Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu karakteristik Indonesia sebagai negara bangsa adalah kebesaran, keluasan, dan
kemajemukannya. Sebuah negara bangsa yang mengikat lebih dari 1.128 (seribu seratus dua
puluh delapan) suku bangsa (data BPS) dan bahasa, ragam agama dan budaya di sekitar 17.508
(tujuh belas ribu lima ratus delapan) pulau (citra satelit terakhir menunjukkan 18.108 pulau),
yang membentang dari 6o LU hingga 11o LS, dan 94o45’ BT hingga 141o05’ BT (latif 2011:
251; United nations Ennvirontment program, UNEP, 2003). Untuk itu di perlukan suatu
konsepsi, kemauan , dan kemampuan yang kuat dan adekuat (memenuhi syarat/memadai),
yang dapat menopang kebesaran, keluasan, dan kemajemukan keIndonesiaan.
Bentuk Negara Kesatuan adalah bentuk negara yang terdiri dari satu negara saja
betapapun besar maupun kecil, dan kedalam maupun ke luar merupakan kesatuan. Bila suatu
negara tidak terjadi karena adanya beberapa negara yang bergabung dan oleh karenanya
kedaulatan negara secara utuh dan bulat ada pada tangan pusat, maka Kusnardi dan Bintan R.
Sarangih (1994:207-208) menyatakan: “Disebut negara kesatuan apabila kekuasaan
pemerintah Pusat merupakan kekuasaan yang menonjol dalam negara, dan tidak ada saingan
dari badan legislatif pusat dalam membentuk undang-undang, kekuasaan pemerintah yang ada
di daerah bersifat derivative (tidak langsung) dan sering dalam bentuk otonomi yang luas,
dengan demikian tidak dikenal adanya badan legislative pusat dan daerah yang sederajat,
melainkan sebaliknya”
Peranan pemerintah dalam menjaga kedaulatan Bangsa Indonesia yang merupakan
negara besar dengan ribuan pulau dan diapit oleh beberapa samudra serta memiliki beragam
budaya, adalah dengan menjadikan Bangsa Indonesia menjadi beberapa daerah dengan sistem
otonomi daerahnya. Otonomi daerah berarti pelimpahan wewenang untuk mengatur daerahnya
masing-masing sesuai dengan kemampuan daerahnya. Hal ini berarti bahwa daerah
menyelenggarakan seluruh tugas yang telah diserahkan menjadi urusan rumah tangga daerah
dan mengelola seluruh pendapatan daerah.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas penulis menarik sebuah rumusan masalah sebagai berikut
1. Apa pengertian NKRI dan Hakikat Negara ?
2. Bagaimana Negara Kesatuan Republik Indonesia ?
3. Bagaimana Negara Kebangsaan Pancasila ?

Makalah Tentang Kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia 1 Putri Wulan Dari Kls IX.D
4. Bagaimana Hakikat Negara Integralistik ?

5. Apa Butiran-Butiran NKRI ?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini ialah
1. Untuk mengetahui pengertian NKRI dan Hakikat Negara.
2. Untuk mengetahui Negara Kesatuan Republik Indonesia.
3. Untuk mengetahui Negara Kebangsaan Pancasila.
4. Untuk mengetahui Negara Integralistik.
5. Untuk mengetahui Butiran-Butiran NKRI.

BAB II
KAJIAN TEORI DAN PEMBAHASAN
A. Pengertian Negara Kesatuan Republik Indonesia
Menurut UUD 1945 pasal 1 ayat 1, Negara Indonesia adalah Negara kesatuan yang berbentuk
republik. Selanjutnya,Negara Indonesia dikenal dengan nama Negara kesatuan Republik
Indonesia (NKRI).
Berdasarkan paham integralistik, setiap unsur merasa berkewajiban untuk menciptakan
keselamatan, kesejahteraan, dan kebahagiaan bersama. Lebih jelasnya adalah sebagai berikut:
1. Negara merupakan suatu susunan masyarakat yang integral.
2. Semua golongan bagian, bagian dan anggotanya berhubungan erat dan merupakan
persatuan masyarakat yang organis.
3. Perhimpunan bangsa merupakan hal terpenting dalam kehidupan bersama.
4. Negara tidak memihak atau menjamin kepentingan golongan atau perseorangan.
5. Negara tidak menganggap kepentingan seseorang sebagai pusat.

Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan negara kesatuan berbentuk republik
dengan sistem desentralisasi (pasal 18 UUD 1945), di mana pemerintah daerah menjalankan
otonomi seluas-luasnya di luar bidang pemerintahan yang oleh undang-undang ditentukan
sebagai urusan pemerintah pusat.
B. Nilai-Nilai yang Terkandung Dalam NKRI
Nilai atau value mengandung pengertian sesuatu yang berharga. Sesuatu yang bernilai apabila
memiliki guna (memiliki keindahan) kebenaran atau kebaikan. Nilai-nilai Kebangsaan yang
terkandung dalam pasal-pasal UUD NRI Tahun 1945, yaitu:
1. Nilai demokrasi, mengandung makna bahwa kedaulatan berada ditangan rakyat, setiap
warga negara memiliki kebebasan yang bertanggung jawab terhadap penyelenggaran
pemerintahan.
2. Nilai kesamaan derajat, setiap warga negara memiliki hak, kewajiban dan kedudukan
yang sama di depan hukum.
3. Nilai ketaatan hukum, setiap warga negara tanpa pandang bulu wajib mentaati setiap
hukum dan peraturan yang belaku.
C. Kedudukan NKRI Dalam Empat Pilar
Empat pilar kebangsaan yaitu:
1. Pancasila,
2. Undang-Undang Dasar 1945
3. Negara Kesatuan Republik Indonesia
4. Bhineka Tunggal Ika.
Pancasila dalam pengertian ini sering juga disebut way of life. Dalam hal ini, Pancasila
dipergunakan sebagai petunjuk hidup sehari-hari (Pancasila diamalkan dalam hidup sehari-
hari). Dengan perkataan lain, Pancasila digunakan sebagai penunjuk arah semua kegiatan atau
aktifitas hidup dan kehidupan didalam segala bidang. Ini berarti bahwa semua tingkah laku
dan tindak/perbuatan setiap manusia Indonesia harus dijiwai dan merupakan pancaran dari
semua sila Pancasila karena Pancasila sebagai weltanschauung selalu merupakan suatu
kesatuan, tidak bias dipisah-pisahkan satu dengan yang lain.
UUD 1945 sebagai sumber hukum tertinggi, tidak saja dalam bidang politik, tetapi juga
dalam bidang ekonomi, dan bahkan sosial. Karena itu, UUD 1945 merupakan konstitusi
politik, konstitusi ekonomi, dan sekaligus konstitusi sosial. UUD 1945 adalah konstitusi yang
harus dijadikan referensi tertinggi dalam dinamika kehidupan bernegara, bermasyarakat, dan
dalam dinamika ekonomi pasar (market economy). Di samping soal-soal politik, UUD 1945
juga mengatur tentang sosial-sosial ekonomi dan sosial atau yang terkait dengan keduanya,
yaitu
(1) Hal keuangan negara, seperti kebijakan keuangan (moneter) dan fiskal,
(2) Bank sentral,
(3) Soal Badan Pemeriksa Keuangan Negara hal kebijakan pengelolaan dan pemeriksaan
tanggungjawab keuangan negara,
(4) Soal perekonomian nasional, seperti mengenai prinsip-prinsip hak ekonomi, konsep
kepemilikan pribadi dan kepemilikan kolektif, serta penguasaan negara atas kekayaan
sumberdaya alam yang penting dan menyangkut hajat hidup orang banyak, serta
(5) Mengenai kesejahteraan sosial, seperti sistem jaminan sosial, pelayanan umum dan
pelayanan kesehatan, dan pemeliharaan fakir, miskin, dan anak terlantar oleh negara.
Bhineka Tunggal Ika berasal dari bahasa Jawa Kuno dan diterjemahkan dengan kalimat
Berbeda-beda tetapi tetap satu. Kemudian terbentuklah Bhineka Tunggal Ika menjadi jati diri
bangsa Indonesia. Ini artinya, bahwa sudah sejak dulu hingga saat ini kesadaran akan hidup
bersama di dalam keberagaman sudah tumbuh dan menjadi jiwa serta semangat bangsa di
negeri ini.
Kemudian dilanjutkan dengan adanya Sumpah Pemuda yang tidak kalah penting dalam
sejarah perkembangan pembentukan Jati Diri Bangsa ini. Tjahjopurnomo (2004) menyatakan
bahwa Sumpah Pemuda yang diikrarkan pada 28 Oktober 1928 secara historis merupakan
rangkaian kesinambungan dari Sumpah Palapa yang terkenal itu, karena pada intinya
berkenaan dengan persatuan, dan hal ini disadari oleh para pemuda yang mengucapkan ikrar
tersebut, yakni terdapatnya kata sejarah dalam isi putusan Kongres Pemuda Kedua. Sumpah
Pemuda merupakan peristiwa yang maha penting bagi bangsa Indonesia, setelah Sumpah
Palapa. Para pemuda pada waktu itu dengan tidak memperhatikan latar kesukuannya dan
budaya sukunya berkemauan dan berkesungguhan hati merasa memiliki bangsa yang satu,
bangsa Indonesia. Ini menandakan bukti tentang kearifan para pemuda pada waktu itu. Dengan
dikumandangkannya Sumpah Pemuda, maka sudah tidak ada lagi ide kesukuan atau ide
kepulauan, atau ide propinsialisme atau ide federaslisme. Daerah-daerah adalah bagian yang
tidak bisa dipisah-pisahkan dari satu tubuh, yaitu tanah Air Indonesia, bangsa Indonesia, dan
bahasa Indonesia. Sumpah Pemuda adalah ide kebangsaan Indonesia yang bulat dan bersatu,
serta telah mengantarkan kita ke alam kemerdekaan, yang pada intinya didorong oleh kekuatan
persatuan Indonesia yang bulat dan bersatu itu.
D. Kedaulatan Suatu Negara Berkaitan Erat Dengan Wilayah Suatu Negara
Kedaulatan suatu negara sangat erat kaitannya dengan wilayah. Kedaulatan merupakan
konsep mengenai kekuasaan tertinggi dalam penyelenggaraan suatu negara. Kata “daulat”
dalam pemerintahan berasal dari kata Arab (daulah), yang berarti rezim politik atau kekuasaan.
Menurut seorang ahli pikir Prancis, Jean Bodin (1500-1596), kedaulatan adalah kekuasaan
tertinggi untuk menentukan hukum dalam suatu negara.
Kedaulatan merupakan suatu hak eksklusif untuk menguasai suatu wilayah pemerintahan dan
masyarakat. Dalam hukum konstitusi dan internasional, konsep kedaulatan terkait dengan
suatu pemerintahan yang memiliki kendali penuh urusan dalam negerinya sendiri dalam suatu
wilayah atau batas teritorial atau geografisnya, dan dalam konteks tertentu terkait dengan
berbagai organisasi atau lembaga yang memiliki yurisdiksi hukum sendiri. Penentuan apakah
suatu entitas merupakan suatu entitas yang berdaulat bukanlah sesuatu yang pasti, melainkan
seringkali merupakan masalah sengketa diplomatik.
Dengan demikian, jika kekuasaan diartikan secara yuridis, maka kekuasaan dapat disebut
sebagai kedaulatan. Tentang pengertian kedaulatan ini terdapat perbedaan pendapat oleh
beberapa para sarjana karena kedaulatan sering ditinjau menurut sejarahnya.
Kedaulatan suatu negara sangat erat kaitannya dengan wilayah. Wilayah suatu negara
merupakan tempat berlindung bagi rakyat sekaligus sebagai tempat bagi pemerintahan untuk
mengorganisir dan menyelenggarakan pemerintahannya. Wilayah suatu negara terdiri atas
daratan, lautan, serta udara. Indonesia sebagai negara merdeka telah memiliki kedaulatan dari
hasil perjuangan revolusi kemerdekaan yang berpuncak pada proklamasi kemerdekaan 17
Agustus 1945. Akan tetapi, isi proklamasi kemerdekaan itu sendiri barulah bersifat simbolik.
Secara teknis, Indonesia sebagai negara merdeka dan menetapkan kedaulatannya pada tanggal
18 Agustus 1945 dengan disahkannya UUD 1945 sebagai dasar hukum negara dan juga
dipilihnya Soekarno dan Mohammad Hatta sebagai presiden dan wakil presiden. Maka, secara
otomatis sejak saat itu Indonesia telah resmi memiliki kedaulatannya berupa wilayah,
pemerintah yang berdaulat, sumber hukum, serta rakyat sebagai warga negara yang sah.
Dalam dunia internasional, Indonesia pun telah mendapat dukungan dan pengakuan dari
negara lain atas kemerdekaan Indonesia dan juga berupa kedaulatan. Ketentuan mengenai
wilayah negara ditegaskan pula dalam Pasal 25A UUD 1945 yang menyatakan, “Negara
Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang berciri nusantara dengan
wilayah yang batas-batas dan hak-haknya ditetapkan dengan undang-undang”.
E. Cara Menjaga Keutuhan dan Kesatuan Kedaulatan NKRI
Sebagai sebuah bangsa yang besar, keutuhan dan kesatuan negara harus bisa dijaga oleh
segenap rakyat Indonesia. Berikut ini adalah cara yang dapat dilakukan untuk menjaga
keutuhan dan kesatuan NKRI :
1. Menjaga wilayah dan kekayaan tanah air Indonesia, artinya menjaga seluruh kekayaan
alam yang terkandung di dalamnya.
2. Menciptakan ketahanan nasional, artinya setiap warga negara menjaga keutuhan,
kedaulatan negara, dan mempererat persatuan bangsa.
3. Menghormati perbedaan suku, budaya, agama, dan warna kulit. Perbedaan yang ada akan
menjadi indah jika terjadi kerukunan, bahkan menjadi sebuah kebanggaan karena
merupakan salah satu kekayaan bangsa.
4. Mempertahankan kesamaan dan kebersamaan, yaitu kesamaan memiliki bangsa, bahasa
persatuan, dan tanah air Indonesia, serta memiliki pancasila, Undang-Undang Dasar 1945,
dan Sang Saka Merah putih. Kebersamaan dapat diwujudkan dalam bentuk mengamalkan
nilai-nilai pancasila dan UUD 1945.
5. Memiliki semangat persatuan yang berwawasan nusantara, yaitu semangat mewujudkan
persatuan dan kesatuan di segenap aspek kehidupan sosial, baik alamiah maupun aspek
sosial yang menyangkut kehidupan bermasyarakat. Wawasan nusantara meliputi
kepentingan yang sama, tujuan yang sama, keadilan, solidaritas, kerjasama, dan
kesetiakawanan terhadap ikrar bersama.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan negara kesatuan berbentuk
republik dengan sistem desentralisasi (pasal 18 UUD 1945), di mana pemerintah daerah
menjalankan otonomi seluas-luasnya di luar bidang pemerintahan yang oleh undang-undang
ditentukan sebagai urusan pemerintah pusat.
Kedaulatan merupakan suatu hak eksklusif untuk menguasai suatu wilayah pemerintahan dan
masyarakat. Dalam hukum konstitusi dan internasional, konsep kedaulatan terkait dengan
suatu pemerintahan yang memiliki kendali penuh urusan dalam negerinya sendiri dalam suatu
wilayah atau batas teritorial atau geografisnya, dan dalam konteks tertentu terkait dengan
berbagai organisasi atau lembaga yang memiliki yurisdiksi hukum sendiri. Penentuan apakah
suatu entitas merupakan suatu entitas yang berdaulat bukanlah sesuatu yang pasti, melainkan
seringkali merupakan masalah sengketa diplomatik.
Sebagai sebuah bangsa yang besar, keutuhan dan kesatuan negara sebagai syarat mutlak dalam
kedaulatan kebangsaan harus bisa dijaga oleh segenap rakyat Indonesia. Dapat dilakukan
dengan cara yang paling sederhana yaitu menghargai kebudayaan dan sejarah NKRI.

B. Saran
Sebagai bangsa yang besar terbentang dari sabang sampai merauke, bangsa ini tidak akan
menjadi bangsa yang besar apabila rakyat dalam hal ini kita sebagai pelajar tidak peduli, oleh
karena itu sudah saatnya kita semua harus bersatu yang mau terpecah belah oleh hal apapun.
.

Daftar Pustaka

Ainur Rahman dkk. Politik, Partisipasi dan Demokrasi dalam Pembangunan. Malang, Averroes
Press, 2009
HAW. Widjaja. Otonomi Daerah dan Daerah Otonom. Jakarta, RajaGrafindo Persada, 2002
http://gerryprotokol.wordpress.com/2011/01/05/partisipasi-masyarakat-dalam-perencanaan-
pembangunan-daerah/
http://wazni.staff.unri.ac.id/pemerintahan-daerah-dilihat-dari-beberapa-aspek/
http://pkmk-lanri.org/2013/02/18/pengembangan-pola-partisipasi-masyarakat-dalam-perumusan-
kebijakan-publik/
http://sosbud.kompasiana.com/2011/06/17/partisipasi-masyarakat-hanyalah-mimpi-373788.html
http://nissa2601.blogspot.com/2011/05/partisipasi-masyarakat-dalam-pelaksaan.html
Disusun Oleh :

VINA ANDIKA PRATIWI

KELAS IX.D
KATA PENGANTAR

Asslamu’alaikum Wr. Wb.

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan nikmat iman

dan nikmat islam kepada kita, tak lupa shalawat beserta salam kami limpah curahkan kepada Nabi

Muhammad SAW.

Pada kesempatan ini kami selaku penulis mencoba untuk membuat Makalah Tentang Perbedaan
Yang Mendasar Penerapan Sistem Pemerintahan Parlimenter, Semi Parlimenter dan Presidensil di
Indonesia

Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada segenap pembaca. Apabila dalam makalah ini

terdapat banyak kekurangan, kami mohon maaf. Dan kami sangat menantikan saran dn kritik pembaca

yang sifatnya membangun. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

Sagaranten, April 2019

Riva Noviana Rusli


i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................... i

DAFTAR ISI.................................................................................................................................. ii

I. PENDAHULUAN ................................................................................................................ 1

A. Latar Belakang............................................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah........................................................................................................ 2

C. Tujuan Penulisan.......................................................................................................... 2

II. KAJIAN TEORI DAN PEMBAHASAN............................................................................. 3

A. Pengertian Negara Kesatuan Republik Indonesia....................................................... 3

B. Nilai-Nilai yang Terkandung Dalam NKRI................................................................. 3


C. Kedudukan NKRI Dalam Empat Pilar......................................................................... 3
D. Kedaulatan Suatu Negara Berkaitan Erat Dengan Wilayah Suatu Negara.................. 5
E. Cara Menjaga Keutuhan dan Kesatuan Kedaulatan NKRI.......................................... 6

III. BAB PENUTUP................................................................................................................... 7

A. Kesimpulan.................................................................................................................. 7

B. Sasaran......................................................................................................................... 7

Daftar Pustaka................................................................................................................................ 8

ii

Anda mungkin juga menyukai