dan
Pengujian Teori
3. Perumusan Teori
Pembentukan suatu teori umumnya berawal dari fenomena yang terjadi dalam
kehidupan manusia. Fenomena tersebut menimbulkan suatu pertanyaan yang
membutuhkan jawaban. Jawaban tersebut terletak pada bidang yang sering disebut
dengan epistemologi atau studi tentang penciptaan suatu pengetahuan.
A. Teori sebagai Bahasa
Teori harus diekspresikan dalam bentuk Bahasa baik yang bersifat verbal atau matematis.
Pengembangan teori ini sendiri biasanya berasal dari abstraksi dunia tidak nyata
(imajinatif) yaitu yang terdapat dalam alam pikiran manusia. Teori ini dapat dinyatakan
dalam bentuk kata atau tanda (symbol). Studi tentang simbol dalam filsafat pengetahuan
dikenal dengan istilah semiology. Secara garis besar semiology terdiri dari tiga bagian
yang dapat dikatakan sebagai unsur teori yaitu: sintaktik, semantik, dan pragmatic.
B. Teori sebagai penalaran (Reasoning)
Teori dapat dirumuskan berdasarkan model penalaran yang digunakannya.
C. Teori sebagai justifikasi (Pembenaran)
Teori ini sebagai pembenaran merupakan pendekatan dalam perumusan teori yang
bersifat normative. Atas dasar pendekatan ini teori dianggap sebagai resep untuk
dijadikan acuan dalam praktik tentang apa yang seharusnya dilakukan.
D. Teori sebagai penjelasan dan Prediksi
Teori ini dirumuskan berdasarkan bukti emperis untuk menjelaskan apa yang terjadi
dalam praktik dan memprediksi apa yang akan terjadi seandainya ada perubahan tertentu.
Kebijakan
Teori akuntansi Akuntansi
Rekomendasi
Praktik Akuntansi
Pemakai
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, teori akuntansi positif menggunakan asumsi sebagai
berikut:
a) Manajer, investor, kreditor, dan individu lain bersikap rasional dan berusaha
memaksimumkan kepuasan.
b) Manajer memiliki kebebasan untuk memilih metode akuntansi yang memaksimumkan
kepuasan mereka atau mengubahh kebijakan produksi, investasi dan pendanaan
perusahaan untuk memaksimumkan kepuasan mereka.
c) Manajer mengambil tindakan yang memaksimumkan nilai perusahaan
Atas dasar pertanyaan dan asumsi tersebut teori akuntansi positif berusaha menguji tiga
hipotesis sebagai berikut:
a) Hipotesis Rencana Bonus (Bonus Plan Hypothesis)
Manajer perusahaan dengan rencana bonus tertentu cenderung lebih menyukai metode
yang meningkatkan laba periode berjalan pilihan tersebut diharapkan dapat meningatkan nilai
sekarang bonus yang akan diterima seandainya komitmen kompensasi dari dewan direktur
tidak menyesuaikan dengan metode yang dipilih (Watts dan Zimmerman, 1990, p.138)
Tiga hipotesis diatas menunjukkan bahwa PAT mengakui adanya tiga hubungan
keagenan: 1) antara manajemen dan pemilik; 2) antara manajemen dengan kreditor; 3) antara
manajemen dengan pemerintah. Untuk menjawab pertanyaan dan membuktikkan hipotesis
diatas, teori akuntani positif dikembangkan melalui penelitian yang dapat dikelompokkan
menjadi dua tahap (Godfrey et.al, 1997, p. 221):
a. Penelitian akuntansi dan perilaku dalam pasar modal. Dalam tahap penelitian ini
dijelaskan bukan praktik akuntansi yang berjalan, tetapi penelitian yang diarahkan
untuk menjelaskan hubungan antara pengumuman laba dengan reaksi harga saham.
Penelitian ini dikembangkan berdasarkan hipotensi pasar efisien dan Capital Asset
Pricing Model (CAPM).
b. Penelitian dalam tahap kedua dilakukan dengan maksud menjelaskan dan memprediksi
praktik akuntansi antar perusahaan yang difokuskan pada dua alasan. Alasan pertama
adalah alasan oportunistik yang digunakan perusahaan dalam memilih metode
akuntansi tertentu.
Berdasarkan uraian diatas dapat kita simpulkan bahwa teori akuntansi sangatlah penting
karena teori akuntansi menjadi landasan untuk memecahkan masalah-masalah akuntansi
dalam praktek akuntansi sehingga mencapai praktek yang sesuai dengan prinsip yang
diterima umum. Menurut American Accounting Association (AAA), akuntansi adalah proses
mengidentifikasikan, mengukur dan mengomunikasikan informasi untuk membantu pemakai
dalam membuat keputusan atau pertimbangan yang benar. Sehingga akuntansi merupakan
media/alat yang digunakan untuk menyampaikan informasi kepada pemakai yang
berkepentingan dengan masalah pengelolaan perusahaan. Sedangkan teori seringkali
dinamakan dengan hipotesis atau proposisi dan dibedakan menjadi 2 jenis yaitu proposisi a
priori dan proposisi a posteriori. Jika teorinya didasarkan pada pendekatan matematis (a
priori), maka pembuktian kebenarannya didasarkan pada konsistensi logis. Sedangkan jika
teori didasarkan pada fenomena fisika atau sosial (a posteriori) maka pembuktian harus
didasarkan pada hubungan antara peristiwa-peristiwa yang diramalkan dan hasil observasi
dunia nyata.
Menurut Hendriksen, pengertian teori akuntansi adalah sebagai penalaran logis dalam
bentuk seperangkat prinsip-prinsip yang luas yang memberikan rerangka refrensi untuk
mengevaluasi praktik akuntansi dan memberikan pedoman dalam mengembangkan praktik
dan prosedur akuntansi yang baru. Teori akuntansi memiliki hubungan yang bersifat definitif
dengan praktif akuntansi. Perumusan teori akuntansi timbul karena adanya kebutuhan untuk
memberikan logika penalaran tentang apa yang dilakukan oleh akuntan atau apa yang akan
dilakukan oleh akuntan. Teori akuntansi dapat dirumuskan berdasarkan sudut pandang yang
berbeda. Secara garis besar teori akuntansi dapat diklasifikasikan berdasarkan metode
penalaran yang digunakan, sistem bahasa yang digunakan dan tujuan perumusan. Yang biasa
digunakan atau dipakai adalah klasifikasi berdasarkan tujuan yang terdiri dari teori normatif
(preskriptif) dan teori akuntansi positif. Teori akuntansi positif berusaha untuk menjelaskan
fenomena akuntansi yang diamati berdasarkan alasan-alasan yang menyebabkan terjadinya
suatu peristiwa. Positive Accounting Theory (PAT) dimaksudkan untuk menjelaskan dan
memprediksi konsekuensi yang terjadi jika manajer menentukan pilihan tertentu. Penjelasan
dan prediksi dalam PAT didasarkan pada proses kontrak (contracting process) atau hubungan
keagenan (agency relationship) antara manajer dengan kelompok lain seperti investor,
kreditor, auditor, pihak pengelola pasar modal, dan institusi pemerintah.
DAFTAR PUSTAKA
Ghozali, Imam dan Anis chairi. 2007. Teori Akuntansi. Edisi Ketiga. BPFE Universitas
Diponegoro: Semarang