PENDAHULUAN
Internet merupakan teknologi terbaru dan termuktahir yang ditemukan
manusia. Internet atau interconnected network merupakan jaringan komunikasi
yang dapat mengirimkan dan menerima berbagai jenis data. Dalam sejarahnya
internet dikembangkan untuk kepentingan keamanan dan pertahanan Amerika
Serikat di tengah persaingan teknologi informasi era Perang Dingin. Melalui
lembaga riset benama ARPA (Advanced Research Project Agency) para ahli
dibidang teknologi komputer dan komunikasi bergabung untuk mewujudkan cita-
cita membangun jaringan komunikasi yang aman, kuat dan tentunya muktahir.
Proyek yang dikembangkan ARPA awalnya menghubungkan dua komputer yang
dapat digunakan untuk berkomunikasi. Jaringan antar dua kumputer dan beberapa
komputer ini kemudian dikenal dengan ARPANET yang mana pada tahun 1969
dapat mentransfer dua huruf ‘LO’ yang semula direncanakan untuk mengirimkan
pesan berupa kata ‘LOGIN’.1 Keberhasilan proyek ARPANET ini akhirnya
membuka pintu bagi pengembangan teknologi komputer dan komunikasi yang
lebih baik hingga akhirnya di awal abad 21 internet telah menjadi teknologi
komunikasi yang muktahir dan dapat diakses oleh banyak pihak.
Survei terbaru menunjukkan bawah jumlah pengguna internet pada bulan
April 2022 tercatat sebanyak 5 miliar pengguna. Jumlah ini tercatat meningkar
4,1% dari perhitungan di tahun sebelumnya. 2 Umumnya penggunaan internet ini
berkaitan dengan penggunaan media sosial. Tercatat sekitar 53% masyarakat
internet menggunakan media sosial secara aktif. Media sosial sendiri merupakan
platform yang dikembangkan melalui laman internet. Kemunculan dan
perkembangan media sosial berkaitan dengan kemunculan internet. Friendster
mengawali perkembangan media sosial di dunia. Menyusul pada tahun 2003
linkedin dikenalkan kepada masyarakat luas. Secara umum garis waktu
kemunculan media sosial bisa dirangkum menjadi Facebook (2004), Youtube
(2005), Twitter (2006), Instagram (2010), Pinterest (2011), dan TikTok (2016).
Media sosial tersebut merupakan platform yang umum digunakan oleh
masyarakat Indonesia saat ini.
1
Siti Rohaya, “Internet: Pengertian, Sejarah, Fasilitas dan Koneksinya”,
Jurnal Fihris Vol. II No.1 2008.
2
Kepios Analysis and others, “Overview of Internet Use”, Hootsuite,
2022.
Kehadiran media sosial dalam keseharian masyarakat Indonesia telah
mengubah budaya atau cara berkomunikasi masyarakat dunia. Melalui kehadiran
media sosial cara berkomunikasi manusia telah menembus batas-batas geografis
yang ada. Kini jaringan pertemanan dapat dibangun dengan mudah karena internet
membuka kesempatan komunikasi tanpa hambatan yang berarti. Remaja
Indonesia dapat memiliki teman virtual dari Cina ataupun Korea Selatan. Dengan
adanya internet pencarian kontak untuk berkomunikasi dengan orang Korea
Selatan tidak lagi menjadi hal yang sulit. Melalui media sosial berkomunikasi
dengan tokoh-tokoh terkenal juga sangat memungkinkan. Seperti dua koin mata
uang kemudahan komunikasi ini tidak dibarengi dengan literasi digital yang baik.
Masyarakat Indonesia khususnya tidak memiliki pemahaman yang baik mengenai
budaya bermedia sosial. Hal ini terbukti dengan diterbitkannya penelitian
Microsoft mengenai warga dunia maya Indonesia adalah yang paling tidak sopan. 3
Pernyataan dari Microsoft ini tentu saja didasarkan atas riset ilmiah terkait dengan
budaya bermedia sosial masyarakat Indonesia.
Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat keempat terbesar di dunia.
Pengguna media sosial di Indonesia tercata lebih dari 200 juta jiwa. Besarnya
jumlah pengguna media sosial ini telah menarik perhatian dunia untuk mengamati
budaya bermedia sosial masyarakat Indonesia. Ironisnya label sebagai pengguna
media sosial yang buruk berbanding terbalik dengan citra ramah tamah
masyarakat Indonesia di kehidupan nyata. Bila ditelusuri lebih jauh tentu saja
label muruk ini melekat karena rendahnya tingkat literasi digital masyarakat
Indonesia. Dengan demikian perlu dikatahui faktor-faktor yang menyebabkan
rendahnya literasi digital tersebut untuk kemudian dicarikan solusi yang seuai.
Rendahnya tingkat literasi digital berkaitan erat dengan etika atau sopan
santun dalam bermedia sosial. Literasi digital sendiri merupakan pengetahuan
dasar yang harus dimiliki individu sebelum aktif menggunakan dan meanfaatkan
layanan internet berupa media sosial atau media-media internet lainnya. Saat ini
literasi digital ataupun etika bermedia sosial menjadi topik yang cukup penting
mengingat label buruk warga dunia maya Indonesia tersebut. Etika bermedia
sosial telah banyak dibicarakan beberapa pihak dalam forum-forum diskusi.
Pembicaraan mengenai etika bermedia sosial dan kaitannya dengan tingkat literasi
digital masyarakat tidak akan membuahkan apa-apa bila tidak diimplementasikan
dalam sebuah program dan aksi yang nyata. Artinya berbicara mengenai etika
bermedia sosial tidak terbatas pada teori atau hipotesis tertentu melainkan sebuah
program yang dapat meningkatkan literasi digital masyarakat Indonesia. Oleh
sebab itu perlu dirumuskan model program pembekalan etika bermedia sosial
yang sesuai untuk meningkatkan literasi digital masyarakat Indonesia.
3
Indonesian News Center (2021) Microsoft Study Reveals Improvement In
Digital Civility Across Asia-Pacific During Pandemic, Microsoft. Available at:
https://news.microsoft.com/id-id/2021/02/11/microsoft-study-reveals-
improvementin-digital-civility-across-asia-pacific-during-pandemic/ (Accessed:
21 Oktober 2022).
PEMBAHASAN
Sejak 1988, CIX (Inggris) telah menawarkan jasa E-mail dan newsgroup.
Kemudian menawarkan jasa akses HTTP dan FTP. Terdapat pula beberapa
pengguna internet yang menggunakan modem 1200 bps dan saluran telpon
Internasional yang sangat mahal untuk mengakses internet. Setahun kemuidan,
perusahaan Compurserve dari Amerika Serikat juga menawarkan jasa Email dan
newsgroup serta HTTP/FTP. Pengguna Internet yang memakai modem
dihubungkan dengan Gateway Infornet yang terletak di Jakarta. Biaya akses
Compurserve terbilang mahal, tapi masih jauh lebih murah dibandingkan dengan
CIX.
Bila membicarakan Internet, maka tidak akan lengkap rasanya bila kita
tidak membicarakan media sosial. Media sosial merupakan salah satu bentuk dari
perkembangan Internet. Data Kementrian Komunikasi dan Informatika tahun
2013 yang dipublikasikan di situs resminya (kominfo.com) mengungkap kalau
sekarang, pengguna Internet di Indonesia sudah mencapai angka 63 juta orang.
Dari angka tersebut, sekitar 95 persen memakai Internet untuk mengakses media
sosial. Kebanyakan dari mereka adalah remaja dan dewasa muda. Dalam
artikelnya, Panji (2014) berpendapat bahwa terdapat tiga motivasi yang
mendorong remaja untuk mengakses Internet. Yakni mencari informasi,
terhubung dengan teman (baik lama maupun baru) dan untuk hiburan. Media
sosial terutama Facebook mulai banyak digunakan di Indonesia sejak tahun 2011.
Sebelum itu, generasi muda di periode sebelumnya telah mengenal friendster.
Selain keduanya, terdapat pula twitter, path, kemudian Instagram dan youtube
yang semakin populer di masyarakat. Terutama karena dimudahkannya akses
Internet oleh pemerintah semenjak tahun 2016.
Dick Costolo, CEO Twitter, menyebut Indonesia sebagai salah satu
pengguna online terbesar di dunia. Ia menambahkan, kalau semenjak twitter ada,
sekarang masyarakat Indonesia bisa mengetahui apa yang sedang terjadi dan
menyebarkan informasi-informasi yang bermanfaat. Dalam artikel yang
diterbitkan Suara Merdeka pada tanggal 27 Maret 2015, Dick Costolo
menyampaikan kalau dengan keberadaan twitter akan ada semakin banyak
pengguna yang bisa mengonfirkasi rumor yang ada. Situs ini mengandalkan pesan
singkat sebanyak 150 karakter dan memudahkan penyebaran informasi.
Selain twitter, terdapat pula Instagram merupakan jejaring media sosial
yang berfungsi untuk membagikan foto dan video. Di aplikasi ini kita juga bisa
mencantumkan caption atau deskripsi mengenai foto atau video yang kita unggah.
Instagram diluncurkan pada tahun 2010 dan mulai populer di Indonesia pada
tahun 2011 hingga sekarang. Dalam perkembangannya terdapat banyak sekali
fenomena yang terjadi dan berakar dari Instagram. Contohnya, berhubung para
public figure lebih aktif menggunakan instagram dibanding Facebook yang
terbilang personal, penggemar maupun orang awam bisa mengikuti akun-akun
para public figure dan mengetahui seperti apa gambaran kehidupan mereka. Apa
yang sedang mereka lakukan, berinteraksi secara online bahkan tidak jarang para
public figure juga membagikan informasi-informasi yang mereka rasa penting di
instagram atau dalam perkembangannya, twitter pun demikian. Seiring
berjalannya waktu, yang memiliki akun instagram bukan Cuma public figure
seperti artis idola, musisi maupun seniman dan masyarakat awam, tetapi juga
lembaga-lembaga resmi dan perusahaan-perusahaan. Terutama setelah terjadinya
Pandemi Covid-19 2020 hingga 2022 awal kemarin. Informasi mulai lebih banyak
beredar di instagram dan twitter. Lembaga-lembaga pemerintah di Indonesia lebih
sering menggunakan instagram untuk membagikan dokumentasi kegiatan yang
telah mereka lakukan. Disamping itu mereka juga membagikan informasi-
informasi mengenai acara, perlombaan ataupun kegiatan-kegiatan lain yang
sedang mereka selenggarakan dan membutuhkan partisipasi masyarakat.
Contohnya ketika Kementrian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi
mengunggah informasi terkait berbagai macam beasiswa, berbagai macam
kegiatan yang bisa diikuti mahasiswa dan pelajar serta seminar-seminar di akun
instagram resmi milik Kemendikbud. Informasi ini bisa berupa linimasa kegiatan
hingga informasi-informasi penting yang bisa memudahkan pelajar dan
mahasiswa untuk mengambil program beasiswa serta program-program lain yang
diselenggarakan Kemendikbud. Dokumentasi yang diunggah di instragram
biasanya berbentuk video singkat atau foto-foto.
5
Muslimin dan Rahmatan Idul. PENGARUH BUDAYA LITERASI
DIGITAL TERHADAP PEMBENTUKAN SIKAP DAN KARAKTER
MASYARAKAT DALAM PEMBATASAN SOSIAL AKIBAT PANDEMI COVID-19.
Jurnal Bahasa, Sastra dan Budaya Vol. 10, No. 3 – September 2020. Hlm 20.
umum di perpustakaan sekolah yang bukan buku pelajaran dari pemerintah juga
sangat sedikit. Seringkali buku-buku tersebut tidak tersentuh karena para guru
tidak mengarahkan atau menghimbau serta kinerja staff perpustakaan yang
terkesan agak mempersulit peminjaman buku. Sehingga bisa dikatakan kalau
literasi mengenai sumber kredibel telah cacat sejak pendidikan menengah,
terutama dari tingkat SMP dan SMA. Sementara disaat yang sama keduanya
merupakan jenjang pendidikan dimana essay maupun karya tulis ilmiah mulai
diperkenalkan. Pendidikan mengenai literasi di Indonesia tidak dilakukan secara
merata. Hanya wilayah-wilayah protokol yang mapan secara ekonomi dan sumber
daya manusia yang pendidikan literasinya terjamin. Kota-kota seperti Yogyakarta
dan Jakarta memiliki banyak perpustakaan dan toko buku. Perpustakaan memiliki
sistem peminjaman dan kunjungan yang lebih longgar. Koleksi lebih banyak,
menarik dan seringkali membantu pelajar, mahasiswa dan juga masyarakat umum
utnuk tidak terlalu bergantung pada internet ketika mencari informasi.
Perpustakaan-perpustakaan di sekolah-sekolah juga terbilang layak. Apalagi
dengan keberadaan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia di Salemba yang
belum lama ini diresmikan dengan ribuan koleksi, kemudahan akses menjadi
anggota perpustakaan dan upaya edukasi literasi yang tak henti-hentinya
dilakukan. Kekayaan akses informasi dan pendidikan literasi ini tidak diterima
semua masyarakat Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Bahkan di Jakarta dan
Yogyakarta sendiri, tak jarang dijumpai masyarakat yang rendah literasi walaupun
jumlahnya masih terbilang sedikit dan tidak separah mereka yang berasal dari
wilayah yang bukan kota-kota besar. Pelajar di kota-kota besar terbiasa dengan
akses informasi luas dan bimbingan mengenai literatur kredibel yang bisa
dipelajari. Pendidikan literasi sangat memadai. Berbanding terbalik dengan kota-
kota kecil seperti Pati, Jepara, atau Kudus.
Pendidikan dan bimbingan literasi di jenjang sekolah menengah ini
mempengaruhi literasi digital generasi muda saat mengakses internet. Demografi
pengguna internet terbesar saat ini adalah remaja dan dewasa muda. Mayoritas
dari kedua golongan tersebut adalah orang-orang yang masih aktif sebagai pelajar
dan mahasiswa. Rendahnya literasi digital bisa dilihat dari perilaku mereka di
internet. Seperti contohnya, fenomena cyberbullying6 dan mudahnya netizen
Indonesia tersulut akan segala sesuatu yang ada di Internet. Seperti yang telah
6
Bullying atau risak merupakan suatu pendindasan, kekerasan atau
penganiayaan yang dilakukan oleh satu atau sekoelompok orang yang dianggap
atau merasa leih kuat dari orang lain. Selain itu bullying juga sering diartikan
secara umum sebagai penindasan, pemalakan dan pengucilan. Cyberbullying
merupakan perilaku intimidasi yang dilakukan seseorang maupun sekelompok
orang terhadap orang lain melalui sebuah situs online atau utamanya, media
sosial. Bentuk kekerasan ini bisa mengakibatkan hilangnya rasa percaya diri dan
perilaku menarik diri dari lingkungan sosial. Tidak jarang korban cyberbullying
juga berakhir melakukan bunuh diri. Lihat Nurlaila & Bety Agustina Rahayu,
PERILAKU CYBERBULLYING REMAJA (Yogyakarta, Jurnal Ilmiah Kesehatan
Jiwa Volume 3 No. 1 2021). Hlm 45.
dikupas oleh akun YouTube TNM (Tempat Nyari Misuhan), terdapat berbagai
keributan di media sosial yang mulanya terjadi karena salah tangkap informasi
atau salah tafsir informasi karena informasi yang disampaikan tidak lengkap, atau
PENUTUP
Kesimpulan
1. Internet mulai berkembang di Indonesia pada tahun 1988. Internet
berkembang dari yang mulanya hanya bisa diakses menggunakan modem,
di warung internet sampai kemudian bisa diakses di rumah masing-
masing. Perkembangan internet juga dibarengi dengan kehadiran media
sosial seperti Facebook, twitter, instagram, dan Youtube. Keempatnya
masih digunakan sampai sekarang. Terutama twitter, instagram dan
YouTube. Selain itu hadir pula TikTok sebagai aplikasi penyaji video
singkat yang membawakan berbagai macam kontroversi. Kelimanya
menjadi media pertukaran informasi yang masif bagi masyarakat
Indonesia. Baik itu informasi baik maupun buruk karena informasi yang
beredar dengan cepat, acapkali membuat informasi-informasi tersebut
tidak tersaring.
2. Beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya literasi digital di Indonesia
antara lain: (1) tidak meratanya pendidikan literasi umum maupun literasi
digital di Indonesia. Terdapat banyak program dari pemerintah untuk
meningkatkan kualitas literasi di Indonesia namun realiasi di lapangan
biasanya tidak sesuai, (2) tingkat kemiskinan yang tinggi di Indonesia, (3)
Gagap Teknologi yang kembali lagi berkaitan dengan kemiskinan dan
pendidikan literasi yang tidak merata di Indonesia.
3. Program pembekalan etika bermedia sosial tidak hanya bertumpu pada
peran pemerintah, tetapi juga melibatkan peran masyarakat. Masyarakat
baik usia SD, SMP, SMP, dewasa hingga orang tua yang menggunakan
media sosial harus memiliki kesadaran yang tinggi untuk mengikuti
program pembekalan etika bermedia sosial. Kesadaran ini tentu saja harus
diimbangi dengan implementasi yang nyata dalam kegiatan bermedia
sosial di kehidupan sehari-hari.
Saran
Dua program pembekalan etika bermedia sosial yang telah diuraikan
masih berupa gagasan abstrak yang perlu dirincikan, Tidak hanya itu program
pembekalan etika bermedia sosial yang telah disarankan tersebut haruslah
dipertimbangkan oleh pihak terakit aga segera direalisakan. Urgensi pelaksanaan
pembekalan etika bermedia sosial ini relevan dengan fakta di lapangan bahwa saat
ini kehidupan masyarakat di dunia nyata sangat dipengaruhi oleh peristiwa yang
terjadi di internet dalam hal ini media sosial. Oleh sebab itu tulisan ini akan
sempurna bila dibarengi dengan realisasi yang nyata.
DAFTAR PUSTAKA
Nurlaila & Bety Agustina Rahayu, 2021. PERILAKU CYBERBULLYING
REMAJA. Jurnal Ilmiah Kesehatan Jiwa Volume 3 No. 1 : 41 – 52.
Muslimin & Rahmatan Idul, 2020. PENGARUH BUDAYA LITERASI DIGITAL
TERHADAP PEMBENTUKAN SIKAP DAN KARAKTER MASYARAKAT
DALAM PEMBATASAN SOSIAL AKIBAT PANDEMI COVID-19. Jurnal
Bahasa, Sastra dan Budaya Vol. 10, No. 3: 21 – 36.
Siti Rohaya, 2008. Internet: Pengertian, Sejarah, Fasilitas dan Koneksinya. Jurnal
Fihris Vol. II No.1 :
Kepios Analysis and others, “Overview of Internet Use”. Hootsuite, 2022.