Anda di halaman 1dari 15

ISSN 2089-6131 (Print)

ISSN 2443-1311 (Online) JURNAL TEKNOSAINS


https://jurnal.ugm.ac.id/teknosains

VOLUME 11 No. 1, 22 Desember 2021 Halaman 51-65

STRATEGI PENGELOLAAN PARIWISATA BERKELANJUTAN


DI KAWASAN WISATA ALAM SUMBER MARON,
KABUPATEN MALANG
STRATEGY OF SUSTAINABLE TOURISM MANAGEMENT IN WISATA ALAM
SUMBER MARON, MALANG REGENCY

Agnes Caesarika GP, Muhamad Muhamad*, Chafid Fandeli


Tourism Study Program, Postgraduate School UGM

Submitted:27-08-2020; Revised:21-09-2021; Accepted: 24-09-2021

ABSTRACT
Wisata Alam Sumber Maron is a tourist destination in Malang Regency which is currently experiencing a
surge in tourists. In addition, there are problems with the conversion of land from plantations to developed
land. Both of these problems have an impact on the quality of the environment in Wisata Alam Sumber
Maron, causing the tourist destination area to be unsustainable. The purpose of this research is to analyze
the management strategies that can be applied in Wisata Alam Sumber Maron. The data analysis used
is an analysis of the carrying capacity of the environment to determine its physical factors, stakeholder
analysis to determine social factors and analysis of travel costs to determine economic factors. Based on
the method used, the final result is ha the effective carrying capacity at the Wisata Alam Sumber Maron is
179 people/day. This figure is then used as a guideline for strategy formulation.The management strategy
is formulated using the 4 pillars of tourism method as stated in the Undang-Undang Number 10 of 2009
about Kepariwisataan, namely the tourism industry, destinations, marketing, and tourism institutions.

Keywords: Management Strategy; Sustainable Touris; Nature Tourism.

ABSTRAK
Wisata Alam Sumber Maron merupakan destinasi wisata yang berada di Kabupaten Malang dimana
saat ini tengah mengalami kelonjakan wisatawan. Selain itu, terdapat permasalahan alih fungsi lahan
dari perkebunan menjadi lahan terbangun. Kedua permasalahan tersebut berdampak terhadap kualitas
lingkungan di Wisata Alam Sumber Maron sehingga menyebabkan kawasan destinasi wisata tersebut tidak
berkelanjutan. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis strategi pengelolaan yang dapat diterapkan di
Wisata Alam Sumber Maron. Analisis data yang digunakan adalah analisis daya dukung lingkungan untuk
mengetahui faktor fisiknya, analisis pemangku kepentingan untuk mengetahui faktor sosial dan analisis
biaya perjalanan untuk mengetahui faktor ekonominya. Berdasarkan metode digunakan didapatkan
hasil akhir yaitu daya dukung efektif pada lokasi Wisata Alam Sumber Maron adalah 179 orang/hari.
Angka tersebut kemudian dijadikan pedoman untuk penyusunan strategi. Strategi pengelolaan disusun
menggunakan metode 4 pilar kepariwisataan yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun
2009 tentang Kepariwisataan yaitu industri pariwisata, destinasi, pemasaran, dan kelembagaan pariwisata

Kata kunci : Strategi Pengelolaan; Pariwisata Berkelanjutan; Wisata Alam.

* Corresponding author: drmuhammad@ugm.ac.id


Copyright ©2021 THE AUTHOR(S).This article is distributed under a Creative Commons Attribution-Share Alike 4.0
International license. Jurnal Teknosains is published by the Graduate School of Universitas Gadjah Mada

51
JURNAL TEKNOSAINS | VOL 11, NO.1, Desember 2021; 51-65

PENDAHULUAN pertumbuhan suatu populasi, dimana jumlah


Pariwisata berkelanjutan merupakan populasi tersebut tidak dapat lagi didukung
pariwisata yang mampu memaksimalkan oleh sarana sumber daya dan lingkungan yang
dampak positif dan meminimalkan ada. Atau secara lebih singkat dapat dijelaskan
dampak negatif dengan lingkungan sekitar. sebagai batas aktivitas manusia yang berperan
Pembangunan pariwisata harus didasarkan dalam perubahan lingkungan (Arida, 2015).
pada kriteria keberlanjutan yang artinya bahwa Wisata Alam Sumber Maron merupakan
pembangunan dapat didukung secara ekologis salah satu objek wisata alam yang berada di
dalam jangka panjang, sekaligus layak secara Dusun Adiluwih, Desa Karangsuko, Kecamatan
ekonomi, adil secara etika dan sosial terhadap Pagelaran, Kabupaten Malang. Saat ini tengah
masyarakat (Piagam Pariwisata Berkelanjutan, beredar berita atau isu di masyarakat bahwa
1995). Pariwisata alam telah menjadi salah satu Wisata Alam Sumber Maron kini menjadi salah
pilihan wisata yang menyajikan keindahan satu wisata alam yang mengalami lonjakan
alam dan lingkungan sebagai daya tarik utama. wisatawan. Wisata Alam Sumber Maron mampu
Namun untuk menjaga keberlangsungannya, mendatangkan 400 wisatawan di hari kerja,
perlu ditetapkan daya dukung lingkungan sedangkan untuk akhir pekan atau weekend,
untuk mengetahui kemampuan lingkungan wisatawan mampu mencapai minimal 5.000
menetralisir parameter pencemar dalam pengunjung dalam satu hari. Berikut adalah
rangka pemulihan kondisi lingkungan seperti data jumlah wisatawan Wisata Alam Sumber
semula. Daya dukung lingkungan merupakan Maron sejak Bulan Januari hingga September
sebuah alat untuk memberikan batasan atas 2019 yang dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1.
Jumlah Kunjungan Wisatawan di Wisata Alam
Sumber Maron Bulan Januari – September 2019
Kunjungan
No Bulan Total
Domestik Mancanegara
1 Januari 26.980 20 27.000
2 Februari 11.620 15 11.635
3 Maret 41.025 25 41.055
4 April 48.611 35 48.646
5 Mei 12.670 12 12.682
6 Juni 87.243 15 87.258
7 Juli 75.772 25 75.797
8 Agustus 34.504 17 34.487
9 September 50.350 31 50.381

Sumber: Data Pengelola Wisata Alam Sumber Maron, 2019.

Kini Wisata Alam Sumber Maron sudah Makin meningkatnya jumlah wisatawan
tidak dapat disebut sebagai wisata berbasis yang berkunjung membuat lingkungan di
alam melainkan wisata massal (mass tourism). Wisata Alam Sumber Maron menjadi tidak
Pengelola dari Wisata Alam Sumber Maron seimbang. Fenomena yang sangat mencolok
masih mengabaikan kapasitas penerimaan ialah banyaknya area persawahan, perkebunan
wisatawan dan berorientasi pada kuantitas dan area resapan air yang mengalami alih fungsi
wisatawan yang berkunjung. Pariwisata lahan menjadi tempat makan (warung). Aspek
berbasis massal seperti ini memiliki peluang yang erat kaitannya dengan kasus alih fungsi
menimbulkan degradasi bahkan destruksi atas lahan di Wisata Alam Sumber Maron adalah
lingkungan, baik lingkungan alam maupun alih fungsi lahan yang demikian dapat bersifat
budaya dan sosial (Mutaqin, 2017).

52
AGNES CAESARIKA GP, MUHAMAD MUHAMAD, DAN CHAFID FANDELI 
STRATEGI PENGELOLAAN PARIWISATA BERKELANJUTAN DI KAWASAN WISATA ALAM...

permanen (Utomo, 1992). Tanah tersebut milik


masyarakat (individual) sehingga pengelola
masih belum merasa berhak untuk melarang
masyarakat. Pihak pengelola juga belum resmi
menarik pajak dari hasil penjualan tempat
makan tersebut menjadikan masyarakat tetap
memikirkan peluang perekonomian tanpa
memedulikan dampak atau efek ke depannya.
Efek dari pertumbuhan tempat makan yang
melesat tersebut nyatanya juga berdampak
pada kualitas air sungai yang berada di Wisata
Alam Sumber Maron. Hal tersebut dikarenakan
pemilik warung tidak memperhatikan saluran Gambar 2.
pembuangan dari limbah tempat makan Zona B Wisata Alam Sumber Maron
mereka. Hal itu membuat wisatawan kerap
mencium bau busuk di titik-titik tertentu.
Selain berdampak terhadap lingkungan
dari Wisata Alam Sumber Maron, nyatanya
terdapat peraturan pemerintah yaitu Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 26
Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang yang
menjelaskan bahwa lahan yang harus terbebas
dari bangunan paling sedikit adalah 30%.
Sementara ini di Wisata Alam Sumber Maron
memiliki luas area untuk wisata sebesar 13.000
m2 dan luas lahan terbangun sebesar 6.038 m2.
Artinya bahwa lahan terbangun di kawasan ini
sebesar 46% dan lahan tidak terbangun (ruang
Gambar 3.
terbuka hijau) sebesar 54%. Dari persentase Zona C yang menyerupai air terjun dan sungai.
tersebut apabila tidak ada penanganan (Sumber: Dokumen Penulis,2020)
atau pembatasan maka akan melebihi batas
ketentuan dari ruang terbuka hijau yang telah Menurut Damanik dan Weber (2006),
tertulis dalam peraturan pemerintah. pembangunan sumber daya pariwisata yang
berkelanjutan mampu memberikan keuntungan
yang optimal bagi pemangku kepentingan dan
nilai kepuasan optimal bagi wisatawan dalam
jangka panjang. Untuk itu perlu dilakukannya
sebuah penelitian dan kajian dengan tema
“Strategi Pengelolaan Pariwisata Berkelanjutan
di Kawasan Wisata Alam Sumber Maron
Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Malang,
Jawa Timur”. Kajian daya dukung lingkungan
bisa menjadi alat yang paling utama untuk
dilakukan guna mengevaluasi pengelolaan
dan mengoptimalkan kegiatan wisata dari
segi lingkungannya. Analisis stakeholder yang
Gambar 1. memperhatikan keoptimalan bagi pemangku
Zona A Wisata Alam Sumber Maron kepentingan yang mengelola wisata tersebut
dan Analisis Travel Cost Methods yang

53
JURNAL TEKNOSAINS | VOL 11, NO.1, Desember 2021; 51-65

memperhatikan nilai perekonomian serta Perhitungan Daya Dukung Fisik ini


kepuasan optimal dari wisatawan. didapat dari hasil modifikasi oleh Fandeli dan
Hasil dari kajian ini nantinya akan Muhammad (2009) yaitu sebagai berikut:
digunakan sebagai pedoman untuk
mengembangkan atau menyusun strategi
tata kelola perencanaan objek daya tarik
................................. (1)
dari Wisata Alam Sumber Maron dengan
berlandaskan pada empat pilar pariwisata agar Keterangan:
menjadi destinasi pariwisata yang eksklusif A : Luas area yang digunakan untuk wisata
dan berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan B : Luas area/ruang gerak yang dibutuh­
untuk mengetahui jumlah wisatawan di Wisata kan oleh seorang wisatawan untuk
Alam Sumber Maron Kabupaten Malang, berwisata dengan tetap memperoleh
untuk mengetahui aktivitas pariwisata yang kepuasan
disajikan, untuk mengetahui daya dukung Rf : Faktor rotasi (lama waktu areal
efektif di Kawasan Wisata Alam Sumber Maron dibuka adalah rata-rata waktu yang
dan untuk mengembangkan strategi tata kelola diperlukan untuk sekali kunjungan)
dari Wisata Alam Sumber Maron sehingga
menjadikan sebagai destinasi pariwisata yang Tabel 2.
berkelanjutan. Luas Area Ruang Gerak Pengunjung
Penelitian ini merupakan penelitian survey No. Pola Aktivtas Rekreasi Ruang Gerak (m2)
dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini 1. River Tubing 5.096
menggunakan data primer dan sekunder. Data
2. Berenang 1.592
primer pada penelitian ini berupa variabel-
variabel yang digunakan untuk perhitungan 3. Piknik 6.039
daya dukung lingkungan, analisis stakeholder
Rf adalah faktor rotasi dimana jam buka
dan metode travel cost (biaya perjalanan). Data
obyek wisata dibagi dengan rata-rata durasi
sekunder meliputi informasi tambahan yang
kunjungan. Wisata alam sumber maron
bersumber dari buku, jurnal, laporan tahunan,
dibuka mulai pukul 08.00 sampai 16.00 WIB (9
literatur dan dokumen pemerintah lainnya
jam). Rata rata waktu berkunjung wisatawan
yang relevan dengan penelitian ini.
didalam kawasan wisata alam berkisar 3,5 jam .
Lokasi penelitian berada di Wisata Alam
Sumber Maron. Secara administrasi wisata ini
..........(2)
terletak di Dusun Adiluwih, Desa Karangsuko,
Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Malang.
Wisata Alam Sumber Maron memiliki luas
area sebesar 29.610 m2 namun yang dapat
dimanfaatkan sebagai tempat wisata hanya
Langkah selanjutnya adalah menghitung
sebesar 13.000 m2. Aktivitas wisata tersebut
daya dukung riilnya. Daya dukung riil (Real
dilakukan di area sekitar genangan air (mata
Carrying Capacity/RCC) merupakan jumlah
air), area batang sungai, serta area air terjun.
wisatawan maksimum yang diperkenankan
Dalam perhitungan daya dukung fisik
berkunjung ke kawasan Wisata Alam Sumber
hanya aktivitas wisata bersifat masif saja
Maron. Perhitungan RCC didapat dengan
yang digunakan. Hal tersebut dikarenakan
perhitungan faktor koreksi (Cf) yang diambil
aktivitas wisata masif mampu mendatangkan
dari karakteristik obyek yang diterapkan pada
wisatawan paling banyak dan tidak terkendali.
PCC yaitu, kepekaan erosi tanah, kelerengan,
Pemilihan aktivitas berenang, arung jeram,
dan iklim. Variabel tersebut dipilih sebagai
dan piknikpun dipakai karena Wisata Alam
faktor koreksi karena dapat mempengaruhi
Sumber Maron sangat identik dengan ketiga
kelestarian ekosistem di area wisata yang
aktivitas wisata tersebut.
dikunjungi dan faktor bencana dalam kawasan.

54
AGNES CAESARIKA GP, MUHAMAD MUHAMAD, DAN CHAFID FANDELI 
STRATEGI PENGELOLAAN PARIWISATA BERKELANJUTAN DI KAWASAN WISATA ALAM...

Variabel tersebut merupakan faktor pembatas Keterangan :


terhadap keberlangsungan interaksi antara Rn : Jumlah petugas pengelola yang ada
wisatawan dan ekosistem di kawasan Wisata Rt : Jumlah petugas pengelola yang
Alam Sumber Maron. dibutuhkan
Berdasarkan penilaian yang dilakukan
Rn : jumlah petugas yang ada adalah 11
terhadap beberapa variabel PCC maka
orang
didapatkan nilai faktor koreksi untuk masing-
Rt : Jumlah petugas pengelola yang
masing variabel. Nilai faktor koreksi tersebut
dibutuhkan adalah 18 orang
digunakan untuk menghitung daya dukung riil
(RCC) yang mengacu pada modifikasi rumus
Cifuentes (1992) adalah sebagai berikut:
..........(3) MC = 100 %
Keterangan : MC = 61.11 %
PCC : Daya dukung fisik (Physical Carrying
Capacity) PEMBAHASAN
Cf : Faktor-faktor koreksi dari parameter Berdasarkan informasi yang disampaikan
biofisik lingkungan oleh pengelola menjelaskan bahwa Wisata
Alam Sumber Maron terbagi menjadi tiga zona
badan air yang meliputi kolam dan sungai.
..............................................(4) Zona A merupakan zona yang terdekat dengan
Keterangan : pintu masuk Wisata Alam Sumber Maron dan
(Cf) : Faktor koreksi biofisik memiliki luas wilayah sebesar 536m2. Aktivitas
Mn : Kondisi nyata pada faktor koreksi atau atraksi wisata yang dapat dilakukan di
biofisk zona A adalah berenang untuk anak-anak
Mt : Batas maksimum variabel dan sepeda air. Zona B merupakan zona yang
berada tepat di sebelah barat dari zona A dan
Setelah mendapatkan hasil dari daya memiliki luas wilayah sebesar 1056 m2. Zona B
dukung riil untu kemudian dilanjutkan memiliki kedalaman berkisar 3 meter dan kerap
dengan perhitungan dya dukung efektif. Hasil digunakan wisatawan untuk berenang maupun
perhitungan daya dukung efektif merupakan berfoto di dalam air. Zona C merupakan zona
perhitungan lanjutan dari nilai daya dukung rill/ paling luas diantara ketiga zona lainnya yaitu
RCC. Berdasarkan data dan wawancara dengan dengan luas wilayah sebesar 5.895 m2. Zona
ketua atau penanggung jawab kepengelolaan, C terdapat beragam bentang lahan dengan
terdapat 12 orang yang aktif bekerja secara kontur yang rapat, diantaranya berupa sungai
efektif setiap hari di lapangan. Perhitungan dan air terjun. Wisatawan dapat melakukan
nilai Daya Dukung Efektif ini diuraikan dengan berbagai macam aktivitas atau atraksi wisata
rumus yang mengacu pada modifikasi rumus di zona C mulai dari bersantai dan bermain air
oleh Fandeli & Muhammad (2009) yaitu: saja hingga mencoba atraksi ekstrim yaitu river
ECC = RCC x MC ...........................................(5) tubing (arung jeram).
Ketiga zona yang telah dideskripsikan
Keterangan : tersebut dihubungkan dengan sebuah jalan
RCC : Daya dukung Rill (Real Carrying setapak yang diikuti juga dengan akomodasi
Capacity) berupa warung dan toilet yang berpola linier
MC : Kapasitas manajemen area terhadap jalan setapak. Berdasarkan data dari
pengelola disebutkan saat ini sudah terdapat 53
warung yang terdaftar di Wisata Alam Sumber
....................................(6) Maron yang apabila dijumlahkan memiliki luas
area sebesar 6.039 m2.

55
JURNAL TEKNOSAINS | VOL 11, NO.1, Desember 2021; 51-65

Gambar 4.
Peta Wisata Alam Sumber Maron
(Sumber: Dokumen Penulis,2020)

Daya Dukung Lingkungan pemanfaatan yang lewat batas. Daya dukung


Daya dukung lingkungan yang dianalisis lingkungan digunakan untuk menghitung daya
adalah untuk menghitung kapasitas daya dukung yang aman bagi perkembangan suatu
tampung ideal dengan memperhitungkan wilayah untuk menghindari kelebihan beban.
faktor ekologi dan memperhatikan kelestarian Daya dukung lingkungan suatu objek wisata
ekosistem yang ada dalam kawasan Wisata alam menunjukkan kemampuan kawasan
Alam Sumber Maron pada zona pemanfaatan wisata dalam menampung jumlah wisatawan
khusus wisata. persatuan waktu tertentu (Soemarwoto, 2004).
Penggunaan atau pemanfaatan lahan
harus mempertimbangkan kesesuaian daya Daya Dukung Fisik /PCC
dukung lahan. Penggunaan yang tidak Daya dukung fisik (Physical Carrying
sepenuhnya memanfaatkan daya dukung Capacity/PCC) merupakan jumlah maksimum
yang tersedia maka akan terjadi pemanfaatan wisatawan yang secara fisik tercukupi
yang tidak efektif. Penggunaan yang melebihi oleh ruang yang disediakan pada waktu
daya dukung lahan akan mengakibatkan tertentu. Berdasarkan hasil pengamatan di

56
AGNES CAESARIKA GP, MUHAMAD MUHAMAD, DAN CHAFID FANDELI 
STRATEGI PENGELOLAAN PARIWISATA BERKELANJUTAN DI KAWASAN WISATA ALAM...

kawasan Wisata Alam Sumber Maron, untuk yang bersifat masif dan bersifat minat khusus.
mengetahui daya dukung fisik kawasan Wisata Aktivitas wisata bersifat masif di Wisata Alam
Alam Sumber Maron diasumsikan memiliki Sumber Maron adalah berenang, arung jeram
luas seluruhnya 29.610 m2. Luas kawasan (river tubing), dan piknik, sedangkan aktivitas
yang diproyeksikan dapat digunakan oleh bersifat minat khusus adalah menikmati
wisatawan untuk aktivitas wisata memiliki luas pemandangan alam, bermain air, dan
dengan total sekitar 13.000 m2 meliputi lokasi bersepeda air.
parkir resmi kendaraan wisatawan, zona A, Menurut Douglass dalam Fandeli
zona B, Zona C, jalan setapak dan akomodasi & Muhamad (2009) menjelaskan bahwa
(warung dan toilet). kebutuhan area untuk aktivitas wisatawan
Berdasarkan identifikasi dan wawancara berdasarkan faktor pemulihan tersebut
wisatawan di lapangan, terdapat 6 aktivitas berbeda-beda. Setiap wisatawan membutuhkan
yaitu berenang, bersepeda air, menikmati luas area sebesar 27 m2 untuk berenang,
pemandangan alam, bermain air, piknik, 49 m2 untuk berperahu, serta 65 m2 untuk
dan arung jeram (river tubing). Dari keenam piknik. Terkait dengan nilai untuk aktivitas
aktivitas tersebut kemudian diklasifikasikan arung jeram (river tubing) bisa menggunakan
menjadi dua jenis, meliputi aktivitas wisata standarisasi dari aktivitas berperahu.

Tabel 3.
Perhitungan Daya Dukung Fisik (PCC)
Aktivitas Ruang Pengelolaan A B Rf Nilai PCC
(m2) (m2) (kali) (pengunjung/hari)
Berenang Zona A dan B 1.592 27 2,57 152
Arung Jeram Zona C 5.096 49 2,57 267
Piknik Warung di kawasan wisata 6.039 65 2,57 239
Jumlah kunjungan/hari 658
Jumlah kunjungan/minggu 4.606
Jumlah kunjungan/bulan 19.740
Jumlah kunjungan/tahun 240.170
Sumber: Data Analisis, 2020.

Berdasarkan perhitungan daya dukung fisik/ Daya Dukung Rill/RCC


PCC dari faktor luas area, ruang gerak, dan faktor Terdapat 3 faktor biofisik yang telah
rotasi didapat nilai PCC yaitu 658 wisatawan/hari ditentukan untuk menghitung RCC dari Wisata
atau 240.170 wisatawan/tahun. Jumlah tersebut Alam Sumber Maron. Faktor biofisik tersebut
merupakan jumlah maksimum wisatawan adalah curah hujan (iklim), kemiringan lereng,
yang secara fisik dapat mengunjungi Wisata dan jenis tanah. Berdasarkan ketiga faktor
Alam Sumber Maron dengan tetap memperoleh tersebut dapat menghasilkan nilai 0,925
kenyamanan dan kepuasan. Asumsi nilai PCC untuk curah hujan sebagai Cf1, nilai 0,6 untuk
ini tidak mempertimbangkan waktu puncak kemiringan lereng sebagai Cf2, dan nilai 0,8
(peak-season) maupun hari-hari sepi wisatawan untuk jenis tanah sebagai Cf3. Perhitungan
(off-season). Berdasarkan asumsi tersebut maka daya dukung riil pada Wisata Alam Sumber
nilai daya dukung fisik tersebut merupakan nilai Maron dapat dilihat pada tabel 4.
kunjungan pada kurun waktu yang sama.

57
JURNAL TEKNOSAINS | VOL 11, NO.1, Desember 2021; 51-65

Tabel 4.
Perhitungan Daya Dukung Riil (RCC) Pada Wisata Alam Sumber Maron
Aktivitas Ruang Pengelolaaan Nilai Cfn PCC RCC
(/hari) (/hari)
Cf1 Cf2 Cf3
Berenang Zona A dan B 0,925 0,6 0,8 152 67
River Tubing Zona C 0,925 0,6 0,8 267 119
Piknik Warung di kawasan wisata 0,925 0,6 0,8 239 106
Jumlah kunjungan / hari 292 orang
Jumlah kunjungan / minggu 2.045 orang
Jumlah kunjungan / bulan 8.765 orang
Jumlah kunjungan / tahun 106.635 orang
Sumber : Data Analisis, 2020

Berdasarkan hasil perhitungan nilai daya keseimbangan antara kondisi lingkungan


dukung rill/ RCC menjadi pertimbangan objek wisata dengan jumlah wisatawan yang
jumlah wisatawan yang sudah dikoreksi oleh berkunjung ke Wisata Alam Sumber Maron.
faktor biofisik. Nilai daya dukung riil Wisata
Alam Sumber Maron berdasarkan hasil Daya Dukung Efektif/ECC
perhitungan adalah 292 wisatawan sehingga Hasil nilai MC adalah 61,11%, nilai
estimasi jumlah kunjungan per tahun yang tersebut berarti bahwa dengan jumlah petugas
dapat diterima adalah sebanyak 106.635 yang ada saat ini cukup mampu melayani
wisatawan. Pertimbangan nilai daya dukung jumlah wisatawan seperti yang tertera pada
riil /RCC membantu upaya memelihara tabel 5.

Tabel 5.
Perhitungan Daya Dukung Efektif (ECC)
Nilai RCC MC Nilai ECC
Aktivitas Ruang Pengelolaan
(wisatawan) (%) (wisatawan)
Berenang Zona A dan B 67 61,11 41
Arung Jeram Zona C 119 61,11 72
Piknik Warung di kawasan wisata 106 61,11 65
Jumlah kunjungan / hari 179
Jumlah kunjungan / minngu 1.250
Jumlah kunjungan / bulan 5.356
Jumlah kunjungan / tahun 65.166
Sumber: Data Analisis, 2020

Berdasarkan tabel 5 yang telah ditampilkan Wisata Alam Sumber Maron. Nilai daya dukung
di atas, upaya untuk memperhitungkan nilai lingkungan ini sudah memperhitungkan faktor
daya dukung efektif kawasan wisata ini, fisik, biofisik, dan manajemen objek.
dapat dilihat bahwa Wisata Alam Sumber Berikut dapat dilihat perbandingan dari
Maron ternyata mampu menangani 179 hasil penilaian daya dukung lingkungan
wisatawan perhari untuk berkunjung. Nilai yang meliputi nilai PCC, RCC, dan ECC di
daya dukung efektif ini merupakan nilai akhir kawasan Wisata Alam Sumber Maron den-
dari perhitungan daya dukung lingkungan di gan perhitungan jumlah maksimal harian.

58
AGNES CAESARIKA GP, MUHAMAD MUHAMAD, DAN CHAFID FANDELI 
STRATEGI PENGELOLAAN PARIWISATA BERKELANJUTAN DI KAWASAN WISATA ALAM...

Tabel 6.
Perhitungan Daya Dukung Lingkungan
Aktivitas PCC (wisatawan) RCC (wisatawan) ECC (wisatawan)
Berenang 152 68 41
Arung Jeram 267 119 72
Piknik 239 106 65
Jumlah kunjungan/hari 658 292 179
Jumlah kunjungan / minggu 4.606 2.045 1.250
Jumlah kunjungan / bulan 19.740 8.765 5.356
Jumlah kunjungan / tahun 240.170 106.635 65.166
Sumber: Analisis data , 2020.

Tabel 6 di atas menunjukkan antara angka prioritas yang diberikan oleh proyek untuk
perhitungan daya dukung lingkungan dengan memenuhi kebutuhan dari setiap stakeholder.
kondisi yang ada dari jumlah wisatawan Wisata Model analisis stakeholder yang digunakan
Alam Sumber Maron memiliki perbedaan yang merupakan model yang diperkenalkan oleh
sangat jauh dalam artian bahwa wisatawan Reed dkk. (2009) dengan tiga tahapan yang
benar-benar melebihi kapasitas (over capacity). meliputi identifikasi stakeholder, klasifikasi dan
Hal tersebut perlu dibenahi agar kondisi menggambarkan hubungan antar stakeholder.
ekosistem atau lingkungan di Wisata Alam Wisata Alam Sumber Maron dikelola
Sumber Maron tetap terjaga dan dapat oleh 3 pemangku yang berasal dari instansi
berkelanjutan. pemerintah yaitu Pemerintah Desa Karangsuko
dan Bumdes “Amanah” dan Badan Pengelola
Analisis Stakeholder Wisata. Selain itu terdapat pemangku
Analisis Stakeholder digunakan untuk wisata yang berasal dari non-instansi yaitu
menganalisis tingkat pengaruh dan kepentingan masyarakat Desa Karangsuko Berdasarkan
stekholder. Pengaruh adalah kekuatan yang pengklasifikasian menurut tingkat kepentingan
dimiliki oleh stakeholder terhadap suatu proyek dan pengaruh dari masing-masing stakeholder,
atau program. Sedangkan kepentingan adalah dapat dilihat pada tabel 7.

Tabel 7.
Hasil Skoring Pengukuran Tingkat Kepentingan
Jumlah
Instansi K1 K2 K3 K4 K5 Kriteria Keterangan
Skoring
Sangat
Pemerintah Desa 5 5 5 4 2 21 Sangat mendukung pengelolaan
Tinggi
Bumdes 5 4 3 5 3 20 Tinggi Mendukung pengelolaan
Badan Pengelola 4 2 3 5 1 15 Sedang Cukup mendukung pengelolaan
Masyarakat 2 4 2 1 5 14 Sedang Cukup mendukung pengelolaan
Sumber: Data Analisis, 2020.

Dari keempat skoring di atas membuktikan yang menjelaskan bahwa Pemerintah Desa
bahwa Pemerintah Desa Karangsuko Karangsuko menjadi payung utama dari
menjadi instansi yang sangat penting dalam pemangku yang ada di Wisata Alam Sumber
kepengelolaan Wisata Alam Sumber Maron. Maron.
Hal tersebut sesuai dengan struktur organisasi

59
JURNAL TEKNOSAINS | VOL 11, NO.1, Desember 2021; 51-65

Tabel 8.
Hasil Skoring Pengukuran Tingkat Pengaruh
Instansi P1 P2 P3 P4 P5 Jumlah Kriteria Keterangan
Skoring
Pemerintah Desa 3 3 2 1 4 13 Sedang Cukup mempengaruhi pengelolaan
Bumdes 4 5 3 1 4 17 Tinggi Mempengaruhi pengelolaan
Badan Pengelola 4 3 2 1 4 14 Sedang Cukup mempengaruhi pengelolaan
Masyarakat 1 1 2 1 1 6 Rendah Kurang mempengaruhi pengelolaan
Sumber: Data Analisis, 2020.

Dari data tersebut dapat dinyatakan Sumber Maron adalah Bumdes Amanah. Se-
bahwa yang memiliki tingkat pengaruh ter- mentara untuk yang memiliki pengaruh pal-
tinggi terhadap pengelolaan di Wisata Alam ing rendah adalah pemerintah desa.
Subyek (Subject) Pemain Kunci (Key Players)
• Masyarakat Desa • Pemerintah Desa Karangsuko
• Bumdes “Amanah”
• Badan Pengelola
Pengikut Lain (Crowd) Pendukung (Contest Setter)
- -

Gambar 5.
Matriks Klasifikasi Stakeholder
Sumber: Data Analisis, 2020.
Stakeholder yang termasuk dalam (Riani, 2012) meliputi hubungan komunikasi,
kelompok Key Players adalah Pemerintah Desa koordinasi dan kerja sama.
Karangsuko, Bumdesa Amanah, dan Badan
Pengelola. Key Player merupakan klasifikasi Analisis Travel Cost Method (Biaya
stakeholder yang memiliki pengaruh dan Perjalanan)
kepentingan yang tinggi dalam pengelolaan Biaya perjalanan adalah seluruh biaya
Wisata Alam Sumber Maron. Ketiga stakeholder yang dikeluarkan oleh pengunjung dalam
tersebut memiliki peran utama dalam upaya satu kali perjalanan antara lain biaya konsumsi
mengembangkan pariwisata di Wisata Alam selama rekreasi, biaya transportasi, biaya
Sumber Maron. dokumentasi, karcis masuk, biaya parkir,
Stakeholder yang termasuk dalam kelompok biaya videranata, dan biaya lainnya. Secara
subject adalah Masyarakat Desa Karangsuko. keseluruhan dihitung dengan rumus.
Kelompok subject merupakan klasifikasi
stakeholder yang memiliki kepentingan tinggi BPT = BT + Bko + BP + BTM+ BKM +
namun pengaruhnya rendah. Stakeholder BSB + BL .........................................................(7)
tersebut memiliki tujuan yang sama, yaitu
Keterangan:
meningkatkan peran masyarakat dalam
BPT = Biaya Perjalanan Total
pembangunan kepariwisataan agar lebih aktif
BT = Biaya Transportasi
dan sekaligus menerima manfaat positif.
Bko = Biaya Konsumsi
Hubungan stakeholder dalam pengelolaan
BP = Biaya Parkir
Wisata Alam Sumber Maron dapat dilihat
BTM = Biaya Tiket Masuk
melalui hasil wawancara informan kunci.
BKM = Biaya Kamar Mandi
Hasil wawancara informan kunci menjelaskan
BSB = Biaya Sewa Ban
hubungan antara stakeholder yang terjadi
BL = Biaya Loker
di lapangan. Hubungan antara stakeholder
dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok

60
AGNES CAESARIKA GP, MUHAMAD MUHAMAD, DAN CHAFID FANDELI 
STRATEGI PENGELOLAAN PARIWISATA BERKELANJUTAN DI KAWASAN WISATA ALAM...

Biaya perjalanan akan disesuaikan dengan mengambil sejumlah 20 responden secara


biaya-biaya yang dikeluarkan oleh wisatawan random sampling. Adapun hasil data responden
di Wisata Alam Sumber Maron. Data yang berdasarkan rata-rata biaya perjalanan dapat
digunakan pada metode ini adalah dengan dilihat pada tabel 9.

Tabel 9.
Perhitungan Biaya Perjalanan Wisatawan ke Wisata Alam Sumber Maron
Biaya Biaya Biaya Biaya Rata-
No Daerah Jumlah Jumlah
Transportasi Sewa Konsumsi Lainnya rata
1 Malang Raya 10 412.500 56.250 182.000 94.000 744.750 74.475
2 Surabaya 2 95.000 55.000 46.000 18.000 214.000 107.000
3 Sidoarjo 2 250.000 15.000 20.000 23.000 308.000 154.000
4 Bangil 1 50.000 7.000 5.000 25.000 87.000 87.000
5 Gresik 2 160.000 27.000 38.500 18.000 243.500 121.750
6 Kediri 1 50.000 5.000 5.000 10.000 70.000 70.000
7 Jember 1 10.000 5.000 5.000 3.000 23.000 23.000
8 Semarang 1 50.000 0 0 8.000 58.000 58.000
  jumlah 20 1.077.500 170.250 301.500 199.000 1.748.250 87.412,5
Sumber: Data Analisis, 2020.

Berdasarkan hasil analisis terhadap 20 dihasilkan nilai willingness to pay (keinginan


responden wisatawan Wisata Alam Sumber untuk membayar) dapat dinaikkan sebesar
Maron dapat dilihat bahwa jumlah nilai biaya 26%. Pembaharuan harga dari Wisata Alam
perjalanan tertinggi berasal dari Sidoarjo yaitu Sumber Maron bertujuan agar pendapatan
Rp. 154.000/orang/kunjungan, sedangkan operasional dari Wisata Alam Sumber Maron
yang terendah berasal dari Kabupaten Jember sendiri meningkat serta perekonomian
yaitu sebesar Rp. 23.000/orang/kunjungan. masyarakat penyedia fasilitas atau akomodasi
Selain jarak tempuh, yang mempengaruhi juga meningkat.
tinggi rendahnya biaya perjalanan wisatawan
adalah pada faktor kendaraan yang digunakan Strategi Pengembangan Tata Kelola
untuk menuju ke Wisata Alam Sumber Maron. Wisata Alam Sumber Maron
Dari 20 responden tersebut, diketahui bahwa Berlandaskan pada Undang-Undang No
mereka mengendarai sepeda motor, mobil dan 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan di dalam
bus. Untuk responden yang berasal dari Jember Pasal 4 menjelaskan bahwa kepariwisataan
dan Semarang mengendarai bus sehingga bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan
biaya transport dapat lebih murah. Besar ekonomi dan kesejahteraan masyarakat,
biaya perjalanan rata-rata yang dikeluarkan menghapus kemiskinan, mengatasi pengang­
wisatawan dari seluruh daerah yaitu sebesar gur­an, melestarikan alam, lingkungan dan
Rp. 87.412,5. Nilai tersebut merupakan daya sumber daya dan sebagainya. Landasan ter­
jual dari Wisata Alam Sumber Maron yang sebut digunakan sebagai pedoman untuk
dapat dijadikan sebagai patokan harga untuk pengembangan pariwisata berkelanjutan yang
perencanaan serta pengembangan kawasan dapat diterapkan dalam Wisata Alam Sumber
Wisata Alam Sumber Maron dengan tetap Maron.
memperhatikan keberlanjutan lingkungan Pembangunan kepariwisataan dilakukan
dan wisatanya. Persetujuan wisatawanpun berdasarkan asas sebagaimana dimaksud dalam
ikut ambil bagian dalam penentuan harga pasal 2 yang diwujudkan melalui pelaksanaan
baru Wisata Alam Sumber Maron. Berdasarkan rencana pembangunan kepariwisataan dengan
hasil wawancara terhadap 20 responden,

61
JURNAL TEKNOSAINS | VOL 11, NO.1, Desember 2021; 51-65

memperhatikan keanekaragaman, keunikan, terdampak baik dengan adanya industri


dan kekhasan budaya dan alam serta kebutuhan pariwisata tersebut. Hal itu juga dapat
manusia untuk berwisata. Maka dari itu dalam meningkatkan pendapatan daerah di tingkat
pengembangan dan pembangunan pariwisata kecamatan.
berkelanjutan memperhatikan 4 aspek penting
disebut sebagai 4 pilar pariwisata yang meliputi Destinasi Pariwisata
industri pariwisata, destinasi pariwista, Destinasi pariwisata merupakan suatu
pemasaran, dan kelembagaan kepariwisataan. produk wisata yang dapat disajikan kepada
Dengan melihat potensi dan keadaan wisatawan yang membuatnya merasa tertarik
aktual di Wisata Alam Sumber Maron dapat untuk mengunjungi wisata tersebut. Dalam
dibuat sebuah rencana strategis atau rencana kasus di Wisata Alam Sumber Maron yang
pengembangan pariwisata yang akan memiliki keunikan tersendiri adalah wisata
dideskripsikan satu per satu, yaitu Industri arung jeram dan berenang. Dengan kedua
Pariwisata, Destinasi Pariwisata, Pemasaran aktivitas tersebut Wisata Alam Sumber Maron
Pariwisata, dan Kelembagaan Pariwisata. telah mampu menarik perhatian bagi para
pengunjung. Pengembangan destinasi wisata
Industri Pariwisata dengan tujuan untuk lebih meningkatkan
Industri Pariwisata menjadi salah satu harga dari sebuah tempat wisata adalah dengan
aspek penting yang terkandung dalam 4 pilar menambahkan sarana-prasarana, tata kelola,
pembangunan pariwisata. Industri pariwisata hingga aktivitas tambahan.
meliputi sarana-prasarana dan akomodasi Terdapat beberapa wisata alam yang
yang ada di sekitar Kawasan Wisata Alam serupa dengan Wisata Alam Sumber Maron,
Sumber Maron. Saat ini sudah terlihat bahwa yaitu Sumber Taman dan Sumber Jeruk. Kondisi
industri pariwisata yang telah berkembang saat ini kedua sumber tersebut tidak seramai
cukup pesat adalah rumah makan (warung). Wisata Alam Sumber Maron dikarenakan
Industri warung ini dinilai berlebihan yang kurangnya perhatian pemerintah desa untuk
mengakibatkan dampak terhadap kualitas mengembangkan destinasi tersebut. Selain itu,
air di Wisata Alam Sumber Maron. Untuk itu wisatawan juga belum begitu mengenal kedua
maka sangat penting dilakukan pembatasan sumber tersebut dikarekan kurangnya promosi.
jumlah warung dalam kawasan wisata ini. Hal Adanya potensi ini bisa digunakan sebagai
tersebut didasari dengan peraturan pemerintah antisipasi apabila Wisata Alam Sumber Maron
dalam Undang-Undang No 26 Tahun 2007 mengalami over capacity sehingga wisatawan
tentang Penataan Ruang yang mengharuskan dapat dialihkan menuju Sumber Taman dan
adanya ruang terbuka hijau sebesar paling Sumber Jeruk yang masih dalam satu kawasan
sedikit 30%. Pembatasan warung tersebut guna Desa Karangsuko.
menjaga ekosistem dari lingkungan Wisata Terfokus pada Wisata Alam Sumber
Alam Sumber Maron agar tetap berkelanjutan Maron, selain aktivitas arung jeram, berenang
Warung-warung yang berlebih tersebut dapat dan piknik, wisatawan juga dapat disuguhkan
dialihkan menjadi industri pariwisata yang lain oleh pemandangan sawah di sekitarnya. Sawah
seperti kamar penginapan bertajuk alam guna tersebut juga berpotensi untuk digunakan
memperhatikan dan memperhitungkan length sebagai sebuah wisata edukasi seperti bertani
of stay dari wisatawan. dan bertanam. Kembali memanfaatkan
Pemerintah desa atau BUMdesa potensi masyarakat di Desa Karangsuko yang
(Badan Usaha Milik Desa) dapat melakukan tergabung dalam Kelompok Tani “Pangan
peningkatan terhadap kemitraan dari industri Makmur” untuk ikut ambil bagian dalam
pariwisata baik di dalam kawasan wisata menambah aktivitas di Wisata Alam Sumber
maupun di luar kawasan wisata. Hal ini Maron ini. Edukasi tersebut dapat berupa
bertujuan agar daerah atau desa yang berada penanaman pohon, pembibitan sayuran secara
di sekitar Wisata Alam Sumber Maron ikut organik dengan media tanah dan juga dengan

62
AGNES CAESARIKA GP, MUHAMAD MUHAMAD, DAN CHAFID FANDELI 
STRATEGI PENGELOLAAN PARIWISATA BERKELANJUTAN DI KAWASAN WISATA ALAM...

media hidroponik yang memanfaatkan aliran berenang saja, namun juga terdapat berbagai
air Sungai Bureng dalam area wisata. aktivitas wisata edukasi bertajuk pertanian dan
Penambahan aktivitas menjadi sangat perkebunan. Pengangkatan makna permakultur
penting mengingat bahwa batasan kapasitas tersebut juga bertujuan agar wisatawan makin
dari Wisata Alam Sumber Maron dengan peduli dan memperhatikan lingkungan sekitar
mengandalkan hasil ECC yaitu 179 orang per Wisata Alam Sumber Maron.
hari untuk hari biasa (weekday) dan penggunaan Penambahan aktivitas juga berpengaruh
nilai PCC yaitu 658 orang perhari pada saat terhadap harga yang ditawarkan oleh Wisata
akhir pekan (weekend/peak season). Penambahan Alam Sumber Maron. Wisatawan telah
aktivitas ini bertujuan untuk meningkatkan menyetujui apabila harga dari Wisata Alam
investasi wisatawan pada saat berwisata di Sumber Maron diangkat sebesar 26% dari
Wisata Alam Sumber Maron sehingga dengan harga awal. Berdasarkan WTP dari wisatawan
jumlah wisatawan yang sesuai kapasitas tetap tersebut ditentukan harga tiket masuk dari
mampu menyeimbangkan dengan pendapatan Wisata Alam Sumber maron yang sebelumnya
Wisata Alam Sumber Maron saat belum adalah 5.000 rupiah perorang dewasa kini
diberlakukan batasan kapasitas. menjadi 6.300 per orang yang bisa dibulatkan
menjadi 7.000-10.000 rupiah perorang dewasa.
Pemasaran Pariwisata Kenaikan harga juga diikuti dengan jasa
Hingga saat ini pemasaran telah penyewaan di dalam kawasan Wisata Alam
dilakukan dalam stasiun televisi atau media Sumber Maron seperti penyewaan ban,
massa yang bersifat lokal atau sebatas untuk sepeda air, loker dan toilet sebesar 26%. Biaya
Jawa Timur. Pemasaran merupakan hal yang perjalanan wisatawan yang menunjukkan nilai
terpenting dalam meningkatkan motivasi dari Wisata Alam Sumber Maron yang mulanya
wisatawan untuk datang mengunjungi Wisata adalah 87.412,5 dapat naik sebesar 26% menjadi
Alam Sumber Maron. Pembuatan Tagline dan 110.139,8 rupiah untuk satu wisatawan.
Branding yang bersifat baru perlu dilakukan
untuk upaya meningkatkan nilai ekonomi Kelembagaan Pariwisata
bahkan nilai dari destinasi wisata itu sendiri. Kelembagaan Pariwisata merupakan
Dengan adanya tagline baru dan branding baru pemangku dari adanya wisata tersebut. Pada
mampu menyasar pengunjung dari seluruh kasus ini, kelembagaan pariwisata yang
pasar khususnya wisata teruntuk keluarga mengelola Wisata Alam Sumber Maron yaitu
maupun wisata edukasi untuk study tour. Pemerintah Desa Karangsuko, Bumdesa
Melalui tagline dan branding baru tersebut Amanah, Badan Pengelola dapat kembali
calon wisatawan akan mengetahui adanya meningkatkan kinerja di masing-masing
perubahan atau penambahan aktivitas di tugas. Pemerintah Desa Karangsuko sebagai
Wisata Alam Sumber Maron. key player dari Wisata Alam Sumber Maron
Pembuatan branding baru yaitu “Sumber dapat melakukan kerjasama dengan agen tour
Maron Permaculture Tourism” dan tagline and travel maupun dengan perusahaan yang
“Berwisata dan Berkebun dalam Nuansa ingin memberi sponsor terhadap Wisata Alam
Pedesaan”. Dalam branding baru tersebut Sumber Maron namun dengan peraturan
mengangkat makna Permaculture Tourism dan ketentuan yang telah ditentukan oleh
yang berarti pengkombinasian antara wisata Pemerintah Desa dan Bumdesa juga yang telah
alam dan dipadukan dengan aspek pertanian. disetujui di awal perjanjian kerjasama.
Aspek pertanian disini adalah pertanian Bumdesa dan Badan Pengelola sebagai
secara tradisional dan organik dengan tidak stakeholder yang turun lapangan secara
menggunakan peralatan dan perlengkapan langsung memaksimalkan tugasnya untuk
modern. Dapat dijelaskan bahwa Wisata Alam mengawasi destinasi wisata serta management
Sumber Maron kini tidak hanya menyajikan pengelolaan baik terkait keuangan maupun
sebuah aktivitas wisata arung jeram dan pengadaan sarana dan prasarana di lapangan.

63
JURNAL TEKNOSAINS | VOL 11, NO.1, Desember 2021; 51-65

Bumdesa dan Badan Pengelola juga berhak dilakukan ini adalah Pembaharuan Branding
dalam melakukan penyusunan paket wisata serta Tagline dari Wisata Alam Sumber Maron
dan menentukan rute perjalanan dari yang kemudian dikaitkan dengan penambahan
wisatawan tersebut di Wisata Alam Sumber atraksi dan industri pariwisata di sekitar Wisata
Maron. Untuk hal itu sangat diperlukan adanya Sumber Maron. Memaksimalkan cara kerja
pelatihan kepariwisataan secara rutin guna para stakeholder Wisata Alam Sumber Maron
meningkatkan mutu sumber daya manusia agar kelembagaan yang ada mampu membuat
dari Bumdesa serta Badan Pengelola. Wisata Alam Sumber Maron menjadi wisata
Selain ketiga pemangku wisata yang yang berkelanjutan.
tergolong instansi pemerintah, terdapat juga
pemangku wisata yang sebenarnya begitu DAFTAR PUSTAKA
dekat dengan tempat wisata. Pemangku Anonim. 1995. Piagam Pariwisata Berkelanjutan.
wisata tersebut adalah warga Desa Karangsuko Jakarta: Kementrian Pariwisata.
sendiri yang telah ambil bagian dalam
Anonim. 2018. Data Curah Hujan Kecamatan
penyediaan industri pariwisata. Hingga saat
Pagelaran 2009-2018. BMKG
ini warga desa telah ambil bagian dalam
Karangkates. Malang.
kegiatan pariwisata meliputi penyediaan
warung makan dan penyedia tempat parkir. Anonim. 2020. Kabupaten Malang Dalam
Dalam perencanaan pengembangan Wisata Angka 2019. Kabupaten Malang: BPS
Alam Sumber Maron perlu mengikutsertakan Arida, I Nyoman Sukma. 2015. Ekowisata:
lebih banyak warga desa untuk bergotong Pengembangan, Partisipasi Lokal dan
royong meningkatkan perekonomian desa. Tantangan Ekowisata. Bali: Cakra
Perlu juga adanya pelatihan terhadap warga Press.
desa setempat guna menumbuhkan kesadaran
Cifuentes, M. 1992. Tourism Principles and
mereka bahwa mereka tinggal dalam kawasan
Practice. London: Longman Group.
wisata. Mengikutsertakan masyarakat dalam
usaha pariwisata juga merupakan salah satu Damanik, J., dan Weber, E. H.2006. Peren­
rencana strategis yang tertuang di dalam canaan Ekowisata, dari Teori Aplikasi.
Perencanaan Pembangunan Pariwisata Daerah Pusat Studi Parwisata (PUSPAR)
milik Kabupaten Malang yaitu meningkatkan UGM. Yogyakarta: Andi.
kualitas pariwisata berbasis masyarakat. Fandeli, C., dan Muhammad. 2009. Prinsip-
prinsip Dasar Mengkonservasi Lanskap.
SIMPULAN Yogyakarta: Fakultas Kehutanan,
Berdasarkan perhitungan daya dukung Universitas Gadjah Mada.
lingkungan dengan nilai hasil akhir yaitu Mutaqin, A., Z. 2017. Pariwisata di tahun
daya dukung efektif pada lokasi Wisata 2017, Wisata Minat Khusus VS
Alam Sumber Maron adalah 179 orang/hari. Wisata Massal. Jakarta: Wisata
Nilai tersebut apabila dimasukkan ke dalam Halimun.
masalah jumlah wisatawan saat ini terlihat jelas
Reed M, Graves A, Dandy N, Posthumus
melebihi batas daya dukungnya. Pembatasan
H, Hubacek K, Morris J, Prell C,
dan perancangan strategi tata kelola sangat
Quinn CH, Stringer LC. 2009. Who’s
penting dilakukan agar Wisata Alam Sumber
Nad Why? A Typology of Stakeholder
Maron dapat berkelanjutan.
Analysis Methods for Natural
Strategi yang dibuat berdasarkan metode
Resource Management. Journal
4 pilar yang telah diatur oleh pemerintah pada
of Environmental Management
Undang Undang Nomor 10 tahun 2009 tentang
90:1933-1949.
Kepariwisataan. 4 pilar tersebut adalah destinasi
pariwisata, industri pariwisata, pemasaran, Riani,M.W. 2012. Mekanisme Hubungan Para
kelembagaan pariwisata. Dalam strategi yang Pihak Dalam Pengelolaan Wisata Alam

64
AGNES CAESARIKA GP, MUHAMAD MUHAMAD, DAN CHAFID FANDELI 
STRATEGI PENGELOLAAN PARIWISATA BERKELANJUTAN DI KAWASAN WISATA ALAM...

di Kota Bandar Lampung dan sekitarnya Undang-Undang Republik Indonesia No. 26


Provinsi Lampung. Bogor: Institut Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
Pertanian Bogor Utomo, D. H. 2009. Meteorologi Klimatologi
Soemarwoto, Otto, 2004. Ekologi Lingkungan dalam studi Geografi. Malang:
Hidup dan Pembangunan Edisi ke 10. Universitas Negeri Malang Press.
Jakarta:Djambatan. Utomo,M., Rifai,E.,& Thahir,A.1993.
Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 Pembangunan dan Alih Fungsi Lahan.
Tahun 2009 tentang Kepariwisataan Lampung:Universitas Lampung
Indonesia

65

Anda mungkin juga menyukai