Adapun tujuan dari penulisan dari laporan ini adalah untuk memenuhi tugas pada
mata kuliahtata ruang islami. Selain itu, laporan ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang system penataan ruang kota secara islami bagi para pembaca dan juga
bagi penulis. Terlebih dahulu, saya mengucapkan terima kasih kepada bapak Nur syam
aksa ST.,M.si.
selaku Dosen pengampuh yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni ini.Saya juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan semua,
terima kasih atas bantuannya sehingga sehingga saya dapat menyelesaikan tugas ini.
Kemudian, saya menyadari bahwa tugas yang saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun kami butuhkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan dan Manfaat
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
B. Saran
C. Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Tata ruang atau dalam bahasa Inggrisnya spatial plan adalah wujud struktur ruang
dan pola ruang disusun secara nasional, regional, dan lokal. Secara nasional disebut
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, yang dijabarkan ke dalam Rencana Tata
Ruang Wilayah Provinsi, dan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) tersebut perlu
dijabarkan ke dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kota (RTRWK).
Pengertian tata ruang, diambil dari buku Pengantar Hukum Tata Ruang (2016)
karya Yunus Wahid, merupakan ekspresi geografis yang merupakan cermin lingkup
kebijakan yang dibuat masyarakat terkait dengan ekonomi, sosial dan kebudayaan.
Tata Ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan
ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang. Kegiatan penyelenggaraan penataan
ruang meliputi pengaturan, pembinaan, pelaksanaan, dan pengawasan penataan ruang
terdapat dalam Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.
Ruang didefinisikan sebagai wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan
ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat
manusia dan makhluk lain hidup, melakukan kegiatan, dan memelihara kelangsungan
hidupnya.
Tata Ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang. Struktur Ruang adalah
susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana dan sarana yang
berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara
hierarkis memiliki hubungan fungsional. Pola Ruang adalah distribusi peruntukan
ruang dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan
peruntukan ruang untuk fungsi budi daya.
B. Rumusan masalah
1. Konsep perencanaan tata ruang secara umum ?
2. Konsep perencanaan tata ruang secara islami?
3. Ayat/hadist yang mendasari ilmu tata ruang?
C. Tujuan dan Manfaat
a. Untuk mengetahui konsep perencanaan tata ruang baik secara umum maupun
secara islami.
b. Dapat mengetahui informasi konsep perencanaan tata ruang baik secara umum
maupun secara islami.
c. Untuk mengetahui Ayat/hadist yang mendasari ilmu tata ruang.
BAB II
PEMBAHASAN
Bagi umat Islam al-Qur’an dan Sunnah adalah landasan berpijak dalam
mengarungi kehidupan dunia dan akhirat. Sehingga kedua pijakan tersebut wajib
digunakan dalam mengatur segala aspek kehidupan, baik pribadi, keluarga, lingkungan
maupun dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Setiap muslim yakin hanya
dengan kedua pijakan tersebut, kehidupan yang sejahtera, aman dan sentosa serta
barokah dari Allah bisa dicapai.
Demikian halnya dalam pengembangan kota dan lingkungan al-Qur’an dan
Sunnah menjadi acuannya dalam merencanakan penataan fasilitas-fasilitas dan
penunjang-penunjangnya. Kota Islami adalah kota yang mengikuti petunjuk al-Qur’an
dan Sunah. Wujudnya adalah kota yang direncanakan pada jaman keemasan Islam
seperti Bagdad di Irak, Cordova serta Granada dengan istana Al Hambranya di
Andalusia atau Spanyol dan Isfahan di Iran. Pada jaman itu, masjid menjadi pusat kota
dan bangunan publik melingkari masjid. Lokasinya
strategis dan dapat dicapai dari semua arah. Ruang terbuka untuk sosial
merupakan sebuah kewajiban, serta hijab dalam pembedaan fasilitas pria dan wanita.
Bebas banjir dan saluran air bersih dijamin lancar dan aliran air kotor terjaga sehingga
tidak menimbulkan bau dan bebas dari sampah. Dari penjelasan kota-kota tersebut
dihasilkan beberapa kesamaan sebagai ketentuan yang bisa ditarik sebagai acuan atau
dasar dalam merencanakan kota Islami.
Konsep kota Islami saat ini lebih ditekankan pada ruang sosial, ruang dimana
manusia dapat saling berinteraksi. Ketika telaah ditarik lagi ke dalam skala yang lebih
sempit, seperti pada pusat kota-kota Isfahan dan Kufa di Iran, ternyata proses
pembentukan ruang-ruang sosial itu kembali berulang, bahkan sampai pada skala yang
paling kecil yaitu pemukiman. Kota-kota Islami tertata rapi, dengan saluran sanitasi
pembuang najis di bawah tanah serta jalan-jalan luas yang bersih dan diberi
penerangan pada malam hari.
Kota-kota Islami juga memiliki karakteristik sesuai dengan pola- pola dan
mekanisme penduduknya dalam mengelola alam dan sumberdaya alam. Kota Islam
tertua, adalah kota yang dibangun oleh Nabi Muhammad SAW, yang dengan missi
kerasulannya, membentuk dan membangun kota atas dasar konsep ummah dalam tata
ukhuwah Islamiyah. Etnisitas penduduk kota-kota Islam juga semakin beragam, akibat
meningkatnya aktivitas perdagangan regional mau pun internasional.
Perkembangan kota di barengi dengan pertambahan penduduk yang terjadi
selama ini menjadikan semakin sempitnya lahan di perkotaan. Dalam Al Quran
dijelaskan pada QS. Saba’ ayat 15, sebagai berikut:
ۗال ەٍ ان ِل َسبَاٍ فِ ْي َم ْس َكنِ ِه ْم ٰايَةٌ ۚ َجنَّ ٰت ِن َع ْن يَّ ِمي ٍْن َّو ِش َم
َ لَقَ ْد َك
ان ِل َسبَاٍ فِ ْي َم ْس َكنِ ِه ْم ٰايَةٌ ۚ َجنَّ ٰت ِن ِ ُكلُ ْوا ِم ْن ر ِّْز
َ لَقَ ْد َك ق َربِّ ُك ْم
ق َربِّ ُك ْم ْ ال ەۗ ُكلُ ْوا ِم ْن
ِ رِّز ٍ َع ْن يَّ ِمي ٍْن َّو ِش َم
Terjemah-Nya: Sesungguhnya bagi kaum Saba' ada tanda (kekuasaan Tuhan)
di tempat kediaman mereka Yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah
kiri. (kepada mereka dikatakan): "Makanlah olehmu dari rezki yang
(dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kamu kepada-Nya. (Negerimu) adalah
negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan yang Maha Pengampun".1
Selain terkait perkebunan, nikmat yang diberikan bagi penduduk Saba’ juga
mencakup “kemudahan hubungan antara satu lokasi dengan lokasi yang lain dan
menunjukkan lancarnya transportasi”.
Saba’ adalah nama suatu kabilah dari kabilah-kabilah Arab yang tinggal
di daerah Yaman. Mereka menempati suatu daerah yang amat subur sehingga mereka
hidup makmur dan telah mencapai kemajuan dan kebudayaan yang tinggi. Mereka
dapat menguasai air hujan yang turun dengan lebatnya pada musim tertentu dengan
membangun sebuah bendungan raksasa yang dapat menyimpan air untuk musim
kemarau. Bendungan itu boleh dikatakan bendungan alami karena terletak di antara
dua buah bukit dan di ujungnya di bangun bangunan yang tinggi untuk mencegah air
mengalir ke padang pasir dengan percuma. Mereka membuat pintu-pintu air yang bila
di buka dapat mengalirkan air ke daerah yang mereka kehendaki.
Konsep perencanaan tata ruang di dalam Islam sudah lama terkonsep dengan
baik terbukti bahwa adanya bangunan bernuansa Islam misalnya di Majene sendiri
terdapat situs Masjid tua di Lingkungan Salabose Kelurahan Banggae Kecamatan
Banggae artinya hasil karya Islam tersebut telah menjadi sejarah dunia. Sehingga
sebagai generasi penerus senantiasa untuk tetap berpegang teguh kepada ajaran Islam
tentunya dalam kontek penataan ruang.
Selama ini masih banyak kita temui penataan ruang dalam rangka
mempercantik estetika ruang dengan menggunakan patung-patung, padahal dalam
Islam pembuatan patung dilarang oleh Allah, sebagai Hadist Rasullullah ”Barang
siapa membuat patung maka sesungguhnya Allah akan menyiksanya sehingga ia
memberi nyawa pada patung untuk selama-lamanya” (Shahihain dari Ibnu Abbas,
marfu).
lahan, exploitasi sumber daya alam serta pembangunan kota yang keluar dari
nilai-nilai Islam misalnya : Merebaknya gemerlapan kehidupan kota yang tidak Islami
dengan adanya Lokalisasi PSK, lokalisasi para banci, ningt club, diskotik, karaoke
terselubung perjudian, pijat plus yang sebenarnya adalah panti mesum, dengan adanya
beberapa tempat lokalisasi dengan fasilitas-fasilitas seperti itu suasana kota semakin
buram, runyam karena telah keluar jauh sekali dari tatanan nilai-nilai Islam. Firman
Allah dalam surah Al-A’raaf ayat 56 sebagai berikut :
‚‚وهُ َخ ْوفًا
ْ ض بَ ْع َد اِصْ اَل ِحهَا َوا ْد ُع ِ َْواَل تُ ْف ِس ُد ْوا فِى ااْل َر
قَ ِريْبٌ ِّم َن ْال ُمحْ ِسنِي َْن ِ ت هّٰللا
َ َّوطَ َمع ًۗا اِ َّن َرحْ َم
Terjemah-Nya :
Salah satu bentuk perbaikan yang dilakukan Allah adalah dengan mengutus
para nabi untuk melurusakan dan memperbaiki kehidupan yang kacau dalam
masyarakat. Siapa yang tidak menyambut kedatangan rasul, atau menghambat misi
mereka, dia telah melakukan salah satu bentuk pengrusakan di bumi.
Allah SWT kepada manusia untuk senantiasa menjaga lingkungan jangan ada
yang mengekploitasi dan menyalahgunakannya.
Kedepan dan saat ini yang sudah terjadi bencana, kerusakan problem sosial,
budaya, ekonomi, politik dan tata ruang, perlu ada sebuah renungan kepada pejabat
publik pemegang kekuasaan yang seharusnya lebih berhati-hati dalam setiap
pengambilan keputusan. dalam ajaran Islam siapa yang mengerjakan baik maka kelak
hidupnya akan bermanfaat, tetapi apabila siapa yang curang, serakah maka kelak akan
mendapatkan balasan dari Allah SWT. Balasan yang sifatnya kecil hingga balasan
yang manusia tidak bisa memperhitungkan, kerusakan material dan kematian yang
dasyat.. Jika secara hukum tidak bisa membuat mereka jera maka balasan dari Allah
SWT lah yang akan membuat mereka jera. wallahu alam.
Artinya: “Dialah yang meniupkan angin (sebagai) pembawa kabar gembira dekat
sebelum kedatangan rahmat-nya (hujan); dan Kami turunkan dari langit air yang amat
bersih”. (QS. Al-Furqan: 48)
َّ ى بِِۦه بَ ْل َدةً َّم ْيتًا َونُ ْسقِيَ ۥهُ ِم َّما َخلَ ْقنَٓا َأ ْن ٰ َع ًما َوَأنَا ِس
ى َكثِيرًا َ لِّنُحْ ِۦ
Artinya: “agar kami menghidupkan dengan air itu negeri (tanah) yang mati,
agar kami member minum dengan air itu sebagian besar dari makhluk kami, binatang-
binatang ternak dan manusia yang banyak”. (QS. Al-Furqan: 49)
Penjelasan dari dua ayat ini adalah bahwa manusia harus selalu mensyukuri
atas nikmat yang telah diberikan Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Tentunya nikmat
tersebut senantiasa kita jaga kita rawat dan kita lestarikan agar kelak nanti anak cucu
kita masih dapat menikmati atas apa yang telah diberikan-Nya.
Ini tidak terlepas juga dalam merencanakan pembangunan tata ruang yang tidak
merugikan masyarakat, terutama pembangunan dan perkembangan kota perkembangan
yang mengarah kepada kebaikan demi kepentingan bersama.
Terkadang kebijakan pembangunan tata ruang yang tidak didasari dengan hati
nurani dan tidak berpedoman pada ajaran Islam. Ini kedepannya akan menimbulkan
suatu permasalahan yang lebih besar.
Hingga kini banyak pembangunan tata ruang kota yang perencanaannya tidak
berpedoman pada nilai-nilai Islam, yang akhirnya yang terjadi adalah kerusakan dan
bencana.Konsep perencanaan tata ruang didalam Islam sudah lama terkonsep dengan
baik terbukti bahwa adanya bangunan bernuansa Islam yang syariah.
Dan ini harus dilanjutkan kepada generasi penerus untuk tetap setia berpegang
teguh kepada ajaran Islam.
Selama ini masih banyak kita temui penataan ruang dalam rangka
mempercantik estetika ruang dengan menggunakan patung-patung.
Padahal dalam Islam pembuatan patung dilarang oleh Allah, sebagai Hadist
Rasulullah: ”barang siapa membuat patung maka sesungguhnya allah akan
menyiksanya sehingga ia memberi nyawa pada patung untuk selama-lamanya” (HR.
Al Bukhari).
Dari paparan diatas dapat kita simpulkan bahwa pembangunan kota yang
sebenarnya saat ini banyak merusak moral bangsa, merusak kaidah Islam. Dan ini
nantinya akan mendatangkan kehancuran dan bencana. Suatu contoh yang pernah
terjadi adalah sebagaimana Allah telah pernah menimpakan bencana kepada dua
buah kota pada zaman Nabi Luth yaitu kota Sadum dan Gamuroh karena mereka
melakukan Homo sexual (Liwath), demikian pula kota Aad dan Iram yang juga
dihancurkan Allah karena penduduknya yang zhalim melakukan maksiat
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menurut Pasal 1 angka 1 Undang-undang No. 26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang, yang dimaksud dengan ruang adalah wadah yang meliputi ruang
darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu
kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhluk lain hidup, melakukan kegiatan,
dan memelihara kelangsungan hidupnya. Demikian halnya dalam pengembangan kota
dan lingkungan al-Qur’an dan Sunnah menjadi acuannya dalam merencanakan penataan
fasilitas-fasilitas dan penunjang-penunjangnya. Kota Islami adalah kota yang mengikuti
petunjuk al-Qur’an dan Sunah. Wujudnya adalah kota yang direncanakan pada jaman
keemasan Islam seperti Bagdad di Irak, Cordova serta Granada dengan istana Al
Hambranya di Andalusia atau Spanyol dan Isfahan di Iran. Pada jaman itu, masjid menjadi
pusat kota dan bangunan publik melingkari masjid.
B. Saran
Saran lebih ditujukan terhadap pemerintah, sebagai penentu kebijakan yang
dapat mengendalikan Peraturan dan ketetapan tentang penggunaan lahan dilihat dari
rencana tata bangunan dan lingkungan pada kawasan (meliputi rencana penggunaan
lahan perblok pada kawasan, rencana KDB, GSB, dan ketinggian bangunan) guna
mendukung kualitas kawasan selanjutnya dimasa yang akan datang. Pembangunan
nantinya melihat pada potensi-potensi yang ada pada kawasan, sedangkan
permasalahan terkait tata ruang agar dapat diminimalisir, seperti contohnya
Kegiatan sektor perdagangan dan pemukiman yang berkembang di sepanjang Jalan
Janti, akan dikembangkan menjadi komersial area yang berfungsi sebagai
penyangga kegiatan. Diharapkan kawasan bukan hanya dapat dikembangkan pada
potensi tata ruang saja, melainkan dari potensi lain seperti, bidang ekonomi,
pemerintahan, transportasi dan lain-lain.
C. Daftar Pustaka
https://tataruang.atrbpn.go.id/Berita/Detail/3736
Economic Commission for Europe (UNECE). UNECE Strategy for Sustainable Quality of
Life in Human Settlements in the Twenty-First Century. UNECE, Geneva, 2000.
Economic Commission for Europe (UNECE). Spatial Planning. Key Instrument for
Development and Effective Governance with Special Reference to Countries in Transition.
United Nations, New York and Geneva, 2008.
Intanghina’s Weblog. Tinjauan Teori Penataan Ruang dan Kebijakan Penataan Ruang
Terhadap Lingkungan Hidup. http://Intanghina.Wordpress. Com. Tanpa tahun.
Morphet, Janice, dkk. Sharing and Delivering Tomorrow’s Places: Effective Practice in
Spatial Planning. Report, findings and recommendations. Royal Town Planning Institute,
April 2007.
Republik Indonesia. Undang Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.
https://tarubali.baliprov.go.id/kedudukan-fungsi-dan-manfaat-rtrw-provinsi-bali/
https://123dok.com/article/konsep-kota-dan-perencanaan-tata-ruang-dalam-islam.y4x9319z
https://www.merdeka.com/quran/saba/ayat-15
https://www.merdeka.com/quran/al-araf/ayat-56
https://www.arasynews.com/al-quran-jelaskan-tentang-tata-ruang-kota-pembangunan-
kelestarian-lingkungan-hingga-patung-serta-bencananya/