Makalah Nahwu Dan Sejarahnya

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 10
MAKALAH NAHWU DAN SEJARAHNYA. Dosen Pengampu Dr.Rahmat,M.Pd.I Disusun Oleh : Amanda Cahyani Dimas Ageng Intan Madania Islami PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM. FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT PESANTREN KH ABDUL CHALIM MOJOKERTO TAHUN 2022 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmatnya sehingga makalah yang berjudul “Radikalisme Toleransi Moderasi Beragama Dalam Hadist” dapat tersusun hingga selesai.Kami mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari pihak yang telah ikut serta membantu proses penyusunan makalah ini, Tak lupa kami juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr.Rahmat,M.Pd.I selaku dosen mata kuliah Qowaidhul Lughowiyah yang telah ‘memberikan bimbingan kepada kami dalam makalah ini Semoga makalah ini memberikan wawasan yang luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa dan mahasiswi Institut Pesantren KH Abdul Chalim . Kami sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari nya membangun,khususnya dari dosen mata kuliah guna menjadi acuan dalam bekal pengalaman Kesempurnaan.Oleh arena itu.kami mengharap ‘kritik dan saran yang. bagi kami untuk lebih baik dari masa yang akan datang, Mojokerto,04 November 2022 Penyusun DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI .. BABI PENDAHULUAN .. 11.1 LATAR BELAKANG .. 1.2 RUMUSAN MASALAH 1.3 TUJUAN PENULISAN ... BAB II PEMBAHASAN ... 1. PENGERTIAN NAHWU ... 2. SEIARAH NAHWU 3, TOKOH PERKEMBANGAN NAHWU .. BAB PENUTUP KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA. BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang Timu nahwu (gramatika bahasa Arab) sejak awal perkembangannya sampai sekarang senantiasa menjadi bahan kajian yang dinamis dikalangan para pakarlinguistik bahasa Arab! Dalam s jarah perkembangan linguistik Arab, nahwumerupakan cabang ilmu yang pertama kali mendapat perhatian serius dari Khalifah Ali bin Abi Thalib. Keseriusan ini dibuktikan dengan ditugaskannya Abu Aswad ad-Duwali untuk memperhatikan kesalahan orang Arab dalam berbahasa Arab, danmencari solusi agar kesalahan itu tidak terulang kembali? Dalam pandangan Islam, bahasa Arab telah menjadi bahasa wajib bagi umat Islam dalam memahami ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits Nabi Muhammad SAW?.Bahasa Arab juga ‘menjadi standar mutlak yang harus dikuasai oleh seorang yang mendalami ilmu agama Islam, baik ahli tafsir, ahli hadist, ahli figh maupun seorang da’i* B. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud ilmu nahwu? 2. Bagaimana sejarahnya Nahwu? 3. Siapa tokoh tokoh ilmu nahwu? C. Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui pengertian ilmu nahwu tersebut. 2. Untuk mengetahui sejarahnya ilmu nahwu tersebut 3. Untuk mengetahui tokoh-tokoh yang mempelajari ilmu nahwu tersebut A.A Rahman, “Sejarah lim Naor dan Perkembangannya, “Vurnal Adabiyah, vl.10, no. 1, him 98-109,2010. 2-M.F. Rahman, “Kajian Histors; Periodisasi Tokoh Mn Nalnwu Mad-hab Bashrah,"Umml Qura, vl. 1, na. 1, him. 50-72, 2018 3S. Suginma, “Peran Khalifa Ali bin Abi Thalib Dalam Meletakan Dasar-Dasar lima Nalow,"Foramadiah, vol, 80.1, bm, 158-171, 2019 1. Mubyiddin, “Konsep AL-Qivas Ton Jimny,” At-Ta’dib, vol 8, no. 1, 2013 1 BABIT PEMBAHASAN A Pengertian Nahwu Timu Nahwu adalah salah satu cabang dari ilmu bahasa Arab yang membahas tentang bagaimana menyusun kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa Arab, baikyang berkaitan dengan letak kata dalam suatu Kalimat atau kondisi kata (harakat akhirdan bentuk) dalam suatu. kalimat, Baik itu pelajar bahasa Arab pemula maupun yangsudah mahir harus tetap ‘mempelajari yang namanya ilmu Nahwu dan bagian-bagiannya’. Definisi yang dikemukakan oleh para ahli di atas dapat disimpulkan pengertian ilmu nahwu sebagai berikut yaitu 1. Tmo nahwu adalah ilmu yang mempelajari tentang keadaan akhir kata dalam. kalimat yang disebabkan oleh adanya ‘amil, Definisi ini cenderung membatasi bahasan nahwu pada aspek bunyi akhir kata dan kebergantungan perubahan itu pada “amil 2. Tmu nahwu adalah jalan untuk mengetahui cara-cara mengungkapkan kalimat bahasa arab yang sesuai dengan penuturan aslinya agar terhindar atau terpelihara dari kesalahan, baik dari segi I’rab maupun dari susunan kalimat, Dengan kata lain, nahwu ‘merupakan peniru cara berbahasa Arab dari penutur aslinya agar terhindar dari lahn (kesalahan dalam bahasa arab), dan agar ke-fashih-an non-Arab dapat terwujud sebagaimana ke-fashih-an orang Arab®. Kajian ilmu nahwu ini ialah memfokuskan pada baris akhir suatu kata dalam kalimat bahasa Arab dan perubahan-perubahan yang terjadi karena perubahan fungsi kata itu dalam alimat, dengan menggunakan tanda-tanda tertentu, 5S. Sugisma, “Peran Khaliah Albin Abs Thaib Dalam Meletakan Dasar-Dasar Maw Nabwu,"Foramadilu, wl. 11, no. dm. 158-171, 2018. S Abd. Kim Hafid, Berbogai Sudut Pandang dalam Memahami Bahasa Arab, h 67 2 B.Sejarah Nahwu Sejarah lahirnya ilmu nahwu itu bermula dari kerisauan seseorang yang bertamu ke rumah putrinya di Bashroh ( sebuah Negeri di Irak), beliau adalah Abu Al Aswad ad-Duwali dari Bani Kinanah, Pada saat itu puterinya mengatakan :, " Jal! Si) la 4G" dengan membaca rofa’ pada lafadz dan membaca jar pada lafadz «j=l'yang menurut bahasa yang benar nya dilakukan sebagai huruf istitham yang artinya: "Wahai Ayahku! Kenapa sangat panas” Dengan spontan Abdul Aswad menjawab “ 85:2 | wahai puteriku, bulannya memang musim panas” Mendengar jawaban Ayahnya, puterinya langsung berkata : “wahai Ayah, saya tidak bertanya kepadamu tentang panasnya bulan ini, tetapi saya memberi kabar kepadamu atas kekaguman pada panasnya bulan ini” yang semestinya jika dikehendaki Ta‘ajub diucapkan 58) S21 dengan membaca fathah pada! dan membaca nashob pada 53!|, Itu menandakan kedudukan tanda baca dalam suatu kalimat yang berbahasa Arab sangat mempengaruhi maknanya. Kalimat pertama yang diungkapkan oleh Puteri Abdul Aswad adalah berupa pertanyaan, dan kalimat yang kedua adalah pernyataan’ Sejak kejadian itu, Abdul Aswad lalu datang kepada sahabat, Amirul Mu'minin Khalifah Ali, Seraya berkata " Wahai Amirul Mu'minin, bahasa kita telah tercampur dengan yang lain", sambil menceritakan kejadian antara dia dan puterinya, maka buatlah saya sebuah ilmu, kemudian Amirul Mu'minin Khalifah ‘Ali membacakan: INS le a i585 Dag eal Ge CAV AE pic “Kalam itu tidak boleh lepas dari kalimat Isim, Fi'il, dan Huruf, danteruskanlah untuk semisal ini” Setelah itu Abul Al Aswad Ad-Duwali mengarang bab Istifham dan Ta’ajub. Pada masa dahulu, bahasa Arab tak mengenal adanya harakat, Masyarakat Arab menggunakan dialek kebiasaan saat mengucapkannya, Betapa sulitnya membaca Al Quran dengan arab ‘gundul, tanpa tanda harakat satu pun, Oleh karena itu, Abu al Aswad ad-Duwali mejadi sosok yang sangat penting bagi Muslimin, Abu Al Aswad lah yang menemukan kaidah tata bahasa ? §. Sugirma, “Peran Khalifah Ali bin Abi Thalib Dalam Meletakan Dasar-Dasar Itmu Nahwu, vol. 11, n0. 1, ‘oramadihi, Arab (Nahwu), salah satunya kaidah pemberian harakat, Tak hanya harakat, Ad-Duwali melahirkan banyak kaidah tata bahasa Arab yang hingga kini masih menjadi patokan atau rujukan, Sejak dikenal sebagai peletak dasar ilmu jab, banyak orang datang untuk belajar ilrmu qira'ah ataupun dasar ilmu rab. Ta mencurahkan hidupnya untuk menelaah ilmu nahwu, hingga wafat pada 688 Masehi di Basrah. Kaidah nahwu Ad-Duwali ini dikenal mengusung mazhab Bashrah. Pada perkembangan bahasa Arab, muncul dua mazhab, yakni Bashrah dan Kufi. Kedua mazhab tersebut sangat gencar menyebarkan ilmu nahwu ke penjuru dunia* Hampir semua pakar linguistik Arab bersepakat bahwa gagasan awal yangkemudian berkembang menjadi ilmu nahwu muncul dari Ali bn Abi Thalib saat beliau menjadi khalifah. Gagasan ini muncul Karena didorong oleh beberapa faktor, antara lain faktor agama dan faktor social budaya. Yang dimaksud faktor agama disiniterutama adalah usaha pemurnian Al- Qur'an dari Lahn(salah baca). Sebetulnya fenomena Lahn itu sudah muncul pada masa Nabi Muhammad masih hidup, tetapi frekuensinya masih jarang. Dalam sebuah riwayat dikatakan bahwa ada seorang yang berkata salah (dari segi bahasa) dihadapan Nabi, maka beliau berkata kepada sahabat:“Arsyidii akhikhiikum fainnahu gad dzalla’(Bimbinglah teman kalian, sesungguhnya ia telah tersesat), Perkataan Dzalla‘tersesat’ pada hadits tersebut merupakan peringatan yang cukup keras dari Nabi. Kata itu lebih keras artinya dari akhtha‘a ‘berbuat salah” atau zalla *keseleo lidah’. Lahn itu semakin lama semakin seringterjadi terutama ketika bahasa Arab telah mulai menyebar ke Negara-negara ataubangsa-bangsa lain non-Arab’, Dari sisi sosial budaya bangsa Arab dikenal mempunyai kebanggaan dan fanatisme yang tinggi terhadap bahasa yang mereka miliki, Hal ini mendorong merekaberusaha keras untuk memurnikan bahasa Arab dari pengaruh asing. Kesadaran itusemakin lama semakin mengkristal sehingga tahap demi tahap mereka mulaimemikirkan langkah-langkah pembakuan bahasa dalm bentuk kaidah-kaidah Selanjutnya dengan prakarsa khalifah Ali bin Abi Thalib dan dukungan para tokohyang mempunyai komitmen terhadap bahasa Arab dan al-Qur'an, sedikit demi sedikit."° disusun_ kerangka-kerangka teoritis yang kelak kemudian menjadi cikal bakal pertumbuhan ilmu nahwu, Sebagimana terjadi pada ilmu-ilmu lain ilmu nahwu tidakbegitu saja * 8. Sugirma, “Peran Khalifah Ali bin Abi Thalib Dalam Meletakan Dasar-Dasar lmu Nahwu,"Foramadiahi, vol. 11, no. 1, ® A.A. Rahman, “Sefarah llmu Nahwu dan Perkembangannya,” Jurnal Adabiyah, vol.10, no. 1, lm, 98 109, 2010 2. A. Rahman, “Sejarah limu Nah dan Perkembangannya,” Jumal Adabiyah, vol.10, no. 1, 2010 4 ‘muncul dan langsung sempurna dalam waktu singkat melainkanberkembang tahap demi tahap alam kurun waktu yang cukup Panjang. Perkembangan ilmu nahwu dalam abad pertama hijriyah ini dimulai dari kota-kota Bashrah yang kemudian meluas hingga ke kota Mekkah atas peran Ibnu Abbas kekota Madinah atas perang Abdurrahman bin Hurmuz al-Madani."! Kota Bastah merupakan kota perdagangan yang terletak di pinggir Arab, dimana mengalir sungai Tigris dan Euprates yang bermuara ke laut. Kota Basrah terletak 300 mil di sebelah tenggara kota Bagdad. Di dalam sejarah perkembangan Iimu Nahwu, sejak diletakkan an dirumuskannya dasar-dasar IImu Nahwu padapertengahan abad ke 1H oleh Abul Aswad Ad-Duwali (peletak dasar pertama ilmu nahwu), ilmu nahwu telah banyak mengalami perkembangan, dan menemukanmomentumnya dalam perjalanan_historisitasnya serta kemajuannya pada masa dinasti Abbasiyyah, yaitu pada pertengahan abad ke 2 H, di Basrah. Kota ini merupakan Center Of Knowledge And Civilization bagi perkembangan ilmu pengetahuan, khususnyabagi ilmu nahwu. Kota ini banyak melahirkan berbagai macam madzhab nahwu, Nama aliran dalam ilmu nahwu terklasifiasikan menjadi dua arus kelompok besar,pertama, madzhab nahwu Basrah, yang dimotori olch Imam Sibawahi, kedua,madzhab nahwu Kufah, yang dimotori oleh Imam al-Kisa’i!®, C.Tokoh Perkembangan Ilmu Nahwu Dalam perkembangan ilmu nahwu, dilakukan oleh murid-muridnya Abu Aswad ad- Duali meskipun bukan murid yang secara lansung ia ajarkan namun tetaplah dalam rentetan muridnya sebab pembelajaran dari guru untuk murid dan dari murid untuk murid, Diantaranya adalah Abu Bisyr Ibn Amr Ibn Utsman Ibn Qanbar yang dikenal dengan nama Imam Sibawaihiy . Ia telah menyusun satu buku nahwu dengan judul al-kitab yang kebanyakan ulama dianggap sebagai kitab utama ilmu nahwu (Qur'an An-nahwi), yang tidak ada bandinganya baik sebelum maupun sesudahnya, dan periode yang terakhir di Bashrah adalah al-Mubarrid. * Y. Ramdiani, “Kajian Historis; Perkembangan Tmu Nahnwu Machab Basrah,” E- Hikam, vol 8, n0, 2, hm, 293-318, 2015 2, Ramdiani, “Kayian Historis; Perkembangan lim Nalwu Machab Basrah,” El- Hikam, vol. 82015 5 Munculnya banyak ahli nahwu di Bashrah tidak terlepas dari peranan al-Madrasah al- Bashriyah (Madrasah Khusus yang dibentuk untuk membina kader nahwu di Bashrah) yang didirikan pada masa al-Khalil Ibn Ahmad. Dari madrasah ini lahir beberapa ulama terkenal Jainnya seperti halnya al-Akhfasi al-Aswat, Sibawaih dan al-Maziniy."> Masa perkembangan ilmu nahwu, ada 4 (empat) fase yaitu : Pertama, masa peletakan dan penyusunan. Ini berpusat di Bashrah, sejak peletakan pertama oleh Abu al-Aswad sampai al-Khalil ibn Ahmad. Kedua, masa pertumbuhan, yaitu masa perkembangan di mana kiblat nahwu sudah dua arah Bashrah dan Kufah. Tokoh pada fase ini Abu Ja’far Muhammad ibn al-Hasan al-Ru’asi, ‘Abu Utsman al-Mazini al-Bashri dan Ya’qub ibn al-Sikkit al-Kufi Ketiga, fase kematangan dan penyempurnaan, Otoritas ilmu nahwu pada masa ini masil berada di tangan ulama-ulama di kedua kota tersebut, Mereka itu, selain kedua tokoh di atas adalah al-Mubarrad al-Bashri dan Tsa’lab al-Kufi, Keempat, fase terakhir nahwu sudah menyebar ke berbagai kota, seperti Baghdad, Mesir, Syiria, dan Andalusia. Penyebar nahwu di kota-kota ini adalah para alumni madrasah-madrasah yang berada di Bashrah dan Kufah. BAB III PENUTUP Disimpulkan bahwa Timu Nahwu merupakan sebuah ilmu penting dalam menjaga kaidah tata bahasa arab supaya bahasa arab itu terjaga dari keruksakan dan bercampur dengan dialek amiyah. ilmu nahwu juga adalah suatu ilmu dimana pembahasan yang lebih di kedepankan tentang grammar (susunan kosakata) yang dalam bahasa arab mempunyai ribuan kaidah, namun hal itu belum menjamin keselamatan ungkapan dari kepahaman dan ketidakpahaman pendengar atau lawan berbicara yang disebabkan oleh kesalahan penggunaan suatu kaedah tersebut, © Abd. Karim Hafid, Berbagai Sudut Pandang dalam Memahami Bahasa Arab, b.102-104. 6 Timu nahwu adalah ilmu yang pertama kali dibukukan dalam Islam, karena bersinggungan langsung dengan pemeliharaan lisan dari kesalahan ketika membaca al-Qur'an ddan hadits.Para Ulama hampir bersepakat bahwa penyusun ilmu nahwu pertama adalah Abu Aswad Ad Dualy dengan prakarsa Khalifah Ali Ibn Abi Thalib. DAFTAR PUST: ‘A Rahman, “Sejarah Imu Nahwu dan Perkembangannya, "Jurnal Adabiyah, vol.10, no. 1, M. F Rohman, “Kajian Historis; Periodisasi Tokoh Ilmu Nahwu Madzhab Bashrah,"Ummul Qura, vol. 11, no., 2018. S. Sugirma, “Peran Khalifah Ali bin Abi Thalib Dalam Meletakan Dasar-Dasar Ilmu Nahwu,”Foramadiahi, vol. 11, , 2019 L. Muhyiddin, “Konsep Al-Qiyas Ibn Jinny,” At-Ta’dib, vol. 8, no. 1, 2013 S. Sugirma, “Peran Khalifah Ali bin Abi Thalib Dalam Meletakan Dasar-Dasar Ilmu Nahwu,” Foramadiahi, vol. 11, no. 1, hlm, 158 ~ 171, 2019. Abd. Karim Hafid, Berbagai Sudut Pandang dalam Memahami Bahasa Arab, h. 67, S. Sugitma, “Peran Khalifah Ali bin Abi Thalib Dalam Meletakan Dasar-Dasar Ilmu Nahwu,”Foramadiahi, vol. 11, no. 1, A A Rahman, “Sejarah Imu Nalnwu dan Perkembangannya,” Jurnal Adabiyah, vol.10, 10.2010 Y. Ramdiani, “Kajian Historis; Perkembangan Iimu Nahwu Mazhab Basrah,” El- Hikam, vol. 8, no. 2,2015 Abd. Karim Hafid, Berbagai Sudut Pandang dalam Memahami Bahasa Arab, b.102-104.

Anda mungkin juga menyukai