Anda di halaman 1dari 15

MATERI KULIAH

NAMA MATA KULIAH : PSDA


KODE MATA KULIAH : TS 4207
KREDIT : 2 SKS
MINGGU KE ; 2 (DUA)

ANALISA KETERSEDIAAN AIR


1.1. Umum
Konsep dasar yang digunakan dalam setiap metode untuk ketersediaan air adalah
daur hidrologi. Dalam hal ini titik berat analisis dipusatkan pada debit melalui sistem
DAS. Semua komponen yang berpengaruh dalam proses ini perlu diamati dan
ditelaah dengan cermat.
Analisis air yang tersedia (water availability) dimana tujuannya untuk menentukan
besarnya air yang tersedia atau disebut juga sebagai debit andalan yaitu debit dari
sungai yang bisa diandalkan akan terjadi pada waktu-waktu tertentu. Perhitungan
banyaknya air yang tersedia tersebut dimaksudkan untuk mengetahui apakah air
yang tersedia bisa dimanfaatkan untuk berbagai keperluan seperti untuk air
pertanian, air baku, penggelontoran dan lain-lain.
Selain itu, ketersediaan air tanah berbasis cekungan hidrogeologi atau dikenal juga
Basin/Cekungan air tanah

1.2. Pengisian Data Kosong


rumus: Pengisian data hujan kosong bulanan akan dipakai antara lain dengan cara
Rasio 1Normal,
R dengan
R R 
rx = rA + rB + ......

N  RA RB
dimana:
rx = Curah hujan ½ bulanan atau bulanan yang dicari
N = Banyaknya pos pembanding
RA s/d RN = Hujan tahunan pos pembanding
R = Hujan tahunan dari pos yang dicari
rA s/d rN = Curah hujan ½ bulanan atau bulanan pos pembanding

1.3. Perataan Curah Hujan


Untuk merata-ratakan curah hujan suatu Daerah Pengaliran Sungai (PDS) ada tiga
metode yang sering dipakai yaitu metode rata-rata hitung (arithmetic mean), metode
Thiessen dan metode Isohyet.

Materi Kuliah MK PSDA, Jurusan Teknik Sipil STT.Mandala 1


1. Metode Rata-rata Hitung (Arithmatic Mean)
Metode ini merupakan cara mencari rata-rata curah hujan didalam suatu daerah
aliran dengan cara menjumlahkan tinggi hujan dari semua stasiun dan
membaginya dengan jumlah stasiun tersebut, metode ini digunakan pada
daerah datar, pos hujan banyak dan sifat hujannya merata, dengan rumus
sebagai berikut:
R1 + R2 + R3 +…...........+ Rn
R =
n
Dimana :
R = Curah hujan rata-rata (mm)
R1, R2,…. Rn = Curah hujan pada masing-masing stasiun (mm)
n = Jumlah stasiun hujan

2. Metode Thiessen
Metode Thiessen ditentukan dengan cara membuat poligon antara pos hujan
pada suatu wilayah DPS, kemudian tinggi hujan rata-rata daerah aliran dihitung
dari jumlah perkalian antara tiap-tiap luas poligon dan tinggi hujannya dibagi
dengan seluruh DPS. Metode ini cocok untuk menentukan tinggi hujan rara-rata,
apabila pos hujannya tidak banyak dan tinggi hujannya tidak merata, digunakan
rumus:
A1 R1 + A2 R2 + ………+ An Rn
R =
Atotal
Dimana :
R = Curah hujan rata-rata (mm)
R1, R2,…. Rn = Curah hujan pada masing-masing stasiun (mm)
A1, A2,…. An = Luas yang dibatasi garis poligon (km2)
Atotal = Luas total DAS (A1 + A2, +….+ An ) (km2)

3. Metode Isohyet
Metode Isohyet ditentukan dengan cara menggunakan peta garis kontur tinggi
hujan suatu daerah dan tinggi hujan rata-rata DPS dihitung dari jumlah perkalian
tinggi hujan rata-rata antara garis isohyet dengan luas antara kedua garis
isohyet tersebut, dibagi luas DPS. Metode ini cocok untuk daerah pegunungan
dan berbukit-bukit, digunakan rumus:
A1 (R1 + R2) A2 (R2 + R3) An (Rn + Rn+1)
R = + + …… +
2 Atotal 2 Atotal 2 Atotal
Dimana :
R = Curah hujan rata-rata (mm)
R1, R2,…. Rn = Curah hujan pada masing-masing stasiun (mm)
A1, A2,…. An = Luas yang dibatasi garis isohyet (km2)
Atotal = Luas total DPS (A1 + A2, +….+ An ) (km2)

Materi Kuliah MK PSDA, Jurusan Teknik Sipil STT.Mandala 2


Contoh Hasil perataan data curah hujan menggunakan Metode Rata-rata Hitung
(Arithmatic Mean).

Hasil perataan curah hujan bulanan WS. Noelmina selengkapnya adalah sebagai
berikut:
Tabel 1.1.
Perataan Curah Hujan Bulanan dan Maksimum Harian, Kab./Kota Kupang,
WS. Noelmina

Tahun Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des Jumlah Rata2 Maks

1998 409 231 122 123 32 8 18 0 23 78 278 241 1562 130 125
1999 338 354 441 267 70 45 15 10 87 202 222 191 2242 187 138
2000 391 292 325 310 151 13 15 13 0 56 196 129 1890 157 95
2001 562 373 307 15 3 23 30 0 0 43 334 302 1992 166 181
2002 140 261 80 38 2 0 0 0 11 12 59 92 696 58 53
2003 450 615 458 72 32 68 9 3 14 87 112 726 2646 220 207
2004 120 199 172 10 71 5 56 2 15 113 149 253 1165 97 101
2005 227 185 268 78 0 2 1 0 11 87 135 375 1369 114 139
2006 509 200 428 202 49 27 1 0 0 1 6 166 1589 132 138
2007 301 186 330 125 30 88 1 1 0 12 79 276 1429 119 190
2008 355 630 303 52 5 17 2 0 1 12 146 276 1800 150 131
2009 378 498 161 12 52 0 19 5 24 9 178 317 1653 138 146
2010 211 244 134 185 140 4 237 55 227 17 0 0 1454 121 82

Jumlah 4391 4268 3530 1489 635 300 404 89 413 728 1893 3343
Rata2 338 328 272 115 49 23 31 7 32 56 146 257
Sumber: Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara II, 2011

Tabel 1.2.
Perataan Hari Hujan Bulanan, Kab./Kota Kupang, WS. Noelmina

Tahun Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des Jumlah Rata2

1998 12 10 6 6 3 1 2 0 2 4 11 13 69 6
1999 13 13 11 6 4 2 2 1 1 3 8 11 75 6
2000 16 12 12 11 9 1 1 1 0 3 10 5 80 7
2001 17 11 12 2 1 3 3 0 0 3 12 13 76 6
2002 12 18 5 2 0 0 0 0 1 1 4 8 50 4
2003 12 14 12 2 1 3 2 0 1 4 5 18 74 6
2004 6 11 9 1 4 1 4 1 1 3 4 8 53 4
2005 13 9 11 5 0 0 1 0 1 5 8 15 67 6
2006 22 11 14 10 3 2 0 0 0 0 2 13 79 7
2007 13 11 10 6 2 4 1 1 0 0 6 15 68 6
2008 17 19 14 3 1 2 0 0 0 1 8 12 77 6
2009 16 17 9 2 3 0 1 1 1 0 4 12 67 6
2010 9 9 5 7 4 0 8 2 7 1 0 0 52 4

Jumlah 179 166 129 63 35 19 24 7 15 27 82 144


Rata2 14 13 10 5 3 1 2 1 1 2 6 11
Sumber: Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara II, 2011

Materi Kuliah MK PSDA, Jurusan Teknik Sipil STT.Mandala 3


1.4. Analisa Evapotranspirasi
Dalam mempelajari keseimbangan hidrologi pada suatu daerah aliran maka tidak
lepas dari penguapan total. Penguapan total (total evaporation atau
evapotranspiration) yakni penguapan dari seluruh air , tanah, salju, es, tumbuh-
tumbuhan, permukaan-permukaan lain ditambah transpirasi. Air akan menguap dari
dalam tanah, baik tanah gundul ataupun yang tertutup oleh tanaman maupun
pepohonan, permukaan yang tidak tembus air seperti atap dan jalan raya, air bebas
dan air mengalir. Laju evaporasi akan berubah ubah menurut warna dan sifat
pemantulan permukaan dan berbeda pada permukaan yang langsung tersinari
matahari dan yang terlindung.
Pada kondisi lapangan tidak mungkin membedakan antara evaporasi dan transpirasi
jika tanahnya tertutup oleh tumbuh-tumbuhan , kedua proses ini saling berkaitan dan
disebut evapotranspirasi.
Jumlah kadar air yang hilang dari tanah oleh proses evapotranspirasi tergantung
pada:
 Persediaan air yang cukup (hujan dan lain-lain)
 Iklim seperti suhu, kelembaban dan lain-lain
 Tipe dan cara kultivasi tumbuh-tumbuhan
Jika jumlah air selalu tersedia secara berlebihan dari yang diperlukan oleh tanaman
selama proses transpirasi ini, maka jumlah air yang akan ditranspirasikan akan lebih
besar dibandingkan apabila tersedianya air dibawah keperluan. Evaporasi yang
mungkin terjadi pada kondisi air yang tersedia berlebihan ini disebut evaporasi
potensial. Evaporasi tetap terjadi dalam kondisi air tidak berlebihan meskipun tidak
sebesar evaporasi potensial, evaporasi ini disebut evaporasi aktual.

Untuk keperluan analisis diperlukan untuk mengetahui besarnya evapotranspirasi


ini. Ada beberapa persamaan empiris yang telah dikembangkan (C.D. Soemarto,
Hidrologi Teknik, 1995) antara lain:
a) Thornthwaite, yang menghasilkan evapotranspirasi potensial didaerah yang
tertutup dengan tanaman-tanaman rendah yang dihubungkan dengan fungsi
suhu dan jumlah jam siang hari. Radiasi matahari dapat diukur dengan
radiometer. Hal ini merupakan masukan yang agak kasar pada faktor penyinaran
matahari, yang mempunyai pengaruh langsung terhadap besarnya
evapotranspirasi. Dalam rumus ini dimasukkan faktor kelembaban dan
kecepatan angin sebagai faktor-faktor lain yang mempengaruhi besarnya
evapotranspirasi. Meskipun demikian rumus ini dapat dipakai karena mencakup
kondisi yang luas.
b) Blaney-Criddle, menghasilkan rumus evapotranspirasi untuk sembarang
tanaman sebagai fungsi suhu, jumlah hari siang dan koefisien tanaman empiris.
Rumus ini berlaku untuk daerah yang luas dengan iklim sedang (sesuai untuk
kondisi bagian barat Amerika Serikat). Dalam pemakaian rumus ini perlu
memasukkan suhu udara , kelembaban udara, kecepatan angin dan waktu relatif
sinar matahari terang.

Materi Kuliah MK PSDA, Jurusan Teknik Sipil STT.Mandala 4


c) Penman, rumus ini memberikan hasil yang baik bagi besarnya penguapan
(evaporasi). Ditempat ini tidak ada pengamatan dengan panci penguapan
(evaporation pan) atau tidak ada studi neraca air (water balance study). Hasil
perhitungan dengan rumus ini lebih dipercaya dibanding dengan rumus-rumus
diatas, dengan memasukkan faktor-faktor energi. Rumus ini dapat juga
digunakan untuk menghitung evapotranspirasi potensial dengan memasukkan
faktor f, yang besarnya antara 0,60 sampai dengan 0,85.

1.4.1. Evaporasi
Berdasarkan data klimatologi yang telah diperoleh dari stasiun klimatologi terdekat,
maka dapat dihitung besarnya potensi evaporasi di lokasi pekerjaan dengan
mempergunakan rumus:
Ehari = 0.36 x (ea – ed) x (1 + (v/10)
dimana:
Ehari = Evaporasi per hari (dalam mm hari)
ea = Tekanan uap jenuh (dalam mmHG)
ed = Tekanan uap aktual / di udara (mmHG)
v = Kecepatan angin (dalam mil/jam)
Hasil perhitungan evaporasi dengan menggunakan rumus persamaan seperti
tersebut di atas disajikan pada Tabel 1.3. dibawah ini.
Tabel 1.3.
Perhitungan Evaporasi Wilayah Sungai Noelmina

Jenis Bentuk Bentuk Bulan


Parameter Notasi Satuan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
Temperatur t oC 27.22 27.10 27.34 27.92 27.44 26.70 26.52 26.92 26.92 27.51 27.17 27.04
Tek. uap jenuh ls mm HG 27.09 26.91 27.28 28.18 27.44 26.29 26.01 26.63 26.63 27.54 27.01 26.82
Kelembaban rel P % 87.30 89.96 87.12 87.40 88.96 88.98 88.45 87.15 87.63 86.32 85.87 87.55
Tek uap di udara la mm HG 23.65 24.20 23.77 24.63 24.41 23.39 23.01 23.21 23.33 23.77 23.19 23.48
Kec. angin V mil/jam 0.287 0.293 0.274 0.238 0.232 0.252 0.295 0.224 0.403 0.408 0.371 0.302
Evaporasi (hari) E hari mm hari 1.27 1.00 1.30 1.31 1.12 1.07 1.11 1.26 1.23 1.41 1.43 1.24
Evaporasi (bulan) E bulan mm bln 39.50 29.03 40.29 39.26 34.59 32.09 34.51 39.04 37.02 43.76 42.75 38.39

Besarnya penguapan di WS. Noelmina

Besarnya Penguapan
Bulan mm
bulan 104 x m3/bulan
Januari 39.50 0.04
Februari 29.03 0.03
Maret 40.29 0.04
April 39.26 0.04
Mei 34.59 0.03
Juni 32.09 0.03
Juli 34.51 0.03
Agustus 39.04 0.04
September 37.02 0.04
Oktober 43.76 0.04
Nopember 42.75 0.04
Desember 38.39 0.04
Jumlah total 1 tahun 0.45
Sumber: Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara II, 2011

Materi Kuliah MK PSDA, Jurusan Teknik Sipil STT.Mandala 5


1.4.2. Evapotranspirasi Potensial
Evapotranspirasi potensial dari suatu permukaan air yang tipis dipengaruhi oleh
faktor-faktor meteorologis yang sama: radiasi, kelembaban, angin dan temperatur.
Evapotranspirasi potensial adalah evapotranspirasi yang mungkin terjadi pada
kondisi air yang tersedia berlebihan. Faktor penting yang mempengaruhi
evapotranspirasi potensial adalah tersedianya air yang cukup banyak. Jika jumlah air
selalu tersedia secara berlebihan dari yang diperlukan oleh tanaman selama proses
transpirasi, maka jumlah air yang ditranspirasikan akan relatif lebih besar
dibandingkan apabila tersedianya air di bawah keperluan. Untuk perhitungan
Evapotranspirasi potensial dipakai metode Penman yang telah dimodifikasi oleh
FAO tahun 1984.
Evapotranspirasi dalam keadaan standard dihitung dengan rumus berikut ini:
ETo = C [W x Rn + (1-W) x f(v) x (ea-ed)
Dimana:
ETo = Evapotranspirasi pada keadaan standard (mm/hari)
W = Faktor temperatur
Rn = Radiasi matahari (mm/hari)
f (v) = Faktor kecepatan angin
(ea-ed) = Perbedaan antara tekanan uap air jenuh pada suhu udara rata-rata
dengan rata-rata tekanan uap air di udara (mbar)
C = Faktor koreksi akibat keadaan iklim

Besarnya tekanan uap jenuh (ea) tergantung pada temperatur rata-rata. Hubungan
temperatur rata-rata dengan tekanan uap jenuh adalah sebagai berikut:

Tabel 1.4.
Hubungan Temperatur Rata-rata (T) dengan Tekanan Uap Jenuh (ea)

Temperatur (oC) 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30

ea
8.05 9.21 10.5 12 13.6 15.5 17.5 19.8 22.4 25.2 28.3 31.8
(mmHg)

Sumber: Hidrologi untuk Pengairan, Ir. Soeyono Sosrodarsono, 1978

Besarnya radiasi matahari (Ra) tergantung letak lintang. Besarnya radiasi matahari
ini berubah-ubah menurut bulan, seperti ditabelkan berikut ini.

Materi Kuliah MK PSDA, Jurusan Teknik Sipil STT.Mandala 6


Tabel 1.5.
Nilai Radiasi Matahari pada Permukaan Horizontal di Luar Atmosfir, dalam
mm/hari

Bulan Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des Tahun

50 LU 13.7 14.5 15.0 15.0 14.5 14.1 14.2 14.6 14.9 14.6 13.9 13.4 14.39
00 14.5 15.0 15.2 14.7 13.9 13.4 13.5 14.2 14.9 15.0 14.6 14.3 14.45
50 LS 15.2 15.4 15.2 14.3 13.2 12.5 12.7 13.6 14.7 15.2 15.2 15.1 14.33
100 LS 15.8 15.7 15.1 13.8 12.4 11.6 11.9 13.0 14.4 15.3 15.7 15.8 14.21

Sumber: Hidrologi untuk Pengairan, Ir. Soeyono Sosrodarsono, 1978

Koefisien Refleksi (r) sangat berpengaruh pada evapotranspirasi. Berikut adalah


nilai koefisien refleksi yang digunakan dalam Metode Mock.

Tabel 1.6.
Koefisien Refleksi (r)

Koefisien Refleksi
No Permukaan
[r]

1 Rata-rata permukaan bumi 40 %


2 Cairan salju yang jatuh diakhir musim – masih segar 40 – 85 %
3 Spesies tumbuhan padang pasir dengan daun berbulu 30 – 40 %
4 Rumput, tinggi dan kering 31 – 33 %
5 Permukaan padang pasir 24 – 28 %
6 Tumbuhan hijau yang membayangi seluruh tanah 24 – 27 %
7 Tumbuhan muda yang membayangi sebagian tanah 15 – 24 %
8 Hutan musiman 15 – 20 %
9 Hutan yang menghasilkan buah 10 – 15 %
10 Tanah gundul kering 12 – 16 %
11 Tanah gundul lembab 10 – 12 %
12 Tanah gundul basah 8 – 10 %
13 Pasir, basah – kering 9 – 18 %
14 Air bersih, elevasi matahari 450 5%
15 Air bersih, elevasi matahari 200 14 %

Sumber: Hidrologi untuk Pengairan, Ir. Soeyono Sosrodarsono, 1978

Langkah-langkah perhitungan evapotranspirasi potensial dipakai metode Penman


yang telah dimodifikasi oleh FAO tahun 1984, adalah sebagai berikut:

Materi Kuliah MK PSDA, Jurusan Teknik Sipil STT.Mandala 7


Tabel 1.7.
Langkah Perhitungan Evapotranspirasi Potensial

No Uraian Notasi Satuan Rumus

Data Dasar
1 Jumlah Hari hari data
2 Temperatur Rerata T oC data
Tk oK T + 273.15
3 Kelembaban Relatif RH % data
4 Lama Penyinaran Matahari n/N % data
5 Kecepatan Angin V km/hari data

Perhitungan
6 Tekanan Uap Jenuh ea mm Hg didapat dari tabel 1.4.
7 Tekanan Uap Aktual ed mm Hg ea x RH/100
8 Weighting Factor W w 0.76
10 Radiasi Ekstra Teresterial Ra mm/hari didapat dari tabel 1.5.
- Fungsi dari Tekanan Uap Aktual f(ea) 0,34 - 0,044 √(ed)
- Fungsi Kecepatan Angin f(v) 0.27 x (1 + V/100)
- Efek dari perbandingan Penyinaran Matahari f(n/N) 0.1 + 0.9 x n/N
- Efek dari Temperatur f(T) σ x (TK)^4
11 Radiasi Gelombang Pendek yang Diterima Rs mm/hari Ra x (0.25 + 0.5 x n/N)
- Radiasi Gelombang Pendek yang Diserap Rns mm/hari (1 - r) x Rs, r dari tabel 1.6.
- Radiasi Gelombang Pendek yang Dipancarkan Rnl mm/hari f(ea) x f(n/N) x f(T)
13 Radiasi Bersih Rn mm/hari Rns - Rnl
- Faktor Koreksi C =1.2
14 Evapotranspirasi Eto mm/hari C (w x Rn + (1-w) x f(v) x (ea - ed))

Sumber: Hidrologi Terapan, Mulyana Wangsadipura, 2007

Berdasarkan data klimatologi yang berada di WS. Noelmina, maka dapat dihitung
evapotranspirasi potensial untuk masing-masing WS tersebut. Perhitungan
evapotranspirasi potensial tersebut disajikan dalam Tabel 1.8.

Materi Kuliah MK PSDA, Jurusan Teknik Sipil STT.Mandala 8


Tabel 1.8.
Perhitungan Evapotranspirasi Dengan Metode Penman-Montieth (FAO 1991)
Untuk Wilayah Sungai Noelmina, Berdasarkan Data Klimatologi Sta. Oebelo/Bena

Bulan
No Uraian Notasi Satuan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des
Data Dasar
1 Jumlah Hari hari 31 28 31 30 31 30 31 31 30 31 30 31
2 Temperatur Rerata T oC 27.22 27.10 27.34 27.92 27.44 26.70 26.52 26.92 26.92 27.51 27.17 27.04
Tk oK 300.37 300.25 300.49 301.07 300.59 299.85 299.67 300.07 300.07 300.66 300.32 300.19
3 Kelembaban Relatif RH % 87.30 89.96 87.12 87.40 88.96 88.98 88.45 87.15 87.63 86.32 85.87 87.55
4 Lama Penyinaran Matahari n/N % 44.56 46.63 54.16 53.06 50.28 54.62 57.98 60.43 64.63 69.84 64.10 51.08
5 Kecepatan Angin V km/hari 63.60 65.00 60.73 52.80 51.50 55.80 65.28 49.60 89.23 90.33 82.17 66.80
Perhitungan
6 Tekanan Uap Jenuh es mm Hg 27.09 26.91 27.28 28.18 27.44 26.29 26.01 26.63 26.63 27.54 27.01 26.82
7 Tekanan Uap Aktual ea mm Hg 23.65 24.20 23.77 24.63 24.41 23.39 23.01 23.21 23.33 23.77 23.19 23.48
8 Weighting Factor W w 0.76 0.76 0.76 0.76 0.76 0.76 0.76 0.76 0.76 0.76 0.76 0.76
10 Radiasi Ekstra Teresterial Ra mm/hari 15.80 15.70 15.10 13.80 12.40 11.60 11.90 13.00 14.40 15.30 15.70 15.80
Fungsi dari Tekanan Uap Aktual f(ea) 0.13 0.12 0.13 0.12 0.12 0.13 0.13 0.13 0.13 0.13 0.13 0.13
Fungsi Kecepatan Angin f(v) 0.44 0.45 0.43 0.41 0.41 0.42 0.45 0.40 0.51 0.51 0.49 0.45
Efek dari perbandingan Penyinaran Matahari f(n/N) 0.50 0.52 0.59 0.58 0.55 0.59 0.62 0.64 0.68 0.73 0.68 0.56
Efek dari Temperatur f(T) 16.28 16.25 16.31 16.43 16.33 16.17 16.13 16.22 16.22 16.34 16.27 16.24
11 Radiasi Gelombang Pendek yang Diterima Rs mm/hari 7.47 7.59 7.86 7.11 6.22 6.07 6.42 7.18 8.25 9.17 8.96 7.99
Radiasi Gelombang Pendek yang Diserap Rns mm/hari 4.48 4.55 4.72 4.27 3.73 3.64 3.85 4.31 4.95 5.50 5.37 4.79
Radiasi Gelombang Pendek yang Dipancarkan Rnl mm/hari 1.03 1.04 1.20 1.15 1.11 1.22 1.29 1.34 1.41 1.49 1.41 1.15
13 Radiasi Bersih Rn mm/hari 3.45 3.51 3.52 3.11 2.62 2.42 2.56 2.97 3.54 4.01 3.96 3.64
Faktor Koreksi C 1.20 1.20 1.20 1.20 1.20 1.20 1.20 1.20 1.20 1.20 1.20 1.20
14 Evapotranspirasi Eto mm/hari 3.59 3.55 3.65 3.26 2.75 2.56 2.72 3.11 3.72 4.21 4.16 3.75
mm/bulan 111.23 99.28 113.03 97.80 85.25 76.86 84.39 96.31 111.49 130.57 124.66 116.29
Sumber: Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara II, 2011

Materi Kuliah MK PSDA, Jurusan Teknik Sipil 9


Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa evapotranspirasi untuk:
a. Wilayah Sungai Noelmina evapotranspirasi yang terjadi berkisar antara 76,86
mm/bulan – 130,57 mm/bulan. Nilai evapotranspirasi terendah terjadi pada bulan
Juni (76,86 mm/bulan) dan nilai tertinggi terjadi pada bulan Oktober (130,57
mm/bulan). Rata-rata nilai evapotranspirasinya adalah sebesar 103,93 mm/bulan.

1.5. Analisa Ketersediaan Air


Untuk perhitungan Metoda Water balance (kesetimbangan air) memakai teori dasar
dari perhitungan debit dengan Metoda FJ. Mock (Mock 1973). Metode Mock
merupakan salah satu dari sekian banyak metoda perhitungan debit yang
menjelaskan hubungan rainfall-runoff seperti pada Gambar 3.1.. dibawah ini.
Metoda ini diaplikasikan untuk menghitung debit andalan dari hujan andalan, tetapi
untuk perhitungan debit tersedia di sungai yang merupakan seri atau real time dari
tahun ke tahun merupakan siklus yang menerus sambung menyambung.

Sumber: Hidrologi Terapan, ITB, 2002

Gambar 3.1. Bagan Alir Model Rainfall-Runoff


Perhitungan debit sintetis dari hujan dengan metoda ini sangat tergantung dari
beberapa faktor ialah:
a) Rainfall atau presipitasi atau hujan (berbentuk seri atau andalan dengan waktu ¼
bulanan, ½ bulanan, bulanan)
b) Klimatologi: temperatur, penyinaran matahari, kelembaban relatif dan kecepatan
angin, yang diharapkan dari sini adalah besaran evapotranspirasi potensial
c) Kondisi Cathment Area (DAS) dari titik tinjau di sungai berupa luasan areal DAS,
kondisi penutup DAS (landcover), jenis tanah dan pohon sebagai penutupnya
(menentukan kedalaman zona akar atau zona penyimpanan air permukaan)
d) Kapasitas Infiltrasi di DAS dan kapasitas penyimpanan air di dalam tanah setelah
zona akar (ground water storage).
Bentuk Umum persamaan water balance
adalah: P = Ea + ∆GS + SRO + Bf

Materi Kuliah MK PSDA, Jurusan Tenik Sipil 10/


Dimana:
P = Presipitasi
Ea = Evapotranspirasi
∆GS = Perubahan Ground Water Storage
SRO = Surface Run Off
Bf = Aliran Dasar (Baseflow)
TRO = Total Run Off
Volume air total yang ada di Bumi adalah tetap , hanya sirkulasi dan distribusinya
yang bervariasi. Tempat air yang berpindah-pindah , dari laut ke udara, ke bumi
masuk ke tanah keluar ke sungai dan seterusnya.
Water Balance merupakan siklus tertutup yang terjadi selama satu tahun atau
bertahun –tahun , tetapi untuk andalan dalam satu tahun akan diperhitungkan tidak
terjadi perubahan ground water storage atau ∆GS = 0. Artinya awal ground water
storage akan sama dengan bulan terakhir (Desember) dalam tinjauan satu tahun
andalan. Sehingga persamaan water balance untuk periode satu tahun adalah:
P = Ea + TRO
Beberapa hal yang dijadikan acuan dalam prediksi debit andalan dengan metoda
Mock sehubungan dengan water balance adalah:
a) Dalam satu tahun, perubahan ground water sorage (VGS) harus sama dengan
nol.
b) Jumlah total evapotranspirasi actual dan total run off selama satu tahun harus
sama dengan total presipitasi yang terjadi dalam tahun itu, atau memenuhi
persamaan P = Ea + TRO
Tetapi tidak berlaku untuk perhitungan debit sepanjang beberapa tahun atau
berbentuk series beberapa tahun, awal dari perhitungan ground water storage (
VGS) cukup diperkirakan dan bisa dikoreksi dengan adanya kalibrator berupa hasil
pengukuran debit di lapangan.
Dengan tetap memperhatikan kondisi batas water balance diatas, maka prediksi
debit andalan dengan metoda Mock akan akurat. Debit andalan tersebut dapat juga
dicari dari debit series bertahun-tahun dan dicari debit andalannya sendiri tetapi
perhitungan debit series yang akan berbeda.
Langkah Perhitungan mencakup 28 tahap yang dinyatakan dengan contoh pada
tabel berikut. Perhitungan dapat dilakukan baris per baris berikut ini :

Materi Kuliah MK PSDA, Jurusan Tenik Sipil 11/


Tabel 1.9.
Langkah Perhitungan Metode Mock

Baris Keterangan

Data
1 Hujan bulanan rata-rata (Catchment Precipitation) (P;mm)
2 Jumlah hari hujan dalam satu bulan (Catchment Rain Days) (n;days)
3 Jumlah hari dalam satu bulan (Days of Month) (Hr;days)
4 Evapotranspirasi potensial harian (Ep; mm/ day)
5 Evapotranspirasi potensial bulanan (Epm; mm/ month), Epm= HrxEp
= baris [3] dikalikan baris[4]
Limited Evapotranspiration
6 Proporsi permukaan luar yang tidak tertutupi tumbuhan hijau pada musim kering (Exposed
Surface) (m;%)
7 Jumlah hari hujan dalam satu bulan (number of rainy days) (n;days)=[2]
8  Delta E)   m 
     x(18  na) ; % = ([6]/20)*(18-[7])
 Epm   20
9 Delta E = baris [5] dikalikan baris [8] (mm/ month)
10 Evapotranspirasi Aktual bulanan (Ea; mm/ month), Ea=Epm - Delta E = baris [5] dikurangi
baris[9]
Water Balance
11 P – Ea (mm/ month) =baris [1] dikurangi baris [10]
12 Tampungan kelembaban tanah (Soil Moisture Storage;mm/ month) (SMS= ISMS + (P-Ea)
dimana ISMS= initial soil moisture storage, merupakan soil moisture capacity (SMC) bulan
sebelumnya
Penjumlahan baris [13]i-1 dengan baris [11]i
13 Kapasitas kelembaban tanah (soil moisture capacity=SMC). Ditentukan dengan cara: 1. Jika
harga (P-Ea) ≥ 0, maka SMC tertentu 2. Jika harga (P-Ea) < 0, maka SMC=SMC bulan
sebelumnya + (P-Ea), yaitu Penjumlahan baris [13]i-1 dengan baris [11]i
14 Kemampuan tanah menyimpan air (Soil storage= SS; mm/ month). Ditentukan sebagai berikut:
1. jika pada bulan yang bersangkutan nilai (P-Ea) positif maka soil storage bernilai 0 (nol,
artinya air tidak disimpan dalam tanah), 2. jika pada bulan yang bersangkutan nilai (P-Ea)
negatif maka soil storage= P-Ea, jika [11]>0;0, jika [11]<0;[11].
15 Hujan yang telah mengalami evapotranspirasi dan disimpan dalam tanah (Water Surplus=WS;
mm/ month). WS= (P-Ea) - SS, yaitu pengurangan baris [11] dengan baris [14].
Run off and Groundwater Storage
16 Koefisien infiltrasi (Infiltration Coefficient= if), tertentu berdasarakn kondisi porositas dan
kemiringan daerah pengaliran
17 Infiltrasi (i; mm/ month). i=WS x if, didapatkan dari perkalian baris [15] dengan baris [16]
18 Konstanta resesi aliran (K), proporsi dari air tanah bulan lalu yang masih ada bulan sekarang
19 Prosentase hujan yang menjadi limpasan (percentage factor =PF; %)
20 ½ x (1+K) x i, atau ½ * (1+ baris[18]) *baris [17]
21 K x Gsom, dimana Gsom adalah groundwater storage bulan sebelumnya, nilai ini diasumsikan
sebagai konstanta awal, dengan anggapan bahwa water balance merupakan siklus tertutup
yang ditinjau selama 1 (satu) tahun, yaitu baris[18]i* baris[22]i-1

Materi Kuliah MK PSDA, Jurusan Tenik Sipil 12/


22 GS= (½ x (1+K)x i) + (K x Gsom), yaitu penjumlahan baris [21] dengan baris [20] (mm/ month)
23 Perubahan groundwater storage (Gs;mm/ month), yaitu nilai groundwater storage bulan yang
bersangkutan dikurangi nilai groundwater bulan sebelumnya, atau baris [22]i dikurangi baris
[22]i-1
24 Base flow (BF;mm/ month), merupakan besar infiltrasi dikurangi perubahan groundwater
storage, atau baris [17] dikurangi baris [23]
25 Direct run off (DRO), merupakan water surplus yang telah mengalami infiltrasi, atau baris [15]
dikurangi baris [17]
26 Storm run off (SRO; mm/ month), dihitung sebagai berikut: 1. jika P ≥ 200 mm/ month
(SMC daerah yang ditinjau), maka SRO=0; 2. jika P < 200 mm/ month), maka SRO=PxPF,
atau jika nilai baris [1] > 200 maka SRO=0 dan jika nilai baris [1] < 200 maka SRO= baris [1]
dikalikan
dengan baris [19]
27 Total run off (TRO ; mm/ month), TRO= BF+DRO+SRO, atau penjumlahan baris [24] dengan
baris [25] dan baris [26]
28 Flow, yaitu debit aliran sungai, flow= TRO x luas Catchment (A) dan dikonversi ke satuan m 3/
detik, atau Flow (m3/second) = Luas Catcment (A) dikalikan 10 6 m2 dikalikan baris [27] dikalikan
10-3 lalu dibagi baris [3] dibagi 24 jam dibagi 60 menit dibagi 60 detik

Sumber: Hidrologi Terapan, ITB, 2002

Hasil perhitungan ketersediaan air permukaan WS. Noelmina dengan metode Mock
untuk masing-masing Kabupaten/Kota selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran
C.1. dan rekapitulasinya adalah sebagai berikut:

Tabel 3.32.
Rekapitulasi Perhitungan Ketersediaan Air Permukaan Kab./Kota Kupang, WS.
Noelmina, Menggunakan Metode Mock.

Tahun Jan. Feb. Mar. Apr. Mei Juni Juli Agt. Sep. Okt. Nop. Des.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1998 545.83 359.97 154.64 148.66 47.17 27.91 17.73 9.41 8.38 14.60 283.30 250.61
1999 420.85 549.43 648.76 446.43 132.29 77.99 43.92 26.41 37.20 180.36 226.85 224.29
2000 476.73 441.03 441.79 470.00 248.19 81.86 48.40 29.33 17.36 18.12 196.21 111.94
2001 796.22 627.37 468.29 129.96 74.80 48.91 30.18 16.08 9.97 12.04 372.48 363.13
2002 96.26 297.16 49.82 28.03 13.87 8.47 4.97 2.96 3.00 2.82 13.64 19.81
2003 692.20 1093.36 770.06 206.98 117.66 97.73 44.42 26.31 17.71 21.84 54.71 986.42
2004 117.00 279.35 190.09 42.78 42.54 16.94 15.85 5.91 5.21 45.86 129.62 267.03
2005 258.92 276.18 328.39 83.81 41.39 25.90 15.05 8.94 6.70 15.75 85.23 432.44
2006 640.31 343.22 594.91 311.35 96.15 59.34 32.70 19.56 12.13 7.18 5.59 134.36
2007 356.62 286.24 431.31 177.15 61.85 97.54 27.40 16.49 10.17 7.56 20.86 267.91
2008 435.88 1024.71 471.74 142.30 79.62 50.97 28.69 17.07 10.69 7.90 107.91 287.97
2009 489.15 775.56 261.97 97.69 61.79 34.66 22.30 12.65 10.10 5.61 180.80 359.91
2010 198.60 301.71 145.10 240.29 181.61 44.31 294.35 55.01 259.41 48.08 28.34 16.45
Jumlah 5524.59 6655.29 4956.87 2525.43 1198.93 672.53 625.95 246.12 408.01 387.73 1705.54 3722.29
Rata-rata 424.97 511.95 381.30 194.26 92.23 51.73 48.15 18.93 31.39 29.83 131.20 286.33
Maksimum 796.22 1093.36 770.06 470.00 248.19 97.73 294.35 55.01 259.41 180.36 372.48 986.42
Minimum 96.26 276.18 49.82 28.03 13.87 8.47 4.97 2.96 3.00 2.82 5.59 16.45
Rata-rata 183.52 183.52
Debit Andalan
80 % 182.28 284.86 152.74 75.60 42.31 24.11 15.69 8.33 6.40 6.87 19.41 93.51
90 % 104.56 279.21 140.70 42.10 40.12 16.55 14.59 5.77 5.10 5.48 13.27 19.66

Sumber: Hasil Perhitungan, 2011

Materi Kuliah MK PSDA, Jurusan Tenik Sipil 13/


Dari hasil perhitungan ketersediaan air permukaan Kabupaten dan Kota Kupang,
WS. Noelmina dengan metode Mock, diperoleh:
– Debit rata-rata bulanan berkisar antara 18,93 – 511,95 m3/detik
– Debit andalan 80 % berkisar antara 6,40 – 284.86 m3/detik
– Debit andalan 90 % berkisar antara 5,10 – 279,21 m 3/detik.

1.6. Metoda Rasional


Cara ini adalah cara tertua dalam menghitung debit , cara tersebut didasarkan atas
rumus:
Q = C .I.A dengan C < 1
Dimana:
Q = Debit (cfs =cubic feet per second atau second feet)
I = Intensitas hujan maksimum selama waktu yang sama dengan lama waktu
konsentrasi (inci/ jam)
A = Luas Daerah Pengaliran (Acres)
C = Angka Pengaliran (tak berdimensi)
Rumus tersebut didasarkan atas :
 Tidak ada kehilangan-kehilangan (semua curah hujan menjadi limpasan
permukaan)
 Lama waktu hujan sedemikian rupa sehingga debit keseimbangan dicapai
dengan memperhatikan adanya kehilangan-kehilangan.
Kalau hujan berlangsung lebih lama daripada lama waktu konsentrasi alirannya
maka intensitas rata-ratanya lebih kecil daripada kalau lama waktu hujan tersebut
sama dengan lama waktu konsentrasinya. Lama waktu konsentrasi adalah selang
waktu antara permulaan hujan dan saat yang seluruh areal daerah alirannya ikut
berperanan pada pengaliran sungai.
Kalau lama hujan melebihi lama waktu konsentrasi, laju pengaliran didalam sungai
akan kurang dibanding kalau lama waktu hujannya sama dengan lama waktu
konsentrasi, dan sebaliknya kalau lama waktu hujan lebih pendek daripada lama
waktu konsentrasi maka intensitas hujannya meningkat menjadi lebih tinggi akan
tetapi hanya sebagian dari areal daerah aliran ikut berperanan pada pengaliran
sungai.Sehingga laju pengaliran maksimum terjadi bila lama waktu hujan sama
dengan lama waktu konsentrasi daerah alirannya.

Sehubungan dengan itu, rumus ini disebut rumus


Rasional. 1 inci = 25,4 mm
1 acres = 4043,3 m2
1 cfs = 0,0283 m3/det, bila digunakan satuan metrik maka rumus rasional menjadi:
Q = 0,278 C.I.A (m3/det)
Dimana:
I dalam mm tiap jam
A dalam km2

Materi Kuliah MK PSDA, Jurusan Tenik Sipil 14/


CONTOH:

Luas DAS (A) = 10 Km2

Diketahui aliran sungai A akan dibangun bendung (bangunan pengambilan) yang


mempunyai luas DAS (A) = 10 Km2, jika koefisien pengaliran (C) = 0,65.
Berdasarkan data curah hujan bulan Januari tahun 1998 = 409 mm (lihat Tabel 1.1
diatas)
Hitung: Debit ketersediaan air menggunakan metode Rasional?

Jawab:
Q = 0,278 C.I.A (m3/det)
C = 0,65
A = 10 Km2
R = 409 mm
I = R/(jumlah hari per bulan x 24)
= 409/(31 x 24) = 0,549 mm/jam

Q = 0,278 x 0,65 x 0,549 x 10


= 0,993 m3/detik

Materi Kuliah MK PSDA, Jurusan Tenik Sipil 15/

Anda mungkin juga menyukai