Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS SENYAWA BAHAN KIMIA OBAT

DEKSAMETASON PADA SEDIAAN JAMU PEGAL LINU


SIDOMUNCUL DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI
UV-VIS

DI SUSUN OLEH :
1. ALIEF AJENG NUR SAFITRI (4201003)
2. ANGGITA RAHMAWATI (4201010)
3. AULIA PUTRI ATMAJA (4201016)
4. DIVA RADIKA (4201024)
5. FAUZAN ASHARI NUR HIDAYAT (4201030)

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NASIONAL SURAKARTA
2022
A. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
“ANALISIS SENYAWA BAHAN KIMIA OBAT DEKSAMETASON PADA SEDIAAN
JAMU PEGAL LINU SIDOMUNCUL DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI
UV-VIS”
Disusun Oleh Diperiksa Oleh Disahkan Oleh

Kelompok 3 Iin Muhaiyinah, S.Farm. Muhammad Sa’ad, M.Farm

1. Tujuan Praktikum
Setelah praktikum, mahasiswa diharapkan mampu:
1. Melakukan teknik analisis senyawa bahan kimia obat deksametason pada sediaan
jamu pegal linu
2. Menjelaskan tentang regulasi analisis senyawa bahan kimia obat deksametason
pada sediaan jamu pegal linu
2. Ruang Lingkup
Deksametason merupakan bahan kimia obat yang sering ditambahkan pada
obat tradisional (BPOM RI, 2005). Dengan demikian, perlu dilakukan analisis
penetapan kadardeksametason dalam obat tradisional menggunakan metode yang
akurat, tepat dan sensitif. Menurut Farmakope Indonesia Edisi IV, identifikasi
deksametason dapat dilakukan menggunakan spektrofotometri ultraviolet,
kromatografi lapis tipis, KCKT dengan menggunakan baku pembanding
deksametason BPFI.
Deksametason yang merupakan obat kortikosteroid golongan glukortikoid.
Adanya deksametason dalam jamu dapat mempercepat penyembuhan karena
kortikosteroid dapat mengurangi nyeri dan untuk menghentikan peradangan yang
dapat terjadi di sendi ( rheumatoid arthritis) dan tendon ( tendinitis). Efek samping
dan bahaya jamu ditambahkan BKO deksametason adalah sering mengakibatkan
myopathy ( otot menyusut dan nyeri) pada penggunaan oral, juga menekan adrenal
agak kuat ( Saputra, 2015). Efek samping deksametason yang paling umum terjadi
adalah keropos tulang atau osteoporosis ( Prayoga, 2016)
Permenkes RI No. 007 Tahun 2012 mensyaratkan obat tradisional tidak boleh
mengandung bahan kimia obat atau hasil isolasi yang berkhasiat sebagai obat.Namun
seringkali bahan kimia obat ditambahkan secara ilegal pada obat tradisional, hal ini
dapat membahayakan kesehatan konsumen (BPOM RI, 2015).

3. Tanggung Jawab
a. Alief Ajeng N.S / 4201003 : Parameter mutu
b. Anggita Rahmawati / 4201010 : Ruang lingkup
c. Aulia Putri A. / 4201016 : Bagan alur praktikum
d. Diva Radika / 4201024 : Preparasi sampel
e. Fauzan Ashari N.H. / 4201030 : Keterangan umum

4. Referensi
 BPOM RI, 2005, Kriteria dan Tata Laksana Pendaftaran Obat Tradisional, Obat
Herbal Terstandar dan Fitofarmaka, Jakarta : Peraturan Badan Pengawas Obat
dan Makanan Republik Indonesia, 02-04.
 BPOM RI, 2015, Obat Tradisional Mengandung Bahan Kimia Obat, Jakarta :
Badan Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia.
 Saputra, S.A. (2015). Identifikasi bahan kimia obat dalam jamu pegal linu seduh
dan kemasan yang dijual dipasar Surakarta
 Prayoga T, Widiyanto R, Mekasari N. (2016). Identifikasi Deksametason dalam
jamu pegel linu dengan Metode Spektrometri UV- Vis. Jurnal Ilmiah Ibnu Sina.

5. Dokumen terkait
- Formulir hasil pengujian analisis cemaran mikroba pada sediaan jamu Pegel Linu
Sidomuncul
- Laporan Standarisasi Spesifik sediaan jamu Pegel Linu Sidomuncul

6. Bagan alur praktikum


a. Bahan-Bahan Penelitian

Pada Penelitian ini sampel yang


digunakan adalah 6 sediaan jamu
untuk obat pegal

b. Pembuatan Larutan Baku Deksametason

larutkan dengan
metanol, kocok
Baku pembanding masukkan dalam labu
perlahan ad larut dan
deksametason 50 mg ukur 50 ml
diperoleh konsentrasi
1000 ppm

tambah metanol ad
masukkan labu ukur 50 batas labu dan
larutan ini dipipet 5 ml
ml didapatkan konsentrasi
100 ppm
c. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum

tambahkan metanol ad
larutan baku 100 ppm masukkan dalam labu batas dan didapatkan
dipipet 1 ml ukur 10 ml larutan dengan
konsentrasi 10 ppm

larutan ini lalu diukur


serapannya pada
gelombang antara 200-
400 nm

d. Pembuatan Kurva Baku

larutan baku 100 ppm


masing-masing
dipipet 0,5mL; 0,8mL; tambah metanol ad
masukkan labu ukur
1,0mL; 1,3mL; dan batas labu
10mL
1,5mL

diperoleh larutan diukur serapannya


dengan konsentrasi pada panjang
5ppm, 8ppm, 10ppm, gelombang maksimum
13ppm, dan 15ppm. yang diperoleh

e. Persiapan Sampel

sampel jamu pegal


masukkan dalam tambah metanol ad
linu yang diperoleh
labu ukur 25mL tanda batas
ditimbang 300mg

filtrat pertama
larutan disaring dan masukkan dalam
(larutan 1) larutan
dibuang 5mL labu ukur 10mL
dipipet 0,5mL

encerkan dengan
metanol ad tanda
batas, buat triplo
f. Analisis Larutan Kualitatif Sampel Jamu

analisis kualitatif dilakukan lalu analisis kuantitatif


dengan mengukur serapan dilakukan dengan mengukur
larutan uji pada panjang serapan larutan uji pada
gelombang 200-400nm untuk panjang gelombang
mengetahui panjang gel. maksimum dari larutan baku
maksimum deksametason

7. Uraian Preparasi Sampel / Perhitungan


a. Pembuatan larutan baku Deksametason 100 ppm
massa(mg) 50 mg
ppm = = =1000 ppm
volume( L) 0,05 L
C1. V1 = C2. V2
1000 ppm. V1 = 100 ppm. 50 ml
100 ppm × 50 ml
V1 =
1000 ppm
V1 = 5 ml
b. Pengenceran
1. 5 ppm
C1. V1 = C2. V2
100 ppm. V1 = 5 ppm. 10 ml
5 ppm× 10 ml
V1 =
100 ppm
V1 = 0,5 ml
2. 8 ppm
C1. V1 = C2. V2
100 ppm. V1 = 1 ppm. 10 ml
8 ppm ×10 ml
V1 =
100 ppm
V1 = 0,8
3. 10 ppm
C1. V1 = C2. V2
100 ppm. V1 = 10 ppm. 10 ml
10 ppm× 10 ml
V1 =
100 ppm
V1 = 1 ml
4. 13 ppm
C1. V1 = C2. V2
100 ppm. V1 = 1,3 ppm. 10 ml
1, 3 ppm ×10 ml
V1 =
100 ppm
V1 = 1,3
5. 15 ppm
C1. V1 = C2. V2
100 ppm. V1 = 15 ppm. 10 ml
15 ppm× 10 ml
V1 =
100 ppm
V1 = 1,5 ml
B. SPESIFIKASI
SPESIFIKASI “Jamu Pegel Linu Sidomuncuk”
Disusun Oleh Diperiksa Oleh Disahkan Oleh

Kelompok 3 Iin Muhaiyinah, S.Farm Muhammad Sa’ad, M.Farm

Kode Bahan :-
Nama Produk : Komplit (Jamu pegal linu produksi sidomuncul)
Nama Simplisia :

1. Keterangan Umum
a. Melaleuca Leucadendra Fructus
 Nama Lain : Buah Kayu Putih
 Nama Tanaman Asal : Kayu Putih (Melaleuca leucadendra)
 Keluarga : Myrtaceae (Jambu-Jambuan)
 Zat Berkhasiat utama : Minyak atsiri, sineol
 Penggunaan : Perdarahan stomachicum, spasmolika
 Pemerian : Bau aromatik khas, rasa pahit
 Bagian yang digunakan: Buah
b. Piper Retrofractum fructus
 Nama Lain : Buah Cabai Jawa
 Nama Tanaman Asal : Cabai jawa (Piper Retrofractum)
 Keluarga : Piperaceae
 Zat Berkhasiat utama : Minyak atsiri, alkaloid
 Penggunaan : Obat sakit perut, masuk angin, beri-beri, reumatik,
tekanan darah rendah, kolera, influenza, sakit kepala,
lemah syahwat, bronkitis, dan sesak napas.
 Pemerian : Bau aromatik tajam, rasa pedas
 Bagian yang digunakan: Buah
c. Zingiber aromatik rhizoma
 Nama Lain : Lempuyang
 Nama Tanaman Asal : Zingiber aromatica
 Keluarga : Zingiberaceae
 Zat Berkhasiat utama : Minyak atsiri yang mengandung zerumbon bumolen,
limonen
 Penggunaan : Karminativa, stomakika
 Pemerian : Bau aromatik, rasa pahit
 Bagian yang digunakan: Akar
d. Languas galanga rhizoma
 Nama Lain : Lengkuas
 Nama Tanaman Asal : Lengkuas (Alpinia galanga(L))
 Keluarga : Zingiberaceae
 Zat Berkhasiat utama : Minyak atsiri yang mengandung; metilsinamat, sineol,
kamfer dan galangol
 Penggunaan : antijamur, antitumor, antihelmintik, antidiuretik,
penyakit liver, reumatik, dispepsia, panas, dan diabetes
 Pemerian : Rasa yang tajam, pedas dan berbau harum
 Bagian yang digunakan: Akar
e. Curcuma Xhantorrhiza rhizoma
 Nama Lain : Temu lawak
 Nama Tanaman Asal : Temu lawak (Curcuma Xhantorrhiza)
 Keluarga : Zingiberaceae
 Zat Berkhasiat utama : Minyak atsiri yang mengandung felandren dan tumerol,
zat warna kurkumin, pati.
 Penggunaan : Kolagoga, antispasmodika
 Pemerian : Bau khas aromatik, rasa tajam dan pahit
 Bagian yang digunakan: Akar
f. Baeckea frutescens Folium
 Nama Lain : Ujung Atap
 Nama Tanaman Asal : Ujung Atap (Baeckea frutescens)
 Keluarga : Myrtaceae
 Zat Berkhasiat utama : Diuretika (pengeluaran garam dan air dari tubuh
melalui daluran kencing), obat untuk mengatasi sakit
perut, dan muntah (emetika)
 Penggunaan : Demam, lelah, dan anti kanker
 Pemerian : Tidak berbau, namun memiliki rasa yang pahit
 Bagian yang digunakan: Daun
g. Kaempferia Galanga Rhizoma
 Nama Lain : Kencur
 Nama Tanaman Asal : Kaempferia galanga (L)
 Keluarga : Zingiberaceae
 Zat Berkhasiat utama : Alkaloida, minyak atsiri yang mengandung sineo dan
kamferin, mineral, pati
 Penggunaan : Ekspektoransia, diaforetika, karminativa, stimulansia,
roboransia
 Pemerian : Bauk khas aromatik, rasa pedas, agak pahit
 Bagian yang digunakan: Akar
h. Zingiber officinale rhizoma
 Nama Lain : Jahe
 Nama Tanaman Asal : Zingiber officinale (roscoe)
 Keluarga : Zingiberaceae
 Zat Berkhasiat utama : Pati, damar, oleo resin, gingerin, minyak atsiri yang
mengandung zingeron, zingiberol, zingiberin, borneol,
kamfer, sineol
 Penggunaan : Karminativa, stimulansia, diaforetika
 Pemerian : bau aromatik, rasa pedas
 Bagian yang digunakan: Akar
i. Blumea balsamifera folium
 Nama Lain : Sembung
 Nama Tanaman Asal : Blumea Balsamifera
 Keluarga : Astareceae
 Zat Berkhasiat utama : alkaloid, flavonoid, tanin, terpenoid dan steroid.
 Penggunaan : diuretik dan reumatik
 Pemerian : Ras agak pahit, aroma khas
 Bagian yang digunakan: Daun
j. Phyllanthus niruri Herba
 Nama Lain : Meniran Hijau
 Nama Tanaman Asal : Phyllanthus niruri
 Keluarga : Phyllanthaceae
 Zat Berkhasiat utama : Flavonoid, saponin, dan polifenol
 Penggunaan : antioksidan, antiradang, dan antibakteri.
 Pemerian : Ras agak pahit, aroma khas
 Bagian yang digunakan: Daun kering
k. Cyperus rotundus rhizoma
 Nama Lain : Rumput Teki
 Nama Tanaman Asal : Cyperus rotundus
 Keluarga : Cyperaceae
 Zat Berkhasiat utama : flavonoid, alkaloid, seskuiterpenoid, tanin, saponin
pada
bagian umbi dan daun.
 Penggunaan : Diuretika, stomakika
 Pemerian : Bau khas aromatik, rasa agak pedas kemudian
pahit,menimbulkan rasa tebal di lidah
 Bagian yang digunakan: Akar

2. Parameter parameter mutu Simplisia


Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 007 Tahun 2012
Tentang Registrasi Obat Tradisional yang menyatakan bahwa obat tradisional yang
beredar tidak boleh mengandung bahan kimia obat (BKO) yang merupakan hasil
isolasi atau sintetik.

3. Tanggung Jawab
a. Alief Ajeng N.S / 4201003 : Parameter mutu
b. Anggita Rahmawati / 4201010 : Ruang lingkup
c. Aulia Putri A. / 4201016 : Bagan alur praktikum
d. Diva Radika / 4201024 : Preparasi sampel
e. Fauzan Ashari N.H. / 4201030 : Keterangan umum

4. Referensi
Menteri Kesehatan (2012) “Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 007
Tahun 2012 Tentang Registrasi Obat Tradisional.” Jakarta: Menteri Kesehatan.

5. Dokumen terkait

Anda mungkin juga menyukai