Anda di halaman 1dari 9

NAMA: STEFANI YOGA LAURENSIA

NIM: 045210306
PRODI: S1 ILMU KOMUNIKASI

1. Pengertian Identitas Nasional

Setiap negara memiliki identitas nasional yang berbeda-beda. Hal ini sama saja dengan manusia ,
memiliki identitas yang berbeda setiap individunya. Identitas ini tentunya berguna untuk setiap ne-
gara yang berguna untuk membedakannya. Identitas merupakan suatu hal yang penting bagi setiap
bangsa dan negara. Sama halnya juga di Indonesia. Istilah identitas nasional terbentuk oleh dua
kata, yaitu identitas dan nasional.Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kata identitas berarti
“ciri-ciri atau keadaan khusus seseorang” atau “jati diri”. Kata nasional berarti bersifat “ke-
bangsaan”; “berkenaan atau berasal dari bangsa sendiri”; “meliputi suatu bangsa.” Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia “nasional” berarti bersifat kebangsaan; berkenaan atau berasal dari bangsa
sendiri; meliputi suatu bangsa. Berdasarkan arti yang didapat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
tersebut, identitas sosial dapat diartikan sebagai ciri khas yang dimiliki oleh suatu bangsa dan be-
rasal dari bangsa itu sendiri, yang pada akhirnya menjadi penentu atau pembeda bangsa tersebut
dengan bangsa lain. Identitas nasional mencerminkan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat di su-
atu negara, hal itu merupakan suatu yang terus menerus berkembang dan bersifat terbuka. Identitas
nasional dalam kosteks bangsa cenderung mengecu pada kebudayaan, adat istiadat, serta karakter
khas suatu negara. Seperti bahasa daerah, tarian daerah, musik-musik daerah, dan lain sebagainya.
Sedangkan identitas nasional dalam konteks negara tercermin dalam simbol-simbol kenegaraan
seperti: Pancasila, Bendera Merah Putih, Bahasa Nasional yaitu Bahasa Indonesia, Semboyan Ne-
gara yaitu Bhinneka Tunggal Ika, Dasar Falsafah negara yaitu Pancasila, Konstitusi (Hukum Dasar)
negara yaitu UUD 1945 serta Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berkedaulatan
rakyat, pahlawan – pahlawan rakyat pada masa perjuangan nasional seperti Pattimura, Hasanudin,
Pangeran Antasari dan lain-lain.

Identitas Nasional di Indonesia

Bentuk-bentuk identitas nasional ditentukan sebagai berikut:


a. Bendera negara Sang Merah Putih
b. Bahasa nasional atau bahasa persatuan (Bahasa Indonesia)
c. Lagu kebangsaan Indonesia Raya
d. Lambang negara (Garuda Pancasila)
e. Semboyan negara (Bhinneka Tunggal Ika)
f. Dasar falsafah negara (Pancasila)
g. Konstitusi negara (UUD Negara Republik Indonesia 1945)
h. Bentuk negara (NKRI)
i. Konsepsi Wawasan Nusantara
j. Kebudayaan-kebudayaan daerah diterima sebagai kebudayaan nasional.

Empat Identitas Nasional pertama meliputi bendera, bahasa, dan lambang negara, serta lagu ke-
bangsaan yang diatur dalam UU No.24 Tahun 2009.

A.Bendera Sang Saka Merah Putih


Ketentuan tentang Bendera Negara ini diatur dalam UU No.24 Tahun 2009 Mulai dari Pasal 4 sam-
pai Pasal 24. Bendera merah putih pertama kali dikibarkan saat Proklamasi Kemerdekaan pada 17
Agustus 1945 di Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta. Saat ini Bendera Pusaka Sang Saka Merah
Putih disimpan di Monumen Nasional Jakarta.

B.Bahasa Negara Bahasa Indonesia


Ketentuan tentang Bahasa Negara diatur dalam UU No.24 Tahun 2009 Mulai Pasal 25 sampai Pasal
45. Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu yang dipergunakan sebagai bahasa pergaulan dan
kemudian diangkat dan diikrarkan sebagai bahasa persatuan pada Kongres Pemuda II pada 28 Okto-
ber 1928.

C.Lambang Negara Garuda Pancasila


Ketentuan tentang Lambang negara diatur dalam UU No.24 Tahun 2009 mulai Pasal 46 sampai
Pasal 57. Lambang negara digambarkan dengan seekor burung Garuda yang merupakan satu kesat-
uan dengan Pancasila yang tidak bisa dipisahkan dari Dasar negara Pancasila.

D.Lagu Kebangsaan Indonesia Raya


Ketentuan tentang Lagu kebangsaan Indonesia Raya diatur dalam UU No.24 Tahun 2009 mulai
Pasal 58 sampai Pasal 64.
Indonesia Raya sebagai lagu kebangsaan yang diciptakan oleh Wage Rudolf Supratman. Pada 28
Oktober 1928 lagu Indonesia Raya dinyanyikan untuk pertama kali sebagai lagu kebangsaan ne-
gara.

2. Setiap sesuatu memiliki asal mula, pasti semua memiliki proses penjadian yang artinya yang du-
lunya tidak ada menjadi ada. Demikian juga Pancasila tidak ada secara begitu saja, namun keber-
adaannnya memiliki asal mula. Untuk menerangkan keberadaan dan hakikat Pancasila, digunakan
berbagai pendekatan. Causa materialis (asal mula bahan) Pancasila berasal dari bangsa Indonesia
sendiri, terdapat dalam adat kebiasaan, kebudayaan dan dalam agama-agama di Indonesia sehingga
nilai-nilai yang menjadi unsur Pancasila digali dari bangsa Indonesia sendiri, mulai dari nilai-nilai
adat kebudayaan dan religiusitas dalam kehidupan sehari-hari bangsa Indonesia. Jadi asal mula ba-
han atau causa materialis Pancasila adalah bangsa Indonesia sendiri berupa kepribadian dan pandan-
gan hidup. Nilai-nilai yang terdapat pada kelima sila pancasila merupakan nilai-nilai yang ideal.
Keberadaan pancasila sebenarnya sudah ada sejak dalam kerajaan majapahit dan sriwijaya. Namun
pada saat itu perumusannya belum dirumuskan secara konkrit yang mana sila-sila nya diambil dari
pola berkehidupan masyarakat yang ada pada zaman tersebut. Unsur-unsur Causa Materialis Pan-
casila
Prof. Notonagoro untuk mencari asal mula Pancasila menggunakan teori causalitas (sebab akibat).
Berdasarkan teori causalitas tersebut, causa materialis Pancasila berasal dari adat kebiasaan, kebu-
dayaan dan agama yang ada di Indonesia (Notonagoro, 1975: 32). Dengan demikian, tidak dapat di-
ragukan bahwa dasar negara yang kita miliki digali dari nilai yang terdapat dalam masyarakat. Nilai
tersebut tersebar pada masyarakat, digunakan untuk mengatur kehidupan masyarakat. Oleh karena
itu, tidak, diragukan lagi bahwa Pancasila sebenarnya merupakan budaya dan pembudayaan bangsa
Indonesia yang perlu dipahami secara ilmiah oleh bangsa Indonesia.

Adat-istiadat
Dengan diambilnya adat-istiadat sebagai unsur sila Pancasila, memang sangat tepat, sebab para
pemimpin kita yang merumuskan sila-sila Pancasila mengharap negara yang berdasarkan Pancasila
merupakan negara kekeluargaan, bukan negara yang bersifat orang perorangan. Pancasila bukanlah
sebuah ideologi yang ditanamkan dari atas, melainkan merupakan manifestasi moralitas publik.
Artinya, dimensi otoritas dan tradisi seharusnya melenturkan diri sefleksibel mungkin, sehingga
publik pun berpartisipasi dalam diskursus tentang nilai-nilai dasar Pancasila itu.
Kebudayaan
Causa materialis kedua Pancasila adalah budaya atau kebudayaan bangsa.
terdapat tujuh kategori arti kebudayaan, masing-masing sebagai berikut.

a. Ahli sosiologi mengerti kebudayaan keseluruhan kecakapan


(adat, akhlak, kesenian, ilmu, dan lain-lain) yang dimiliki
manusia sebagai subjek masyarakat.
b. Ahli Sejarah menekankan pertumbuhan kebudayaan dan
mendefinisikan sebagai warisan sosial atau tradisi.
c. Ahli Filsafat menekankan aspek normatif, kaidah kebudayaan dan
terutama pembinaan nilai dan realisasi cita-cita.
d. Antropologi melihat kebudayaan sebagai tata hidup, way
of life, kelakuan.
e. Psikologi mendekati kebudayaan dari segi penyesuaian
(adjustment) manusia kepada alam sekelilingnya, kepada syarat hidup (Bakker, 1984: 27-28).

Dari berbagai pengertian di atas, dapat disimpulkan. Pertama, kebudayaan merupakan hasil olahan
akal manusia tentang alam ini. Dalam arti ini, maka setiap produk akal manusia disebut kebudayaan
seperti ilmu, teknologi, ekonomi, seni, dan lain-lainnya. Kedua, pengertian kebudayaan dapat ditin-
jau dari berbagai disiplin ilmu, tergantung dari segi mana kebudayaan tersebut dilihat. Dengan
demikian, pengertian tersebut belum dapat memberikan gambaran kepada kita tentang kebudayaan
daerah yang diangkat menjadi sila-sila Pancasila. Untuk itu perlu dilihat aspek lain dari kebu-
dayaan, yang merupakan unsur kebudayaan.

Agama-agama
Sudah sejak dahulu kala dikatakan bangsa Indonesia adalah bangsa yang beragama, bangsa yang
mengakui adanya Tuhan Yang Maha Esa. Pada waktu meyampaikan pidato lahirnya Pancasila,
Bung Karno mengusulkan prinsip Ketuhanan. Bangsa Indonesia dengan memiliki prinsip tersebut,
dikatakan. Prinsip Ketuhanan bukan saja bangsa Indonesia ber-Tuhan, tetapi masing-masing orang
Indonesia hendaknya bertuhan Tuhannya sendiri. Yang Kristen menyembah menurut Tuhan petun-
juk Isa al- Masih, yang Islam bertuhan menurut petunjuk Nabi Muhammad S.A.W., orang Budha
menjalankan ibadatnya menurut kitab-kitab yang ada padanya

3. Pancasila terdiri dari dua suku kata yaitu “Panca” artinya lima dan “Sila” artinya prinsip. Jadi
Pancasila itu adalah satu kesatuan dari lima prinsip. Sila (1) Ketuhanan Yang Maha Esa, (2) Ke-
manusiaan yang Adil dan Beradab, (3) Persatuan Indonesia, (4) Kerakyatan yang Dipimpin oleh
Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan, dan (5) Keadilan Sosial bagi Seluruh
Rakyat Indonesia.

pancasila memiliki nilai nilai yang terkandung di dalamnya.


a. Nilai dari sila ke-1: Kita beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan juga saling
menghormati antar umat beragama
b. Nilai dari sila ke-2: Menjunjung tinggi persamaan derajat antar manusia dan mengem-
bangkan sikap tenggang rasa
c. Nilai dari sila ke-3: Menunjukkan rasa cinta tanah air, serta menjaga persatuan dan
kesatuan di Indonesia
d. Nilai dari sila ke-4: Mengutamakan musyawarah untuk mencapai mufakat
e. Nilai dari sila ke-5: Menghormati hak dan kerja keras orang lain

a. Contoh dari penerapan nilai-nilai Sila ke-1


penerapan dari sila ke-1 dalam kehidupan sehari-hari adalah dengan cara kita beribadah
sesuai dengan agama dan kepercayaan kita masing-masing dan juga saling menghormati an-
tara satu agama dengan agama yang lain dan tidak mengganggu jalannya ibadah dari agama
yang berbeda dengan kita.

b. Contoh penerapan nilai-nilai sila ke-2


Sila ke-2 berbunyi "Kemanusiaan yang adil dan beradab". Contoh penerapan dalam kehidu-
pan sehari-hari adalah dengan cara membantu korban bencana alam seperti membagikan
sembako atau bisa juga dengan pengumpulan dana bagi korban bencana.

c. Contoh penerapan nilai-nilai sila ke-3


Contoh penerapan dalam kehidupan sehari-hari adalah dengan cara kerja bakti. Kerja bakti
dapat meningkatkan rasa persatuan antar warga.

d. Contoh Penerapan nilai-nilai sila ke-4


Contoh penerapan dalam kehidupan sehari-hari adalah dengan diadakannya musyawarah an-
tar warga agar tercapainya mufakat.

e. Contoh penerapan nilai-nilai sila ke-5


Contoh penerapan dalam kehidupan sehari-hari adalah dengan cara saling membantu ter-
hadap warga yang kurang mampu

Nilai-nilai luhur pancasila


a. Sila ke-1 berisi tentang hubungan masyarakat Indonesia dengan Tuhan YME
b. Sila ke-2 yaitu bermakna hubungan antar manusia merupakan hubungan yang sama dera-
jatnya
c. Sila ke-3 memiliki nilai kebangsaan dalam masyarakat Indonesia yang bersatu
d. Sila ke-4 mendorong tercapainya tujuan persatuan dengan musyawarah dalam menyele-
saikan masalah
e. Sila ke-5 bermakana bahwa setiap warga negara perlu berupaya mewujudkan keadilan
sosial dalam masyarakat

Indonesia terdiri dari berbagai macam suku dan budaya. Kita harus bisa menjaga persatuan
agar masyarakat Indonesia tetap utuh dan harmonis. Salah satu cara untuk menjaga persat-
uan adalah dengan menjalankan sikap gotong royong dalam kehidupan sehari-hari. Dengan
gotong royong kita diajak untuk saling menolong, ikut merasakan beban orang lain dan juga
mempererat hubungan satu dengan yang lain tanpa membedakan suku. Keberagaman yang
ada di Indonesia membuat negara ini tetap bersatu berdasarkan nilai-nilai luhur pancasila.
Jika kita menjalankan nilai-nilai pancasila, maka kehidupan masyarakat akan berjalan den-
gan aman dan sejahtera.

Contoh sikap yang tidak mencerminkan nilai pancasila


a. Berkelahi
b. Mengejek orang lain
c. Melarang orang lain melakukan ibadah sesuai dengan agamanya
d. Mencuri
e. Gemar memamerkan kekayaan
f. Tidak mau mengikuti kegiatan kerja bakti, dan rapat lingkungan
g. Melakukan kekerasan
h. Menganiaya orang lain
i. Minum minuman keras dan berjudi
j. Pelit

4. Pengertian dari kepribadian bangsa


Setiap orang pasti mempunyai kepribadian yang berbeda antara satu dengan yang lain.
Melalui kepribadian ini setiap pribadi seseorang memiliki ciri khas yang masing-masing be-
gitu pula dengan negara. Kepribadian Bangsa adalah keseluruhan ciri khas yang membe-
dakan suatu bangsa dengan bangsa yang lain. Keseluruhan ciri-ciri khas bangsa Indonesia
adalah pencerminan dari garis pertumbuhan dan perkembangan bangsa Indonesia sepanjang
masa. Setiap negara juga memiliki kepribadian masing-masing. Melalui kepribadian terse-
but sebuah negara dikenal luas. Kepribadian tersebut tidak akan lepas dari sejarah negara
tersebut. Indonesia sendiri mempunyai sebuah kepribadian yang menjadi ciri khas dari In-
donesia itu sendiri, yaitu Pancasila. Sebagai dasar negara Pancasila justru telah dibicarakan
bahkan sebelum Indonesia menyatakan kemerdekaannya melalui pembacaan proklamasi
oleh Ir. Soekarno. Membutuhkan proses pembahasan yang panjang sampai akhirnya mem-
peroleh keputusan final seperti teks Pancasila yang kita kenal saat ini. Bangsa Indonesia dan
juga dasar negara yaitu Pancasila terbentuk berdasarkan perbedaan. Pancasila sendiri hadir
sebagai penengah adanya perbedaan yang ada. Dan sebagai bentuk kepribadian bangsa Pan-
casila membuat Indonesia hadir dengan ciri khas yang membedakannya dengan negara lain.
Jadi Pancasila itu merupakan ciri khas dari negara kita yaitu negara indonesia.

Kedudukan dan fungsi pancasila sebagai kepribadian bangsa


a. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa
b. Pancasila sebagai dasar negara
c. Pancasila sebagai ideologi nasional
d. Pancasila sebagai identitas nasional
e. Pancasila sebagai sumber dari segala hukum
f. Pancasila sebagai jiwa dan kepribadian bangsa
g. Pancasila sebagai perjanjian luhur
a. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa berarti bahwa pancasila merupakan pedoman
dan petunjuk arah perilaku bagi setiap warga negara Indonesia dalam hidup bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.
b. Pancasila sebagai dasar negara
Untuk mengatur penyelenggaraan negara yang meliputi bidang ideologi politik, sosial bu-
daya, pertahanan dan keamanan. Pancasila sebagai pedoman untuk mengatur kehidupan
bernegara yang dilandasi peraturan perundang-undangan. Perwujudan nilai-nilai pancasila
sebagai dasar negara dalam bentuk peraturan perundang-undangan bersifat mengikat bagi
penyelenggara negara, lembaga kenegaraan, lembaga kemasyarakatan, WNI dimanapun be-
rada, penduduk di seluruh wilayah NKRI.
c. Pancasila sebagai ideologi nasional
Visi atau arah dari penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia ialah
terwujudnya kehidupan yang menjunjung tinggi ketuhanan, nilai kemanusiaan, kesadaran
akan kesatuan, berkerakyatan, serta menjunjung tinggi nilai keadilan.
d. Pancasila sebagai identitas nasional
Identitas Nasional Indonesia:
-Bahasa Nasional atau bahasa persatuan yaitu Bahasa Indonesia
-Bendera yaitu Sang Saka Merah Putih
-Lagu kebangsaan yaitu Indonesia Raya
-Lambang negara yaitu Pancasila
-Semboyan negara yaitu Bhinneka Tunggal Ika
-Dasar falsafah negara yaitu Pancasila
-Konstitusi (hukum dasar) negara yaitu UUD 1945
-Bentuk negara yaitu Kesatuan Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat
-Konsepsi wawasan nusantara
e. Pancasila sebagai sumber dari segala hukum
semua sumber tertib hukum yang berlaku di Indonesia tidak bertentangan dengan pancasila
f. Pancasila sebagai jiwa dan kepribadian bangsa
Diwujudkan melalui sikap mental dan tingkah laku serta perbuatan. Sikap mental dan
tingkah laku mempunyai ciri khas, artinya dapat dibedakan dengan bangsa lain atau disebut
dengan kepribadian. Pancasila sebagai jiwa bangsa lahir bersamaan dengan adanya bangsa
Indonesia.
g. Pancasila sebagai perjanjian luhur
Kesepakatan bulat wakil-wakil bangsa Indonesia yang duduk dalam PPKI menjelang
proklamasi kemerdekaan RI. Dilihat dari sejarah sebelumnya, bangsa Indonesia mempunyai
3 fase:
A. Fase zaman kerajaan
B. Fase zaman pergerakan kemerdekaan
C. Fase zaman kemerdekaan

REFERENSI:
-MODUL PPKN
-Opini pribadi

Anda mungkin juga menyukai