Anda di halaman 1dari 14

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO

DINAS KESEHATAN
UPT RSUD LANTO DG. PASEWANG
Jl. Ishak Iskandar, Kel. Empoang Selatan, Kec. Binamu, Kab. Jeneponto, Telp.(0419) 21004-21118
Email:rsudjeneponto@gmail.com

KEPUTUSAN DIREKTUR
NOMOR : / /RSUD-LDP/JP/VIII/2022

TENTANG

PANDUAN ASSESMENT KOMPETENSI KEPERAWATAN

DIREKTUR UNIT PELAKSANA TEKNIS


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LANTO DG. PASEWANG,
Menimbang a. bahwa Unit Pelaksana Teknis Rumah Sakit Umum
Daerah Lanto Dg. Pasewang perlu memastikan
mempunyai staf yang kompeten sesuai dengan misi,
sumber daya dan kebutuhan pasien;
b. bahwa untuk melindungi dan mengutamakan
keselamatan pasien maka perlu ditetapkan kebijakan
oleh Unit Pelaksana Teknis Rumah Sakit Umum Daerah
Lanto Dg. Pasewang dalam mendukung upaya tersebut;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu ditetapkan
dengan Keputusan Direktur tentang Panduan
Assesment Kompetensi Keperawatan.

Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang


Pembentukan Daerah-Daerah Tingkat II di Sulawesi
(Lembaran Negara Tahun 1959 Nomor 74, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 1822);
2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 144,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 5063) sebagaimana
telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun
2020 tentang Cipta Kerja (Lembaran Negara Tahun 2020
Nomor 245, Tambahan Lembaran Negara Nomor 6573);
3. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah
Sakit (Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 153,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 5072) sebagaimana
telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun
2020 tentang Cipta Kerja (Lembaran Negara Tahun 2020
Nomor 245, Tambahan Lembaran Negara Nomor 6573);

1
4. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2019 tentang
Kebidanan (Lembaran Negara Tahun 2019 Nomor 56,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 6325);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Bidang Perumahsakitan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 57,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
6659);
6. Peraturan Presiden Nomor 77 Tahun 2015 tentang
Pedoman Organisasi Rumah Sakit (Lembaran Negara
Tahun 2015 Nomor 159);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 67 Tahun 2019 tentang
Pengelolaan Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Tahun
2019 Nomor 173, Tambahan Lembaran Negara Nomor
6391);
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 Tahun 2019
tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan
Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan;
9. Peraturan Menteri Kesehatan tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014
tentang Keperawatan
10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 3 Tahun 2020
tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit;
12. Peraturan Daerah Kabupaten Jeneponto Nomor 14
Tahun 2021 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah Tahun Anggaran 2022 (Lembaran Daerah
Kabupaten Jeneponto Tahun 2021 Nomor 319);
13. Peraturan Bupati Jeneponto Nomor 81 Tahun 2021
tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah Tahun Anggaran 2022 (Berita Daerah
Kabupaten Jeneponto Tahun 2021 Nomor 81)
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Peraturan Bupati Jeneponto Nomor 15 Tahun
2022 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Bupati
Nomor 81 Tahun 2021 tentang Penjabaran Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2022
(Berita Daerah Kabupaten Jeneponto Tahun 2022
Nomor 15);
14. Peraturan Bupati Jeneponto Nomor 9 Tahun 2021
tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, dan Tata
Kerja Unit Pelaksana Teknis Rumah Sakit Umum
Daerah Lanto Dg. Pasewang pada Dinas Kesehatan;

2
15. Keputusan Bupati Jeneponto Nomor 440/175/2021
tentang Penetapan Status Badan Layanan Umum
Daerah Unit Pelaksana Teknis Rumah Sakit Umum
Daerah Lanto Dg. Pasewang.

MEMUTUSKAN:

Menetapkan :
KESATU : Panduan Assesment Kompetensi Keperawatan di Unit
Pelaksana Teknis Rumah Sakit Umum Daerah Lanto
Dg. Pasewang sebagaimana tercantum pada Lampiran
Keputusan ini;
KEDUA : Segala biaya yang berkaitan dengan Surat Keputusan
ini dibebankan kepada Dana Alokasi Umum (DAU)-
APBD Tahun 2022 atau sumber lain yang sah dan
tidak mengikat, sesuai dengan Ketentuan Perundang-
Undangan;
KETIGA : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jeneponto
pada tanggal 22 Agustus 2022

DIREKTUR,

BUSTAMIN
Pangkat Pembina Utama Muda
NIP. 19691028 200212 1 010

Tembusan :
1. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jeneponto;
2. Para Kepala Bidang UPT RSUD Lanto Dg. Pasewang;
3. Para Kepala Instalasi, Ruangan, dan Unit UPT RSUD Lanto Dg. Pasewang.

3
LAMPIRAN
KEPUTUSAN DIREKTUR UPT RSUD LANTO
DG. PASEWANG
NOMOR / /RSUD-LDP/JP/VIII/2022
TENTANG
PANDUAN ASSESMENT KOMPETENSI
KEPERAWATAN

PANDUAN ASSESMENT KOMPETENSI KEPERAWATAN

BAB I
DEFINISI

1. PENGERTIAN ASESMEN

Asesmen adalah proses pengumpulan bukti dan membuat keputusan dari


kompetensi yang diajukan untuk mengkonfirmasi seseorang sesuai dengan
standar yang berlaku di tempat kerjanya (TAA Training Package, Australian
Government, 2007).
Asesmen merupakan proses yang dilaksanakan oleh seorang asesor untuk
menentukan level kompetensi seseorang. Proses ini mencakup pengumpulan
data dan bukti untuk menetukan apakah seseorang mempunyai level
kompetensi yang dibutuhkan (R. Palan, 2007).

2. PENGERTIAN KOMPETENSI
Kompeten di definisikan seseorang dalam menunjukkan tugasnya dilakukan
dengan benar dan terampil meliputi aspek Knowledge, skill , ability dan
sikap (an individual’s capacity to perform his or her job responsibilities).
Sedangkan kompetensi adalah performance nyata seseorang dalam
mengerjakan tugas khususnya(JCAHO,2007).
International Council Of Nurses (ICN) tahun 2008 mendefinisikan Kompeten
adalah aplikasi yang effektif kombinasi dari Knowledge, skill dan
demonstrasi dalam praktek sehari-harinya atau unjuk kerjanya.
Kompeten dalam keperawatan : pengetahuan, pengertian dan justifikasi ;
meliputi kemampuan kognitif, teknik atau psychomotor dan kemampuan
interpersonal; meliputi penampilan dan sikap
Asesmen berbasis kompetensi adalah proses pengumpulan bukti dan
membuat putusan apakah seorang Asesi mencapai atau tidak
kompetensinya berdasarkan kriteria dalam persyaratan atau standar
asesmen, hal ini karena Asesi sedang diases berdasarkan kriteria tetap atau
acuan (benchmark) yang ditetapkan, seperti unit kompetensi dan SPO
(Standar Prosedur Operasional).

4
Untuk perawat yang sudah bekerja maka penilaiannya menggunakan sistem
workplace assessment (WPA). Komite Nasional Kompetensi Perawat (KNUKP,
2007) mendefinisikan Workplace asesment adalah uji kompetensi yang
dilaksanakanbagi perawat yang sudah bekerja atau yang ingin melakukan
uji ulang sesuai bidang keahlian keperawatan yang dimiliki dan tingkat
jenjang karirnya.

3. TUJUAN DAN FUNGSI PELAKSANAAN ASESMEN KOMPETENSI PERAWAT


Tujuan asesmen :
a. Memantau kesesuaian kinerja dengan standar kompetensi
b. Memperoleh informasi tentang “GAP” Training
c. Pengakuan atas kompetensi yang telah dimiliki
d. Maping’ utk kerja (skill mapping”
e. Menentukan target dan pelaksanaan training
f. Perencanaan Karir

Fungsi asesmen :

a. Melindungi masyarakat dan mempertemukan kebutuhan rumah sakit,


praktisi (perawat), dan masyarakat melaui identifikasi pengetahuan,
keterampilan dan prilaku tertentu.
b. Asesmen juga berfungsi memastikan pelanggan bahwa perawat telah
bekerja sesuai dengan standar dan menunjukan komitmen individu
terhadap profesi dan lifelong learning
c. Selain itu, asesmen juga berfungsi memberikan penghargaan dan
pengakuan professional kepada perawat yang telah mencapai
kompetensi yang dipersyaratkan dalam bentuk sertifikasi level jenjang
karir.

5
BAB II
RUANG LINGKUP

Perawat sebagai salah satu tenaga kesehatan di rumah sakit memegang


peranan penting dalam upaya mencapai tujuan spesifik pelayanan kesehatan
bagi masyarakat. Keberhasilan pelayanan kesehatan tergantung juga pada
kontribusi perawat dalam memberikan perawatan yang berkualitas bagi pasien
sesuai standar kompetensi keperawatan. Kompetensi perawat selalu
berkembang sesuai dengan perkembangan IPTEK di bidang kesehatan dan
atau keperawatan,serta semakin tingginya tuntutan masyarakat akan
pelayanan keperawatan. Perawat diharapkan mampu mempertahankan dan
mengembangkan kompetensi keperawatan yang dimiliki dalam praktek
pelayanannya, baik mandiri maupun dalamsuatu institusi pelayanan
kesehatan massal. Perawat yang memiliki kompetensi dan kewenangan klinik
yang jelas dapat menjamin memberikan asuhan keperawatan berkualitas dan
aman bagi pasien dan keluarganya. Berbagai upaya dilakukan agar perawat
dapat mempertahankan dan mengembangkan kompetensinya yaitu antara lain
: terus belajar mengikuti pelatihan-pelatihan teknis keperawatan, mengikuti
kegiatan-kegiatan ilmiah serta asesmen kompetensi untuk menjamin
kompetensi dan untuk mengetahui apakah seorang perawat masih memiliki
kompetensi yang baik. Asesmen kompetensi merupakan proses pengumpulan
bukti - bukti yang benar dengan cara yang tepat untuk menyatakan seorang
perawat kompeten terhadap satu unit atau paket kompetensi. Asesmen
kompetensi harus dilakukan dengan benar oleh assesor yang memiliki
kompetensidan tersertifikasi dalam melakukan asesesmen kompetensi
terhadap asesi. Proses pengumpulan bukti dapat dilakukan secara langsung
melalui observasi dan tidak langsung melalui metode portofolio. Asesmen
kompetensi dalam keperawatan tidak semata-mata didasarkan pada
memperlihatkan materi teoritis pengetahuan atau keterampilan teknikal tetapi
harus juga meliputi sikapdan praktiknya secara utuh.
Standar kompetensi perawat merefleksikan atas kompetensi yang diharapkan
dimiliki oleh individu yang akan bekerja dibidang pelayanan keperawatan.
Dalam menghadapi era globalisasim, standar tersebut harus ekuivalen dengan
standar-standar yang berlaku pada sektor industri kesehatan di negara lain
serta dapat berlaku secara internasional (PP PPNI, 2010).
Asesmen kompetensi keperawatan dilakukan pada 12 unit standar kompetensi
keperawatan indonesia, meliputi :
1. Menerapkan prinsip etika dalam keperawatan
2. Melakukan komunikasi interpersonal dalam Asuhan keperawatan

6
3. Mewujudkan dan memelihara lingkungan keperawatan yang aman melalui
jaminan kualitas dan manajemen risiko (patient safety)
4. Menerapkan prinsip pengendalian dan pencegahan infeksi yang diperoleh
dari RS
5. Melakukan tindakan-tindakan untuk mencegah cedera pada Klien
6. Memfasilitasi kebutuhan oksigen
7. Memfasilitasi kebutuhan elektrolit dan cairan
8. Mengukur tanda-tanda vital
9. Menganalisis, menginterpertasikan dan mendokumentasikan data secara
akurat
10. Melakukan perawatan luka
11. Memberikan obat dengan aman dan benar
12. Mengelola pemberian darah dengan aman

7
BAB III
TATA LAKSANA

1. MENGAJUKAN PERMOHONAN
Pada tahap ini Asesi menemui asesor untuk melakukan pengajuan
permohonan asesmen kompetensi. Pada tahap ini asesi akan di berikan
Form 01 yaitu formulir permohonan asesmen kompetensi keperawatan, di
dalamnya memuat identitas serta latar belakang pendidikandan pelatihan
sertifikasi asesi, serta Form 02 yaitu formulir asesmen mandiri. Asesi akan
diminta mempersiapkan bukti-bukti yang relevan terhadap standar unit
kompetensi yang akan di ujikan yang umemenuhi aturan bukti yaitu Valid,
Terkini (Current), Cukup (Sufficient), Otentik (Authentic). Bukti dapat
berupa: ijazah, sertifikat pelatihan terkini dan relevan, STR, loogbook,
uraian job description.

2. ASSESMEN MANDIRI
Pada tahap ini asesi diminta mengisi Form 02 yaitu formulir asesmen
mandiri. Pada tahap ini asesi diminta mengasesmen dirinya sendiri sebagai
seorang perawat, di dalam Form 02 ini terdapat sejumlah pertanyaan yang
harus dijawab oleh asesi seputar standar unit kompetensi yang akan
diujikan. Pada form 02 ini disediakan kolom K dan BK yang
berartiKOMPETEN atau BELUM KOMPETEN. Pada form ini diharapkan
asesi menandai dengan ceklis di kolom KOMPTEN yang mana asesi menilai
dirinya sudah kompeten untuk unit kompetensi yang akan diujikan, apabila
asesi memberikan tanda ceklis pada kolom BELUM KOMPETEN Maka
dianggap asesi belum siap untuk dilakukan asesmen kompetensi
keperawatan. Tahap ini dapat dikerjakan oleh asesi di rumah.

3. KONSULTASI PRA ASSESMEN


Pada tahapan ini asesor dan asesi bertemu kembali untuk melakukan
konsultasi pra asesmen, dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Pembukaan
b. Pada langkah ini asesor memberi salam dan memperkenalkan diri,
menepatkan asesi dalam kondisi yang kondusif, menjelaskan dan
mendiskusikan tujuan konsultasi pra asesmen.
c. Penjelasan asesemen
d. Asesor menjelaskan kepada asesi tentang proses dan hasil asesmen,
termasuk SKKNI/ unit kompetensi dan proses banding
e. Mengkonfirmasikan tujuan aemen

8
f. Asesor mengkonfirmasikan tujuan asesmen kepada asesi, disini asesi
diminta mengulang kembali menjelaskan tentang tujuan asesen
kompetensi keperawatan
g. Menilai kesesuaian bukti-bukti pendukungAsesor memadankan bukti
tidak langsung dengan kesesuaian bukti – bukti yang relevan dari
pelatihan dan pekerjaan, mencakup kriteria bukti sesuai persyaratan
(valid, terkini, asli, memadai) asesor menggunakan form 01 Asesor
merekomendasikan keikutsertaan asesmen lanjut (asesor menggunakan
for 01). Asesor memadankan kesesuaian hasil asesmen mandiri K / BK
yang telah diisi oleh asesi dan bukti tidak langsung yang relevan dari
pelatihan dan pekerjaan yang mencakup kriteria valid, terkini, asli,
memadai. Asesor menggunakan form 02 penilaian mandiri, kolom hasil
dan kolom bukti.Asesor merekomendasikan keikutsertaan asesen lanjut
h. Membangun metode dan perangkat asesmen asesor menjelaskan kepada
asesi tentang bukti dan jenis bukti, metode asesmen, perangkat
asesmen. Asesor bersama dengan asesi menyiapkan suber daya yang
terlibat dalam asesmen seperti: peralatan dan bahan, personil yang
terkait dengan asesmen. Kemudian asesor bersama asesi
mengidentifikasi danmenetapkan penyesuaian yang diperlukan utuk
proses asesmen (jika ada)
i. Menjelaskan tata tertib
j. Asesor menjelaskan hal- hal yang terkait dengan tata tertib asesmen,
aturan-aturan instalasi yang akan digunakan sebagai tempat asesmen,
atribut yang digunakan.
k. Mengkonfirmasi jadwal asesmen Asesor bersama dengan asesi
mengkonfirmasi jadwal asesmen, meliputi: hari, tanggal, waktu dan
durasi Menandatangani rencana asesmen
l. Asesor dan asesi menandatangani rencana asesmen
m. Menutup konsultasi pra asesmen

4. ASSESMEN
Proses asesmen kompetensi keperawatan diuraikan dalam 8 langkah
sederhana, yaitu:
1) Mengatur pelaksanaan asesmen, meliputi:
Mengatur tempat, tanggal dan waktu asesmen, Mengatur peralatan yang
dibutuhkan, Mempersiapkan ruang yang memadai, Memperhatikan dan
mengatasi kemungkinan gangguan seperti : suara, dll, Mengatur
pemenuhan persyaratan keselamatan kerja

9
2) Mempersiapkan asesi
a. Menjelaskan konteks, tujuan dan proses asesmen
b. Menjelaskan standar kompetensi yang dinilai serta
c. Bukti yang perlu dikumpulkan
d. Menyusun prosedur asesmen, persiapan yang harus dilakukan asesi
dan menjawab pertanyaan asesi
e. Menilai kebutuhan asesi & menentukan penyesuaian yang
diperbolehkan dalam prosedur asesmen
f. Mendapatkan umpan balik sehubungan dengan pemahaman asesi
terhadap standar kompetensi, persyaratan bukti serta proses
asesmen
g. Mengembangkan perencanaan asesmen
3) Merencanakan dan mempersiapkan proses pengumpulan bukti
a. Menetapkan perencanaan pengumpulan bukti yang memadai dan
berkualitas mengenai kinerja asesi, untuk membuat keputusan
asesmen
b. Mengembangkan materi-materi asesmen untuk membantu proses
pengumpulan bukti
c. Mengorganisasikan sumber-sumber yang dipersyaratkan untuk
mendukung proses pengumpulan bukti
d. Mengkoordinasikan dan menjelaskan secara singkat kepada personil
yang terlibat dalam proses pengumpulan bukti
4) Mengumpulkan bukti dan membuat keputusan asesmen
a. Menentukan dan mengawasi prosespengumpulan bukti untuk
memastikan bukti valid, reliabel, adil & fleksibel
b. Mengumpulkan bukti yang tepat dan mencocokkan kesesuaian
dengan unit kompetensi yang relevan
c. Mengevaluasi bukti yang mencakup 4 dimensi kompetensi
d. Memasukkan penyesuaian yang diperbolehkan kedalam prosedur
asesmen, apabila sesuai
e. Mengevaluasi bukti yang mencakup validitas konsistensi, terkini,
adil, keaslian dan memadai
f. Mengkonsultasikan dan bekerja dengan staf lain, penilai dan ahli
teknis yang terlibat dalam proses asesmen
g. Mencatat rincian bukti yang dikumpulkan
h. Membuat keputusan mengenai kompetensi asesi berdasarkan bukti
unit kompetensi yang relevan

10
5) Memberikan umpan balik asesmen
a. Memberikan umpan balik kepada asesi secara jelas dan konstruktif
terhadap keputusan asesmen
b. Memberikan informasi mengenai cara mengatasi setiap kesenjangan
yang teridentifikasi terhadap kompetensi, dalam proses asesmen
c. Memberikan kesempatan untuk mendiskusikan proses dan hasil
asesmen
d. Memberikan informasi mengenai asesmen ulangserta proses banding
e. Memberikan informasi mengenai asesmen ulang serta proses
banding
6) Mencatat dan melaporkan hasil asesmen
a. Mencatat hasil asesmen sesuai dengan kebijakan dan prosedur
pemegang wewenang
b. Memelihara catatan prosedur asesmen, bukti yangterkumpul serta
hasil asesmen sesuai dengan kebijakan dan prosedur pemegang
wewenang
c. Memelihara kerahasiaan hasil asesmen
d. Mengorganisasikan pengeluaran dan/atau pernyataan pencapaian
kualifikasi sesuai dengankebijakan dan prosedur pemegang
wewenang
7) Menghadapi peserta yang belum kompeten dan konflik
a. Menjelaskan bukti-bukti yang belum terpenuhi
b. Mendorong peserta melengkapi bukti-bukti yang dibutuhkan dengan
terus berlatih
c. Menghadapi konflik dengan tenang, tetap pada faktadan Selalu
mengikuti prosedur
d. Mencoba memahami kondisi peserta
e. Mengarahkan peserta untuk proses banding
f. Memenangkan kedua belah pihak
8) Berpartisipasi dalam asesmen ulang dan proses banding
a. Melaporkan keputusan asesmen yang tidak disetujui oleh asesi
kepada personil yang tepat/berwenang (mengisi form Banding)
b. Berpartisipasi dalam proses asesmen ulang danbanding sesuai
dengan kebijakan dan prosedur pemegang wewenang
c. Memberikanumpan balik dan bimbingan kepada asesi, jika
diperlukan, berkenaan dengan hasil dan proses asesmen
d. Memberikan informasi mengenai proses asesmen ulang dan banding
kapada asesi

11
9) Usulan banding (jika perlu)
Tahap ini bukan merupakan tahapan mutlak yang ada pada proses
asesmen kompetensi keperawatan. Tahap ini merupakan tahap
kelanjutan jika seorang asesi yang telah diasesmen kompetensi
kemudian dinyatakan tidak kompeten namun asesi merasa jika
keputusan tersebut tidak sesuai dengan apa yang diharapkan asesi.
Asesi berhak mengajukan banding pada panitia asesmen kompetensi
untuk dilakukan asesmen ulang oleh asesor yang lain. Asesor akan
memberikan formulir banding yang harus diisi oleh
asesi, kemudian asesor dengan asesi akan membuat kesepakatan jadwal
untuk dilakukan asesmen kompetensi kembali.
10) Keputusan hasil assesmen
Asesor membuat keputusan sesuai dengan kriteria bukti dan sesuai
dimenasi kompetensi yang meliputi: task skil, task management skil,
contingency management skill, environment transfer skill). Keputusan
hasil asesmen kompetensi dinyatakan dalam bentuk predikat
KOMPETEN ATAU BELUM KOMPETEN. Asesor menandatangani
Keputusan hasil asesmen kemudian diajukan kepada bidang
keperawatan untuk diproses selanjutnya.
11) Pemberian Sertifikat Kompetensi Hasil assesmen kompetensi dibuatkan
surat keputusan Direktur/pimpinan RS dalam bentuk Daftar Profil
Perawat RS sesuai Penjenjangan klinik dan sertifikat kompetensi yang
ditanda tangani oleh direktur rumah sakit.
12) Kaji Ulang Tiga langkah mengkaji ulang asesmen kompetensi
keperawatan:
Me–review prosedur asesmen :
Memberikan kesempatan kepada orang yang terlibat untuk me-review
hasil dan prosedurAsesemen dengan menggunakan kriteria evaluasi
yang disetujui. Menetapkan proses re-view oleh RS, instansi
ataulembaga diklat.Me-review prosedur ASESMEN di tempat
yangspesifikbekerjasama dengan asesi sertaorang yang tepat di Rumah
Sakit atau instansilainnya.Menetapkan proses re-view oleh RS, instansi
atau lembaga diklat.
13) Memeriksa konsistensi keputusan asesmen
a. Memeriksa bukti-bukti dari prinsipASESMEN dan konsistensi
terhadap dimensi-dimensi kompetensi.
b. Memeriksa bukti-bukti terhadap kompetensi-kompetensi kunci

12
c. Me-review konsistensi keputusanasesmen dengan standar-standar
unjuk kerja yang telah didefinisikan
d. Mencatat ketidaksesuaian dan inkonsistensiasesmen serta tindakan-
tindakan yangdilakukan
14) Melaporkan temuan review
a. Membuat rekomendasi kepada personil yangberwenang untuk
memodifikasi prosedur asesmen dari hasil-hasil review
b. Mengevaluasi catatan-catatan untuk menentukan apakah kebutuhan
orang yang berwenang telah dipenuhi
c. Membuat kontribusi yang efektif terhadap review-review sistim
secara luas dari proses asesmen serta umpan balik asesmen

13
BAB IV
DOKUMENTASI

1. PENCATATAN
Pencatatatan asesemen kompetensi dilakukan 9 formulir, meliputi:
1) Formulir 01 adalah formulir permohonan asesmen kompetensi
keperawatan
2) Formulir 02 adalah formulir asesmen mandiri
3) Formulir 03 adalah formulir rencana asesmen kompetensi
keperawatan, meliputi formulir: 3a untuk ceklis observasi, formulir 3b
untuk daftar pertanyaan lisan, formulir 3c untuk daftar pertanyaan
tertulis, dan formulir 3d untuk daftar portofolio
4) Formulir 04 adalah formulir persetujuan asesmen kompetensi
keperawatan
5) Formulir 05 adalah formulir konsultasi pra asesmen kompetensi
keperawatan
6) Formulir 06 adalah formulir pelaksanaan asesmen kompetensi
keperawatan
7) Formulir 07 adalah formulir banding
8) Formulir 08 berupa formulir umpan balik
9) Formulir 09 berupa formulir kaji ulang
2. PELAPORAN
Hasil asesmen akhir menyebutkan kode unit, judul unit dan tanggal
pengesahan.
Laporan asesmen secara sumatif yang dicetak harus menyebutkan unit –
unit kompetensi yang di ases dan tambahan pelatihan yang dibutuhkan.
Hasil asesmen kompetensi keperawatan dilaporkan pada bidang
keperawatan untuk dilakukan mappingdan placement ketenagaan, dan
bagian kepegawaian untuk pengelolaan remunerasi. sesuai jenjang karir.
Selanjutnya akan diterbitkan sertifikat kompetensi yang ditanda tangani
oleh direktur
3. EVALUASI
Evaluasi asesmen kompetensi didelegasikan pada koordinator unit dalam
bentuk Format Evaluasi Kinerja Perawat dalam jangka waktu 1 tahun
terhitung dari ditetapkan RKK SPK

DIREKTUR,

BUSTAMIN

14

Anda mungkin juga menyukai