Anda di halaman 1dari 6

Pada materi di sesi 9 terdapat jurnal "Performance measurement systems: A consensual analysis

of their roles". Jurnal tersebut berkaitan dengan sistem pengukuran kinerja.

Silakan di diskusikan mengenai metode, kelemahan dan kekuatan dari jurnal tersebut.

Yth. Tutor,
Ijin memberikan tanggapan diskusi 9, sebagai berikut :

Konsep Performance Measurement System

1) Pendahuluan

Tekanan dan kemajuan kompetitif dalam produk dan teknologi proses memaksa perusahaan untuk
merevisi strategi mereka dan mendesain sistem manajemen operasi mereka. Kepercayaannya
adalah bahwa akan ada dampak positif pada kinerja organisasi secara keseluruhan jika sistem
manajemen kinerja dirancang, atau dirancang ulang, secara tepat.

Namun, sebuah badan penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan sebab akibat antara
inisiatif desain ulang tersebut dan peningkatan kinerja secara keseluruhan. (Vergidis et al., 2008;
Pinheiro de Lima et al., 2008; Bourne et al., 2005, 1999). Penelitian memang menunjukkan bahwa
untuk meningkatkan kinerja, sistem manajemen strategis harus digunakan di seluruh perusahaan,
alih-alih terbatas pada sistem pengukuran kinerja. Sistem seperti itu harus lebih sinis daripada statis
dan memfasilitasi kemampuan untuk mengatasi perubahan organisasi (Neely, 2005).

Memahami peran Sistem Pengukuran Kinerja (PMS) adalah langkah pertama dalam menentukan
kapabilitas dan fungsi sistem yang akan mendukung sistem manajemen strategis tersebut (Pinheiro
de Lima et al., 2008). Penulis seperti Phusavat et al. (2009), Tan dan Platts (2009), Folan et al.
(2007) dan Franco-Santos et al. (2007) mengeksplorasi dasar-dasar teoritis PMS. Mereka
menyoroti pentingnya membangun hubungan sebab akibat antara strategi bisnis dan desain PMS,
dan menyarankan ada konstruksi teoretis yang memediasi hubungan antara strategi dan ukuran
kinerja dan bahwa tautan ini harus dipelajari dalam hal karakteristik struktural dan dinamika
mereka. . Elemen-elemen mediasi ini harus dinyatakan sebagai perantara peran sistem, kapabilitas,
dan rekomendasi desain.

Menurut Marsatunga dan Baldry (2002), sistem manajemen kinerja yang strategis adalah sistem
yang menggunakan informasi kinerja untuk menghasilkan perubahan positif dalam budaya, sistem,
dan proses organisasi. Demikian pula, Zu et al. (2010) menambahkan bahwa ada peran yang
tertanam untuk Sistem Pengkuran Kinerja (PMS) sebagai bagian dari Sistem Manajemen Strategi
Operasional.

Pheheiro de Lima et al. (2008) mencatat bahwa hubungan sebab akibat dapat dibangun dengan
mengaitkan peran PMS dengan fungsi dan kemampuan. Kriteria kinerja Globerson (1985)
mendefinisikan fungsionalitas sistem sebagai orientasi strategis, di mana kriteria kinerja dipilih
dari tujuan organisasi, kontrol organisasi atas kriteria kinerja yang dievaluasi, dan kriteria kinerja
yang dihasilkan dari partisipasi pemangku kepentingan. Terdapat fungsi realisasi strategis, sebagai
kriteria kinerja mengikuti tujuan organisasi.
2) Tinjauan

Pustaka Menurut Niven dalam bukunya Balanced Scorecard Step-By-Step Maximizing


Performance and Maintaining Results (2002, p. 114) mendefinisikan Performance
MeasuresSystem sebagai: alat yang digunakan untuk memastikan apakah kita berhasil mencapai
tujuan dan bergerak maju menuju kesuksesan penerapan strategi kita.

Sementara Menurut Anthony dan Govindarajan Performance Measurement System adalah : sebuah
mekanisme yang meningkatkan kemungkinan berhasilnya perusahaan dalam menerapkan
strateginya.

Hal senada disampaikan oleh Fried (2010) bahwa performance measurement system adalah sistem
pakar strategis dalam bentuk penilaian kuantitatif dan kualitatif yang dijalankan oleh organisasi
untuk melakukan pengamatan dan pengukuran berbagai aspek kinerja yang bersifat intangible.
Sementara Gimbert et al. (2010) berpendapat bahwa performance measurement system merupakan
seperangkat pengukuran yang memiliki karakteristik singkat dan tepat untuk mendukung proses
pengambilan keputusan organisasi dengan cara mengumpulkan, mengolah, dan menganalisis data
kuantitatif mengenai kinerja.

Dalam kaitannya dengan efisiensi dan efektivitas, Neely et al. (2005) mengatakan bahwa ada tiga
definisi tentang performance measurement system, yaitu:

a) Performance measurement system adalah sebuah proses yang dilakukan untuk


menguantifikasikan efektivitas dan efisiensi dari sebuah tindakan;

b) Performance measurement system adalah sebuah pengukuran yang digunakan untuk


menguantifikasikan efektivitas dan/atau efisiensi sebuah tindakan;

c) Performance measurement system merupakan seperangkat alat ukur yang digunakan untuk
menguantifikasi efektivitas dan efisiensi sebuah tindakan.

Dalam kerangka nilai organisasi yang berkaitan dengan pelanggan, Moullin dalam Striteska dan
Spickova (2012) menyatakan bahwa performance measurement system merupakan sebuah sistem
yang akan mengevaluasi seberapa baik pengelolaan organisasi, termasuk juga berbagai nilai yang
diberikan kepada pelanggan dan pemangku kepentingan lainnya.

3) Keuntungan Performance Measurement System

Keuntungan Performance Measurement System yang baik menurut Roman dan Michael dalam
bukunya Handbook of Cost Management (1993, p. 328), adalah :

a) Melacak/melihat performa perusahaan terhadap ekspektasi konsumen dengan tujuan untuk


mendekatkan perusahaan kepada konsumen dan melibatkan stakeholders dalam usaha memuaskan
konsumen.

b) Memotivasi karyawan untuk memberikan pelayanan terbaik terhadap konsumen.

c) Mengidentifikasikan tindakan yang sia-sia dan mendorong pengurangan usaha yang sia-sia.
d) Menciptakan tujuan strategi yang konkrit untuk mempercepat proses pembelajaran
perusahaan.

e) Membangun konsensus untuk membuat perubahan dengan memberikan penghargaan atas


tindakan/tingkah laku yang diharapkan

4) Terdapat enam karakteristik dalam performance measurement system sebagaimana


pendapat dari Kennerley dan Neely (2002), yaitu:

a) Pengukuran kinerja dipakai dalam organisasi harus mampu memberikan gambaran yang
seimbang mengenai bisnis organisasi;

b) Sistem pengukuran kinerja harus menyediakan informasi mengenai kinerja organisasi secara
ringkas;

c) Sistem pengukuran kinerja harus multidimensional;

d) Matrik pengukuran kinerja harus mampu memetakan kinerja secara komprehensif;

e) Sistem pengukuran kinerja harus terintegrasi dengan berbagai fungsi dan hirarkhi di dalam
organisasi;

f) Sistem pengukuran kinerja harus mampu menghasilkan data untuk monitoring kinerja di
masa lalu dan menyusun perencanaan kinerja

Menurut Gomes dalam Lima et al. (2013), performance measurement system mempunyai
beberapa karakteristik sebagai berikut:

a) Melibatkan informasi non finansial yang relevan berasal dari faktor kunci kesuksesan bisnis;

b) Mampu menerjemahkan strategi dan memantau hasil bisnis;

c) Mengukur dan menghubungkan sistem yang berdasarkan pada tujuan organisasi, critical
success factors, orientasi pelanggan, dan memantau output finansial maupun non finansial;

d) Mengikuti strategi organisasi secara dinamis; e. Berorientasi jangka panjang, mudah untuk
dimengerti dan diimplementasikan;

e) Berkaitan dengan sistem penghargaan;

f) Melingkupi seperangkat pengukuran finansial dan non finansial yang koheren dan kosisten
dengan kerangka strategi

5) Reviu Artikel Performance Measurement System: a Consensual Analysis of Their Roles

a) Pendahuluan

Untuk tetap bertahan di dalam lingkungan bisnis yang penuh dengan ketidakpastian, setiap
organisasi harus meningkatkan kapabilitas manajemen strategi yang dinamis agar memiliki sistem
manajemen operasi yang mamou menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan bisnis dan
persaingan. Untuk itu organisasi harus memberikan perhatian yang besar sistem pengukuran
kinerja di dalam Sistem Manajemen Operasi Strategis. Hal tersebut dikarenakan apabila sistem
manajemen kinerja mampu disusun dan dikelola dengan baik maka akan memberikan pengaruh
yang positif terhadap kinerja organisasi secara keseluruhan.

Menurut Lima et al. (2013), langkah pertama yang perlu dilakukan dalam mencari kapabilitas dan
fungsi kinerja yang akan mendukung sistem manajemen strategis organisasi adalah dengan
memahami peranan dari sebuah sistem pengukuran kinerja. Amaratunga dan Baldry dalam Lima et
al. (2013) menegaskan bahwa sistem pengukuran kinerja adalah sebuah sistem manajemen kinerja
strategik yang menggunakan informasi kinerja untuk menghasilkan perubahan positif di dalam
proses bisnis, budaya, dan sistem organisasi. Zu et al. dalam Lima et al. (2013) menyebutkan
bahwa sistem pengukuran kinerja merupakan bagian yang terintegrasi dari sistem manajemen
operasi strategik. Bahkan Folan et al. dalam Lima et al. (2013) menyebutkan bahwa sistem
pengukuran kinerja mempunyai tanggung jawab tersendiri di dalam implementasi manajemen
operasi strategik.

Sistem pengukuran kinerja akan membuat sebuah kerangka kerja yang memuat definisi,
pengukuran, dan isi yang berkaitan dengan kegunaan sistem pengukuran kinerja di dalam
manajemen operasi strategik. Kerangka kerja tersebut merupakan hal yang penting dalam
pemilihan langkah-langkah dalam melakukan pengukuran kinerja. Penyusunan kerangka kerja
dalam pengukuran kinerja akan dapat dilakukan setelah memahami apa peran dari sistem
pengukuran kinerja di dalam manajemen strategik.

Artikel yang ditulis oleh Lima et al. (2013) bertujuan untuk menghasilkan seperangkat peranan
sistem pengukuran kinerja yang disepakati oleh para ahli dan dibatasi dalam konteks strategi
operasi. Hal tersebut diperlukan karena fokus dan pemahaman mengenai peran sistem pengukuran
kinerja terus mengalami perubahan mulai dari kerangka kerja struktural dan proses menuju
penekanan pada implementasi dan penggunaan sistem pengukuran kinerja.

b) Metode Penelitian

Dalam mencari dan merumuskan seperangkat peran sistem pengukuran kinerja, Lima et al. (2013)
menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan mengambil persepsi para ahli mengenai
peranan sistem pengukuran kinerja di dalam manajemen operasi strategik. Terdapat dua teknik
penelitian yang digunakan yaitu, wawancara semi terstruktur dengan para ahli secara individual.
Hasil wawancara tersebut kemudian disintesis secara kognitif dan menghasilkan masukan bagi
panel Delphi, sebagai cara untuk menghasilkan daftar peranan sistem pengukuran kinerja menurut
para ahli dan mengidentifikasi tingkat kepentingan relatif diantara berbagai peran yang telah
dipetakan.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa peran sistem pengukuran kinerja diidentifikasi melalui
tiga bagian pemodelan, penggabungan asumsi teoritis dari para ahli, dan melakukan pengujian
lebih lanjut menggunakan panel Delphi.

c) Hasil Penelitian

Para ahli secara konsensus menciptakan kerangka kerja kognitif tentang peran sistem pengukuran
kinerja. Para ahli mengidentifikasi adanya seperangkat peran sistem pengukuran kinerja yang
menyangkut pandangan tradisional tentang perilaku perintah dan pengendalian. Sebagai hasil
penelitian, peran sistem pengukuran kinerja terbagi menjadi delapan peran, yaitu:

 Menghasilkan perubahan positif dalam budaya organisasi, sistem, dan proses bisnis untuk
berkontribusi pada realisasi visi strategis dengan perspektif Definisi sistem manajemen
kinerja strategik.
 Memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang kebutuhan pelanggan, dalam
rangka menciptakan nilai untuk pelanggan dengan perspektif Strategi yang berfokus pada
pelanggan.
 Mengimplementasikan fungsi manajemen strategis dalam manajemen operasi strategik
melalui penyediaan sistem yang bersama-sama meningkatkan efisiensi dan efektivitas
operasional dari bisnis secara keseluruhan dengan perspektif Fungsi manajemen strategik.
 Mengembangkan kapabilitas perbaikan berkelanjutan melalui implementasi dan
pengelolaan dari suatu sistem manajemen operasi strategik yang terintegrasi dengan
perspektif Pengembangan kapasitas perbaikan berkelanjutan.
 Memastikan bahwa sistem manajemen kinerja telah melingkupi perspektif dalam jangka
pendek, menengah, dan panjang dengan perspektif Orientasi daur hidup untuk desain
sistem kinerja.
 Menghasilkan definisi pengukuran dan rekomendasi kerangka kinerja dengan perspektif
Pendekatan sistem dan hirarkhi.
 Kinerja bertanggung jawab untuk menerjemahkan strategi dan pemantauan hasil bisnis
dengan perspektif Realisasi strategi melalui pemantauan hasil bisnis organisasi.
 Mengukur hasil bisnis menggunakan aspek keuangan dan non keuangan dari kinerja bisnis
dengan perspektif Karakteristik keuangan dan non finansial pada kinerja organisasi.

Kesimpulan :

Dalam penelitian ini, peran PMS diidentifikasi melalui tiga bagian pemurnian, menggabungkan
asumsi teoretis yang disempurnakan oleh para ahli dan tes lebih lanjut melalui dua putaran Delphi.
Studi ini mengeksplorasi pentingnya peran PMS dan memberikan wawasan praktis untuk
merancang sistem kinerja tersebut. Untuk studi tentang operasi perilaku sistem manajemen
strategis, pemahaman yang komprehensif tentang peran PMS sangat penting. Peran PMS,
bertindak sebagai media untuk menilai strategi operasi aktual atau sebagai pendukung untuk
manajemen strategis adalah landasan pembelajaran organisasi dan evolusi manajemen operasi.

Para ahli secara konsensus menciptakan kerangka kerja kognitif kewenangan PMS . Mereka
mengkonfirmasi keberadaan seperangkat peran PMS terkait dengan pandangan tradisional tentang
perilaku komando dan kontrol, yang dapat diamati dalam peran masing[1]masing PMS

Referensi :

Fried A. (2010). Performance Measurement System and Their Relation to Strategic Learning: a
Case Study in a Software-Developing Organization. Critical Perspectives on Accounting 21(2):
118-133.

Gimbert, X., Bisbe, J. dan Mendoza, X. (2010). The Role of Performance Measurement Systems in
Strategy Formulation Processes. Long Range Planning 43(4): 477-497.

Neely, Andy, Mike, Gregory, dan Platts, Ken. (2005). Performance Measurement System Design:
a Literature Review and Research Agenda. International Journal of Operations and Production
Management, Vol. 25, No. 12, pp. 1228-1263

Striteska, Michaela dan Spickova, Marketa. (2012). Review and Comparison of Performance
Measurement Systems. Journal of Organizational Management Studies, Vol. 2012.

Kennerley, M. dan Neely, A. (2002). Framework of the Factors Affecting the Evolution of
Performance Measurement Systems. International Journal of Operations & Production
Management, 22(11): 1222-1245.
Lima, Edson Pinheiro de, Costa, Sergio E. Gouvea, Angelis, Jannis Jan, dan Munik, Juliano.
(2013). Performance Measurement Systems: A Consensual Analysis Of Their Roles. International
Journal of Production Economics, Vol. 146:2, Pages 524-542.

Sobirin, Achmad. 2016. Materi Pokok Manajemen Kinerja, 1-9, EKMA5320, Cet. 3 Ed. 1.
Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.

Anda mungkin juga menyukai