Pengantar
Saatnya kita mendalami teori-teori dalam tataran komunikasi kelompok. Hidup dalam
kelompok merupakan ciri bahwa kita adalah mahluk sosial. Hampir tidak mungkin pula kita
menghindari dalam kehidupan sosial berkelompok. Dalam inisiasi 3 ada empat hal yang kita
dalami. Pertama, prinsip-prinsip kelompok. Kedua, komunikasi dalam kelompok. Ketiga,
pendekatan teoritis dalam komunikasi kelompok. Keempat, pendekatan penelitian dalam
komunikasi kelompok. Agar tutorial ini berjalan efektif, dalamilah materi inisiasi 3 ini.
Materi Inisiasi 3
Teori Komunikasi Kelompok
Pertama, interaksi tatap muka. Komunikasi kelompok merupakan komunikasi langsung tatap
muka. Keberadaan partisipan komunikasi sebagai sesuatu yang penting dan sekaligus sebagai
prasyarat pertama bagi komunikasi kelompok
Kedua, jumlah partisipan komunikasi. Komunikasi disebut sebagai komunikasi kelompok jika
dilakukan lebih dari 3 orang. Jumlah orang dapat menentukan batas-batas bentuk komunikasi,
apakah masih disebut sebagai kelompok atau bukan. Jumlah komunikasi kelompok dapat
dibedakan dengan komunikasi massa. Sebab kelompok dan massa memiliki karakteristik jumlah
partisipan komunikasi yang berbeda.
Ketiga, ada tujuan yang dikehendaki bersama. Ini yang membedakan dengan bentuk
komunikasi massa. Kesadaran diri sebagai anggota kelompok menentukan kesadaran bersama
terhadap tujuan komunikasi itu sendiri. Tujuan bersama membentuk komitmen dan kerjasama
di antara anggota-anggota kelompok.
Ada pendapat lain yang menambahkan batasan komunikasi kelompok tersebut dengan waktu.
Artinya, kelompok terbentuk pada umumnya memerlukan waktu yang relatif lama sehingga
menjadi kelompok yang “established”.
1. Komunikasi kelompok memiliki fungsi bagi hubungan sosial. Ghalibnya sebagai mahluk
sosial, kita memerlukan hubungan-hubungan sosial tersebut. Aktualisasi, saling
ketergantungan, dan mengembangkan emosi psikologis dapat dipelihara dalam
hubungan-hubungan sosial
2. Komunikasi kelompok memiliki fungsi pendidikan. Proses belajar dan mendapatkan
pengetahuan dikembangkan dan diperoleh melalui kelompok sosial yang ada. Proses-
proses komunikasi kelompok dapat berfungsi sebagai forum belajar bersama
3. Komunikasi kelompok memiliki fungsi persuasi. Keberhasilan persuasi dan penerimaan
ide-ide baru cenderung lebih dilakukan dalam kelompok. Kelompok pada umumnya
membentuk identitas kelompok tertentu sehingga proses-proses persuasi lebih mudah
dilakukan dalam kelompok
4. Komunikasi kelompok berfungsi dalam pembuatan keputusan. Proses-proses
pengambilan keputusan yang efektif dilakukan di dalam kelompok. Keputusan dalam
kelompok lebih teruji dan mendapatkan sejumlah pertimbangan serta alternatif dalam
mengevaluasi suatu keputusan tertentu
5. Komunikasi kelompok berfungsi terapi. Fungsi terapis digunakan untuk mendiagnosis
suatu gejala tertentu. Resep-resep pencegahan terhadap bentuk patologis sosial dapat
dilakukan dalam kelompok
Memahami Komunikasi dalam Kelompok
Mari kita mengenal tipe-tipe kelompok. Dalam keseharian kita mengenal banyak tipe kelompok.
Seperti kelompok belajar, kelompok pemikir, kelompok pengambil keputusan, kelompok
pemecah masalah dan seterusnya. Kita fokuskan saja pembicaraan ini ke dalam tiga tipe
kelompok, yakni Kelompok Belajar, Kelompok Pemecah Masalah dan Kelompok Pertumbuhan.
1. Kelompok Belajar
Ciri penting dalam Kelompok Belajar adalah pertukaran informasi. Sedangkan informasi
yang paling penting di dalamnya adalah pengetahuan. Di dalam masyarakat banyak
sekali kelompok-kelompok belajar. Seperti kelompok belajar berenang, kelompok
bimbingan belajar, kelompok pendaki gunung, kelompok belajar penyelam. Intinya di
dalam kelompok tersebut terdapat upaya untuk meningkatkan pengetahuan dan
ketrampilan di antara anggota kelompok
3. Kelompok Pertumbuhan
Berbeda dengan dua kelompok yang lain. Apa yang dimaksud dengan Kelompok
Pertumbuhan adalah kelompok di mana orang-orang yang di dalamnya berusaha
membantu satu dengan yang lain untuk menumbuh kembangkan potensi yang dimiliki
individu-individu dalam organisasi
Catatan.
Tidak ada salah satu metode tersebut yang paling baik. Masing-masing memiliki kelebihan dan
kelemahan. Setiap keputusan yang diambil untuk menyelesaikan sesuatu, ditentukan oleh
faktor-faktor tertentu, seperti ketersediaan waktu dalam pengambilan keputusan, kompleksitas
masalah yang dihadapi, bobot kepentingan yang dihadapi, kemampuan kritis dari anggota
peserta pengambilan keputusan dan kualitas pimpinan dalam memimpin jalannya pengambilan
keputusan.
Kepemimpinan Kelompok
Ada dua hal penting yang perlu dicermati dalam keepemimpinan kelompok ini, yakni fungsi
kepemimpinan dan gaya kepemimpinan dalam kelompok. Keberadaan pemimpin kelompok
sangat penting dalam menentukan corak dan arah kelompok tersebut.
Setiap gaya kepemimpinan memiliki ciri tersendiri. Seperti halnya dengan metode pengambilan
keputusan, sejumlah gaya kepemimpinan dapat efektif pada situasi tertentu, tetapi pada situasi
yang lain, kurang berhasil.
Hal semacam ini disebabkan, struktur kelompok, bentuk kelompok, dan kualitas dari orang-
orang yang dipimpin, turut menentukan kuat lemahnya pengaruh kekuatan pengendali yang
dilakukan oleh seorang pemimpin dalam menjalankan gaya kepemimpinannya. Dalam struktur
kelompok yang mengikuti garis komando misalnya, gaya kepemimpinan yang autoritarian
mungkin sangat tepat diterapkan dibandingkan dengan kelompok komunitas seniman di
Yogyakarta. Demikian pula untuk gaya kepemimpinan yang lain dapat cocok terhadap situasi-
situasi kelompok tertentu. Dengan perkataan lain, seorang pemimpin dapat menerapkan secara
simultan terhadap sejumlah gaya kepemimpinan untuk mengendalikan perilaku anggota
kelompok agar berjalan efektif.
Berikut ini akan kita bahas tentang Komunikasi Kelompok dengan Pendekatan Teoritis.
Beberapa pendekatan yang akan kita bahasa tersebut adalah Teori Perbandingan Sosial, Teori
Kepribadian Kelompok, Teori Pencapain Kelompok, Teori Pertukaran Sosial dan Teori
Sosiometri.
5. Teori Sosiometrik
Teori ini merupakan konsep-konsep yang menjelaskan individu-individu dalam suatu
kelompok memiliki tingkat kecenderungan berinteraksi yang berbeda-beda sehingga
menimbulkan perbedaan kedekatan, intensitas, frekuensi dalam berinteraksi. Derajat
kecenderungan interaksi yang sebenarnya mencerminkan ketertarikan ini dapat diukur
dengan tes yang disebut sebagai sosiometri tersebut.