Anda di halaman 1dari 12

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

PENGASPALAN DENGAN HOTMIX JALAN MUSYAWARAH DUSUN VI


DESA BATU MELENGGANG KEC. HINAI

LINGKUP PEKERJAAN
DIVISI I
1.2 Mobilisasi
1.8 Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas
1.9 Keselamatan dan Kesehatan Kerja

DIVISI V
5.1(1) Lapis Fondasi Agregat Kelas A

DIVISI VI
6.1 (1) Lapis Resap Pengikat - Aspal Cair/Emulsi
6.3 (5a) Laston Lapis Aus (AC-WC)
6.3 (8) Bahan anti pengelupasan

DIVISI X
10.1 (5) Perbaikan Lapisan Fondasi Agregat Kelas B

Page 1
DIVISI I

1.2 Mobilisasi
Kegiatan mobilisasi mencakup pekerjaan, sebagai berikut :
Pengangkutan peralatan konstruksi sesuai dengan daftar peralatan yang akan
digunakan untuk mengerjakan proyek.
Mobilisasi juga meliputi demobilisasi dari tempat kerja oleh kontraktor pada akhir
kontrak, kontraktor harus menyerahkan program mobilisasi kepada konsultan
pengawas untuk diperiksa dan kemudian diajukan ke pemimpin proyek untuk
disetujui dan akan dinyatakan (persetujuannya) sebelum tanggal permulaan
berlakunya Kontrak.

A. Sewa Tanah
Sewa tanah pada masyarakat untuk pembuatan base camp, kantor kerja, barak
karyawan, gudang dan lain-lain.

B. Peralatan
Peralatan yang akan digunakan untuk melaksanakan pekerjaan ini:

No Jenis Alat Kapasitas Jumlah


1 Asphalt Finisher 1 Unit
2 Compressor 4000-6500 L\M 1 Unit
3 Motor Grader >100 Hp 1 Unit
4 Wheel Loader 1.0-1.6 M3 1 Unit
5 Tandem roller 6-8 t. 1 Unit
6 Tire Roller 8-10 T. 1 Unit
7 Vibratory Roller 5-8 T. 1 Unit

Semua peralatan seperti yang tercantum pada tabel di atas dimobilisasi menuju
site (lokasi kerja).

Page 2
C. Mobilisasi Fasilitas Kontraktor
1. Base Camp
Pembuatan Base Camp kerja dibuat di sekitar lokasi kerja, dimana konstruksi yang
digunakan adalah konstruksi dari kayu kls II dan penutup atap seng Bjls 0,30 lantai
berupa rabat beton dilengkapi dengan pintu dan jendela. Base camp dibuat sebagai
tempat tinggal para karyawan selama pekerjaan berjalan. Base Camp harus juga
dilengkapi kantor Direksi dan diisi dengan meja, kursi lipat, kotak P3K dan papan
nama proyek.

D. Lain-Lain
1. Papan Nama Proyek
Papan nama proyek digunakan sebagai identitas atau informasi mengenai proyek.
Papan nama dibuat dua buah dan ditempatkan pada awal dan akhir proyek,papan
nama terbuat dari plywood dan kayu kaso dengan pondasi adukan semen, pasir
dan split.
2. Asbuilt Drawing
Pembuatan As-Built Drawing dibuat setelah pekerjaan selesai, pembuatan as-built
drawing dibuat berdasarkan hasil pengukuran akhir dan dibuat sebagai laporan
gambar terakhir kepada penyedia jasa bahwa pekerjaan telah selesai.
3. Komunikasi Lapangan
Alat komunikasi lapangan perlu disiapkan untuk kelancaran pekerjaan dan
komunikasi terhadap pelaksana lapangan dan penyedia jasa.

E. Demobilisasi
Semua alat kerja yang digunakan pada akhir/finishing pelaksanaan pekerjaan
segera dilakukan demobilisasi kembali.Setelah semua Pelaksanaan pekerjaan
selesai maka kontraktor akan melakukan pembersihan akhir dimana barak kerja,
kantor direksi dan lain-lain akan di bongkar dan diangkut ke luar lokasi menurut
petunjuk direksi. Pembersihan ini dikerjakan pada semua lini yang terjadi akibat
efek dari pelaksanaan pekerjaan. Pihak pelaksana bersama-sama konsultan
pengawas/Direksi, dan PPK melakukan serah terima pekerjaan. Dalam jangka
waktu masa pemeliharaan selama waktu yang telah ditentukan segala sesuatu yang

Page 3
terjadi dari hasil pekerjaan tersebut menjadi tanggung jawab pelaksana dan harus
dilakukan perawatan.

1.8 Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas

Pelaksanaan pekerjaan diproyek ini akan dikelola oleh tenaga-tenaga yang


berkompeten dari pihak pelaksana yang telah berpengalaman dalam penanganan
proyek-proyek besar, khususnya dibidang jalan dan jembatan untuk menjamin
keberhasilan pelaksanaan pekerjaan sesuai harapan semua pihak terkait.
Dalam pelaksanaan proyek, perlu diperhatikan keselamatan kerja yang baik, atau
keselamatan kepada pekerja maupun keselamatan kepada masyarakat yang
melintas dilokasi jalan yang sedang dikerjakan. Sehingga penyedia jasa harus
menyediakan perlengkapan jalan sementara sesuai Rencana Manajemen dan
Keselamatan Lalu Lintas (RMKL), perlengkapan jalan/jembatan sementara dapat
berupa.
1. Rambu panah berkedip.
2. Rambu tetap informasi pengalihan/pengatur lalu lintas.
3. Rambu portable informasi pengalihan/pengaturan lalu lintas.
4. Rambu penghalang lalu lintas jenis plastic.
5. Rambu peringatan.
6. Rambu petunjuk.
7. Peralatan Komunikasi dan lainnya.

Penyediaan dan penempatan alat pemberi isyarat lalu lintas dan rambu lalu lintas
sementara sekurang-kurangnya harus sesuai dengan pedoman perambuan
sementara untuk pekerjaan jalan. No. Pd-T-12-2003, dan panduan teknis 3,
keselamatan dilokasi pekerjaan jalan, dan peraturan menteri perhubungan No. PM
13/2014 tentang rambu lalu lintas.
Perlengkapan jalan sementara yang rusak oleh sebab apapun selama periode
pelaksanaan harus diperbaiki atau diganti segera, termasuk pengecetan jika perlu
oleh penyedia jasa dengan biaya sendiri.
Bila tidak diperlukan lagi , perlengkapan jalan sementara harus disingkirkan dari
daerah kerja.

Page 4
Perlengkapan jalan sementara harus dibuat sedemikian hingga tidak merusak
kendaraan yang melalui atau melukai pengguna jalan jika tertabrak dan harus
tetap stabil dan berdiri di tempat ketika diterpa angin maupun getaran akibat lalu
lintas kendaraan lewat.

1.9 Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Penyedia jasa harus menyediakan tenaga Koordinator Manajemen dan


Keselamatan Lalu Lintas (KMKL) yang memadai.
KMKL harus secara aktif berparstisipasi dalam semua rapat regular maupun
khusus dengan direksi pekerja. KMKL harus siap dihubungi pada setiap saat (24
jam perhari, 7 hari per minggu) melalui komunikasi bergerak untuk mengatasi
kesulitan –kesulitan, keadaan darurat dan hal-hal lain terkait lalu lintas dan
manajemen keselamatan selama periode pelaksanaan.
Tugas –tugas KMKL harus mencakup berikut ini:
1. Memahami persyaratan kontrak tual, termasuk denah, spesifikasi, dan
lingkungan di mana pekerjaan sipil akan dilaksanakan.
2. Menginspeksi rutin terhadap kondisi dan keefektifan dari pengaturan lalu lintas
yang di gunakan dalam kegiatan dan memastikan bahwa perlengkapan tersebut
berfungsi sebagai mana mestinya, bersih, dapat dilihat dan memenuhi
spesifikasi,denah serta peraturan-peraturan setempat.
3. Meninjau dan mengantisipasi kebutuhan atas pengaturan lalu lintas yang sesuai,
memberi pendapat kepada direksi pekerjaan tentang hal-hal terkait, dan
memastikan bahwa RMKL telah diimplemntasikan untuk pergerakan lalu lintas
yang aman dan efisiensi.
4. Mengkoordinasikan pemeliharaan dari pengoperasian lalu lintas dengan direksi
pekerjaan.
5. Melakukan rapat keselamatan lalu lintas dengan penyedia jasa sebelum
pelaksanaan dimulai, dan rapat berkala yang dianggap perlu atau sebagaimana
diperintahkan oleh direksi pekerja. Direksi pekerjaan harus diberitahu
sebelumnya untuk menghadiri rapat-rapat ini.

Page 5
A. Urutan Kerja Keselamatan Lalu lintas Yang Perlu Diperhatikan Oleh
Penyedia Jasa.
1. Penyedia jasa menyiapkan perlengkapan keselamatan jalan selama periode
konstruksi sesui ketentuan.
2. Buat rencana kerja manajemen lalu lintas sesui schedule pekerjaan dan di
koordinasikan dengan seluruh personil yang terkait.
3. Kelompok kerja pengatur lalu lintas selama konstruksi menggunakan tenaga
pengatur dan flagman dengan 3 shiff.
4. Pengalihan arus lalu lintas harus ijin PPK dan pihak terkait.
5. Semua rambu lintas harus jelas dan terbaca oleh pengguna jalan.

Page 6
DIVISI V

5.1(1) Lapis Fondasi Agregat Kelas A


Pekerjaan Agregat Kelas A dikerjakan setelah perbaikan lapis fondasi agregat Kelas
B selesai dikerjakan. Untuk Badan Jalan tebal = 15 cm adalah meliputi
penghamparan dan pemadatan agregat base pada badan jalan.

Urutan pelaksanaan :
1. Sebelum pekerjana dimulai, terlebih dahulu mempersiapkan gambar design
dari data-data awal yang diambil pada saat survey dan gambar design lokasi ini
diajukan dan disetujui direksi pekerjaan terlebih dahulu yaitu dengan gambar
penampang melintang yang menunjukkan elevasi permukaan tiap titik.
2. Setelah gambar penampang melintang disetujui, kemudian dilaksanakan
pemasangan patok-patok elevasi.
3. disamping persiapan dilokasi pekerjaan, persiapan materila dipersiapkan
dengan dimulai dari pengajuan pembuatan JMD dari balai pengujian dan
pengendalian dinas dengan mengirim rencana agregat hasil pengolahan Stone
Cruiser yang ada di base camp.
4. Kemudian dari hasil JMD yang telah disetujui oleh balai pengujian dilanjutkan
dengan pembuatan JMF dilaboraturium, setelah diperoleh hasil komposisi dari
agregat campuran dari material, dilaksanakan trial mix dan kemudian hasil dari
trial mix diuji dengan mengacu kepada JMD. setelah selesai semua hasil dibuat
report dan ditandatangani bersama-sama, kemudian dilakukan pengolahan
materila untuk pengiriman kelokasi pekerjaan.
5. Material yang telah diolah dibase camp kemudian dikirim kelokasi pekerjaan
dengan menggunakan Dump Truck yang telah disediakan.
6. Stelah material sampai dilokasi, dilanjutkan penghamparan dengan
menggunakan motor grader yang dihampar secara layer perlayer, kemudian
hasil hamparan dipadatkan langsung dengan mengggunakan alat pemadat
Vibro Roller dengan jumlah lintasan yang telah disepakati dan dilanjutkan
dengan menggunakan alat pemadat PTR agar diperoleh hasil hamparan yang
butirannya tidak lepas. pada saat proses pemadatan ini diikuti penyiraman

Page 7
dengan menggunakan Water Tank. Pemadatan berlangsung sampai dengan
elevasi dan panjang hamparan yang telah ditentukan oleh direksi pekerjaan.
7. Setelah pencapaian sesuai dengan elevasi pada gambar design, pengecekan
elevasi yang dilaksanakan bersama, setelah hasil pengecekan elevasi
dilanjutkan dengan melakukan pengujian kepadatan Base kelas B lapis pertama
sampai dipadatkan dengan CBR minimal 60%. dan setiap jarak 100m,
pengujian CBR dilakukan sampai panjang yang diinginkan selesai.

DIVISI VI

6.1 (1) Lapis Resap Pengikat - Aspal Cair


Lapis resap pengikat (prime coat) adalah lapis tipis aspal cair yang dilaksanakan
setelah Pekerjaan Menghampar Agregrat Kls. A selesai atau sudah padat dengan
ketentuan-ketuan Speksipikasi yang telah di tentukan serta telah di setujui oleh
Direksi Teknis dan pengawas, yang adapun pekerjaan tersebut diatas diletakkan di
atas lapis Agregrat Kls. A sebelum lapis berikutnya dihampar. Aspal cair ini dapat
meresap ke dalam lapis pondasi mengisi rongga dan memperkeras permukaan
serta mengikat lapis pondasi dan lapis permukaan. Hal pertama yang dilakukan
adalah memanaskan aspal yang ada di dalam mobil aspal spayer yang telah dibuka
di bagian badan tersebut. Pemanasan aspal ini tidak boleh terlalu panas karena
dapat menyebabkan kebakaran dan sifat kelengketan dan kelenturan aspal menjadi
rusak.

Selanjutnya aspal yang sudah cair atau lapis resap pengikat (prime coat)
disemprotkan/disiramkan ke permukaan agregat sehingga merata. Lapis resap
pengikat harus disemprot pada permukaan yang kering atau mendekati kering dan
pelaksanaan penyemprotan tidak boleh dilaksanakan pada saat angin kencang,
hujan, atau akan turun hujan. Sebelum aspal disiramkan, permukaan lapis pondasi
terlebih dahulu di bersihkan dengan Semprotan Angin (Compressor).

Page 8
6.3 (5a) Laston Lapis Aus (AC-WC)
Setelah selesai penyemproten Lapis Resap Pengikat ( Prime Coat ) pada permukaan
Agregat Kelas A maka dilanjutkan pekerjaan Laston Lapis Aus ( AC – WC ) dimana
Pekerjaan ini pencampuran bahan agregat dengan aspal dilakukan di base camp
AMP sesuai dengan spesipikasi teknis, kemudian AC-WC di tuang ke dumtruck lalu
ditutup dengan terpal untuk menahan suhu AC-WC tetap setabil lalu dikirim sampai
ke lokasi pekerjaan yang telah Periksa pastikan aspalt distributor dapat berfungsi
dengan baik. Periksa dan pastikan alat aspalt sprayer dapat berfungsi dengan baik.
Periksa dan pastikan nozel-nozel pada aspalt sprayer dan aspal distributor tidak
mampet dan dapat berfungsi dengan baik. Periksa dan pastikan rollerbars tidak
macet, dapat berputar dengan baik. Periksa dan pastikan hopper dapat di gerakkan
buka tutup dan dapat berfungsi dengan baik. Periksa dan pastikan permukaan plat
screed rata, mulus di lengkapi alat pemanas dan berfungsi dengan baik. Periksa dan
pastikan alat penumbuk (tamper) dan vibrator (pemadat getar) pada screed dapat
berfungsi dengan baik. Periksa dan pastikan pengatur tebal manual hamparan
dapat di naikkan dan di turunkan dan dapat berfungsi dengan baik. Periksa dan
pastikan bila finisher di lengkapi dengan alat Pengatur tebal otomatis.
Periksa dan pastikan alat sensor dan kelengkapannya dapat berfungsi dengan baik.
Periksa dan pastikan sendi ( crown ) pada as plat sceed dapat membentuk untuk
kemiringan jalan sesuai kebutuhan. Periksa dan pastikan pintu pengatur, feeders
dan ulir penyebar (screw) masing-masing dapat berfungsi dengan baik. Periksa dan
pastikan bahwa finisher dan ulir penyebar di lengkapi sambungan screed. Periksa
dan pastikan dump truck dalam kondisi baik dan layak jalan.
Periksa dan pastikan lantai bak rata dan bersih dari kotoran. Periksa dan pastikan
hidrolik dump truck berfungsi dengan baik. Stapkan terpal untuk penutup dump
truck dan pastikan terpal dalam keadaan baik. Periksa dan pastikan alat pemeriksa
ketebalan dalam kondisi baik Periksa dan pastikan termometer untuk pemeriksaan
campuran aspalt menunjukkan angka yang benar dan telah di kalibrasi. Siapkan alat
bantu lainnya seperti: blencong, mistar pengrata, gerobak dorong, kaso, dan
benang. Siapkan rambu pengaman lalu lintas secukupnya sesuai kebutuhan.
Peralatan mekanik seperti finisher alat penghampar dan alat alat pemadat . bahan
di tuang ke bak finisher dari dumtruck, finisher menghampar campuran aspal panas
ke permukaan lapis pondasi pada ketebalan diatas rata rata ketebalan padat dan

Page 9
hasil penggelaran didiamkan pada suhu yang telah di tetapkan kemudian di
padatkan dengan mesin gilas roda besi , penggilasan sedemikan rupa hingga
mendapatkan kerataan dan kepadatan yang di tetapkan dan akhir pemadatan
mengunakan mesin gilas roda karet yang disesuaikan dengan spesipikai teknis.

6.3 (8) Bahan anti pengelupasan


Aditif kelekatan dan anti pengelupasan (anti striping agent) harus ditambahkan
dalam bentuk cairan kedalam campuran agregat dengan mengunakan pompa
penakar (dozing pump) pada saat proses pencampuran basah di pugmil. Kuantitas
pemakaian aditif anti striping dalam rentang 0,2% - 0,3 % terhadap berat aspal.
Anti striping harus digunakan untuk semua jenis aspal tetapi tidak boleh tidak
digunakan pada aspal minyak yang bermuatan positif. Jenis aditif yang digunakan
haruslah yang disetujui Direksi Pekerjaan. Penyediaan aditif dibayar terpisah dari
pekerjaan aspal.

Page 10
DIVISI X

10.1 (5) Perbaikan Lapis Fondasi Agregat Kelas B


Pekerjaan perbaikan lapis fondasi agregat Kelas B dikerjakan sebelum pekerjaan
Divisi V dilaksanakan.

Penghamparan
Penghamparan material adalah suatu proses meratakan agregat lapis pondasi
setelah proses angkut menggunakan dump truk dari base camp. Penghamparan
material agregat tidak boleh di lakukan apabila cuaca tidak mendukung seperti
pada waktu hujan karena kadar air terlalu tinggi. Pemadatan harus dilakukan
hanya bila kadar air dari bahan berada dalam rentang 3 % di bawah kadar air
optimum sampai 1 % di atas kadar air optimum, dimana kadar air optimum adalah
seperti yang ditetapkan oleh kepadatan kering maksimum (modified) yang
ditentukan oleh spesifikasi SNI. Alat untuk menghamparkan material agregat
lapis pondasi menggunakan Motor Grader. Setelah material sudah rata sesuai
elevasi dan ketebalan yang di tentukan proses selanjutnya yaitu di padatkan
menggunakan alat pemadat vibratory roller.

Pemadatan
Pemadatan adalah suatu peristiwa bertambahnya berat volume kering oleh beban
dinamis, akibat beban dinamis butir-butir agregat seperti krikil dan pasir merapat
satu sama lain yang saling mengunci sebagai akibat berkurangnya rongga udara.
Tujuan pemadatan dapat tercapai dengan pemilihan bahan agregat, cara
pemadatan, pemilihan mesin pemadat, dan jumlah lintasan atau passing yang
sesuai. Pada pekerjaan pemadatan lapis pondasi agregat di pakai alat pemadat
vibratory roller merk Hamm dengan berat 20 ton. Yang perlu di perhatikan dalam
pekerjaan pemadatan yaitu penghamparan yang agak berlubang atau kurang rata
perlu di tambahkan agregat material secara manual agar mendapat hasil yang
padat dan merata.

Proses pekerjaan pemadatan di lapangan yang pertama kali setelah material di


hamparkan secara merata yaitu di padatkan dengan compactor setelah agak
Page 11
merata kemudian di siram air secara merata dengan menggunakan water tank
dengan kapasitas 5000 liter. Setelah air merata di permukaan agregat yang sudah
di padatkan kemudian agregat lapis pondasi di padatkan lagi dengan vibratory
roller sampi merata dan padat. Fungsi penyiraman ini untuk pemadatan, karena
dengan adanya penyiraman air ini rongga-rongga antara agregat akan
terpadatkan dengan sendirinya dan saling mengunci sehingga tidak ada rongga
udara.

Page 12

Anda mungkin juga menyukai