Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

ASPEK KEPERILAKUAN PADA PERENCANAAN LABA DAN


PENGANGGARAN

Disusun Oleh :

1. Ayu Dhina Anggraeni (90400120081)


2. Syafira Larasati Yasram (90400120091)
3. Mutia Raadliyah (90400120097)
4. Nurwinda (90400120106)
5. Astry Muliasari Syam (90400120110)

AKUNTANSI C 2020

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR


TAHUN 2022

i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ---------------------------------------------------------- i
DAFTAR ISI ------------------------------------------------------------------ ii
KATA PENGANTAR ------------------------------------------------------ iii
BAB I. PENDAHULUAN -------------------------------------------------- 1
a. Latar Belakang ---------------------------------------------------------- 1
b. Rumusan Masalah ------------------------------------------------------- 2
c. Tujuan Penulisan ------------------------------------------------------- 2
BAB II. PEMBAHASAN -------------------------------------------------- 3
a. Pengertian Perencanaan Laba dan Penganggaran ----------------- 3
b. Fungsi dari Perencanaan Laba dan Anggaran ---------------------- 4
c. Konsekuensi Disfungsional dari Proses Penyusunan
Anggaran ------------------------------------------------------------------ 5
d. Perencanaan Laba Dan Anggaran ------------------------------------ 8
e. Pandangan Perilaku Terhadap Proses Penyusunan Anggaran -- 9
f. Aspek Keperilakuan Pada Perencanaan Laba Dan
Penganggaran ----------------------------------------------------------- 11

BAB III. PENUTUP ------------------------------------------------------- 15


a. Kesimpulan -------------------------------------------------------------- 15
b. Saran ---------------------------------------------------------------------- 16
DAFTAR PUSTAKA ------------------------------------------------------- 17

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan karunia-
Nya sehingga makalah ini bisa selesai tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari
penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi
Keperilakuan tentang “Aspek Keperilakuan Pada Perencanaan Laba dan
Penganggaran”.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
memberikan materi dan mendukung dalam penyusunan makalah ini. Penulis sadar
makalah ini belum sempurna dan memerlukan berbagai perbaikan, oleh karena itu
kami senantiasa mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini di masa yang akan datang.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan semua
pihak. Kami selaku penyusun mengucapkan terima kasih.

Gowa, 08 Oktober 2022

Kelompok C

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Aspek perilaku anggaran berkaitan dengan perilaku manusia dalam penyusunan


dan pelaksanaan anggaran. Anggaran tentu saja dapat mempengaruhi perilaku
manusia, dengan adanya anggaran mengakibatkan adanya pembatasan tindakan.
Anggaran juga memantau dan membandingkan kinerja manajer. Ini juga
menyebabkan timbulnya stres karena adanya anggaran, manajer sering menghadapi
masalah sebagai berikut: Pembengkakan biaya atau kekurangan anggaran,
penyimpangan dari anggaran yang diharapkan, dll. Akibatnya, anggaran dianggap
berpotensi mengganggu atau membahayakan karir dalam bekerja.

Aspek perilaku yang terkait dengan anggaran merujuk pada perilaku manusia
yang terlibat pada saat anggaran tersebut disusun dan diimplemetasikan. Anggaran
dapat mempengaruhi perilaku manusia. Adanya anggaran mengakibatkan manusia
membatasi tindakannya. Anggaran pula yang menyebabkan kinerja manajer selalu
dan secara kontinyu dipantau serta dibandingkan. Hal ini pula yang mengakibatkan
timbulnya tekanan. Manajer seringkali menghadapi permasalahan akibat adanya
anggaran seperti misalnya timbulya over atau under budget, penyimpangan dari
anggaran yang diharapkan, dan sebagainya. Akibatnya anggaran kemudian
dianggap sebagai sesuatu yang dapat menghambat atau mengancam karir.

Keberhasilan anggaran terutama bergantung pada bagaimana anggaran dibuat.


Program anggaran yang sukses tentu saja mengharuskan para manajer untuk
bertanggung jawab atas manajemen biaya untuk membuat perkiraan anggaran versi
mereka sendir Pendekatan untuk menyediakan data anggaran ini sangat penting
ketika anggaran digunakan untuk mengelola dan mengevaluasi aktivitas manajer.
Pendekatan penganggaran yang tampaknya paling efektif adalah anggaran yang
disusun dengan kerjasama dan partisipasi penuh dari para manajer di semua
tingkatan.

1
Pihak manajemen harus menyadari akan satu hal bahwa aspek manusia
merupakan faktor penting dalam proses penganggaran. Sangat mudah bagi seorang
manajer untuk memahami mengenai aspek teknis dari program anggaran, akan
tetapi tidaklah mudah untuk memasukkan aspek manusia. Manajemen harus
mengingat bahwa tujuan penganggaran adalah untuk memotivasi karyawan dan
mengkoordinasikan kegiatan mereka. Untuk mendorong individu supaya dapat
bertanggungjawab terhadap penyusunan anggaran dan terhadap implementasi
anggaran dan untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien,
perusahaan perlu mempertimbangkan aspek etika dan perilaku dalam
penganggaran.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Perencanaan Laba dan Penganggaran?
2. Apa Fungsi dari Perencanaan Laba dan Anggaran?
3. Bagaimana Konsekuensi Disfungsional dari Proses Penyusunan Anggaran?
4. Apa Saja Perencanaan Laba Dan Anggaran?
5. Bagaimana Pandangan Perilaku Terhadap Proses Penyusunan Anggaran?

6. Apa Saja Aspek Keperilakuan Pada Perencanaan Laba Dan Penganggaran?

C. Tujuan Penulis
1. Untuk Mengetahui Pengertian Perencanaan Laba dan Penganggaran
2. Untuk Mengetahui Fungsi dari Perencanaan Laba dan Anggaran
3. Untuk Mengetahui Konsekuensi Disfungsional dari Proses Penyusunan
Anggaran
4. Untuk Mengetahui Perencanaan Laba Dan Anggaran
5. Untuk Mengetahui Pandangan Perilaku Terhadap Proses Penyusunan
Anggaran
6. Untuk Mengetahui Aspek Keperilakuan Pada Perencanaan Laba Dan
Penganggaran

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Perencanaan Laba dan Penganggaran

Menurut Ester (2003) pengertian laba adalah kelebihan dari harga penjualan
atas harga pokok untuk pelaku usaha secara keseluruhan merupakan kelebihan
pendapatan atas seluruh beban perusahaan. Menurut Matz dkk. (1995) pengertian
perencanaan laba adalah sebuah perencanaan pekerjaan yang sudah dihitung
dengan cermat dan implikasi keuangannya diproyeksikan dalam bentuk
perhitungan lugi raba, neraca, kas dan modal, kerja untuk jangka panjang dan
pendek.

Perencanaan laba adalah rencana kerja yang telah dipertimbangkan dengan


cermat dan dijelaskan secara kuantitatif dalam hal laporan keuangan untuk jangka
pendek dan jangka panjang. Beberapa faktor yang mempengaruhi perencanaan
laba : Keuntungan atau kerugian yang diderita dari volume penjualan tertentu.

Perencanaan laba adalah perencanaan yang dilakukan oleh perusahaan


agar dapat mencapai tujuan dari perusahaan yaitu memperoleh laba.
Perencanaan laba berisikan langkah – langkah yang akan ditempuh oleh
perusahaan untuk mencapai besarnya target laba yang diinginkan. Laba
merupakan tujuan utama dari perusahaan karena laba memiliki selisih antara
pendapatan yang diterima (dari hasil penjualan) dengan biaya yang dikeluarkan,
maka perencanaan laba dipengaruhi oleh perencanaan penjualan. Perencanaan
laba memiliki hubungan antara biaya, volume dan harga jual. Biaya
menentukan harga jual untuk mencapai tingkat laba yang dikehendaki, harga jual
mempengaruhi volume penjualan, sedangkan volume penjualan
mempengaruhi volume produksi (Munawir, 2011: 184).

Anggaran merupakan suatu rencana kerja yang dinyatakan secara kuantitatif,


yang diukur dalam satuan moneter standar dan satuan lain yang mencakup jangka
waktu satu tahun (Mulyadi, 1993). Sedangkan Marconi & Siegal (1989: 125)
menyatakan: Angaran adalah rencana-rencana manajerial untuk mengekspresikan

3
tindakan dalam bentuk uang. Anggaran adalah rencana-rencana laba menyeluruh
jangka pendek untuk mencapai tujuan dan sasaran manajemen melalui kegiatan
operasi perusahaan. Anggaran adalah alat manajerial yang menjamin pencapaian
sasaran organisasi dan memberikan pedoman dalam bentuk rupiah untuk operasi
sehari-hari.

Anggaran merupakan suatu rencana kerja jangka pendek yang disusun


berdasarkan rencana kegiatan jangka panjang yang ditetapkan dalam proses
penyusunan program. Jika anggaran tidak disusun berdasarkan rencana kegiatan
jangka panjang yang disusun sebelumnya, anggaran sebenarnya tidak membawa
perusahaan ke arah manapun. Penyusunan anggaran sering dikatakan sebagai
perencanaan laba. Dalam perencanaan laba, manajemen menyusun rencana
operasional yang implikasi keuangannya dinyatakan dalam laporan laba rugi jangka
pendek maupun jangka panjang, neraca, kas, dan modal kerja yang diproyeksikan
di masa yang akan datang.

B. Fungsi dari Perencanaan Laba dan Anggaran

Anggaran merupakan perencanaan manajerial untuk tindakan yang dinyatakan


dalam istilah-istilah keuangan. Anggaran merupakan rencana laba jangka pendek
yang komprehensif, yang membuat tujuan dan target manajemen dilaksanakan.
Anggaran adalah alat manajerial yang memastikan pencapaian target organisasional
dan memberikan pedoman yang rinci untuk operasi harian.

Anggaran perusahaan seharusnya membuat komitmen atas sumber data yang


diperlukan untuk mencapai tujuan ini. Anggaran sebaiknya mencerminkan
tambahan biaya iklan dan promosi yang diperlukan untuk meningkatkan penjualan
dan memperbaiki citra perusahaan. Anggaran sebaiknya memasukkan estimasi arus
kas yang juga mempertimbangkan waktu penagihan kas dari pelanggan,
pembayaran kas kepada pemasok, dan peningkatan yang diantisipasi dalam
berbagai beban. Ada beberapa fungsi anggaran, yaitu :

1. Anggaran merupakan hasil akhir dari proses perencanaan perusahaan. Sebagai


hasil negosiasi antara anggota organisasi yang dominan, anggaran

4
mencerminkan consensus organisasional mengenai tujuan operasi untuk masa
depan.

2. Anggaran merupakan cetak biru perusahaan untuk bertindak, yang


mencerminkan prioritas manajemen dalam alokasi sumber daya organisasi.
Anggaran menunjukkan bagaimana beragam sub unit organisasi harus bekerja
untuk mencapaitujuan perusahaan secara keseluruhan.

3. Anggaran bertindak sebagai suatu alat komunikasi internal yang


menghubungkan beragam departemen atau divisi organisasi antara yang satu
dengan yang lainnya dan dengan manajemen puncak. Arus informasi dari
departemen ke departemen berfungsi untuk mengoordinasikan dan
memfasilitasi aktivitas organisasi secara keseluruhan.

4. Dengan menetapkan tujuan dalam kriteria kinerja yang dapat diukur, anggaran
berfungsi sebagai standar terhadap mana hasil operasi actual dapat
dibandingkan.

5. Anggaran berfungsi sebagai alat pengendalian yang memungkinkan manajemen


untuk menemukan bidang-bidang yang menjadi kekuatan atau kelemahan
perusahaan.

6. Anggaran mencoba untuk memengaruhi dan memotivasi baik manajer maupun


karyawan untuk terus bertindak dengan cara yang konsisten dengan operasi
yang efektif dan efisien serta selaras dengan tujuan organisasi.

C. Konsekuensi Disfungsional dari Proses Penyusunan Anggaran


1. Rasa Tidak Percaya

Anggaran adalah seperangkat tujuan tertentu. Anggaran dapat disesuaikan


dengan kejadian tak terduga, tetapi memberi kesan tidak fleksibel. Anggaran
merupakan sumber tekanan yang dapat menimbulkan ketidakpercayaan,
permusuhan, dan kinerja yang buruk. Alasan dari rasa tidak percaya ini didasarkan
pada keyakinan penyelia :

5
a. Anggaran cenderung terlalu menyederhanakan atau mendistorsi situasi
"nyata" dan tidak memperhitungkan fluktuasi faktor eksternal.
b. Anggaran tidak cukup mencerminkan variabel kualitatif seperti
keterampilan kerja, kualitas bahan baku dan efisiensi mesin.
c. Anggaran hanya memastikan manajer sudah tahu.
d. Anggaran sering digunakan untuk memanipulasi manajer agar indikator
kinerja yang dilaporkan mencurigakan.
e. Laporan anggaran menekankan hasil, bukan alasan.
f. Anggaran mengganggu gaya kepemimpinan penyelia
g. Anggaran cenderung untuk menekan pada kegagalan.
2. Resistensi

Anggaran digunakan secara luas dan manfaatnya sangat didukung, tetapi


banyak peserta dalam organisasi masih menentangnya. Salah satu alasan utama
untuk ini adalah bahwa rumah tangga memberi isyarat, membuat perubahan dan
mengancam status quo. Mengatasi resistensi terhadap perubahan ini dan berhasil
menerapkan inovasi yang meningkatkan kinerja organisasi merupakan tantangan
bagi manajemen. Alasan-alasan tersebut merupakan wujud nyata dari penolakan
mereka terhadap anggaran. Alasan lain untuk hambatan anggaran adalah bahwa
proses anggaran membutuhkan banyak waktu dan perhatian. Mereka sering takut
untuk mengakuinya dan tidak mau belajar cukup banyak tentang proses
perencanaan dan penganggaran untuk memberikan kontribusi yang berarti. Lagi
pula, banyak manajer dan supervisor tidak memahami kerumitan penganggaran.
Ada banyak alasan untuk resistensi ini. “Mengapa Anda perlu membuat anggaran?
“Saya baik-baik saja.” “Mengapa Anda merencanakan ketika Anda tidak dapat
memprediksi masa depan dengan pasti?” Alasan-alasan ini adalah ekspresi konkret
dari penolakannya terhadap anggaran.

3. Konflik Internal

Anggaran membutuhkan interaksi antara orang-orang di berbagai tingkat


organisasi. Konflik internal dapat terjadi sebagai akibat dari interaksi ini atau
sebagai akibat dari laporan kinerja yang membandingkan satu departemen dengan

6
departemen lainnya. Tanda umum konflik adalah ketidakmampuan untuk mencapai
kolaborasi antarpribadi dan kelompok selama penganggaran. Konflik internal
menciptakan lingkungan kerja yang kompetitif dan tidak bersahabat. Konflik dapat
menyebabkan karyawan hanya berfokus pada kebutuhan departemen mereka,
bukan kebutuhan seluruh organisasi. Situasi ini membuat lebih sulit, jika bukan
tidak mungkin, untuk mencapai keselarasan target. Anda kemudian dapat
mengambil langkah untuk menghilangkan konflik internal dan memulihkan
hubungan kerja yang harmonis dan produktif.

4. Efek Samping Lain yang Tidak Diinginkan

Anggaran dapat memiliki konsekuensi lain yang tidak diinginkan. Salah


satunya adalah pembentukan kelompok informal kecil yang bekerja melawan
tujuan rumah tangga. Kelompok karyawan ini biasanya dibentuk untuk melawan
konflik internal dan tekanan anggaran. Tujuan Anda adalah untuk meredakan
ketegangan. Namun, tujuan mereka dapat tidak konsisten dengan tujuan organisasi,
dan efek yang tidak diinginkan dari kegiatan mereka juga dapat tidak konsisten
dengan tujuan yang dimaksudkan sebelumnya untuk meredakan ketegangan.
Anggaran sering dianggap sebagai leverage manajemen. Orang-orang merasakan
tekanan ketika manajemen puncak berusaha meningkatkan efisiensi dengan
mendapatkan lebih banyak output dari tingkat input yang ada (lebih rendah). Stres
yang berlebihan dapat dikaitkan dengan frustrasi yang disebabkan oleh stres,
gangguan emosional, dan penyakit fisik. Efek samping lain yang tidak diinginkan
yang dapat terjadi adalah terlalu menekankan kinerja departemen dan terlalu
menekankan kinerja seluruh organisasi. Anggaran juga dapat menghambat inisiatif
dan inovasi individu yang hemat biaya, karena metode bisnis yang ada yang
diketahui berhasil lebih disukai daripada metode yang tidak terbukti berhasil. Oleh
karena itu, individu seringkali tidak berani berinovasi. Agar anggaran berhasil,
karyawan harus menyadari bahwa anggaran berfungsi sebagai alat positif untuk
kelancaran organisasi. Pelajari cara melihat anggaran Anda sebagai alat untuk
membuat penyesuaian dan standar kinerja yang bertujuan untuk memberi manfaat

7
bagi semua orang di organisasi Anda, daripada melihatnya sebagai cara yang buruk
untuk membuat karyawan Anda bekerja.

D. Perencanaan Laba Dan Anggaran

Pembahasan pada bagian ini difokuskan pada pengendalian manajemen atas


operasional perusahaan pada tahun berjalan, dalam hal ini adalah perencanaan laba
dan anggaran. Anggaran merupakan implementasi dari rencana strategi yang telah
ditetapkan.

Penyusunan anggaran adalah proses pengoperasionalan rencana dalam bentuk


pengkuantifikasian, biasanya dalam bentuk unit moneter, untuk kurun waktu
tertentu (Abdul Halim dkk, 2000: 172). Proses penyusunan anggaran pada dasarnya
merupakan suatu proses negosiasi antara manajer pusat pertanggungjawaban dan
atasannya. Dengan demikian anggaran mempunyai dua peran penting di dalam
suatu perusahaan. Pertama, anggaran sebagai alat untuk perencanaan (planning),
dan yang kedua, anggaran berperan sebagai alat untuk pengendalian (control)
(Abdul Halim dkk, 2000: 173).

Anggaran merupakan rencana laba jangka pendek yang komprehensif, yang


membuat tujuan dan target manajemen dilaksanakan. Anggaran adalah alat
manajerial yang memastikan pencapaian target organisasional dan memberikan
pedoman yang rinci untuk operasi harian (Arfan dan Muhammad, 2005: 160).
Anggaran memiliki beberapa fungsi, yaitu (Arfan dan Muhammad, 2005: 160-161):

1) Anggaran merupakan hasil akhir dari suatu proses perencanaan perusahaan.


Sebagai hasil negosiasi antar anggota perusahaan maka ia mengandung
konsesus/kesepakatan organisasi tentang operasionalisasi tujuan
perusahaan dimasa depan.
2) Anggaran merupakan cetak biru bagi pelaksanaan tindakan, yang
merefleksikan apa yang menjadi prioritas-prioritas manajemen dalam
mengalokasikan sumber daya-sumber daya perusahaan. Anggaran juga
memberikan indikasi mengenai bagaimana unit-unit kecil organisasi

8
diarahkan secara bersama-sama untuk mencapai tujuan perusahaan secara
menyeluruh.
3) Anggaran berfungsi sebagai alat komunikasi internal perusahaan, yang
menghubungkan satu departemen atau divisi dengan lainnya dan dengan
manajemen puncak.
4) Anggaran menyatakan sasaran dalam kriteria kinerja atau standar yang
dapat diukur dan dibandingkan dengan hasil operasi yang dicapai. Dengan
demikian dapat dijadikan dasar bagi evaluasi/penilaian kinerja bagi manajer
pusat laba dan biaya.
5) Anggaran berfungsi sebagai alat kontrol yang dapat menunjukkan secara
nyata kepada manajemen mengenai bagian-bagian yang menjadi kekuatan
atau kelemahan perusahaan. Hal ini memungkinkan manajemen
menentukan tindakan-tindakan perbaikan yang tepat.
6) Anggaran mencoba untuk mempengaruhi dan memotivasi baik manajer
maupun karyawan untuk terus bertindak dengan cara yang konsisten dengan
operasi yang efektif dan efisien serta selaras dengan tujuan organisasi.

Penyusunan anggaran adalah pekerjaan teknis. Secara garis besar, terdapat tiga
tahap utama proses penyusunan anggaran:

1) Penetapan Tujuan,
2) Implementasi, Dan
3) Pengendalian Dan Evaluasi Kinerja (Arfan dan Muhammad, 2005: 161).

Pembahasan aspek keperilakuan pada penganggaran laba dan penganggaran


dikaitkan dengan proses penyusunan anggaran tersebut.

E. Pandangan Perilaku Terhadap Proses Penyusunan Anggaran

Ada tiga tahapan utama dalam proses penyusunan anggaran, yaitu sebagai
berikut :

a. Tahap Penetapan Tujuan

9
Aktivitas perencanaan dimulai dengan menerjemahkan tujuan organisasi yang
luas kedalam tujuan-tujuan aktivitas yang khusus. Untuk menyusun rencana yang
realistis dan menciptakan anggaran yang praktis, interaksi yang ekstensif
diperlukan antara manajer lini dan manajer staf organisasi. Dalam suatu
perusahaan, direktur perencanaan memainkan peranan kunci dalam proses manusia
dari penyusunan anggaran ini.

b. Tahap Implementasi

Pada tahap implementasi, rencana formal tersebut digunakan untuk


mengkomunikasikan tujuan dan strategi organisasi, serta untuk memotivasi orang
secara positif dalam organisasi. Hal ini dicapai dengan menyediakan target kinerja
terinci bagi mereka yang bertanggungjawab untuk mengambil tindakan. Agar
rencana tersebut berhasil, maka rencana itu harus dikomunikasikan secara efektif.
Kesalahpahaman sebaiknya dideteksi dan diselesaikan dengan segera. Hanya
setelah itu baru rencana formal kemungkinan akan menerima kerjasama penuh dari
berbagai kelompok yang ingin di motivasi olehnya.

c. Tahap Pengendalian dan Evaluasi Kinerja

Setelah anggaran diimplementasikan, maka anggaran tersebut berfungsi sebagai


elemen kunci dalam sistem pengendalian. Anggaran menjadi tolak ukur terhadap
mana kinerja aktual dibandingkan dan berfungsi sebagai suatu dasar untuk
melakukan manajemen berdasarkan pengecualian. Sebenarnya untuk menjaga
efisiensi dalam operasi, baik kinerja diatas standar maupun dibawah standar harus
diakui dan di investigasi.

Untuk menyusun suatu anggaran atau rencana laba, terdapat langkah-langkah


tertentu yang perlu di ambil, yaitu :

1. Manajemen puncak harus memutuskan apa yang menjadi tujuan jangka pendek
perusahaan dan strategi mana yang akan digunakan untuk mencapainya.

2. Tujuan harus ditetapkan dan sumber daya dialokasikan.

10
3. Suatu anggaran atau rencana laba yang komprehensif harus disusun, kemudian
disetujui oleh manajemen puncak. Setelah disetujui, anggaran harus
dikomunikasikan kepada penyelia dan karyawan yang kinerjanya dikendalikan.

4. Anggaran digunakan untuk mengendalikan biaya yang menentukan bidang-


bidang masalah dalam organisasi tersebut dengan membandingkan hasil kinerja
aktual dengan tujuan yang telah dianggarkan secara periodik.

F. Aspek Keperilakuan Pada Perencanaan Laba Dan Penganggaran

Anggaran terkait dengan angka-angka dan estimasi serta menghubungkannya


dengan hal yang berkaitan dengan keuangan. Anggaran bersifat teknis, tetapi unsur
manusia yang paling berperan. Manusia yang membuat anggaran dan manusia pula
yang akan melaksanakannya.

Anggaran mempunyai dampak langsung terhadap manusia. Aspek perilaku


yang terkait dengan anggaran merujuk pada perilaku manusia yang terlibat pada
proses penyusunan anggaran. Adanya anggaran mengakibatkan manusia
membatasi tindakannya. Anggaran pula yang menyebabkan kinerja manajer selalu
dan secara kontinyu dipantau serta dibandingkan dengan standar yang telah
ditetapkan. Hal ini pula yang mengakibatkan timbulnya tekanan. Manajer seringkali
menghadapi permasalahan akibat adanya penyimpangan anggaran, seperti misalnya
timbulya over atau under budget, penyimpangan dari anggaran yang ditetapkan, dan
sebagainya. Akibatnya anggaran kemudian dianggap sebagai sesuatu yang dapat
menghambat atau mengancam karir. Dengan demikian anggaran mempengaruhi
perilaku manusia.

Manajemen harus selalu menyadari bahwa dimensi manusia dalam


penganggaran merupakan faktor kunci. Mudah bagi manajer untuk menguasai
aspek teknis dari program anggaran, tetapi tidak mudah dalam memasukkan aspek
perilaku manusia. Manajemen harus ingat bahwa maksud penyusunan anggaran
adalah untuk memotivasi karyawan dan mengkoordinasikan aktivitas dalam rangka
pencapaian tujuan organisasi secara keseluruhan.

1. Aspek Keperilakuan pada Proses Penyusunan Anggaran

11
Seperti yang telah dikemukakan, terdapat tiga tahap utama proses penyusunan
anggaran:

1) Penetapan Tujuan,
2) Implementasi, Dan
3) Pengendalian Dan Evaluasi Kinerja.

Penetapan tujuan, aspek keperilakuan yang harus diperhatikan pada tahap


penetapan tujuan adalah seluruh aspek perencanaan yang meliputi partisipasi,
kesesuaian tujuan, dan komitmen. Implementasi, aspek keperilakuan yang harus
diperhatikan pada tahap implementasi adalah seluruh aspek perencanaan yang
meliputi komunikasi, kerja sama, dan koordinasi. Pengendalian dan evaluasi
kinerja, aspek keperilakuan yang harus diperhatikan pada tahap pengendalian dan
evaluasi kinerja adalah kebijakan, sikap, tindakan manajemen dalam evalusai
kinerja dan tindak lanjut atas penyimpangan yang terjadi.

2. Konsekuensi Disfungsional dari Proses Penyusunan Anggaran.

Seperti telah dikemukakan bahwa penyusunan anggaran sangat terkait dengan


unsur manusia. Selam proses penyusunannyapun tidak dapat terlepas dari berbagai
konsekuensi disfungsional, seperti: rasa tidak percaya, resitensi, konflik internal,
dan efek samping lain yang tidak diinginkan (Arfan dan Muhammad, 2005: 163-
167).

Rasa tidak percaya. Anggaran memang ditetapkan pada awal suatu periode.
Pada pelaksanaannya, anggaran bisa saja berubah sepanjang dapat
dipertanggungjawabkan. Akan tetapi anggaran tetap merupakan sumber tekanan
yang dapat menimbulkan rasa tidak percaya, rasa permusuhan, dan mengarah pada
kinerja yang menurun.

Resistensi. Meskipun pada awalnya anggaran telah disepakati bersama dan


digunakan secara luas, namun sangat mungkin ditolak oleh banyak anggota
organisasi. Alasan penolakan ini antara lain:

a) Anggaran membawa perubahan, dengan demikian mengancam status


quo. Penting bagi manajemen untuk mengatasi penolakan untuk

12
berubah ini dan berhasil memberikan inovasi-inovasi yang dapat
meningkatkan kinerja organisasi.
b) Proses anggaran membutuhkan perhatian lebih dan menyita banyak
waktu. Sebagian besar manajer atau penyelia merasa gerah dengan
adanya kebutuhan perhatian dan waktu ini yang menyebabkan besarnya
tanggung jawab hari ke hari. Oleh karena itu, umumnya mereka tidak
ingin terlibat dalam proses penyusunan anggaran ini.
c) Kebanyakan manajer dan penyelian tidak paham mengenai seluk beluk
penyusunan anggaran. Mereka takut atau tidak mau belajar tentang
perencanaan dan proses penyusunan anggaran agar dapat memberikan
kontribusi yang berarti.

Ada banyak alasan atas penolakan ini, seperti: “Mengapa saya harus
membuat anggaran? Apa yang saya lakukan sudah cukup”. “Anda tidak dapat
meramalkan masa yang akan datang secara pasti, sehingga mengapa harus membuat
perencanaan ?”. “Anggaran terlalu menyita waktu. Saya tidak punya waktu untuk
itu, meskipun saya ingin melakukannya”. “Saya sedang butuh uang dan hal itulah
yang dapat saya pikirkan sekarang”. “Hal tersebut terlalu kompleks sedangkan
usahaku sederhana dan saya tahu masalah perusahaan yang sebenarnya” “Usahaku
terlalu kecil untuk menggunakan anggaran. Saya dapat merencanakan segala
sesuatunya hanya dalam kepala/pikiranku saja”.

Penting bagi manajer untuk dapat mengatasi penolakan-penolakan ini


dengan memberikan pelatihan bagi para manajer dan penyelia mengenai manfaat
yang dapat timbul dari adanya suatu anggaran.

Konflik Internal. Anggaran membutuhkan interaksi antara individuindividu


pada berbagai tingkatan organisasi. Konflik internal dapat berkembang sebagai
dampak dari interaksi-interaksi tersebut. Konflik internal bisa saja terjadi sebagai
hasil dari laporan kinerja yang tidak objektif, atau diperbandingkan antara kinerja
satu departemen dengan departemen lainnya. Gejala umum dari adanya konflik
internal adalah ketidakmampuan untuk mencapai kerjasama antarindividu, ataupun
kerja sama antarkelompok selama proses penyusunan anggaran. Konflik internal

13
menimbulkan persaingan dan permusuhan dalam lingkungan kerja. Konflik dapat
menyebabkan para individu terfokus pada kebutuhan departemennya sendiri dari
pada kebutuhan organisasi secara menyeluruh.

Penting untuk manajer untuk meredam konflik internal ini, dengan


mengidentifikasi dan mendiagnosa penyebabnya. Selanjutnya dilakukan kegiatan-
kegiatan yang dapat mengurangi atau kalau bisa menghilangkan konflik internal
serta membangun keharmonisan dan hubungan kerja yang produktif.

Efek samping lain yang tidak diinginkan. Anggaran dapat menghasilkan


efek-efek samping lainnya yang tidak diinginkan. Salah satunya adalah muncul
kelompok-kelompok informal kecil yang bertujuan menggagalkan pencapaian
sasaran-sasaran anggaran. Kelompok-kelompok informal ini pada awalnya
dibentuk untuk memerangi konflik internal dan tekanan yang muncul akibat adanya
anggaran. Hal ini tentu saja berlawanan dengan tujuan organisasi. Sebagai
akibatnya, aktivitas mereka justru berlawanan dengan tujuan semula yaitu
mengurangi konflik internal tersebut. Penting bagi manajer untuk membuat
pertimbangan-pertimbangan cermat yang dibutuhkan untuk mendapatkan efek
samping yang diharapkan. Agar anggaran dapat berjalan sebagaimana semestinya,
karyawan harus mengetahui manfaat anggaran sebagai alat positif untuk
melancarkan kegiatan organisasi. Lebih baik memandang anggaran sebagai suatu
alat untuk memotivasi karyawan untuk menerima anggaran sebagai alat untuk
membangun keselarasan tujuan individu dan organisasi, serta sebagai standar
kinerja yang memberikan keuntungan bagi seluruh anggota organisasi.

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Perencanaan laba adalah rencana kerja yang telah dipertimbangkan
dengan cermat dan dijelaskan secara kuantitatif dalam hal laporan keuangan
untuk jangka pendek dan jangka panjang. Anggaran merupakan suatu
rencana kerja jangka pendek yang disusun berdasarkan rencana kegiatan
jangka panjang yang ditetapkan dalam proses penyusunan program.
2. Salah satu fungsi dari perencaan laba dan anggaran yaitu, Anggaran
bertindak sebagai suatu alat komunikasi internal yang menghubungkan
beragam departemen atau divisi organisasi antara yang satu dengan yang
lainnya dan dengan manajemen puncak. Arus informasi dari departemen ke
departemen berfungsi untuk mengoordinasikan dan memfasilitasi aktivitas
organisasi secara keseluruhan.
3. Ada 4 Konsekuensi Disfungsional dari Proses Penyusunan Anggaran yaitu,
Rasa Tidak Percaya, Resistensi, Konflik Internal, Efek Samping Lain yang
tidak di Inginkan
4. Anggaran merupakan rencana laba jangka pendek yang komprehensif, yang
membuat tujuan dan target manajemen dilaksanakan. Anggaran adalah alat
manajerial yang memastikan pencapaian target organisasional dan
memberikan pedoman yang rinci untuk operasi harian (Arfan dan
Muhammad, 2005: 160).
5. Ada 3 Pandangan Perilaku Terhadap Proses Penyusunan Anggaran yaitu,
Tahap Penetapan Tujuan, Tahap Implementasi, dan Tahap Pengendalian
dan Evaluasi Kinerja
6. Anggaran mempunyai dampak langsung terhadap manusia. Aspek perilaku
yang terkait dengan anggaran merujuk pada perilaku manusia yang terlibat
pada proses penyusunan anggaran. Adanya anggaran mengakibatkan
manusia membatasi tindakannya. Anggaran pula yang menyebabkan kinerja

15
manajer selalu dan secara kontinyu dipantau serta dibandingkan dengan
standar yang telah ditetapkan.
B. Saran

Demikianlah makalah yang kami buat ini, semoga bermanfaat dan


menambah pengetahuan para pembaca. Kami mohon maaf apabila ada kesalahan
ejaan dalam penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas, dimengerti, dan lugas
.Karena kami hanyalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan. Dan kami juga
sangat mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca demi kesempurnaan
makalah ini. Sekian penutup dari kami semoga dapat diterima di hati dan kami
ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.

16
DAFTAR PUSTAKA

Abriyani Puspaningsih 2002. Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran


Terhadap Kepuasan Kerja Dan Kinerja Manajer. JAAI Volume 6 No. 2,
Desember 2002; Jakarta

Devi Romauli Br Sitanggang1 Naomi Putri Sion Silaban2 Pasca Apriyanti3 Putri
Megawati4 2022. Aspek Akuntansi Perilaku Pada Perencanaan Laba Dan
Penganggaran. Riau: Universitas Muhammadiyah Riau, Fakultas Ekonomi
& Bisnis, Indonesia

Didi Chariadi Chalil 2018. Titik Impas Dan Perencanaan Laba Dalam Bisnis. Didi
Chariadi Chalil / JMM Online Vol . 2 No. 5 September (2018) 438 – 448:
Dosen Pranata Indonesia

Ikhsan, Arfan dan Muhammad Ishak. 2008. Akuntansi Keperilakuan. Jakarta:


Salemba Empat

Rispayanto 2010. Pengendalian Manajemen: Aspek Keperilakuan Pada


Perencanaan Laba Dan Penganggaran. Surakarta: Fakultas Ekonomi
Universitas Slamet Riyadi Surakarta

Rizky Adhitya Sulaiman. Pengaruh Penekanan Biaya Terhadap Pengguna Jasa


Pada Perencanaan Laba Perusahaan Jasa Konstruksi: Studi Pada “Cv.
Citra Abadi Jaya”.: Universitas Dian Nuswantoro

17

Anda mungkin juga menyukai