ANALISA PANGAN
“Penentuan Kadar Lemak dan Minyak ”
Dosen Pembimbing :
Dr. M. Alfid Kurnianto, S.TP, M.Sc
PENDAHULUAN :
Lemak merupakan komponen makro dalam tubuh dan merupakan senyawa organik non
polar yang tersusun dari tiga asam lemak dan satu gliserol (triasilgliserol). klasifikasi lemak
berdasarkan tingkat ketidakjenuhannya, yaitu lemak jenuh dan lemak tidak jenuh. Lemak
disebut lemak jenuh karena lemak tersusun atas asam lemak jenuh yang tidak memiliki ikatan
rangkap, dan lemak disebut lemak tidak jenuh karena lemak tersusun atas asam lemak tidak
jenuh yang memiliki ikatan rangkap. Peran lemak terhadap tubuh merupakan komponen
penyumbang energi terbesar bagi tubuh yakni sekitar 9 kkal/gram. Selain itu, lemak memiliki
peran terhadap proses pengolahan pangan yang merupakan media penghantar panas yang
baik. (Atma, 2018)
Analisis kadar lemak dapat dilakukan dengan cara kering dan cara basah. Analisis lemak
cara kering dapat dilakukan dengan metode soxhlet (Pargiyanti, 2019). Prosedur kerja
soxhletasi pelarut pengekstrak yang ada pada labu soxhlet dipanaskan sesuai dengan titik
didih pelarut hingga mengalami penguapan. Uap tersebut akan naik melalui pipa pendingin
sehingga terjadi pengembunan dan penetesan pada bahan yang diekstraksi. Ekstraksi akan
dipanaskan kembali hingga pelarutnya akan teruap dan hanya meninggalkan ekstraksi lemak
murni dalam labu soxhlet. Hal ini dilakukan secara berulang sehingga bahan tersebut
terekstrak kembali dengan pelarut baru.
TUJUAN :
Tujuan praktikum yaitu untuk mengetahui beberapa metode analisa lemak dan minyak
secara kuantitatif, serta untuk mengetahui kadar lemak dan minyak pada produk pangan.
TINJAUAN PUSTAKA
Atma (2018) mendefinisikan lemak atau minyak adalah golongan lipida yang tersusun dari
tiga asam lemak dan satu gliserol (triasilgliserol). Lipida juga termasuk senyawa organik
yang tidak larut air, tetapi larut dalam pelarut organik non polar. Tingkat kelarutan minyak
sangat tergantung dengan struktur kimianya. Struktur atom karbon yang panjang akan
membuat tingkat ketidaklarutannya dalam air semakin tinggi. Adapun klasifikasi lemak
berdasarkan tingkat ketidakjenuhannya, yaitu lemak jenuh dan lemak tidak jenuh. Lemak
disebut lemak jenuh karena lemak tersusun atas asam lemak jenuh yang tidak memiliki ikatan
rangkap, dan lemak disebut lemak tidak jenuh karena lemak tersusun atas asam lemak tidak
jenuh yang memiliki ikatan rangkap. Hal ini juga berpengaruh terhadap tingkat kelarutan
lemak. Semakin tinggi tingkat ketidakjenuhan lemak tersebut membuat semakin menurun
ketidaklarutannya terhadap air.
Atma (2018), peran lemak terhadap tubuh merupakan komponen penyumbang energi
terbesar bagi tubuh yakni sekitar 9 kkal/gram. Lemak juga dapat berfungsi sebagai pembawa
vitamin-vitamin larut lemak, pelindung organ vital, serta penjaga isulator dibawah lapisan
kulit untuk terjaganya suhu tubuh. Selain perannya terhadap tubuh, lemak memiliki peran
terhadap proses pengolahan pangan. Lemak dan minyak merupakan media penghantar panas
yang baik. Jika ditinjau dari sifat fungsionalnya, penggunaan minyak dan lemak juga
digunakan untuk pelembut tekstur, meningkatkan rasa, dan memberikan flavor dari suatu
produk pangan.
Secara garis besar, analisis kadar lemak dapat dilakukan dengan cara kering dan cara
basah. Analisis lemak cara kering dapat dilakukan dengan metode soxhlet. (Pargiyanti, 2019).
Prinsip kerja metode ini yaitu mengekstrak lemak dari bahan atau produk pangan dengan
penggunaan pelarut organik. Pelarut yang sering digunakan diantaranya yaitu heksana,
petroleum, eter, dietil eter, dan kloroform. Dalam metode ini, beberapa faktor dapat
memengaruhi hasil ketelitian dari analisis, seperti ukuran partikel bahan, jenis pelarut, durasi
ekstraksi, dan suhu ekstraksi. Kelebihan metode ini yaitu dapat diaplikasikan langsung tanpa
melalui proses pengeringan dengan oven atau hidrolisis. Sampel dapat dimasukkan kedalam
kertas pembungkus bebas lemak atau kertas saring dan dimasukkan kedalam alat ekstraksi.
Bahan yang memiliki kandungan air tidak terlalu banyak akan mudah dilakukan pengeringan.
Hal ini akan mempermudah ekstraksi lemak pada bahan tersebut. (Atma, 2018).
Menurut Yuwana dkk (2021), umumnya, penentuan pelarut dalam analisis kadar lemak ini
disebut sebagai kadar lemak kasar. Hal ini karena terdapatnya komponen lain yang terikut
dalam ekstraksi, seperti senyawa bioaktif, sterol, asam lemak bebas, fosfolipida, dan pigmen.
Selain itu, beberapa jenis tingkat kemurnian dari pelarut yang digunakan untuk mengekstrak
yaitu pro analis tingkat kemurnian 99%, pelarut teknis yan didestilasi ulang untuk
memurnikan kandungan heksana, dan pelarut teknis yang tingkat kemurniaanya lebih rendah
dibandingkan kedua jenis. Pemilihan pelarut akan berpengaruh terhadap rendemen dan
banyak ekstraksi yang dihasilkan. Dalam hasil penelitian Yuwana dkk (2021), pelarut yang
memiliki tingkat kemurnian tinggi akan meningkatkan rendemen ekstraksi sehingga proses
ekstraksi berjalan optimal. Penggunaan bahan pelarut yang kurang murni masih terkandung
senyawa lain yang dapat mencemari bahan ekstraksi.
Metode soxhlet memerlukan waktu ekstraksi sekitar 4 hingga 6 jam untuk mencapai 5
sampai 6 sirkulasi. Prosedur kerja soxhletasi pelarut pengekstrak yang ada pada labu soxhlet
dipanaskan sesuai dengan titik didih pelarut hingga mengalami penguapan. Uap tersebut akan
naik melalui pipa pendingin sehingga terjadi pengembunan dan penetesan pada bahan yang
diekstraksi. Ekstraksi akan dipanaskan kembali hingga pelarutnya akan teruap dan hanya
meninggalkan ekstraksi lemak murni dalam labu soxhlet. Hal ini dilakukan secara berulang
sehingga bahan tersebut terekstrak kembali dengan pelarut baru. Selain itu, kadar lemak basis
kering dapat dilakukan dengan metode oven/ gravimetri (Pargiyanti, 2019).
Dalam analisis, tidak akan terlepas dengan perhitungan kadar persentase. Hal ini juga
berlaku untuk analisis kadar lemak. Menurut Pargiyanti (2019), kadar lemak dapat dihitung
dengan rumus :
Penyiapan labu soxhlet dan pengeringan dalam oven bersuhu 105˚C selama 30 menit
Pendinginan dalam desikator selama 15 menit dan pengambilan labu yang telah dingin
Penimbangan labu soxhlet dan kemudian penimbangan sampel 2 gram serta mencatat berat
sampel
Pemasangan rangkaian alat soxhlet diatas waterbath dan penghubungan kondensor dengan
selang yang terhubung dengan air pendingin. Proses ekstraksi soxhlet dilakukan selama ± 4
jam.
Pelepasan rangkaian alat soxhlet serta penguapan pelarut yang tercampur didalam labu
soxhlet. Kemudian, penguapan pelarut yang tercampur dengan lemak di labu soxhlet
Pemasukkan kedalam oven bersuhu 105˚C selama 1 jam dan pendinginan dalam desikator
selama 15 menit. Kemudian, penimbangan kembali labu soxhlet.
HASIL PENGAMATAN
Berat setelah ekstraksi dan Kadar
Berat Kadar
Ulangan Berat pengovenan ke- Lemak
Labu Lemak
ke- Sampel Rata-rata
Soxhlet 1 2 3 (%)
(%)
Berdasarkan hasil analisis kadar lemak dari tepung kedelai, dapat disimpulkan bahwa :
1. Analisis kadar lemak secara kuantitatif dapat menggunakan metode soxhlet
2. Persentase kadar lemak tepung kedelai dengan masa proses ekstraksi 4 jam dan
rancangan pengulangan dua kali dengan tiga siklus menghasilkan nilai akurasi tinggi
dengan rata-rata sebesar 13,0728%.
DAFTAR PUSTAKA
Atma, Y. 2018. Prinsip Analisis Komponen Pangan Makro & Mikro Nutrien. Yogyakarta :
Deepublish.
Pargiyanti. 2019. Optimasi Waktu Ekstraksi Lemak dengan Metode Soxhlet Menggunakan
Perangkat Alat Mikro Soxhlet. Indonesian Journal of Laboratory, 1(2): 29-35.
Yuwana, N., Leseni, N.K. 2021. Validasi Hasil Analisis Kadar Lemak Metode Ekstraktor dan
Soxhlet Dengan Variasi Kemurnian Pelarut N-Heksana. Jurnal Teknologi dan Manajemen
Pengelolaan Laboratorium, 4(1): 19-23
APPENDIX
= × 100%
Ulangan I
(%wb) = × 100%
= × 100%
= 13,0627%
Ulangan II
(%wb) = × 100%
= × 100%
= 13,0829%
Rata-rata
(%wb) =
= 13,0728%
LAMPIRAN