Disusun Oleh:
KELOMPOK 4
UNIVERSITAS UDAYANA
2022/2023
PEMBAHASAN
Tujuan pengauditan atas siklus pembelian dan pembaran adalah untuk menilai
apakan akun-akun yang di pengaruhi oleh pembelian barang dan jasa serta pengeluaran
kas untuk pembelian tersebut telah di sajikan secara wajar sesuai dengan standar
keuangan. Ada tiga kelompok transaksi yang tercakup dalam siklus ini, yaitu:
Ada 10 akun yang lazim digunakan dalam siklus pembelian dan pembayaran
seperti yang ditunjukan pada akun T pada gambar 15-1. Dalam gambar tersebut hanya
ditunjukan akun kontrol untuk tiga kelompok besar beban umum yang digunakan pada
kebanyakan perusahaan. Untuk setiap akun kontrol, juga diberikan contoh akun
pembantu yang termasuk kedalam akun kontrol yang bersangkutan.
2. FUNGSI-FUNGSI BISNIS DALAM SIKLUS DAN DOKUMEN SERTA
CATATAN
3. METODOLOGI UNTUK MERANCANG PENGUJIAN PENGENDALIAN
DAN PENGUJIAN SUBSTANTIF TRANSAKSI
a. Pengujian pembelian, yang berkaitan dengan tiga dari empat fungsi bisnis yang
telah disinggung di atas, yakni: order pembelian, penerimaan barang dan jasa,
dan pengakuan utang.
b. Pengujian pengeluaran kas, yang berkaitan dengan fungsi keempat, yakni;
pengolahan dan pencatatan pengeluaran kas.
a) Otorisasi Pembelian
Pemberian otorisasi yang tepat untuk pembelian menjamin bahwa barang dan
jasa yang dibeli sungguh-sungguh barang yang dibutuhkan perusahaan, dan
dengan demikian menghindarkan terjadinya pembelian yang berlebihan atau
tidak diperlukan. Banyak perusahaan mensyaratkan berbagai tingkat otorisasi
untuk pembelian yang berbeda atau menurut jumlah rupiahnya.
b) Pemisahan Antara Pemegang Aset dari Fungsi Lainnya
Kebanyakan perusahaan memiliki bagian penerimaan yang harus membuat
laporan penerimaan barang sebagai bukti bahwa barang telah diterima dan
diperiksa. Salah satu copy biasanya dikirimkan ke gudang bahan baku dan
lembar lainnya dikirim ke bagian utang untuk memberi informasi yang mereka
butuhkan. Untuk mencegah pencurian dan penyalahgunaan, barang harus
diawasi secara fisik sejak barang tersebut diterima hingga digunakan atau
dijual. Personel yang ditugasi di bagian penerimaan harus independen dari
bagian gudang dan bagian akuntansi.
Terakhir, catatan akuntansi harus mengikuti perpindahan tangungjawab atas
barang setiap saat ketika barang tersebut berpindah, dari penerimaan barang ke
gudang, dari gudang ke pabrik, dan seterusnya.
c) Pencatatan Tepat Waktu dan Review Independen atas Transaksi
Pada sejumlah perusahaan, pencatatan utang yang timbul dari transaksi
pembelian dilakukan ketika barang atau jasa diterima. Pada perusahaan lainnya,
pencatatan ditangguhkan hingga faktur dari pemasok diterima. Cara manapun
yang dipakai, baglan utang bertanggungjawab untuk mencermati ketepatan
pembelian. Hal ini dilakukan dengan membandingkan rincian dalam order
pembelian, laporan penerimaan barang, dan faktur dari pemasok untuk
menentukan bahwa uraian atau deskripsi, harga, kuantitas, termin, dan biaya
pengangkutan dalam faktur penjual adalah benar. Bagian utang juga
berkewajiban memeriksa kebenaran perkalian, penjumlahan, dan
pendistribusian akunnya. Dalam perusahaan yang menerapkan akuntansi
berbantuan komputer, perangkat lunak komputer bisa memeriksa kesesuaian
antar dokumen pan memeriksa ketelitan faktur secara otomatis. Bagian utang
juga harus memeriksa penggunaan laporan penerimaan barang untuk
memastikan bahwa tujuan kelengkapan telah tercapai. Pengendalian penting di
bagian utang dan bagian teknologi intormasi mensyaratkan bahwa personel
yang mencatat pembelian harus adak memilki akses ke kas, surat berharga, dan
aset lain. Dokumen dan catatan yang cukup, prosedur yang tepat untuk
pencatatan, dan pengecekan independen atas kineria, semua merupakan
pengendalian yang penting dalam fungsi utang usaha.
d) Otorisasi Pembayaran
Pengendalian terpenting atas pengeluaran kas meliputi:
(1) Penandatanganan check oleh individu yang diberi otorisasi olen
perusahaan.
(2) Pemisahan tanggungjawab untuk menandatangani check dan
melaksanakan fungsi utang usaha.
(3) Pemeriksaan yang cermat atas dokumen pendukung oleh penandatangan
check sebelum suatu check ditandatangani.
Check harus bernomor urut tercetak untuk memudahkan pengawasan
penggunaan check dan dicetak pada kertas khusus untuk mempersulit
pengubahan nama penerima atau jumlah rupiahnya, jika check tersebut akan
disalahgunakan seseorang. Perusahaan harus melakukan pengawasan fisik atas
blangko check, check yang dibatalkan, maupun check yang sudah
ditandatangani. Perusahaan juga harus mempunyai cara untuk mencegan
penggunaan kembali bukti pendukung yang telah digunakan, misalnya dengan
memberi tanda dengan dicap atau diperforasi.
3) Menentukan Luasnya Pengujian Pengendalian
Setelah auditor mengidentifikasi pengendalian internal kunci dan efisiensinya,
auditor bisa menilai risiko pengendalian. Apabila auditor bermaksud untuk
mengandalkan pada pengendalian untuk mendukung penilaiann risiko pengendalian
pendahuluan di bawah maksimum, auditor melakukan pengujian pengendalian untuk
mendapatkan bukti bahwa pengendalian telah beroperasi dengan efektif. Dengan telah
beroperasinya pengendalian secara efektif yang didukung dengan tambahan pengujian
pengendalian, auditor akan bisa menurunkan pengujian substantifnya.
Bukti audit untuk suatu perikatan audit akan bervariasi tergantung pada
pengendalian internal serta keadaan lainnya. Efisiensi audit yang signifikan akan
tercapai dalam audit apabila pengendalian beroperasi secara efektif. Empat dari enam
tujuan audit golongan transaksi pantas untuk mendapatkan perhatian khusus:
Al Haryono Yusuf 2014, Auditing (Pengauditan Berbasis ISA), Edisi II, Yogyakarta:
STIE YKPN.