Anda di halaman 1dari 27

KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN

1. Kebutuhan Aktivitas

Kemampuan beraktivitas (misal: berdiri, bekerja, makan).


Dengan aktivitas tubuh akan menjadi sehat, sistem
pernafasan dan sirkulasi tubuh akan berfungsi dengan baik,
dan metabolisme tubuh dapat optimal dengan beraktivitas.
Dalam hal ini, kemampuan beraktivitas tidak lepas dari
sistem pernafasan dan muskuloskeletal yang kuat. Aktifitas
fisik pada dasarnya adalah bagaimana menggunakan tubuh
secara efisien, terkoordinasi, dan aman, sehingga
menghasilkan gerakan yang baik dan memelihara
keseimbangan selama beraktivitas. Kebutuhan aktivitas
adalah kebutuhan dasar untuk melakukan mobilitas
(bergerak). Kebutuhan dasar ini diatur oleh beberapa
sistem/organ tubuh diantaranya tulang, otot, tendon,
ligamen, sistem saraf, dan sendi.

2. Struktur Aktivitas Fisik


a) Sistem Muskuloskelektal
- Tulang : Tulang adalah jaringan dinamis yang
tersusun dari tiga jenis sel, yaitu osteoblas, osteosit,
dan osteoklas.
- Otot : Otot secara umum berfungsi untuk kontraksi
dan menghasilkan gerakan-gerakan. Otot ada tiga
macam, yaitu otot rangka, otot polos, dan otot
jantung.
- Tendon : sekumpulan jaringan fibrosa padat yang
merupakan perpanjangan dari pembungkus otot dan
membentuk ujung-ujung otot yang mengikatkannya
pada tulang.
- Ligamen : sekumpulan jaringan penyambung fibrosa
yang padat, lentur, dan kuat. Ligamen berfungsi
menghubungkan ujung persendian dan menjaga
kestabilan.
- Kartilago : Kartilago terdiri atas serat yang tertanam
dalam suatu gel yang kuat tetapi elastis dan tidak
mempunyai pembuluh darah
- Sendi : Persendian memfasilitasi pergerakan dengan
memungkinkan terjadinya kelenturan. Ada tiga jenis
sendi, yaitu sendi sinartroses (sendi yang tidak
bergerak, seperti batas tulang tengkorak), sendi
amfiartoses (sendi yang pergerakannya terbatas
hanya satu gerakan, seperti tulang vertebrae), dan
sendi diartroses (sendi yang bebas pergerakannya,
seperti sendi bahu dan sendi leher).
b) Sistem Persarafan
- Saraf eferen (reseptor) berfungsi menerima
rangsangan dari luar kemudian meneruskannya ke
susunan saraf pusat.
- Sel saraf (neuron) berfungsi membawa implus dari
bagian tubuh satu ke bagian tubuh lainnya.
- Sistem saraf pusat (SPP) berfungsi memproses impuls
dan kemudian memberikan respon melalui saraf
eferen.
- Saraf eferen berfungsi menerima respon dari SPP
kemudian meneruskannya ke otot rangka
3. Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Fisik
a) Tingkat perkembangan tubuh: Usia akan
mempengaruhi tingkat perkembangan
neuromuskular dan tubuh secara proporsional,
postur, dan refleks
b) Kesehatan fisik: Penyakit, cacat tubuh, dan
imobilisasi akan memengaruhi pergerakan tubuh.
c) Keadaan nutrisi: Kurangnya nutrisi dapat
menyebabkan kelemahan pada otot, sedangkan
obesitas dapat menyebabkan pergerakan menjadi
kurang bebas.
d) Kelemahan neuromuskular dan skeletal: Adanya
postur abnormal seperti skoliosis, lordosis, dan
kifosis dapat berpengaruh terhadap pergerakan
e) Pekerjaan: Seseorang yang bekerja di kantor kurang
melakukan aktivitas bila dibandingkan dengan petani
atau buruh.
4. Konsep yang Membantu Memahami Mekanika

Body Mekanik (Mekanika Tubuh) merupakan usaha


mengkoordinasikan system muskuluskeletal dan system
syaraf dalam mempertahankan keseimbangan, postur dan
kesejajaran tubuh selama bergerak, mengangkat,
membungkuk, dan melakukan ADL. Kesegarisan/ kesejajaran
tubuh atau postur berhubungan dengan posisi sendi, tendon,
ligament, dan otot ketika posisi berdiri, duduk, dan
berbaring.

a) Keseimbangan: Keseimbangan adalah kemampuan


untuk mencapai dan mempertahankan postur tubuh
tetap tegak melawan gravitasi (duduk atau berdiri)
sebaik mungkin untuk mengatur seluruh
keterampilan aktifitas fisik
b) Koordinasi pergerakan tubuh: Kemampuan tubuh
dalam mempertahankan keseimbangan,
menggunakan kelompok otot motorik, missal seperti
mengangkat benda maksimal 50-57% dari BB
5. Kesegarisan Tubuh Menunjang Keseimbangan

Tanpa keseimbangan, pusat gravitasi akan berubah, gaya


gravitasi meningkat, dan konsekuensinya menyebabkan
risiko jatuh dan injuri. Keseimbangan diatur oleh Serebelum.
Salah satu fungsi tulang adalah mengatur keseimbangan
kalsium sehingga ketika klien mengalami gangguan dan
metabolisme kalsium berisiko mengalami osteoporosis dan
fraktur patologis.

6. Mobilisasi

kemampuan seseorang untuk bergerak bebas, mudah,


teratur, dan mempunyai tujuan dalam rangka pemenuhan
hidup sehat merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia
yang harus terpenuhi. Mobilisasi sangat dipengaruhi oleh
sistem neuromuskular, meliputi sistem otot, skeletal, sendi,
ligament, tendon, kartilago, dan saraf.

7. Immobilisasi
Suatu keadaan di mana individu mengalami atau berisiko
mengalami keterbatasan gerak fisik. Immobilisasi dapat
berbentuk tirah baring yang bertujuan mengurangi aktivitas
fisik dan kebutuhan oksigen tubuh, mengurangi nyeri, dan
untuk mengembalikan kekuatan. Individu normal yang
mengalami tirah baring akan kehilangan kekuatan otot rata-
rata 3% sehari (atropi disuse).

8. Tujuan Mobilisasi
a) Memenuhi kebutuhan dasar manusia
b) Mencegah terjadinya trauma
c) Mempertahankan tingkat kesehatan
d) Mempertahankan interaksi sosial & peran sehari –
hari
e) Mencegah hilangnya kemampuan fungsi tubuh,
ketahanan otot, dan kekuatan otot.

9. Faktor Pengaruh Mobilisasi


a) Sistem neuromuscular
b) Gaya hidup
c) Kebudayaan
d) Tingkat energy
e) Proses penyakit dan injuri
f) Emosi
g) Nutrisi
h) Usia dan tingkat perkembangan
i) Kondisi patologik

10. Kondisi Patologik


a) Postur abnoromal, Tortikolis, Lordosis, Kifosis,
Kipolordosis, Skolioasis, Kiposkoliosis, Footdrop
b) Gangguan perkembangan otot, seperti distropsi
muskular, terjadi karena gangguan yang disebabkan
oleh degenerasi serat otot skeletal
c) Kerusakan sistem saraf pusat
d) Trauma langsung pada sistem muskuloskeletal,
kontusio, salah urat, dan fraktur.
11. Postur
a) Tortikolis, kepala miring pada satu sisi, di mana
adanya kontraktur pada otot sternoklei domastoid
b) Footdrop, plantar fleksi, ketidakmampuan menekuk
kaki karena kerusakan saraf peroneal
c) Lordosis, kurva spinal lumbal yang terlalu cembung
ke depan/ anterior
d) Kifosis, peningkatan kurva spinal torakal
e) Kipolordosis, kombinasi dari kifosis dan lordosis
f) Skolioasis, kurva spinal yang miring ke samping, tidak
samanya tinggi hip/ pinggul dan bahu
g) Kiposkoliosis, tidak normalnya kurva spinal
anteroposterior dan lateral
12. Respon Fisiologis Pada Perubahan Mobilisasi
a) MUSKULOSKELETAL ,seperti kehilangan daya tahan,
penurunan massa otot, atropi dan abnormalnya
sendi (kontraktur) dan gangguan metabolisme
kalsium
b) KARDIOVASKULER, seperti hipotensi ortostatik (TD
berubah saat ada perubahan posisi tubuh sec.tiba2) ,
peningkatan beban kerja jantung, dan pembentukan
thrombus (bekuan darah)
c) PERNAFASAN, seperti atelektasis dan pneumonia
hipostatik
d) METABOLISME DAN NUTRISI, antara lain laju
metabolic; metabolisme karbohidrat, lemak dan
protein; ketidakseimbangan cairan dan elektrolit;
ketidakseimbangan kalsium; dan gangguan
pencernaan (seperti konstipasi)
e) ELIMINASI URIN, seperti stasis urin meningkatkan
risiko infeksi saluran perkemihan dan batu ginjal
f) INTEGUMENT, seperti ulkus dekubitus adalah akibat
iskhemia dan anoksia jaringan
g) NEUROSENSORI, sensori deprivation
(ketidakadekuatan kualitas dan kuantitas stimulus)
13. Respon Psikologis pada Perubahan Mobilisasi
a) meningkatkan respon emosional, intelektual, sensori,
dan sosiokultural.
b) Perubahan emosional yang paling umum adalah
depresi, perubahan perilaku, perubahan dalam siklus
tidur-bangun, dan gangguan koping.
14. Jenis Mobilisasi
a) Mobilisasi penuh, kemampuan seseorang untuk
bergerak secara penuh dan bebas sehingga dapat
melakukan interaksi sosial dan menjalankan peran
sehari-hari. Mobilisasi penuh ini merupakan fungsi
saraf motoris volunter dan sensoris untuk dapat
mengontrol seluruh area tubuh seseorang.
b) Mobilisasi sebagian, merupakan kemampuan
seseorang untuk bergerak dengan batasan yang jelas
sehingga tidak mampu bergerak secara bebas karena
dipengaruhi oleh gangguan saraf motoris dan
sensoris pada area tubuhnya. Ex: kasus cedera /patah
tulang dengan pemasangan traksi.
- Mobilisasi sebagian temporer, Disloks Sendi, fraktur
- Mobilisasi sebagian permanen, px stroke
15. Pergerakan Sendi (ROM)
a) AKTIF (klien menggerakan semua sendinya dengan
rentang gerak tanpa bantuan)
b) PASIF (klien tidak dapat menggerakan setiap sendi
dengan rentang gerak)

Perawat jangan memaksakan sendi melebihi kemampuannya

A. ALAT MEMBANTU PASIF ROM


MOBILISASI Px

MACAM ALAT BANTU MOBILISASI (WALKER)

MACAM TONGKAT
16. Bentuk Latihan Kekuatan (EXERCISE)
a) Kontraksi isotonik: terjadi pemendekan otot. Ex:
berlari, melompat, berjalan.
b) Kontraksi isometrik: tidak terjadi pemendekan otot.
Ex: mencengkeram
17. Manfaat EXERCISE
a) System muskuluskeletel, Latihan yang teratur akan
menyebabkan hipertrofi otot dan meningkatkan
kontraksi otot, meningkatkan fleksibilitas sendi, dan
ROM
b) System kardiovaskuler, Latihan yang teratur
meningkatkan hert rate jantung, kekuatan kontraksi
jantung dan suplay darah ke jantung. Cardiac out put
meningkat 30 L/menit sedangkan normal 5L/menit
c) System respirasi, Latihan yang teratur meningkatkan
ventilasi sehingga oksigen juga meningkat 20x dari
keadaan normal (N: 5-6 L/menit)
d) System gastrointestinal, meningkatkan peristaltik
usus
e) System metabolisme, Latihan teratur dapat
meningkatkan kecepatan metabolisme sehingga
produksi panas dan sampah metabolisme meningkat
yang selanjutnya dapat meningkatkan kalori yang
digunakan
f) System perkemihan, Latihan yang teratur dapat
meningkatkan aliran darah sehingga sampah sisa
metabolisme akan banyak diekskresikan melalui urin
g) Psikologis, Latihan teratur dapat menurunkan depresi
dan memperbaiki body image, energy meningkat,
dan kualitas tidur juga akan meningkat.

18. Px Imobilisasi
Adanya pembatasan yang sifatnya Terapeutik.
Ketidakmampuan karena PENYAKIT.

19. Dampak Gangguan Mobilitas Fisik


a) Perubahan Metabolisme

Imobilitas dapat menyebabkan turunnya kecepatan


metabolisme dalam tubuh -> menurunnya basal metabolism
rate ( BMR ) -> berkurangnya energi untuk perbaikan sel-sel
tubuh-> gangguan oksigenasi sel.

b) Ketidakseimbangan Cairan dan Elektrolit

Persediaan protein menurun dan konsentrasi protein


serum berkurang sehingga dapat mengganggu kebutuhan
cairan tubuh. Berkurangnya perpindahan cairan dari
intravaskular ke interstisial dapat menyebabkan edema
sehingga terjadi ketidakseimbangan cairan dan elektrolit.
Imobilitas juga dapat menyebabkan demineralisasi tulang
akibat menurunnya aktivitas otot, sedangkan meningkatnya
demineralisasi tulang dapat mengakibatkan reabsorbsi
kalium

c) Gangguan Perubahan Zat Gizi

Menurunnya pemasukan protein dan kalori dapat


mengakibatkan pengubahan zat-zat makanan pada tingkat
sel menurun -> di mana sel tidak lagi menerima glukosa,
asam amino, lemak, dan oksigen dalam jumlah yang cukup
untuk melaksanakan aktivitas metabolisme.

d) Gangguan Fungsi Gastrointestinal


Menurunkan hasil makanan yang dicerna -> penurunan
jumlah masukan yang cukup dapat menyebabkan keluhan ->
perut kembung, mual, dan nyeri lambung yang dapat
menyebabkan gangguan proses eliminasi.

e) Perubahan Sistem Pernapasan

Kadar haemoglobin menurun, ekspansi paru menurun,


dan terjadinya lemah otot yang dapat menyebabkan proses
metabolisme terganggu. Terjadinya penurunan kadar
haemoglobin dapat menyebabkan penurunan aliran oksigen
dari alveoli ke jaringan -> mengakibatkan anemia. Penurunan
ekspansi paru dapat terjadi karena tekanan yang meningkat
oleh permukaan paru.

f) Perubahan Kardiovaskular

Terjadinya hipotensi ortostatik dapat disebabkan oleh


menurunnya kemampuan saraf otonom. Refleks
neurovaskular akan menurun dan menyebabkan
vasokontrriksi, kemudian darah terkumpul pada vena bagian
bawah sehingga aliran darah ke sistem sirkulasi pusat
terhambat. Meningkatnya kerja jantung dapat disebabkan
karena imobilitas dengan posisi horizontal. Dalam keadaan
normal, darah yang terkumpul pada ekstermitas bawah
bergerak dan meningkatkan aliran vena kembali ke jantung
dan akhirnya jantung akan meningkatkan kerjanya.
Terjadinya trombus juga disebabkan oleh vena stasis yang
merupakan hasil penurunan kontrasi muskular sehingga
meningkatkan arus balik vena.

g) Perubahan Sistem Muskuloskeletal


- Gangguan Muskular
Turunnya kekuatan otot secara langsung. Menurunnya
fungsi kapasitas otot ditandai dengan menurunnya stabilitas.
Kondisi berkurangnya massa otot dapat menyebabkan atropi
pada otot

- Gangguan skeletal

Mudah terjadinya kontraktur sendi dan osteoporosis.


Kontraktur merupakan kondisi yang abnormal dengan
kriteria adanya fleksi dan fiksasi yang disebabkan atropi dan
memendeknya otot. Terjadinya kontraktur dapat
menyebabkan sendi dalam kedudukan yang tidak berfungsi

h) Perubahan Sistem Integumen

Penurunan elastisitas kulit -> menurunannya sirkulasi


darah akibat imobilitas dan terjadinya iskemia serta nekrosis
jaringan superfisial dengan adanya luka dekubitus sebagai
akibat tekanan kulit yang kuat dan sirkulasi yang menurun ke
jaringan.

i) Perubahan Eliminasi

Penurunan jumlah urine yang mungkin disebabkan oleh


kurangnya asupan dan penurunan curah jantung sehingga
aliran darah renal dan urine berkurang.

j) Perubahan Perilaku

Timbulnya rasa bermusuhan, bingung, cemas, emosional


tinggi, depresi, perubahan siklus tidur dan menurunnya
koping mekanisme.Terjadinya perubahan perilaku tersebut
merupakan dampk imobilitas karena selama proses
imobilitas seseorang akan mengalami perubahan peran,
konsep diri, kecemasan, dan lain-lain

1. Imobilisasi
a) Penyebab

Gangguan sendi dan tulang: Penyakit rematik seperti


pengapuran tulang atau patah tulang tentu akan
menghambat pergerakan (mobilisasi) , Penyakit saraf, Stroke,
Penyakit jantung atau pernafasan, Gangguan penglihatan,
Masa penyembuhan

b) Akibat

Infeksi saluran kemih, Sembelit, Infeksi paru, Gangguan


aliran darah, Luka tekan , Sendi Kaku

2. Pengkajian
a) Riwayat penyakit muskuluskeletal
b) Riwayat penyakit jantung
c) Riwayat penyakit paru
d) Kebutuhan aktivitas
- ADL, Dx yg muncul : defisit perawatan diri
- INTOLERANSI AKTIVITAS, Apakah Anda mengalami
pusing, sesak, cepat lelah selama aktivitas?
- EXERCISE, Dx yang muncul : Kerusakan mobilitas fisik
3. Pemeriksaan Fisik
a) Keadaan Umum
- Kesadaran (ditulis: Komposmentis, apatis, somnolen,
delirium,stupor, koma),
- Postur tubuh (kifosisi, lordosis, skoliosis, atau tegap),
cara berjalan
b) Respirasi (RR, ekspansi paru,Simetris, otot bantu
nafas, suara nafas)
c) Compos mentis; sadar penuh, dpt menjawab
pertanyaan ttg keadaan sekelilingnya
d) Apatis; keadaan kesadaran yg segan untuk
berhubungan dg sekitarnya, acuh tak acuh
e) Somnolen; kesadaran menurun, respon psikomotor
lambat,kesadaran dpt pulih bila dirangsang (mudah
dibangunkan) tp jatuh tertidur lagi, mampu memberi
jawapan verbal
f) Stupor; keadaan spt tertidur lelap, tetapai ada
respon thp nyeri
g) Coma; tdk bisa dibangunkan, tdk ada respon thd
rangsangan apapun.
4. Kerugian dari Imobilisasi
a) Muskuluskeletel (Penurunan kekuatan dan massa
otot, kontraktur sendi, gangguan metabolisme)
- Pengkajian/pemeriksaan fisik: Uji kekuatan otot,
Ukur masa/ tonus otot dg antropometri, uji ROM,
kontraktur sendi, fraktur/traksi, tekstur kulit, tanda”
dekubitus
b) Integument (Elastisitas kulit menurun, Sirkulasi
menurun sehingga berisiko terjadi nekrosis jaringan
dan menyebabkan dekubitus)
- Pengkajian: tanda-tanda kerusakan kulit (tekstur,
lecet, merah) dan personal hyginene
c) Respiratory (Pergerakan dada dan ekspansi paru
menurun, Penumpukan secret dan penurunan
pertukaran gas)
- Pengkajian: Inspeksi (RR, pergerakan dada / ekspansi
paru), Auskultasi (suara nafas (ronkhi, wheezing,
rales, dll)
d) Kardiovaskuler (Beban kerja jantung meningkat,
Hipotensi ortostatik, Pembentukan trombus)
- Pengkajian: TD, nadi, odema
e) Pencernaan (Anoreksia, penurunan peristaltic usus,
Konstipasi)
- Pengkajian: auskultasi BU
f) Urinery (Retensio urine, ISK)
- Pengkajian: Intake output, Tanda-tanda infeksi
5. KATZ Indeks
a) Mandiri dalam makan, kontinensia (BAB, BAK),
menggunakan pakaian, pergi ke toilet, berpindah,dan
mandi.
b) Mandiri semuanya kecuali salah satu dari fungsi
diatas.
c) Mandiri, kecuali mandi, dan satu lagi fungsi yang lain.
d) Mandiri, kecuali mandi, berpakaian dan satu lagi
fungsi yang lain.
e) Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, ke toilet, dan
satu lagi fungsi yang lain.
f) Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, ke toilet,
berpindah dan satu fungsi yang lain.
g) Ketergantungan untuk semua fungsi diatas.

Mandiri adalah berarti tanpa pengawasan, pengarahan,


atau bantuan aktif dari orang lain. Seseorang yang menolak
melakukan suatu fungsi dianggap tidak melakukan fungsi,
meskipun dianggap mampu. Penilaian: indeks KATZ A/ B/ C/
D/ E/ F/ G.
TOTAL SKOR BAI:

 20 : Mandiri

 12-19 : Ketergantungan ringan

 9-11 : Ketergantungan sedang

 5-8 : Ketergantungan berat

 0-4 : Ketergantungan total

6. Diagnosis Keperawatan
a) Gangguan mobilitas fisik b/d penurunan kekuatan
otot, dll
- Keadaan dimana seseorang mengalami keterbatasan
gerakan fisik. contoh: fraktur yang terpasang gips
- Data : penurunan kemampuan bergerak dengan
sengaja, nyeri saat bergerak, pembatasan pergerakan
yang dipaksakan, atrofi otot, kekuatan otot menurun
- Tujuan : px dapat menunjukkan peningkatan
mobilitas dalam 3 x 24 jam, px melaporkan adanya
peningkatan aktivitas, px memperlihatkan
penggunaan alat bantu untuk meningkatkan
mobilitas
b) Intoleransi aktivitas b/d gangguan transport oksigen,
peningkatan kebutuhan metabolisme
- Kondisi dimana seseorang mengalami penurunan
energi fisiologis untuk melakukan aktivitas sampai
dengan tingkat yang diinginkan.
- Data : kelemahan, sesak, pusing, keletihan saat
aktivitas, RR > 24x/mnt, nadi >95x/mnt, cyanosis
- Tujuan : px dapat mengidentifikasi faktor-faktor yg
dapat menurunkan toleransi aktivitas dalam …. Jam,
px melaporkan gejala intoleransi aktivitas dalam …
jam, px mampu mempertahankan aktivitas seoptimal
mungkin dalam …. jam
7. Rencana Asuhan Keperawatan
a) Tujuan

Mempertahankan kesegarisan tubuh yang sesuai,


mencapai kembali kesegarisan tubuh atau tingkat optimal
kelurusan tubuh, mengurangi cidera pada kulit dan sistem
musculoskeletal dari ketidaktepatan mekanika atau
kesegarisan tubuh, mencapai ROM penuh atau optimal,
mencegah kontraktur, menjaga kepatenan jalan napas

b) Implementasi

Sesuai dengan rencana asuhan keperawatan yang telah


dibuat

c) Evaluasi
- LIHAT CATATAN PERKEMBANGAN!!!
- Sesuaikan antara tujuan dan kriteria hasil

Subjektif

Objektif

Analisa  mslh keb Px terpenuhi atau tidak

Plan of care  rencana tindak lanjut

Anda mungkin juga menyukai