Disusun oleh :
Kelompok 2
A. Pendahuluan
Trombositopenia merupakan kondisi dimana jumlah trombosit (bagian dari
oleh karena itu untuk mempertahankan jumlah trombosit supaya tetap normal,
diproduksi 150.000-400000 sel trombosit per hari. Jika jumlah trombosit kurang
kelainan dapat terjadi pada tiap tingkat mekanisme hemostatik. Pasien dengan
kelaianan pada sistim vaskuler biasanya dengan perdarahan kulit, dan sering
purpuran alergik dan purpura nonalergik. Pada kedua keadaan ini, fungsi
trombosit dan factor koagulasi adalah normal. Terdapat banyak bentuk purpura
nonalergik, yaitu pada penyakit-penyakit ini tidak terdapat alergi sejati tetapi
terjadi berbagai bentuk vaskulitis. Yang paling sering ditemukan adalah lupus
terjadi dan merusak integritas pembuluh darah mengakibatkan purpura (Price &
Wilson, 2019).
B. Kasus Pemicu
Trombositopeni dapat disebabkan oleh penurunan jumlah produksi platelet,
destruksi dapat terjadi pada kondisi destruksi alloimun sesudah transfusi atau
berdasarkan durasi penyakitnya (akut dan kronis), serta adanya penyakit atau
Insidensi ITP adalah 4 sampai 5,3 per 100.000 anak.5 Kebanyakan pasien laki-
laki terkena pada usia muda, namun ITP lebih banyak terjadi pada wanita usia
menifestasi klinis hingga jumlahnya kurang dari 100.000/mm3 dan lebih lanjut
darah tidak mempunyai platelet yang cukup. Purpura artinya perdarahan kecil
yang ada di dalam kulit, membrane mukosa atau permukaan serosa (Dorland,
2019).
antibodi yang menyerang trombositnya sendiri. Dalam kondisi normal, antibodi adalah
respons tubuh yang sehat terhadap bakteri atau virus yang masuk kedalam tubuh.
Tetapi untuk penderita ITP, antibodinya bahkan menyerang sel-sel keping darah
persediaan trombosit yang ada tetap tidak dapat memenuhi kebutuhan tubuh. Pada
sebagian besar kasus, diduga bahwa ITP disebabkan oleh sistem imun tubuh.
Secara normal sistem imun membuat antibodi untuk melawan benda asing yang
masuk ke dalam tubuh. Pada ITP, sistem imun melawan platelet dalam tubuh sendiri.
Alasan sistem imun menyerang platelet dalam tubuh masih belum diketahui. ITP
atau obat atau bahan kimia, pengaruh fisik (radiasi, panas), kekurangan factor
autoimun. Berdasarkan etiologi, ITP dibagi menjadi 2 yaitu primer (idiopatik) dan
sekunder. Selain itu, ITP juga terjadi pada pengidap HIV. Sedangkan obat-obatan
thrombositopenia. Penyebab dari ITP kemungkinan dari (Kapita Selekta, 2018 :1035) :
Tanda dan gejala yang ditemukan menurut Price & Wilson (2019) yaitu :
6. Epitaksis dan pendarahan gusi. Epitaksis terjadi sebagai gejala awal pada
sepertiga dari penderita anakanak.
8. Hematuri kondisi di mana urin mengandung darah atau sel-sel darah merah.
Keberadaan darah dalam urin biasanya akibat perdarahan di suatu tempat di
sepanjang saluran kemih. Pendarahan traktus urinarius cukup jarang terjadi
pada penderita ITP.
9. Melena, pengeluaran feses atau tinja yang berwarna hitam seperti akibat
pendarahan pada saluran pencernaan.
F. Patologi dan Patofisiologis Ideopatik Thrombositopenia
Purpura (ITP)
trombosit yang diselimuti antibody, hal tersebut dilakukan oleh magkrofag yang
terdapat pada limpa dan organ retikulo endotelial lainnya. Megakariosit pada
sumsum tulang bisa normal atau meningkat pada ITP. Sedangkan kadar
maturasi dari trombosit mengalami penurunan yang berarti, terutama pada ITP
kronis. Adanya perbedaan secara klinis maupun epidemologis antara ITP akut
dibentuk saat terjadi respon imun terhadap infeksi bakteri atau virus atau pada
produksi trombosit. Sedangkan pada ITP kronis mungkin telah terjadi gangguan
dalam regulasi sistem imun seperti pada penyakit autoimun lainnya yang
perbedaan secara pasti patofisiologi ITP akut dan kronis, serta komponen yang
1. Onset pelan dengan perdarahan melalui kulit atau mukosa berupa : petechie,
b. ITP Kronis
peroral.
2. Relaps
4. Kematian
3
Petekie ditemukan bila jumlah trombosit < 30.000/mm .
b) Ekimosis
Darah yang terperangkap di jaringan bawah kulit dan
gejala ini terjadi mendadak pada penderita ITP.
Ekimosis yang bertambah dan perdarahan yang lama
akibat trauma ringan ditemukan pada jumlah <
3
50.000/mm .
B. Data Obyektif
1) Keadaan Umum
Penderita dalam kelemahan, composmentis, apatis, stupor,
somnolen, soporo coma dan coma. Penilaian GCS sangat penting
untuk diperhatikan.
Tanda vital : suhu meningkat, takikardi, takipnea, dyspnea, tekanan
darah sistolik meningkat dengan diastolik normal.
2) Pemeriksaan Fisik (B1-B6)
Breathing (B1)
1) Pemeriksaan DL :
3
a. jumlah trombosit rendah hingga mencapai 100.000/ mm
3
(normal 150.000-350.000 / mm )
b. Penurunan hemoglobin
c. Kadar trombopoietin tidak meningkat
3. Intervensi
INTERVENSI
Observasi
brachial index)
Terapeutik
- Lakukan hidrasi
Edukasi
INTERVENSI
Observasi
Terapeutik
Ehas
INTERVENSI
Observasi
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi
INTERVENSI
Observasi
Terapeutik
Edukasi
INTERVENSI
Observasi
Terapeutik
Edukasi
INTERVENSI
Observasi
Terapeutik
- Ciptakan lingkungan tenang dan tapa gangguan dengan pencahayaan
dan suhu rang nyaman, jike memungkinkan
sesuai
Edukas/
D. IMPLEMENTASI