Anda di halaman 1dari 5

MATERI P5

Tema : “Bangunlah jiwa dan raganya”


Topik : “Berbagi Kasih ke Panti Asuhan”

A. DEFINISI DAN IMPLEMENTASI TEMA

Pembelajaran berbasis projek di intrakurikuler bertujuan mencapai Capaian


Pembelajaran (CP), sementara projek penguatan profil pelajar Pancasila atau
disingkat P5 bertujuan mencapai kompetensi profil pelajar Pancasila.

Identifkasi awal kesiapan satuan pendidikan dalam menjalankan projek


penguatan profil pelajar Pancasila didasarkan pada kemampuan satuan
pendidikan dalam menerapkan pembelajaran berbasis projek (project based
learning).

Pembelajaran berbasis projek adalah pendekatan kelas yang dinamis di mana


peserta didik secara aktif mengeksplorasi masalah dan tantangan dunia nyata
untuk memperoleh pengetahuan yang lebih mendalam (Edutopia).

Pembelajaran berbasis projek bukan hanya kegiatan kegiatan membuat


produk atau karya, namun kegiatan yang mendasarkan seluruh rangkaian
aktivitasnya pada sebuah persoalan yang kontekstual.

Oleh karenanya, pembelajaran berbasis projek biasanya mencakup beragam


aktivitas yang tidak bisa dilakukan dalam jangka waktu yang pendek.

Selanjutnya pembelajaran berbasis projek ini dibagi dalam beberapa tema


yakni tema yang digunakan P5 dalam kurikulum merdeka seperti :

1. Gaya Hidup Berkelanjutan,


2. Kearifan Lokal,
3. Bhinneka Tunggal Ika,
4. Bangunlah Jiwa dan Raganya,
5. Suara Demokrasi,
6. Rekayasa dan Teknologi,
7. Kewirausahaan,
8. Keberkerjaan

Projek “Berbagi Kasih ke Panti Asuhan” yang mengangkat tema “Bangunlah Jiwa
dan Raganya menciptakan kesempatan belajar murid untuk membentuk diri sesuai
Profil Pelajar Pancasila. Bertujuan untuk melatih kesehatan fisik dan mental secara
berkelanjutan, projek dengan metode pembelajaran yang aktif dan berpusat pada
peserta didik ini diharapkan menjadi perangkat yang menawarkan titik temu
kolaborasi dan mengidentifikasi pihak terkait untuk pengembangan karakter sesuai
profil pelajar Pancasila yang Bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, dan
berakhlak mulia, gotong royong dan mandiri.
B. DIMENSI, ELEMEN, DAN SUB ELEMEN

Dimensi Elemen Sub-Elemen


Beriman, bertakwa Akhlak beragama Menginternalisasi norma-
kepada Tuhan Yang Akhlak kepada manusia norma sosial dan agama
Maha Esa, yang ada sehingga
Berakhlak Mulia. menjadi nilai personal
Berempati kepada orang
lain
Bergotog Royong. Berbagi Kerja sama
Komunikasi untuk
mencapai tujuan bersama
Saling-ketergantungan
positif
Koordinasi sosial
Bernalar Kritis Memperoleh dan Mengidentifikasi,
memproses informasi mengklarifikasi,
dan gagasan dan mengolah
informasi dan
gagasan
Kreatif Menganalisis dan mengevaluasi penalaran dan
prosedurnya
Menghasilkan karya dan tindakan yang
orisinal
Memiliki keluwesan berpikir dalam mencari
alternatif
solusi permasalahan
Mandiri Regulasi diri Penetapan tujuan belajar,
prestasi, dan
pengembangan diri serta
rencana strategis
untuk mencapainya
Menunjukkan inisiatif
dan bekerja secara
mandiri

C. PANTI ASUHAN

Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan panti asuhan sebagai rumah


tempat memelihara dan merawat anak yatim piatu dan sebagainya.

Departemen Sosial Republik Indonesia menjelaskan bahwa:


“Panti asuhan adalah suatu lembaga usaha kesejahteraan sosial yang
mempunyai tanggung jawab untuk memberikan pelayanan kesejahteraan
sosial kepada anak telantar dengan melaksanakan penyantunan dan
pengentasan anak telantar, memberikan pelayanan pengganti fisik, mental,
dan sosial pada anak asuh, sehingga memperoleh kesempatan yang luas,
tepat dan memadai bagi perkembangan kepribadiannya sesuai dengan yang
diharapkan sebagai bagian dari generasi penerus cita-cita bangsa dan
sebagai insan yang akan turut serta aktif di dalam bidang pembangunan
nasional.”

Kesimpulan dari uraian di atas bahwa panti asuhan merupakan lembaga


kesejahteraan sosial yang bertanggung jawab memberikan pelayanan
pengganti dalam pemenuhan kebutuhan fisik, mental, dan sosial pada anak
asuhnya, sehingga mereka memperoleh kesempatan yang luas, tepat dan
memadai bagi perkembangan kepribadian sesuai dengan harapan.
1. Fungsi Panti Asuhan
Panti asuhan berfungsi sebagai sarana pembinaan dan pengentasan anak
telantar, memberikan pelayanan, informasi, konsultasi, dan pengembangan
keterampilan bagi kesejahteraan sosial anak.

2. Prinsip Pelayanan Panti Asuhan


Pelayanan Pengembangan adalah suatu proses kegiatan yang bertujuan
untuk meningkatkan mutu pelayanan dengan cara membentuk
kelompokkelompok anak dengan lingkungan sekitarnya, menggali
semaksimal mungkin, meningkatkan kemampuan sesuai dengan bakat anak,
menggali sumber - sumber baik di dalam maupun luar panti semaksimal
mungkin dalam rangka pembangunan kesejahteraan anak.

3. Fasilitas dalam Panti Asuhan


Panti asuhan harus menyediakan fasilitas yang lengkap, memadai, sehat, dan
aman bagi anak asuh untuk mendukung pelaksanaan pengasuhan. Beberapa
fasilitas yang wajib disediakan dalam panti asuhan antara lain fasilitas yang
mendukung privasi anak sebagai fasilitas primer, fasilitas - fasilitas
pendukung, dan pengaturan staf panti asuhan beserta pihak pengelolanya.
Beberapa kriteria yang harus disediakan panti asuhan untuk menunjang
aspek privasi anak asuh penghuni panti asuhan adalah sebagai berikut:
 Panti asuhan menyediakan tempat tinggal yang dapat memenuhi
kebutuhan dan privasi anak, di mana tempat tinggal dan ruang tidur
antara anak laki-laki dan perempuan dibedakan/dipisah.
 Panti asuhan menyediakan tempat tinggal untuk pengasuh agar
pengasuh bisa memantau aktivitas anak sepanjang hari termasuk di
malam hari (pengawasan selama 24 jam dan berkelanjutan)
 Panti asuhan harus menyediakan kamar tidur dengan ukuran 9 meter
persegi untuk 2 (dua) anak, yang dilengkapi lemari untuk menyimpan
barang pribadi anak.
 Panti asuhan harus menyediakan kamar mandi anak laki-laki dan
perempuan secara terpisah dan berada di dalam ruangan yang sama
dengan bangunan tempat tinggal anak.
 Tersedianya toilet yang aman, bersih, dan terjaga privasinya untuk
anak laki-laki dan perempuan secara terpisah dan berada di dalam
ruangan yang sama dengan bangunan tempat tinggal anak.

4. Struktur Organisasi Panti Asuhan


Umumnya panti asuhan terdiri atas struktur organisasi sebagaimana
organisasi social lainnya yang mana terdapat Penasihat/pengawas, Ketua,
sekretaris, bendahara, dan staf harian atau pengasuh anak. Tentunya tidak
semua panti asuhan memiliki struktur organisasi yang sama. Adapun
beberapa panti asuhan yang berdiri atas swadaya masyarakat setempat
ataupun inisiatif pribadi sehingga memiliki struktur pemilik panti asuhan.
Juga ada beberapa panti asuhan yang berdiri atas usulan yayasan.
Berikut contoh - contoh struktur organisasi panti asuhan dalam bentuk
diagram :
5. Syarat Masuk Panti Asuhan

Sebelum masuk panti asuhan, biasanya seorang anak akan diminta


melengkapi beberapa persyaratan.

Namun, perlu diingat bahwa panti asuhan tidak akan memungut biaya  untuk
anak yang akan masuk.

Oleh karena itu, ketahui beberapa persyaratan yang diperlukan berikut ini.

 Surat Keterangan dari Kelurahan yang menyatakan sebagai anak


yatim/yatim piatu dan tidak mampu.
 Surat Kematian ayah bagi anak yatim.
 Surat Kematian ayah dan ibu bagi yatim piatu.
 Surat Keterangan dokter yang mengatakan tidak cacat mental dan tubuh
(Opsional)
 Sehat jasmani dan rohani (opsional)
 Pas Foto.
 Fotocopy KK.
 Mengisi formulir yang telah tersedia.
 Mengikuti tes/ wawancara khususnya keluarga.
 Sanggup mentaati peraturan dan tata tertib panti.
 Bersedia mengikuti pendidikan di Lembaga Pendidikan formal.
 Bersedia dibina dan dididik di asrama.

Biasanya panti asuhan hanya menerima anak berumur 6 tahun hingga 11


tahun. Pengelola akan memenuhi kebutuhan makanan, pakaian, pendidikan,
dan kesehatannya. Namun ada juga yang memenuhi kebutuhan anak asuh
hingga mencapai 18 tahun.

Umur 18 tahun tersebut belum dewasa sehingga pihak panti asuhan perlu
melindungi dan bertanggung jawab terhadap anak asuhnya.

Anda mungkin juga menyukai