara atau
yang bersangkutan telah berjasa terhadap negara.
D. Masalah Kewarganegaraan
Membahas tentang kewarganegaraan seseorang dalam sebuah negara, maka tidak lepas
dari suatu permasalahan yang berkenaan dengan seseorang yang dinyatakan sebagai warga
negara atau bukan warga negara dalam sebuah negara. Permasalahan tersebut diakibatkan karena
setiap negara menganut asas kewarganegaraan yang berbeda-beda, contoh di negara Jepang yang
hanya menerapkan asas kewarganegaraan bedasarkan tempat kelahiran (ius soli), negara kita
Indonesia menganut kedua asas kewarganegaraan, yaitu ius soli dan ius sanguinis. Berdasarkan
hal di atas ada tiga permasalahan kewarganegaraan, yaitu apatride, bipatride, dan multipatride[5]
Apatride merupakan istilah bagi seseorang yang tidak memiliki status kewaganegaraan.
Hal ini disebabkan ada seseorang yang orang tuanya menganut asas yang berdasarkan tempat
kelahiran (ius soli), namun ia lahir di negara yang menganut asas yang berdasarkan darah
keturunan (ius sanguinis). Misalkan, ada seseorang yang orang tuanya adalah warga negara
Brazil yang menganut asas kewarganegaraan ius soli, namun ia dilahirkan di negara Jepang yang
menganut asas kewarganegaraan yang berdasarkan keturunan (ius sanguinis), maka kedua
negara, baik negara asalnya, maupun negara ia dilahirkan menolaknya untuk menjadi warga
negara.
Bipatride adalah istilah untuk seseorang yang memiliki kewargaegaraan ganda
(rangkap), atau memiliki dua kewarganegaraan. Hal ini dapat terjadi jika ada seseorang yang
orang tuanya menganut asas kewarganegaraan yang berdasarkan keturunan (ius sanguinis),
sedangkan ia sendiri lahir di negara yang menganut asas kewarganegaraan yang berdasarkan
tempat kelahiran (ius soli). Contoh, ada seseorang yang kedua orang tuanya tinggal di negara
Jepang yang menganut asas kewarganegaraan ius sanguinis. Waktu itu ia belum lahir, dan kedua
orang tuanya pergi ke negara Brazil yang menganut asas kewarganegaraan ius soli, dan ia pun
dilahirkan di negara Brazil, maka ia mendapatkan kewarganegaraan dari kedua negara tersebut.
Multipatride merupakan suatu istilah untuk seseorang yang memiliki lebih dari dua
kewarganegaraan. Hal tersebut dapat terjadi karena seseorang yang tinggal di daerah perbatasan
antara dua negara atau juga karena seseorang yang kedua orang tuanya memiliki
kewarganegaraan yang berbeda. Misalkan, seseorang yang ayahnya berkewarganegaraan China
yang menganut asas ius sanguinis dan ibunya berkewarganegaraan India yang juga menganut
asas ius sanguinis, namun ia di lahirkan di Kamboja yang menganut asas ius soli. Jadi, ia
mendapatkan kewarganegaraan dari negara ayahnya, dari negara ibunya, dan negara ia
dilahirkan.
BAB III
PENUTUP

A.Kesimpulan

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa wargaNegara


dianggap sebagai sebuah komunitas yang membentuk negara berdasarkan perundang-undangan
atau perjanjian-perjanjian dan dan mempunyai hak dan kewajiban yang bersifat timbal balik
terhadap negaranya. Kewarganegaraan ialah keanggotaan suatu bangsa tertentu yakni sejumlah
manusia yang terikat dengan yang lainnya karena kesatuan bahasa kehidupan social-budaya
serta kesadaran nasionalnya.

Asas kewarganegaraan berdasarkan kelahiran :ius soli (asas kelahiran), Ius sanguinis
(asas keturunan) kemudian di dalam Masalah kewarganegaraan yaitu apatride, bipatride, dan
multipatride. Adapun Cara untuk memperoleh kewarganegaraan yaitu unsur darah keturunan
(ius sanguinis), unsur daerah tempat kelahiran (ius soli), unsur pewarganegaraan (naturalisasi).

B.Saran

Kita sebagai warga negara yang baik seharusnya kita melakukan hak dan kewajiban
secara seimbang, setiap orang haruslah terjamin haknya dan mendapatkan status
kewarganegaraan, sehingga terhindar dari kemungkinan menjadi ‘statless’ atau tidak
berkewarganegaraan.
DAFTAR PUSTAKA

Asshiddiqie, Jimly, Pengantar Hukum Tata Negara, Jakarta: Rajawali Pers, 2014.
Soeprawiro, Koerniatmanto, Hukum Kewarganegaran dan Keimigrasian Indonesia, Jakarta: Gramedia,
1994
Undang-Undang RI Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan
Winarno. Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan, Jakarta:Bumi Aksara, 2015

[1] Winarno. Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan.(Jakarta:Bumi Aksara, 2015). Hlm.34


[2] Jimly Asshiddiqie, Pengantar Hukum Tata Negara, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014). Hlm. 386-388.
[3] Undang-Undang RI Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan
[4] Koerniatmanto Soeprawiro, Hukum Kewarganegaran dan Keimigrasian Indonesia, (Jakarta:
Gramedia, 1994). Hlm. 51.
[5] Jimly Asshiddiqie, Pengantar Hukum Tata Negara, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014). Hlm. 388-393.

Anda mungkin juga menyukai