Anda di halaman 1dari 12

ANTROPOLOGI PENDIDIKAN

MAKALAH
Disusun Untuk Memenuhi Tugas:
Matakuliah : Ilmu Pendidikan
Dosen Pengampu : M. Khasani, M.Ag

Disusun Oleh :
1. Edy Fahrudin (2021112183)
2. Moh. Lukman Irdinansah (2021112166)
3. Arif Miftakhudin (2021112155)
4. Irodatun Najah (2021112023)

Kelas: C

PRODI PAI
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PEKALONGAN
2014
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur panjatkan kepada Allah Azza wa Jalla, Tuhan semesta
Alam yang telah melimpahkan Rahmat dan KaruniaNya. Sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan lancar. Shalawat dan salam
tercurahkan pada Habibullah (Nabi Muhammad Saw) yang telah mengubah tatanan
kehidupan dari jahiliah ke kehidupan yang dipenuhi oleh ilmu pengetahuan ini.
Semoga Allah Swt senantiasa melimpahkan rahmat dan kesejahteraan atas beliau Nabi
Muhammad Saw, atas keluarga dan sahabatnya serta para pengikutnya, Amin.
Tujuan pemakalah menyusun makalah ini diantaranya adalah sebagai salah satu
acuan, petunjuk maupun pedoman atau wasilah memperkaya ilmu pengetahuan bagi
para pembaca, serta untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Pendidikan.
Dengan terselesainya makalah ini, maka tak lupa pemakalah mengucapkan
terima kasih kepada pihak-pihak yang telah berperan serta mendukung dalam
penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari makalah yang susun ini.
Oleh karena itu, kami para pemakalah mengharapkan adanya kritik dan saran yang
bersifat konstruktif dari pembaca demi perbaikan dan kesempurnaan makalah ini. Dan
semoga makalah ini dapat dinilai sebagai amalan yang bermanfaat sehingga dapat
sesuai dengan tujuan yang pemakalah harapkan.

i
DAFTAR ISI

Kata pengantar………………………………………………………................. i

Daftar isi………………………………………………………................…....... ii

Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang.................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ………………………………............................ 2
C. Tujuan………………………………….....................….................. 2

Bab II Pembahasan
A. Definisi Antropologi.......................................................................... 3
B. Munculnya Antropologi.................................................................... 3
C. Ruang Lingkup Kajian Antropologi.................................................. 3
D. Kiprah Antropologi Dalam kehidupan.............................................. 4
E. Sejarah Singkat dan Tujuan Antropologi Pendidikan....................... 4
F. Landasan Filosofis Antropologi Pendidikan..................................... 5
G. Hubungan Kebudayaan dengan Pendidikan..................................... 5
H. Pentingnya Kajian Antropologi Pendidikan...................................... 6
I. Peran Antropologi pendidikan........................................................... 6
J. Hambatan Antropologi pendidikan.................................................... 6

Bab III Penutup


A. Simpulan............................................................................................. 8
B. Saran................................................................................................... 8

Daftar Pustaka...................................................................................................... 9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan dapat diartikan sebagai suatu proses pembelajaran,
pemberian pengetahuan, keterampilan dan sikap melalui pikiran, karakter
serta kapasitas fisik dengan menggunakan pranata-pranata agar tujuan yang
ingin dicapai dapat dipenuhi. Pendidikan dapat diperoleh melalui lembaga
formal dan informal. Penyampaian kebudayaan melalui lembaga informal
dilakukan melalui enkulturasi semenjak kecil di dalam lingkungan keluarga.
Dalam masyarakat yang sangat kompleks, terspesialisasi dan berubah cepat,
pendidikan memiliki fungsi yang sangat besar dalam memahami
kebudayaan sebagai satu keseluruhan.
Kebudayaan tidak dibawa manusia sejak kelahirannya. Secara faktual,
dan sebagaimana tersurat dalam definisi yang dikemukakan
Koentjaraningrat, kebudayaan dapat menjadi milik diri manusia sehingga
menjadi karakteristiknya yang esensial dibanding dengan hewan hanyalah
melalui belajar. Di pihak lain, bahwa kebudayaan sebagai keseluruhan
sedikit banyak merupakan himpunan dari pola-pola budaya yang diperlukan
dalam rangka mempertahankan eksistensi suatu masyarakat.
Antropologi pendidikan dihasilkan melalui khusus dan percobaan yang
terpisah dengan kajian yang sistrmatis mengenai praktek pendidikan dalam
prespektif budaya, sehingga antropologi menyimpulkan bahwa sekolah
merupakan sebuah benda budaya yang menjadi skema nilai-nilai dalam
membimbing masyarakat. Namun ada kalanya sejumlah metode
mengajar kurang efektif dari media pendidikan sehingga sangat berlawanan
dengan data yang didapat di lapanga oleh para antropolog. Tugas para
pendidik bukan hanya mengekploitasi nilai kebudayaan namun menatanya
dan menghubungkannya dengan pemikiran dan praktek pendidikan sebagai
satu keseluruhan.

1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut dapat dirumuskan beberapa
masalah yang dapat dijadikan bahan pembahasan dalam makalah ini.
Berikut adalah rumusan masalahnya:
1. Apa Definisi Antropologi ?
2. Bagaimana Munculnya Antropologi ?
3. Apa Saja Ruang Lingkup Kajian Antropologi ?
4. Bagaimana Kiprah Antropologi Dalam kehidupan dan Sejarah Singkat
serta Tujuan Antropologi Pendidikan ?
5. Apa Saja Landasan Filosofis Antropologi Pendidikan?
6. Apa Hubungannya Kebudayaan dengan Pendidikan?
7. Apa Pentingnya Kajian Antropologi Pendidikan serta Peran dan
Hambatan Antropologi pendidikan?
C. Tujuan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui definisi antropologi.
2. Mengetahui alasan munculnya antropologi.
3. Mengetahui ruang lingkup kajian antropologi.
4. Mengetahui kiprah antropologi dalam kehidupan dan sejarah singkat
serta tujuan antropologi pendidikan.
5. Mengetahui landasan filosofis antropologi pendidikan.
6. Mengetahui hubungannya kebudayaan dengan pendidikan.
7. Mengetahui pentingnya kajian antropologi pendidikan serta peran dan
hambatan antropologi pendidikan.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Antropologi
Kata antropologi menurut Koentjaraningrat merupakan gabungan dua
konsep yaitu Antropos yang berarti manusia dan Logos yakni ilmu. Artinya,
ilmu yang mempelajari tentang aspek manusia yang manitiktekankan pada :
1. Sejarah perkembangan manusia sebagai makhlkuk sosial dan budaya
2. Sejarah terjadinya aneka warna makhluk manusia dipandang dari sudut
ciri tubuhnya
3. Penyebaran dan terjadinya aneka warna bahasa yang diucapkan oleh
manusia di dunia
4. Pekembangan, penyebaran, dan terjadinya aneka warna dari kebudayaan
manusia di dunia
5. Dasar dan aneka warna kebudayaan manusia dalam kehidupannya.1
B. Munculnya Antropologi
Menurut Agus dan Murtijo, kelahiran antropologi diawali ketika
masyarakat Barat tertarik terhadap bangsa-bangsa pribumi yang berdoisili di
luar wilayah budayanya. Semula ketertarikan itu pada ranah warna kulit, warna
rambut, bentuk mata, maupun postur tubuh komunitas yang berada di Afrika,
Asia, maupun di Indian Amerika, dengan hal tersebut memunculkan konsepsi
antropologi fisik. Ketertarikan berikutnya, para antropolog Barat pada ranah
tingkah laku manusia, hasil karya manusia, dan sistem sosial budaya.
C. Ruang Lingkup Kajian Antropologi
Menurut Nur Syam, ruang lingkup (pembidangan) kajian antropologi
terpilah atas antropologi fisik, antropologi budaya, dan antropologi sosial.
Antropologi fisik mengkaji tentang keanekaragaman ciri khas fisik manusia dan
perkembangannya. Ciri fisik itu meliputi warna kulit, tinggi badan, ukuran
tengkorak, ukuran otak, golongan darah, dan anggota tubuh lainnya. Sedangkan
antropologi budaya mengkaji manusia dalam dimensi budaya yang dimilikinya

1 Moh. Rosyid, Antropologi Pendidikan, (Kudus: STAIN Kudus Press,2009), hlm. 134

3
meliputi: bahasa, tulisan, kesenian, sistem pengetahuan, dan totalitas kehidupan
manusia. Adapun antropologi sosial mengkaji tentang prinsip-prinsip
persamaan dan keanekaragaman budaya masyarakat dengan generaling
approach inilah muncul sub bidang antropologi antara lain: antropologi
ekonomi, entropologi kehutanan, antropologi kesehatan, antropologi politik,
antropologi agama, dan masih banyak lagi. Dengan pemetaan tersebut,
dipandang perlu memunculkan antropologi pendidikan.2
D. Kiprah Antropologi Dalam kehidupan
Kiprah antropologi dalam kehidupan menurut Mattulada adalah ilmu
yang memperhatikan terbentuknya pola perilaku dalam tatanan nilai yang
dianut dalam kehidupan manusia. Dengan antropologi diharapkan nilai-nilai
sosial dapat dijadikan basic berperilaku masyarakat. Hal ini bermakna bahwa
antropologi berkiprah terhadap masyarakatnya berupa praktik konkrit untuk
kehidupan masyarakat ini.
E. Sejarah Singkat dan Tujuan Antropologi Pendidikan
Munculnya ilmu antropologi pendidikan karena adanya perkembangan
ilmu pendidikan yang direspon oleh masyarakat dengan menggunakan
pendekatan budaya. Hal tesebut diawali dengan memahami bahwa ilmu
pendidikan tidak murni hanya berjalan dalam rel pendidikan, akan tetapi ilmu
yang bersentuhan dengan budaya dan perkembangan budaya masyarakatnya.
Hal itu diperkuat oleh realitas bahwa pendidikan salah satu bagian dari ruh
budaya. Dengan ilmu antropologi pendidikan dijadikan bekal peserta didik
dalam berbudaya di tengah komunitas budayanya.
Tujuan antropologi pendidikan antara lain untuk mencetak generasi yang
berbudaya, untuk mengenalkan muatan budaya bangsa yang bersumber dari
budaya lokal, nasional maupun global, untuk menstimulasi terciptanya budaya
hasil inovasi, untuk mentradisikan penghormatan terhadap anekaragaman
budaya, untuk mempertahankan budaya adiluhung, dan agar siap dan sanggup
menerima realitas budaya. 3

2 Ibid., hlm. 137-139


3Ibid., hlm. 143-147

4
F. Landasan Filosofis Antropologi Pendidikan
Untuk memperoleh pemahaman tentang landasan filosofis antropologi
pendidikan, tentunya memunculkan jawaban yang berkaitan dengan tiga
landasan dasar filsafat yakni epistimologi, ontologi dan aksiologi keilmuan.
Epistimologi berasal dari bahasa Yunani dari asal kata ‘epistema’ yang
berarti pengetahuan dan ‘logos’ yang bermakna pengetahuan. Jadi,
epistimologi adalah pengetahuan mengenai pengetahuan. Esensi dasar yang
dikaji epistimologi adalah persoalan yang diketahui dan bagaimana cara
mengetahui. Jd, epistimologi dalam pendidikan adalah memberikan jawaban
bahwa ilmu antropologi pendidikan adalah ilmu yang memadukan antara
konsepsi budaya dengan pendidikan.
Sedangkan kata ‘ontologi’ berasal dari bahasa Inggris yakni ‘ontology’
juga berasal dari bahasa Yunani dari kata ‘on’ yang berarti ada dan ‘ontos’
berarti pemikian. Jadi, ontologi adalah pemikiran mengenai yang ada dan
keberadaannya. Sedangkan landasan ontologi ilmu antropologi pendidikan
adalah keberadaan budaya di tengah ekologi budaya.
Adapun aksiologi menurut Heri dan Listiyono berasal dari kata ‘axios’
yang berarti nilai dan ‘logos’ yang berarti ilmu atau teori. Jadi, aksiologi adalah
ilmu atau teori yag yang mempelajari hakikat nilai. Jd, aksiologi kaitannya
dengan antropologi pendidikan digunakan sebagai landasan sejauhmana
manfaat yang diberikan dari konsep (antropologi pendidikan) terhadap peserta
didik dalam kehidupan sehari-sehari di tengah ekologi budayanya.
G. Hubungan Kebudayaan dengan Pendidikan
Antara kebudayaan dengan pendidikan terdapat hubungan
komplementer. Pertama, kebudayaan berperan sebagai masukan (input) bagi
pendidikan. Kedua, pendidikan berfungsi untuk melestarikan kebudayaan
masyarakat (fungsi konservasi) dan juga berfungsi dalam rangka melakukan
pengembangan dan perubahan kebudayaan masyarakat ke arah yang lebih
baik(fungsi kreasi atau inovasi)4

4 Din Wahyudin, Materi Pokok Pengantar Pendidikan( Jakarta : Universitas terbuka, 2007),
hlm. 6.9

5
H. Pentingnya Kajian Antropologi Pendidikan
Untuk memperoleh pemahaman tentang pentingnya mengkaji antropologi
pendidikan, dapat dipahami beberapa poin berikut antara lain: memahami
esensi dasar kebudayaan, mencetak generasi yang berbudaya, menghormati
aneka-ragam kebudayaan indonesia, memahami pesan budaya, berinovasi
dengan budaya baru yang adiluhung, tertanamnya praktik pendidikan karakter
dan pendidikan budi pekerti, dan terciptanya peserta didik yang berbudaya. 5
I. Peran Antropologi pendidikan
Dapat dinyatakan bahwa peran antropologi pendidikan pada dasarnya
adalah mediator (perantara) antara peserta didik dengan dinamika beserta
pernik-pernik budaya yang ada di sekitarnya. Untuk memediasinya langkah
dasar yang harus ditanamkan adalah pengenalan terhadap aneka budaya.
Meskipun penanam itu memerlukan kiat dan strategi yang dinamis sesuai
dengan objek budaya setara berkesinambungan. 6
J. Hambatan Antropologi pendidikan
Adapun hambatan pelaksanaan Antropologi pendidikan antara lain :
1. Komersialisasi
Komersialisasi dalam konteks ini diberi nama praktis dan sederhana
adalah segala sesuatu yang dilakukan oleh individu ketika berinteraksi
yang mengeluarkan tenaga atau pikiran dengan pihak lain, bagi pelakunya
mengharapkan upah atau materi. Hal ini pada dasarnya menafikan esensi
sikap tolong-menolong antarsesama.
2. Kapitalisasi
Maksud kapitalisasi adalah penghargaan dan kesuksesan orang hidup
di abad modern diukur dengan seberapa besar modal yang dimiliki
sseorang. Bahkan hal ini pun dialami bagi individu yang hidup di masa-
masa sebelumnya. Karena hidup di dunia membutuhkan materi. Dengan
besarnya modal yang dimiliki seseorang, keberadaanya mampu beraksi

5 Ibid., hlm. 148-150


6 Ibid., hlm. 159

6
sesuai dengan karakternya. Biasanya karakter yang terbangun karena
banyaknya modal adalah individualis. 7

BAB III
PENUTUP

A. Simpulan

7 Ibid., hlm. 202-203

7
Antropologi pendidikan dapat dijadikan bekal peserta didik dalam
berbudaya di tengah komunitas budayanya.
Manusia menciptakan kebudayaan dan karena kebudayaannya manusia
hidup berbudaya. Kebudayaan mempengaruhi (membangun) kepribadian
seseorang. Dan kebudayaan mempengaruhi atau membangun kepribadian
melalui enkulturasi atau pendidikan.

B. Saran
Dengan keragaman budaya kita bisa melaksanakan pendidikan dengan
optimal dan tidak memandang perbedaan sebagai faktor pendidikan. Sebagai
ahli pendidikan sebaiknya memberikan kesempatan kepada siapapun untuk
tetap melestarikan budaya setempat melalui pendidikan di formal maupun
nonformal.

DAFTAR PUSTAKA

Rosyid, Moh. 2009. Antropologi Pendidikan. Kudus: STAIN Kudus Press.

8
Wahyudin, Din. 2007. Materi Pokok Pengantar Pendidikan. Jakarta :
Universitas terbuka.

Anda mungkin juga menyukai