Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

FARMAKOLOGI
tentang
ANTI KOLESTEROL

Di Susun Oleh : Kelompok 3


1. Baiq Maya Sopya (4820121064)
2. Siti Wahyuni (4820121053)
3. Baiq Witari Suherni (4820121047)
4. Rika Mutia Ratna Dewi (4820121062)
5. Rani Pelangi (4820121043)
6. Zulparozi (4820121065)
7. Juni Hikmah Riski Putri (4820121061)
8. Aulia Andini (4820121059)
9. Susi Susilawati (4820121074)
10. Nurul Wahida (4820121055)

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS QAMARUL HUDA BADARUDDIN BAGU
TAHUN 2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah


melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah Farmakologi yang berjudul “Anti Kolesterol”. Tujuan penulisan makalah
ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Fatofisiologi.

Dalam menyelesaikan makalah Farmakologi ini penulis mendapat bantuan


pihak pihak lain, baik bantuan moril maupun materil. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
sempurna, sehingga kritik dan saran dari pembaca sangat penuis butuhkan. Dan
semoga makalah ini bermanfaat baik bagi penulis maupun pembaca.

Bagu, 10 November 2022

Kelompok 3

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

KATAR PENGANTAR ................................................................................. ii

DAFTAR ISI ................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................. 2
C. Tujuan ..................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi Kolesterol................................................................................ 3
B. Obat Anti Kolesterol ............................................................................ 4

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan .......................................................................................... 18
B. Saran .................................................................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 20

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kolesterol adalah suatu jenis lemak yang ada dalam tubuh dan dibagi
menjadi LDL, HDL, Total kolesterol dan Trigliserida dari hati, kolesterol di
angkut oleh lipoprotein yang bernama LDL( Low Density Lipoprotein) untuk
dibawa ke sel-sel tubuh yang memerlukan, termasuk ke sel otot jantung, otak
dan lain-lain agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya. HDL (High Densiy
Lippoprotein) adalah bentuk Lipoprotein yang memlliki komponen kolesterol
paling sedikit. Dibentuk di usus dan hati, HDL ini akan menyerap kolesterol
bebas dari pembuluh darah, atau bagian tubuh lain seperti sel makrofag,
kemudian membawanya ke hati. VLDL (Very Low Density Lipoprotein)
adalah Lipoprotein yang dibentuk di hati yang kemudian akan diubah di
pembuluh darah menjadi LDL (Low Density Lipoprotein). Bentuk
Lipoprotein ini memiliki kolesterol paling banyak dan akan membawa
kolesterol tersebut ke jaringan seperti dinding pembuluh darah.
Kelebihan kolesterol akan diangkat kembali oleh lipoprotein yang
disebut HDL (High Density Lipoprotein) untuk dibawa kembali ke hati yang
selanjutnya akan diuraikan lalu dibuang ke dalam kantung empedu sebagai
asam (cairan) empedu. LDL mengandung lebih banyak lemak dari pada HDL
sehingga ia akan mengambang di dalam darah. Protein utama yang
membentuk LDL adalah Apo-B (Apolipoprotein-B). LDL dianggap sebagai
lemak yang “jahat” karena dapat menyebabkan penempelan kolesterol di
dinding pembuluh darah. Sebaliknya, HDL disebut sebagai lemak yang
“baik” karena dalam operasinya ia membersihkan kelebihan kolesterol dari
dinding pembuluh darah dengan mengangkutnya kembali ke hati. Protein
utama yang membentuk HDL Apo-a (Apolipoprotein-A). HDL ini
mempunyai kandungan lemak lebih sedikit dan mempunyai kepadatan tinggi
sehingga lebih berat.

1
Konsentrasi kolesterol pada HDL dan LDL atau VLDL lipoprotein
adalah prediktor kuat untuk penyakit jantung koroner. HDL fungsional
menawarkan perlindungan dengan cara memindahkan kolesterol dari sel dan
atheroma. Konsentrasi tinggi dari LDL dan konsentrasi rendah dari HDL
fungsional sangat terkait dengan penyakit kardiovaskuler karena beresiko
tinggi terkena ateroklerosis. Keseimbangan antara HDL dan LDL semata-
mata ditentukan secara genetikal, tetapi dapat diubah dengan pengobatan,
pemilihan makanan dan faktor lainnya.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa definisi kolesterol ?
2. Apa saja obat anti kolesterol ?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui definisi kolesterol
2. Untuk mengetahui obat anti kolesterol
3.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFINISI KOLESTEROL
Kolesterol merupakan prekursor semua senyawa steroid lainnya di
dalam tubuh, misal kortikosteroid, asam empedu dan vitamin D. Kolesterol
disintetis di dalam tubuh dari asetil-KoA membentuk mevalonat melalui
sebuah jalur yang kompleks (Murray, 2003). Lipid di dalam tubuh diperoleh
melalui dua cara yaitu melalui jalureksogen (lipid dari asupan makanan) dan
melalui jalur endogen (lipid berasal darisintesis kolesterol oleh hati). Jalur
eksogen dimulai dari trigliserida atau asamlemak dan kolesterol yang berasal
dari makanan masuk ke dalam saluran pencernaan. Selanjutnya trigliserida
dan kolesterol dalam usus dikemas dalambentuk partikel besar lipoprotein
yang disebut kilomikron. Kilomikron akan membawa trigliserida dan
kolesterol ke dalam aliran darah. Kemudian trigliserida dalam kilomikron
mengalami penguraian oleh enzim lipoprotein lipase sehingga terbentuk asam
lemak bebas dan sisa-sisa kilomikron. Asam lemak bebas akan menembus
jaringan lemak atau sel otot untuk diubah menjadi trigliserida kembali
sebagai cadangan energi. Sisa-sisa kilomikron akan dimetabolisme dalam hati
sehingga menghasilkan kolesterol bebas.
Kolesterol atau trigliserida yang dihasilkan oleh hati akan diangkut ke
jaringan adiposa melalui jalur endogen. Lipoprotein yang berperan dalam
jalur ini adalah VLDL yang selanjutnya terhidrolisis oleh enzim lipoprotein
lipase menjadi IDL. Sebagian IDL masuk ke hati dan separuh lainnya diubah
menjadi LDL. Partikel LDL yang banyak mengandung kolesteril ester akan
diserap oleh sel-sel jaringan selain hati melalui reseptor LDL yang terdapat di
permukaan sel. Sebagian besar kolesterol dalam partikel LDL akan
dikonversi menjadi HDL oleh enzim lesitin kolesterol asil transferase (LCAT)
untuk diangkut ke hati dan disirkulasikan kembali. LCAT menyebabkan
teresterifikasinya kolesterol bebas pada partikel LDL dan memberikan efek
kebalikan pada transpor kolesterol dengan melibatkan lipid transfer protein
(LTP) (Fusegawa et al., 1993). Kolesterol yang berlebihan diekskresi dari hati

3
ke dalam empedu sebagai kolesterol atau garam empedu. Garam empedu
akan disekresikan ke dalam usus, berfungsi sebagai detergen dan membantu
proses penyerapan lemak dari makanan. Sebagian kolesterol lainnya
dikeluarkan melalui saluran empedu tanpa dimetabolisme menjadi asam
empedu. Pada akhirnya, kilomikron yang tersisa (lemaknya telah diambil)
dibuang dari aliran darah oleh hati. Sepertiga dari seluruh kolesterol dalam
tubuh diserap dari makanan melalui sistem pencernaan, namun sebagian besar
kolesterol disintesis dalam tubuh, terutama di hati dan usus selain di dalam
sel-sel permukaan dan jaringan (Mayes, 2003).
Kolesterol diproduksi di hati lewat sintesis kolesterol pada sitosol dan
disempurnakan pada retikulum endoplasma. Seluruh kolesterol disintesis dari
asetilKoA yang membentuk mevalonat melewati reaksi penting yang
membatasi laju lintasan tersebut dan dikatalisis oleh enzim HMG-KoA (3-
hidroksi-3- metilglutaril koenzim A) reduktase. Unit isoprenoid lima-karbon
terbentuk dari mevalonat. Enam unit isoprenoid mengadakan kondensasi
untuk membentuk skualen. Skualen mengalami kondensasi untuk membentuk
senyawa induk steroid ianosterol yang setelah mengalami kehilangan tiga
gugus metilnya membentuk kolesterol.

B. OBAT ANTI KOLESTEROL


1. Statin

4
Statin adalah golongan obat-obatan untuk mengendalikan
kolesterol dalam darah dengan menurunkan kolesterol jahat alias LDL
(low-density lipoprotein), dan menaikan kolesterol baik atau HDL (high-
density lipoprotein).
Statin bekerja dengan menghambat atau memblokir zat yang
diperlukan tubuh dalam produksi kolesterol tersebut. Obat statin ini juga
mampu menyerap kolesterol yang menumpuk di pembuluh darah untuk
menghindari terhambatnya aliran darah, mencegah penyumbatan lebih
lanjut, serta mencegah serangan jantung.
Berdasarkan penelitian yang diterbitkan National Center for
Biotechnology Information, obat statin berguna untuk mengobati
hiperkolesterolemia, hiperlipoproteinemia, dan hipertrigliseridemia
sebagai obat tambahan selain diet dan olahraga.
Biasanya, konsumsi obat kolesterol seperti statin diperlukan bagi
orang yang memiliki kadar kolesterol LDL 190 mg/dL atau lebih tinggi.
Obat ini mungkin juga direkomendasikan dokter untuk orang yang
berisiko menderita penyakit jantung, menderita penyakit jantung yang
berkaitan dengan pengerasan pembuluh darah, atau tengah menderita
diabetes.

a. farmakokinetik
Farmakokinetik simvastatin dimulai dari proses absorbsi peroral,
kadar simvastatin puncak dapat segera tercapai dalam 4 jam setelah obat
dikonsumsi. Simvastatin bersifat lipofilik dan mudah berikatan dengan
protein plasma. Metabolisme utama simvastatin terjadi di hati dengan
bantuan enzim CYP450 sub 3A4. Ekskresi simvastatin terutama melalui
saluran cerna dan keluar bersama feses dan hanya sedikit yang
diekskresikan melalui ginjal.
b. absorbsi
Simvastatin memiliki tingkat bioavailabilitas yang sangat rendah
yaitu <5%. Dosis puncak simvastatin segera dapat dicapai dalam 4 jam

5
setelah dikonsumsi per oral dan akan turun hingga 10% dari puncak dosis
dalam 12 jam.
c. distribusi
Simvastatin dan metabolit aktifnya tergolong obat yang bersifat
lipofilik dan sangat mudah berikatan dengan protein, sehingga akan
terdistribusi dan berikatan dengan protein plasma (95%)
d. ekskresi
Ekskresi simvastatin terutama dengan bantuan hati (60%) dan
keluar bersama feses, sekitar 13% dari dosis simvastatin dan metabolit
turunannya juga akan dieliminasi melalui ginjal dan keluar bersama urin
e. metabolisme
Simvastatin yang dikonsumsi dalam bentuk inaktif lactone
teraktivasi melalui proses metabolisme di dinding usus, hati dan plasma
menjadi bentuk aktifnya yaitu bentuk asam dihidroksiglutarat dan sedikit
bentuk derivative 6'-hydroxy, 6' hydroxymethyl, dan 6'-exomethylene
f. Farmakologi
1). Indikasi
terapi tambahan pada diet untuk menurunkan kolesterol (kolesterol total,
LDL, alipoprotein B, trigliserida) dan meningkatkan kolesterol HDL
pada pasien dewasa dengan hiperkolesterolemia primer dan dislipidemia
campuran.

2). mekanisme
Statin bekerja dengan cara menghambat enzim HMG-CoA reduktase
dan merupakan obat pilihan yang efektif untuk menurunkan kolesterol
LDL5. Obat golongan statin yang biasa digunakan untuk pasien
hiperkolesterolemia adalah simvastatin.
3). efek samping
Statin juga menyebabkan sakit kepala, perubahan uji fungsi hati
(hepatitis namun jarang terjadi), parestesia, dan efek pada saluran cerna
meliputi nyeri abdomen, flatulens, konstipasi, diare, mual dan muntah.
4).kontraindikasi

6
Kontraindikasi: hipersensitivitas, penyakit hati, kehamilan atau akan
hamil, menyusui, gagal ginjal berat (GFR < 30 mL/min/1,73 m2). Efek
Samping: nyeri punggung, konstipasi, diare, mialgia, nyeri ekstremitas.
5).dosis
Dosis: oral, dewasa, dosis awal, 10 mg (kadar kolesterol total serum
kurang dari 240 mg/dL) atau 20 mg (kadar kolesterol total serum lebih
dari 240 mg/dL) sekali sehari pada waktu malam.

Ada beberapa jenis obat statin yang mungkin diresepkan dokter untuk
mengatasi kolesterol tinggi. Beberapa contoh dari statin, yaitu:
 Simvastatin
Simvastatin adalah obat penurun kolesterol yang paling kerap
digunakan untuk membuat LDL normal. Apabila dikonsumsi dengan
dosis tinggi, simvastatin lebih meningkatkan risiko nyeri otot
dibandingkan obat-obat statin lainnya.
Selain nyeri otot, konsumsi obat simvastatin dosis tinggi juga bisa
memicu pusing dan detak jantung yang cepat atau tidak teratur.
 Atorvastatin
Obat atorvastatin umumnya dapat menimbulkan efek samping berupa:
- Sakit kepala
- Hidung tersubat
 Fluvastatin
Apabila kita mengalami nyeri otot setelah mengonsumsi obat statin
lain, dokter mungkin dapat memberikan alternatif lain yaitu fluvastatin.
Walau begitu, fluvastatin juga berisiko menimbulkan efek samping
lainnya, yakni:
- Diare
- Nyeri sendi
- Rasa Lelah yang tidak biasa atau sulit tidur
- Muntah
- Gejala infeksi, seperti kedinginan, hidung tersumbat, demam, nyeri
tenggorokan dan berkeringat

7
 Lovastatin
Lovastatin cenderung memicu efek samping yang lebih rendah
dibandingkan obat statin lainnya. Walau begitu, lovastatin kadang juga
dapat menimbulkan efek seperti:
- Rasa tidak nyaman pada saluran pencernaan, bisa diatasi dengan
mengkonsumsi lovastatin seiring makan
- Gejala infeksi
- Nyeri otot dan rasa lelah
 Pita vastatin
 Pravastatin
Pengguna pravastatin melaporkan nyeri otot dan efek samping lain
yang lebih rendah. Dengan begitu, obat ini umumnya ditoleransi
dengan baik untuk penggunaan jangka panjang.
Efek samping yang jarang terjadi dari konsumsi pravastatin yakni kaku
otot dan nyeri pada sendi.
 Rosuvastatin
Di antara obat statin, rosuvastatin memiliki risiko efek samping paling
tinggi yang dilaporkan penggunanya. Beberapa efek samping tersebut
yaitu:
- Sakit kepala
- Nyeri sendi
- Nyeri otot dan kaku otot
- Ruam kulit

2. Inhibitor Absorpsi Kolesterol


Ezetimibe merupakan obat penurun lipid pertama yang
menghambat ambilan kolesterol dari diet dan kolesterol empedu tanpa
mempengaruhi absorpsi nutrisi yang larut dalam lemak. Penurunan yang
terjadi terutama pada kolesterol LDL.
Dosis ezetimibe yang direkomendasikan adalah 10 mg/hari dan
harus digunakan bersama statin. Penggunaan obat ini, bila ditambahkan

8
dengan evolocumab pada statin, dapat menurunkan risiko penyakit
kardiovaskular.
a. farmakokinetik
Farmakokinetik atorvastatin berupa aspek absorpsi, distribusi,
metabolisme, dan eliminasinya.
b. absorbsi
Konsumsi atorvastatin per oral (PO) diabsorbsi dengan cepat oleh
tubuh. Konsumsi obat bersama makanan akan mengurangi kecepatan
absorpsi obat, tetapi tidak mempengaruhi efek terapeutik obat.[2,4]
Atorvastatin mencapai konsentrasi maksimal di dalam darah dalam
1‒2 jam. Onset atorvastatin adalah 3–5 hari dengan durasi kerja 48–72
jam. Efek maksimum akan tercapai dalam 2 minggu.
Konsentrasi plasma atorvastatin lebih rendah, apabila dikonsumsi
malam hari, dibandingkan konsumsi pagi hari. Bioavailabilitas absolut
adalah sekitar 14% karena mengalami metabolisme lintas pertama.
Kemampuan untuk menghambat enzim reduktase HMG-CoA secara
sistemik adalah sekitar 30%.
c. distribusi
Volume rata–rata distribusi obat adalah sekitar 381 liter. Ikatan dengan
protein plasma sekitar 98%. Pada observasi dengan hewan percobaan,
obat ini diekskresikan ke dalam air susu, dan juga melewati sawar
plasenta
d. T1/2
 Absorbsi per oral :baik
 konjugasi menjadi glukuronida(intestinum).
 Mengalami sirkulasi enterohepatik
 T1/2: 22 jam  1x/hari
 Eksresi: feces (80%)

e. metabolisme
Metabolisme primer atorvastatin terjadi di hepar dengan enzim
sitokrom P450 3A4. Metabolit yang terbentuk adalah derivat

9
ortohidroksi dan parahidroksi, serta berbagai produk betaoksidasi.
Sekitar 70% dari aktivitas inhibisi terhadap enzim reduktase HMG-
CoA dilakukan oleh metabolit-metabolit aktif ini.
g. farmakologi
1).Indikasi
Angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor adalah kelompok obat
untuk mengatasi tekanan darah tinggi (hipertensi). Obat ini juga
digunakan untuk menangani gagal jantung dan kerusakan ginjal akibat
diabetes atau hipertensi.
2).Mekanisme
Mekanisme : menghambat ambilan kolesterol dari diet dan kolesterol
empedu tanpa mempengaruhi absorpsi nutrisi yang larut dalam lemak.
3).Efek samping Inhibitor absorpsi kolesterol
Sembelit atau diare.
Penurunan berat badan.
Kembung, bersendawa atau muntah.
Sakit perut, sakit kepala, atau sakit punggung.
Nyeri otot dan kelemahan.
4).Kontraindikasi
Penggunaan lisinopril kontraindikasi pada pasien dengan riwayat
hipersensitivitas terhadap lisinopril, riwayat angioedema pada
penggunaan angiotensin-converting enzyme inhibitor (ACE inhibitor),
pasien yang hamil, dan anak-anak dengan glomerular filtration rate <
30 ml/menit/1,73 m2.
5).Dosis
ezetimibe yang direkomendasikan adalah 10 mg/hari dan harus
digunakan bersama statin INHIBITOR,ABSORPSI ,KOLESTEROL
• CONTOH : alirocumab, bococicumab, dan evolocumab.
6).Rute pemberian inhibitor absorpsi kolesterol
 Continuous injection
Injeksi chemical berjalan terus-menerus tanpa henti (24 jam per hari).
 Batch Treatment

10
Chemical digunakan sekaligus. Batch treatment terdiri atas 3 macam,
yaitu (1) Standard batch(sekali lewat) (2) Extended batch (disirkulasi)
(3) Tubing Displacement, injeksi melalui tubing, turun kebawah dan
naik lagi.
 Squeeze Treatment
Caranya dengan menginjeksi corrosion inhibitor chemical ke dalam
formasi. Selanjutnya, secara perlahan-lahan chemical akan naik ke
permukaan untuk memberikan perlindungan korosi.

3. Bile Acid Sequestrant


Bile acid sequestrant atau pengikat asam empedu adalah kelompok
obat yang digunakan untuk menurunkan kadar kolesterol jahat atau low-
density lipoprotein (LDL). Di Indonesia, obat ini tersedia dalam bentuk
serbuk suspensi.
Bile acid sequestrant bekerja dengan cara mengikat asam empedu
yang ada di usus dan mengeluarkannya bersama tinja. Asam empedu
sendiri adalah cairan yang diproduksi di hati menggunakan kolesterol dari
darah. Cairan ini kemudian dikeluarkan ke usus untuk membantu proses
pengolahan makanan.
Normalnya, asam empedu di usus dapat diserap ke aliran darah
dan dibawa ke hati untuk digunakan kembali. Akibat berkurangnya asam
empedu yang dapat diserap di usus, hati akan mengubah lebih banyak
kolesterol menjadi asam empedu. Dengan begitu, kadar kolesterol dalam
darah juga dapat berkurang.
Bile acid sequestrant jarang dipakai sebagai obat tunggal untuk
menurunkan kolesterol. Hal ini karena obat golongan ini hanya dapat
menurunkan kadar kolesterol jahat sebesar 10–25%. Oleh karena itu,
biasanya bile acid sequestrant dikombinasikan dengan obat penurun
kolesterol lainnya, seperti statin atau niacin.

Farmakokinetik

11
Po: rasa tidak enak
Molekul besar, tdk larut dlm air  tdk diabsorbsi, tdk dicerna dieksresi
seluruhnya melalui feses (obat di minum saat makan)

Indikasi: LDL
- dapat dikombinasi dg obat hipolipidemik lain.

Mekanisme kerja:
- Mengikat asam empedu(kolesterol) di usus halus menghambat
reabsorpsinya kembali ke hepar ( sirkulasi enterohepatik) kompleks
resin/asam empedu di eksresi melalui feces
- as.empedu konversi kolesterol jd as empedukolesterol intrasel
- Kompensasi: reseptor LDL

Efek Samping dan Bahaya Bile Acid Sequestrant


Efek samping bile acid sequestrant atau pengikat asam empedu
bervariasi, tergantung dari jenis obatnya. Namun, secara umum, ada
beberapa efek samping yang bisa terjadi setelah menggunakan obat bile
acid sequestrant, yaitu:
 Perut kembung
 Tidak nafsu makan
 Mual
 Sembelit
 Diare
 Iritasi pada lidah, kulit, dan daerah sekitar anus

-TGI (umum): kembung, konstipasi, flatulance


-Gangguan absorbsi vitamin larut lemak (A,D,E,K)
-Jarang: batu empedu (obese), heartburn, diare
-Interaksi Obat:
-Gangguan absorbsi obat lain: digitalis, warfarin,
-pravastatin, Fluvastatin, dll

12
-Berikan ±1 sebelum/ ±2 jam sesudah resin (kecualiq
-kolesevelam)

Interaksi Obat:
Gangguan absorbsi obat lain: digitalis, warfarin, pravastatin, Fluvastatin, dll
Berikan ±1 sebelum/ ±2 jam sesudah resin (kecuali kolesevelam)

4. Fibrat
Fibrat adalah golongan obat untuk menurunkan kadar trigliserida
dan meningkatkan kadar kolesterol baik (HDL) di dalam darah. Golongan
obat ini biasanya baru digunakan ketika kadar trigliserida darah sudah
sangat tinggi.
Fibrat bekerja dengan cara mengurangi produksi very-low-density
lipoprotein (VLDL) di hati, yaitu jenis lemak darah yang banyak
mengandung trigliserida. Fibrat digunakan ketika kadar trigliserida darah
sudah terlalu tinggi (>500 mg/dl) dan tidak kunjung menurun dengan
pengobatan lain.
Penurunan kadar trigliserida yang tinggi dalam darah sangat
penting untuk mengurangi risiko terjadinya pankreatitis akut. Hal ini
karena VLDL yang mengandung banyak trigliserida dapat menyumbat
aliran darah dalam pankreas. Kondisi ini dapat menyebabkan kerusakan
pada jaringan pankreas.
Fibrat berfungsi baik dalam menurunkan kadar trigliserida, tetapi
tidak terlalu efektif untuk menurunkan kadar kolesterol LDL. Oleh karena
itu, fibrat tidak menjadi pilihan pertama untuk mengatasi kolesterol
tinggi.
Untuk meningkatkan efektivitas obat-obat fibrat, pengobatan
dengan fibrat perlu diimbangi dengan menerapkan diet rendah lemak,
menjaga berat badan ideal, berolahraga teratur, mengelola stres,
dan berhenti merokok.

13
a. farmakokinetik
1). Absorbsi: usus halus cepat (> 90% )(makanan)
2).Ikatan protein >95% (albumin) dpt menggeser ikatan antikoagulan
oral.
3).Mengalami sirkulasi enterohepatik
4).Distribusi: luas, dapat menembus plasenta
5)T1/2: gemfibrozil 1.5 jam, fenofibrat 20 jam
6).Eksresi: urin (60%), feses

Kontraindikasi:
 Wanita hamil/menyusui, anak2
 Riwayat batu empedu
 Ggnan fungsi hati & ginjal berat

Interaksi Obat:
 Antikoagulan oral : warfarin (protein displacement) risiko perdarahan
(monitor INR)
 HMG CoA reduktase inhibitor (statin): risiko miopati &
rabdomiolisis
 Antidiabetik oral sulfonylurea: risiko hipoglikemi

Mekanisme
- Agonis PPAR (peroxisome proliferator activated receptor-alpha)
yang berfungsi mengatur transkripsi gen.
- Terikatnya asam fibrat dg PPAR:
(1). sintesis lipoprotein lipase  klirens TG TG↓
(2). sintesis Apo A-I & Apo A-II  HDL (moderate)
(3). sintesis Apo C-III  VLDL umumnya LDL (sedikit)/ dapat
 bila TG

Efek Samping dan Bahaya Fibrat

14
Ada beberapa efek samping yang berpotensi timbul akibat
penggunaan fibrat, antara lain:
 Mual atau muntah
 Sakit perut, perut kembung, atau bersendawa
 Diare
 Sembelit
 Sakit kepala atau pusing
 Sakit punggung
 Berat badan menurun
Hentikan penggunaan obat dan lakukan pemeriksaan ke dokter
jika efek samping di atas tidak kunjung mereda atau makin memburuk.
Segera ke dokter jika muncul reaksi alergi obat yang bisa ditandai dengan
munculnya ruam yang gatal, mata dan bibir membengkak, atau sulit
bernapas.
Konsumsi fibrat dalam jangka panjang dapat menyebabkan batu
empedu. Selain itu, obat golongan fibrat, terutama gemfibrozil, dapat
meningkatkan risiko terjadinya kerusakan otot (rhabdomyolisis) jika
dikonsumsi bersamaan dengan obat statin.
 Gangguan sal.cerna (sering): mual, mencret,perut kembung
 enzim transaminase
 Miopati(+ statin bisa miopati & rabdomiolisis
 Batu empedu (tu. Klofibrat)
 Jarang: ruam kulit, aritmia, hipokalemia,leukopenia, anemia

5. Asam Nikotinat
Nicotinic acid atau asam nikotinat adalah bentuk vitamin B3 yang
dikenal juga dengan niasin. Dalam dunia medis, jenis vitamin ini
digunakan untuk membantu menurunkan kadar lipid dalam darah,
terutama kolesterol dan trigliserida.
Asam nikotinat bekerja dengan mengurangi kadar kolesterol jahat
(LDL) dan trigliserida yang dibuat oleh hati. Selain itu, vitamin B3 ini
juga mampu mencegah dan mengatasi defisiensi niasin (pellagra).

15
Manfaat nicotinic acid
Sama seperti obat pada umumnya, penggunaan nicotinic
acid dapat menimbulkan efek samping. Akan tetapi, reaksinya bisa jadi
berbeda-beda, tergantung dari dosis obat, usia, dan daya tahan tubuh
masing-masing orang.
Farmakokinetik:
- Absorbsi per oral lengkap
- Niacin  amide niacinamide adenine dinucleotide (NAD)
- T1/2 : 1 jam ( diberikan 2-3x/hari)

Indikasi:
- TG pada hipertrigeliseridemia & disbetalipoproteinemia familial(tipe
III)
- + resin : familial combined hyperlipidemia ya
Mekanisme kerja:
- Agonis PPAR (peroxisome proliferator activated receptor-alpha) yang
berfungsi mengatur transkripsi gen.
- Terikatnya asam fibrat dg PPAR:
(1). sintesis lipoprotein lipase klirens TG TG↓
(2). sintesis Apo A-I & Apo A-II HDL (moderate)
(3). sintesis Apo C-III VLDL
umumnya LDL (sedikit)/ dapat bila TG

Sejumlah efek samping asam nikotinat yang mungkin terjadi


antara lain:
 Sensasi hangat di wajah dan leher (flushing);
 Sakit kepala;
 Gatal;
 Berkeringat;
 Menggigil;
 Sakit perut;

16
 Heartburn;
 Mual muntah;
 Diare.
Efek samping tersebut biasanya muncul 20 menit sampai 4 jam
setelah minum nicotinic acid. Namun, Anda tak perlu khawatir sebab
setelah tubuh mulai bisa beradaptasi, efek tersebut berangsur-angsur
akan berkurang dan menghilang.
Reaksi alergi yang serius cukup jarang terjadi. Namun, waspadai
jika muncul gejala alergi parah (anafilaktik) seperti
 Ruam;
 Gatal atau bengkak (terutama di wajah, lidah, atau tenggorokan);
 Pusing parah;
 Kesulitan bernapas.

Dosis Nicotinic Acid


Dosis asam nikotinat bisa jadi berbeda-beda pada setiap
orang. Hal ini tergantung dari usia, jenis kelamin, tingkat keparahan
penyakit, dan kebutuhan masing-masing orang.
Dosis nicotinic acid yang dianjurkan adalah 3 x sehari, dapat
dikonsumsi dengan makanan atau camilan rendah lemak. Jika Anda
sedang minum obat kolesterol lain, berikan jeda sekitar 4-6 jam sebelum
atau sesudahnya baru kemudian mengonsumsi asam nikotinat.

Interaksi Nicotinic Acid


Potensi interaksi obat terjadi ketika digunakan bersamaan dengan
obat lain, sehingga dapat mengubah cara kerja obat. Sebagai akibatnya,
obat tidak dapat bekerja dengan maksimal atau bahkan menimbulkan
racun yang membahayakan tubuh.

17
Oleh sebab itu, penting untuk mengetahui obat apa saja yang
sedang Anda konsumsi dan beri tahukan pada dokter. Jenis obat yang
dapat berinteraksi dengan asam nikotinat adalah sebagai berikut:
 Obat pengencer darah, seperti heparin dan warfarin;
 Vitamin yang mengandung niasin atau niacinamide: meningkatkan
efek samping obat.

Perhatian
Hal-hal yang harus diperhatikan selama menggunakan nicotinic
acid adalah sebagai berikut:
 Beri tahukan dokter jika Anda memiliki riwayat alergi obat atau
penyakit tertentu, terutama tekanan darah sangat rendah, riwayat
gangguan darah, diabetes, penyakit kantung empedu, glaukoma, asam
urat, penyakit jantung, hingga gangguan hati atau ginjal;
 Sampaikan pada dokter jika Anda sedang mengonsumsi obat,
suplemen, maupun herbal apa pun;
 Konsultasikan dulu dengan dokter sebelum menggunakan asam
nikotinat saat hamil atau merencanakan kehamilan, maupun sedang
menyusui;
 Hindari mengemudi atau menjalankan mesin berat setelah minum
nicotinic acid karena obat ini dapat menyebabkan pusing;
 Jika Anda mengidap diabetes, lakukan pemeriksaan gula darah secara
teratur dan pantau hasilnya. Segera konsultasikan ke dokter jika Anda
cenderung sering haus atau buang air kecil, sebab bisa jadi itu
tandanya kadar gula darah Anda sedang meningkat;
 Seimbangkan dengan pola hidup sehat seperti konsumsi makanan
sehat dan bergizi, olahraga teratur, istirahat yang cukup, dan
mengendalikan stres;
 Jangan berhenti menggunakan obat tanpa sepengetahuan dokter. Alih-
alih menyembuhkan, hal ini malah bisa memicu reaksi efek samping
dan memperparah kondisi Anda.

18
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kolesterol merupakan prekursor semua senyawa steroid lainnya di
dalam tubuh, misal kortikosteroid, asam empedu dan vitamin D. Kolesterol
disintetis di dalam tubuh dari asetil-KoA membentuk mevalonat melalui
sebuah jalur yang kompleks (Murray, 2003).
Obat-obat anti kolesterol antara lain :
1. Statin adalah golongan obat-obatan untuk mengendalikan kolesterol
dalam darah dengan menurunkan kolesterol jahat alias LDL (low-density
lipoprotein), dan menaikan kolesterol baik atau HDL (high-density
lipoprotein).
2. Inhibitor Absorpsi Kolesterol/ Ezetimibe merupakan obat penurun lipid
pertama yang menghambat ambilan kolesterol dari diet dan kolesterol
empedu tanpa mempengaruhi absorpsi nutrisi yang larut dalam lemak.
Penurunan yang terjadi terutama pada kolesterol LDL.
3. Bile acid sequestrant atau pengikat asam empedu adalah kelompok obat
yang digunakan untuk menurunkan kadar kolesterol jahat atau low-
density lipoprotein (LDL). Di Indonesia, obat ini tersedia dalam bentuk
serbuk suspensi.
4. Fibrat adalah golongan obat untuk menurunkan kadar trigliserida dan
meningkatkan kadar kolesterol baik (HDL) di dalam darah. Golongan

19
obat ini biasanya baru digunakan ketika kadar trigliserida darah sudah
sangat tinggi.
5. Nicotinic acid atau asam nikotinat adalah bentuk vitamin B3 yang
dikenal juga dengan niasin. Dalam dunia medis, jenis vitamin ini
digunakan untuk membantu menurunkan kadar lipid dalam darah,
terutama kolesterol dan trigliserida.

B. SARAN
Demikianlah pokok bahasan makalah ini yang dapat kami paparkan,
besar harapan kami makalah ini dapat bermanfaat untuk kalangan banyak.
Karena keterbatasan pengetahuan dan referensi penulis menyadari makalah
ini masih jauh dari sempurna, maka dari itu saran dan kritik yang membangun
diharapkan agar makalah ini dapat disusun menjadi lebih baik lagi di masa
yang akan datang.

20
DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/doc/314330254/Dokumen-tips-Makalah-Farmakologi-
Molekuler-Obat-Anti-Kolesterol-Golongan-Statin
https://www.alodokter.com/bile-acid-sequestrant
https://www.honestdocs.id/nicotinic-acid
https://www.klikdokter.com/info-sehat/jantung/kolesterol-tinggi-kapan-harus-
minum-obat
https://pionas.pom.go.id/ioni/bab-2-sistem-kardiovaskuler-0/210-
hipolipidemik/2104-statin

21

Anda mungkin juga menyukai