oleh
Annisa Nurul Aulia
041992906
Ilmu Komunikasi
UNIVERSITAS TERBUKA
2021
1. Kemukakan perbedaan karakter dari kedua kutub pada ruang gerak
pendapat umum dalam ikatan normatif! Gambarkan penjelasan peran
kelompok penguasa dalam kedua kutub tersebut!
Kualitas pendapat umum akan sangat bergantung kepada ikatan-ikatan norma yang
melandasinya atau mengayominya. Sebagaimana hak-hak berkomunikasi maka pendapat
umum pun berada dalam dua kutub berbeda, yaitu kutub totaliter dan kutub demokrasi. Pada
kutub totaliter produk-produk pemikiran terikat oleh kebenaran nisbi yang bersifat kultus
intelektualis dalam totaliter tradisional menempatkan elite berkuasa sebagai sumber kebenaran.
Hal ini sesuai dengan pendapat Hegel seorang filosof "authoritarianism" yang menyatakan
bahwa berperan serta (berpartisipasi) dalam menentukan kehidupan pemerintahan, namun
secara kodrati terdapat perbedaan antara penguasa (pemerintah) dengan rakyat (yang
diperintah). Sebagai penguasa memiliki nilai lebih dari rakyatnya, dalam hal kemampuan
intelek, kearifan, dan pengalaman. Sebagai penguasa (raja absolut) menempatkan dirinya
sebagai sumber kebenaran yang mampu mengatasi berbagai sumber kebenaran yang mampu
mengatasi berbagai problema dalam berbagai kesempatan. Hal ini mengandung makna bahwa
pemikiran-pemikiran di luar dirinya (raja) sekaligus pendapat-pendapat yang berkembang
dalam masyarakat tidak mendapat tempat dan diragukan kebenarannya. Masyarakat hampir
tidak tampak. Demikian halnya totaliter komunis melegitimasi pemikiran Karl Marx sebagai
sumber kebenaran, tidak ada pemikiran yang benar di luar pemikiran Marx. Oleh karena itu,
menurut konsep pemikiran penganut Marx tidak memberi tempat terhadap pemikiran-
pemikiran lain. Hal ini berarti pula bahwa pendapat umum berada dalam batas-batas normatif
menurut ketentuan ideologi, sehingga ruang gerak perkembangan pendapat umum sangat
terbatas. Bahkan pada gilirannya, pendapat umum tidak mendapat tempat karena dianggap
berbahaya bagi kelangsungan hidup pemerintahan dan keutuhan ideologis. Karakter yang
muncul dalam kutub totaliter, bahwa pendapat umum berada dalam ikatan normatif
(penekanan) dapat diperhatikan sebagai berikut.
1. Gagasan monoisme (lawan pluralisme) yang menolak adanya golongan yang berlainan
pikiran karena dianggap sebagai perpecahan.
2. Persatuan dipaksa melalui kekuatan undang-undang.
3. Oposisi ditindas.
4. Negara merupakan alat untuk mencapai tujuan komunisme besamya dukungan rakyat
terhadap pemerintah. segon
Dari ungkapan di atas memberi suatu isyarat bahwa pendapat umum pada kutub totaliter
cenderung tidak berkembang kalau tidak dikatakan bahwa pendapat umum pada kutub totaliter
tidak ada. Berbeda dengan kutub demokrasi, pada negara-negara penganut paham demokrasi
menempatkan pendapat umum pada tangga terhormat. Hal in berdasarkan pola pemikiran
bahwa pendapat umum sebagai bagian dari hak hak asasi manusia yaitu bagian dari hak
berkomunikasi. Para penganut paham demokrasi mempunyai pandangan positif terhadap
keberadaan pendapat umum, yaitu sebagai kekuatan dahsyat yang dapat memperkokoh
kehidupan kenegaraan. Mc. Dougall dalam bukunya "The Group Mind" mengemukakan bahwa
pendapat umum merupakan salah satu kekuatan utama untuk menjelmakan dasar-dasar sosial,
mempertinggi moral kelompok dan mendukung nilai-nilai kelompok. Bahkan menurut George
Carslake Thomson dalam buku the Evaluation of Public Opinion menyatakan bahwa pendapat
umum merupakan kehendak bangsa yang sangat dominan untuk kehidupan suatu negara.
Demikian halnya Emory S. Bogardus menilai kompetensi pendapat umum dalam empat hal,
yaitu Pertama, pendapat umum memperkuat undang-undang, pendapat umum tanpa dukungan
undang-undang akan merupakan deretan huruf mati. Kedua, pendapat umum memberi
kekuatan hidup bagi "badan" dan "lembaga-lembaga sosial". Ketiga, pendapat umum adalah
kekuatan pokok yang menghidupi dasar-dasar sosial. Keempat, pendapat umum adalah
pendukung moral utama dalam masyarakat. Sesuatu yang diangkat para pakar di atas
menunjukkan bahwa pendapat umum merupakan kekuatan yang dapat mempengaruhi baik
buruknya citra pemerintah. Namun demikian, sifat dan karakter pendapat umum tetap
berlandas dan menegakkan nilai-nilai kebenaran. Pendapat umum tidak akan ingkar dari nilai-
nilai yang ada pada diri manusia yang selalu cenderung kepada nilai kebenaran tersebut.
mialled for migdo Dalam negara-negara penganut paham demokrasi maka pendapat umum
mendapat tempat terhormat, bahkan pada tangga tertentu pendapat umum dijadikan sebagai
tolak ukur untuk menentukan sampai sejauh mana hak-hak komunikasi dapat berkembang.
2. Dalam konteks sistem nilai, isi pesan akan mencerminkan karakter elite
penguasa sebagai komunikator utama. Lakukan analisis kasus dari isi
pesan pada sistem totaliter dan sistem demokrasi (mahasiswa dapat
mengambil kasus dari sebuah berita atau artikel ilmiah dengan sumber
terpercaya)!
SUMBER :
- SKOM4323 FILSAFAT DAN ETIKA KOMUNIKASI
- https://mudabicara.com/sistem-politik-totaliter-pengertian-macam-dan-ciri-cirinya/
-https://www.kompas.com/skola/read/2020/01/29/200000069/8-jenis-demokrasi-di-
dunia?page=all