Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

AYAT-AYAT AL-QURAN TENTANG LINGKUNGAN


PENDIDIKAN
Disusun Sebagai Salah Satu Bahan Kajian Pada Mata Kuliah
Tafsir Tarbawi

Disusun Oleh : Kelompok 6


1.Endan Suhendar (201942254)
2.Muhammad Nur Kholiq (201942060)

Dosen Pembimbing : Dr.H.Asep Habib Idrus Alawi,MA.M.si.MM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)


SHALAHUDDIN AL-AYYUBI
JAKARTA

Jl. Jihad Papanggo 1, Sunter Jaya, RT.4/RW.2, Papanggo, Tj. Priok, DKI Jakarta, Daerah
Khusus Ibukota Jakarta
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Kuasa dan
Maha Menguasai apa yang ada di Langit dan apa yang ada di Bumi, Karena hanya
dengan usaha penulis beserta kehendak-Nya makalah ini dapat terselesaikan
dengan baik tanpa ada masalah. Tak lupa shalawat serta salam kita limpahkan
kepada Nabi Besar Muhammad saw sebagai penyampai wahyu dari Allah untuk
umatnya yang sesat jauh dari ridha Allah, beserta keluarganya, para sahabatnya
dan para pengikutnya hingga akhir zaman kelak.
Maksud pembuatan makalah ini adalah supaya mahasiswa mengetahui
tentang “ Lingkungan Pendidikan dan ayat-ayat tentang lingkungan pendidikan”
dan Tujuan dari dibuatnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari mata
kuliah Hadits Trbawi di Sekolah Tinggi Agama Islam Shalahuddin Al-ayyubi
(STAISA) Jakartan utara.
Penulis ucapkan terima kasih kepada Bapak dosen yang telah mendorong
dan membimbing penulis atas terselesaikannya makalah ini, mudah-mudahan
makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca serta menjadikan bahan
pertimbangan bagi bapak dosen untuk sedikit memberikan kebijakannya terhadap
penulis.
Tak lupa penulis ucapkan terima kasih juga terhadap semua pihak yang
telah membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini. Kritik dan saran yang
bersifat membangun sangat penulis butuhkan dalam memperbaiki penulisan
makalah berikutnya.

Jakarta, 24 September 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

Hal.

Kata Pengantar.................................................................................................i

Daftar Isi............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang......................................................................................1

B. Rumusan Masalah.................................................................................2

C. Tujuan Penulisan...................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Lingkungan Pendidikan......................................................3

B. Macam-macam Lingkungan Pendidikan..............................................3

C. Ayat-Ayat yang Membahas tentang Lingkungan Pendidikan..............5

D. Pengaruh Lingkungan Pendidikan........................................................10

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.........................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi
manuia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya
pribadi manusia menurut ukuran normatif. Disisi lain proses perkembangan
dan pendidikan manusia tidak hanya terjadi dan dipengaruhi oleh proses
pendidikan yang ada dalam sistem pendidikan formal (sekolah) saja. Manusia
selama hidupnya selalu akan mendapat pengaruh dari keluarga, sekolah, dan
masyarakat luas. Ketiga lingkungan itu sering disebut sebagai tripusat
pendidikan. Dengan kata lain proses perkembangan pendidikan manusia
untuk mencapai hasil yang maksimal tidak hanya tergantung tentang
bagaimana sistem pendidikan formal dijalankan. Namun juga tergantung pada
lingkungan pendidikan yang berada diluar lingkungan formal.
Lingkungan itu bermacam-macam yang satu dengan yang lain saling
pengaruh-mempengaruhi berdasarkan fungsinya masing-masing dan
kelancaran proses dan hasil pendidikan. Sedangkan pendidikan adalah upaya
yang memang secara sadar terencana yang dilakukan melalui proses untuk
mengembangkan potensi dasar secara jasmani dan rohani agar bisa
menggapai segala tujuan. Sebagaimana pendidikan umumnya, kita
mengetahui bahwa pendidikan merupakan suatu kegiatan yang universal
dalam kehidupan manusia, baik dalam lingkungan keluarga yaitu orang tua
sebagai pendidik di dalam keluarga dan guru di lingkungan sekolah.
Pengaruh serta timbal balik pendidikan di sekolah, keluarga, dan
masyarakat sangatlah penting karena itu sangat menentukan kejiwaan serta
tingkah laku anak didik dalam kehidupan sosial masyarakat. Pemahaman
peranan keluarga, sekolah dan masyarakat sebagai lingkungan pendidikan
akan sangat penting dalam upaya membantu perkembangan peserta didik
yang optimal. Utamanya pemahaman itu mengenai keterkaitan dan saling
pengaruh antar ketiganya dalam perkembangan manusia. Sebab, pada
hakikatnya peranan ketiga pusat pendidikan itu selalu secara bersama-sama
mempengaruhi manusia.

1
B. Rumusan masalah
Adapun Rumusan yang terdapat didalam makalah ini diantaranya adalah :
1. Apa pengertian dari Lingkungan Pendidikan ?
2. Bagaimana penafsiran dari ayat tentang Lingkungan Pendidikan ?
3. Apa saja pengaruh Lingkungan Pendidikan ?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dan pembahasan yang terdapat didalam makalah ini
diantaranya adalah :
1. Mengetahui tentang pengertian Lingkungan Pendidikan.
2. Mengetahui tentang penafsiran ayat-ayat tentang Lingkungan Pendidikan
3. Mengetahui tentang pengaruh Lingkungan Pendidikan

2
BAB II
PEMBAHASA
N

A. PENGERTIAN LINGKUNGAN PENDIDIKAN


Lingkungan secara umum diartikan sebagai kesatuan ruang dengan
segala benda, daya, keadaan, dan mahluk hidup, termasuk manusia dan
perilakungya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan
kesejahteraan manusia serta mehluk hidup lainnya. Lingkungan dibedakan
menjadi lingkungan alam hayati, lingkungan alam non hayati, lingkungan
buatan dan lingkungan sosial.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik
secara aktif dapat mengembangkan potensi dirinya supaya memiliki kekuatan
spritual keagamaan, emosional, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Jadi, lingkungan pendidikan dapat diartikan sebagai berbagai faktor
lingkungan yang berpengaruh terhadap praktek pendidikan. Lingkungan
pendidikan sebagai berbagai lingkungan tempat berlangsungnya proses
pendidikan, yang merupakan bagian dari lingkungan sosial.

B. MACAM – MACAM LINGKUNGAN PENDIDIKAN


1. Lingkungan Pendidikan yang baik
Berbicara lingkungan dalam konteks pendidikan maka tidak akan
terlepas dari apa yang dinamakan ki hajar dewantara dengan penamaan
tripusat pendidikan. Kihajar dewantara mengatakan bahwa pendidikan
berlangsung dalam tripusat pendidikan yaitu keluarga, sekolah dan
masyarakat. Lingkungan pendidikan adalah merupakan salah satu
komponen pendidikan yang menarik perhatian para ahli untuk
mengkajinya. ajaran-ajaran Al-Quran, banyak sekali ayat-ayat yang
berhubungan dengan lingkungan keluarga ini. Al-quran telah mewanti-
wanti agar keluarga memperhatikan pendidikan anaknya supaya anaknya
terhindar dari kelemahan baik lemah jasmani maupun rohani .
3
Dalam konteks sekarang, masjid adalah sekolah. Lingkungan
sekolah dalam kaitannya pembentukan tingkat keberhasilan anak dalam
belajar, adalah sebagai lanjutan dari pendidikan keluarga. Dalam
perspektif islam, fungsi sekolah sebagai media realisasi pendidikan
berdasarkan pemikiran, aqidah dan syariah dalam upaya penghambaan
diri terhadap Allah dan mentauhidkan manusia terhindar dari
penyimpangan fitrahnya. Artinya, perilaku anak diarahkan agar tetap
memperoleh naluri keagamaan dan tidak keluar dari bingkai-bingkai
norma-norma islam.
Demikian pula anak disekolah tidak akan lepas dari pergaulan
dengan teman sebayanya dalam zarnuzi menyarankan agar memilih teman
tidak sembarangan. Hendaknya teman itu memiliki sifat yang belajar, dan
berwatak istiqomah karena hal itu secara langsung maupu tidak langung
akan mempengaruhi. Teman yang satu akan terpengaruh dengan teman
yang lainnya. Sebagaimana diuraikan Zarnuzi dalam Syairnya:
Janganlah bertanya tentang kelakuan seseorang, tapi lihatlah siapa
temannya. Karena biasanya mengikuti temannya kalau temanmu berbudi
buruk maka menjauhlah segera. Dan bila temanmu berbudi baik maka
bertemanlah dengannya, tentu kau akan mendapat petunjuk.
a. Lingkungan Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan
utama karena manusia pertama kalinya memperoleh pendidikan di
lingkungan ini sebelum mengenal lingkungan yang lain. Selain itu
manusia mengalami proses pendidikan sejak lahir bahkan sejak dalam
kandungan. Pendidikan keluarga dapat dibagi menjadi dua yaitu:
1) Pendidikan Prenatal (pendidikan dalam kandungan)
2) Pendidikan Postnatal (pendidikan setelah lahir)

b. Lingkungan Sekolah
Karena perkembangan peradaban manusia, orang tidak mampu
lagi untuk mendidik anaknya. Pada masyarakat yang semakin
komplek, anak perlu persiapan khusus untuk mencapai masa dewasa.
Persiapan ini perlu waktu, tempat dan proses yang khusus. Dengan
demikian orang perlu lembaga tertentu untuk menggantikan sebagian

4
fungsinya sebagai pendidik. Lembaga ini disebut sekolah.
2. Lingkungan Pendidikan yang buruk
Seperti halnya dengan adanya banyak grup-grup pada akhir-akhir
ini, yang gerak tingkah lakunya sebagian besar lebih mendekati dengan
“gang-gang” di luar negeri. Sedang yang dimaksud dengan pengaruh yang
bersifat negatif ialah, segala macam pengaruh yang menuju kepada hal-
hal yang tidak baik dan merugikan baik, tidak baik dan merugikan bagi
pendidikan dan perkembangan anak sendiri
Pengaruh yang bersifat negatif ini tidak terhitung banyaknya di
dalam masyarakat. Dan anehnya, pengaruh yang negatif ini sangat mudah
diterima oleh anak , dan sangat kuat meresap di hati anak. Anak yang
tadinya baik di rumah, setelah mendapat pengaruh dari temannya,
akhirnya bisa menjadi anak berandalan. Oleh karena itu menjadi tugas
dari orang tua untuk selalu mengadakan pengawasan terhadap putra-
putrinya. Orang tua harus tahu dan mengawasi selalu, dengan siapa
anaknya itu bercampur gaul. Bukan maksudnya di sini untuk membeda-
bedakan kawan, tetapi justru untuk menjaga, agar si anak tidak terlanjur
memperoleh pengaruh-pengaruh yang tidak menginginkan.

C. AYAT YANG MEMBAHAS TENTANG LINGKUNGAN PENDIDIKAN


YANG BAIK DAN BURUK
1. Surat Al-Imran ayat 110

ِ ‫َّاس تَ ْأمرو َن بِ الْمعر‬ ِ ْ ‫ُكنتم َخي ر َُّأم ٍة ُأ ْخ ِرج‬


‫وف َوَت ْن َه ْو َن َع ِن‬ ُْ َ ُ ُ ِ ‫ت للن‬ َ َ ْ ُْ
‫اب لَ َك ا َن َخ ْي راً لَّ ُهم‬ ِ ‫الْمن َك ِر وتُْؤ ِمنُ و َن بِاللّ ِه ولَ و آمن َْأه ل ال‬
ِ َ‫ْكت‬
ُ ََ ْ َ َ ُ
﴾١١٠ ‫اس ُقو َن ﴿ ٰال عمران‬ ِ ‫ِّم ْنهم الْمْؤ ِمنُو َن وَأ ْك َثرهم الْ َف‬
ُُُ َ ُ ُُ
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia,
menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan
beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih
baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan
mereka adalah orang-orang yang fasik”( Q.S Al-Imran ayat 110 )
Allah Ta’ala memberitahukan ihwal umat ini bahwa meraka adalah

5
umat terbaik. Allah beriman, “Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan
bagi manusia.” Al-bukhari meriwyatkan dari Abu Hurairah sehubungan
dengan dengan ayat, “Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan bagi
manusia,” dia berkata, “kamu adalah sebaik-baik manusia atas manusia
lainnya. Dahulu kamu datang kepada mereka, sedang lehermu masih
dibelenggu, sebelum kamu masuk islam.” Demikian pula menurut riwayat
Ibnu Abbas dan sejumlah tabi’in. adapun maksud ayat ini adalah umat
yang paling baik dan paling berguna bagi umat lainnya. Oleh karena itu,
Allah berfirman, “Kamu menyuruh kepada yang makruf, melarang dari
yang mungkar, dan beriman kepada Allah “Imam Ahmad meriwayatkan
dari Durrah Binti Abu Lahab, dia berkata,”Seseorang bangkit dan menuju
Nabi SAW. Ketika beliau berada dalam mimbar, lalu bertanya, ”Ya
Rasulullah, siapakah manusia yang paling baik? Beliau bersabda, Manusia
yang paling baik ialah yang paling tenang, paling bertakwa, paling giat
menyuruh epad yang makruf, paling gencar melarang kemungkaran, dan
paling rajin bersilaturrahmi.” Ayat diatas mencakup seluruh umat pada
setiap abad. Sebaik-baiknya era manusia ialah era manusia pada saat Nabi SAW.
Diutus, kemudian era generasi sesudahnya. Sebagaimana Allah berfirman dalam
ayat lain,”Demikianlah, kamu telah menjadikan kamu menjadi umat pilihan agar
kamu menjadi para saksi bagi umat manusia
2. 2. Surat Al-Israa’ ayat 16-17

ْ ُ‫ك قَرْ يَةً َأ َمرْ نَا ُم ْت َرفِيهَا فَفَ َسق‬


َّ ‫وا ِفيهَا فَ َح‬
‫ق‬ َ ِ‫ َأ َر ْدنَا َأن ُّن ْهل‬b‫َوِإ َذا‬
﴾١٦ :‫االسراء‬ ۤ ﴿ ً‫َعلَ ْيهَا ْالقَ ْو ُل فَ َد َّمرْ نَاهَا تَ ْد ِميرا‬
3.

“Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami


perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya
mentaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu,
maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan
Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya.”( Q.S
Al-Israa’ ayat 16-17 )
Maksud ayat, maka kami menyuruh mereka berbuat ketaatan, lalu
mereka melakukan keburukan sehingga mereka pun berhak mendapat
siksa. Penafsiran demikian diriwayatkan oleh Ibnu Juraij dari Ibnu Abbas.
Bila pengantar negeri itu berfoya-foya , maka ini mengantar mereka
melupakan tugas-tugasnya serta mengabaikan hak-hak orang kebanyakan,
6
lagi membiarkan hidup miskin. Hal tersebut mengundang kecemburuan
sosial, sehingga merenggangkan hubungan masyarakat dan mengakibatkan
timbulnya perselisihan dan pertikaian yang melemahkan sendi-sendi
bangunan masyarakat, dan yang pada gilirannya meruntuhkan sistem yang
diterapkan oleh penguasa-penguasa tersebut. Ketika itulah runtuh dan
hancur masyarakat atau negeri tersebut. Ayat ini merupakan salah satu
hukum kemasyarakatan yang ditetapkan Al-Quran dan berlaku bagi
masyarakat apapun, serta dimana dan kapan pun, yakni apabila telah
banyak orang-orang mutraf, tanpa ada yang meluruskan kebejatan mereka,
sehingga kebejatan merajalela dalam suatu masyarakat, maka ajal
masyarakat itu segera akan tiba
3. QS. AL-Israa’ Ayat 17

ِ ‫وح ۗ َو َكفَ ٰى ِب َرب َِّك بِ ُذنُو‬


‫ب‬ ِ ‫َو َك ْم َأ ْهلَ ْكنَا ِم َن ْالقُر‬
ٍ ُ‫ُون ِم ْن بَ ْع ِد ن‬
ِ َ‫ِعبَا ِد ِه َخبِيرًا ب‬
‫صيرًا‬
(:١٧ ‫االسراء‬ ۤ )
“Dan berapa banyaknya kaum sesudah Nuh telah Kami binasakan. Dan cukuplah
Tuhanmu Maha Mengetahui lagi Maha Melihat dosa hamba- hamba-Nya. “(QS.
AL-Israa’ Ayat 17 )

Allah Ta’ala berfirman guna memperingatkan kaum kafir Quraisy


yang mendustakan rasul mereka, yaitu Muhammad SAW. Bahwa Allah
benar-benar telah membinasakan sejumlah umat yang mendustakan Rasul
setelah Nuh. Hal ini menunjukkan bahwa generasi-generasi yang antara
Adam dan Nuh memegang Islam, sebagaimana dikemukakan oleh Ibnu
Abbas. Maksud ayat: Kamu, wahai orang-orang yang mendustakan, tidak
lebih mulia disisi Allah daripada mereka. Sesungguhnya kamu telah
mendustakan rasul-rasul yang paling mulia dan makhluk paling tinggi.
Jadi, menyiksamu itu lebih tepat dan lebih mengena.
Firman Allah Ta’ala, “Dan cukuplah Tuhanmu Maha Mengetahui
lagi Maha Melihat dosa hamba-hamba-Nya.
Setelah ayat yang lalu mengisyaratkan tentang siksa yang dapat
menimpa para pendurhaka, ayat ini menjelaskan salah satu sunnatullah
yang berlaku untuk jatuhnya siksa tersebut. Ayat ini menyatakan: Dan
jika kami berhak membinasakan suatu negeri yang durhaka, sesuai dengan
7
ketetapan dan kebijakan kami, maka kami perintahkan orang-orang yang
hidup mewah didalamnya, yakni di negeri itu, supaya menaati Allah dan
Rasul-Nya, tetapi mereka enggan lalu mereka melakukan kedurhakaan,
yakni penganiayaan dan perusakan di dalamnya, yakni di negeri itu, maka
sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan, yakni ketentuan kami,
maka kami menghancurkannya, yakni penduduk negeri itu dan atau
bersama negeri itu, sehancur-hancurnya sehingga mereka tidak bangkit
lagi sebagai satu orde atau sistem kemasyarakatan. Dan, atas dasar itu
berapa banyak generasi sesudah kebinasaan kaum Nuh telah kami
binasakan disebabkan oleh hal tersebut. Memang, boleh jadi ada yang
ditangguhkan pembasannya, tetapi itu bukan berarti mereka tidak akan
dituntut dan disiksa. Karena itu, serahkanlah segala urusan kepada
Allah. Dan cukuplah Tuhanmupemelihara dan pelimpah aneka kebajikan
kepadamu yang Maha Mengetahui lagi Maha Melihat dosa hamba-
hamba-Nya dan, dengan demikian, segala sesuatu akan dituntut
pertanggung jawabannya dan Allah akan membalas mereka sesuai dengan
amal perbuatan masing-masing.

Firman-Nya: ) َ ِ‫ ( َوِإذَا ََأر ْدنَا َأن ُّن ْهل‬waidza


ً‫ك َق ْريَة‬ aradna an

nuhlika qaryatan/ dan jika hendak membinasakan suatu negeri dapat


member kesan bahwa kehendak-Nya itu mendahului kedurhakaan mereka,
dan karena kehendak-Nya itulah Allah memerintahkan orang-orang yang
hidup mewah dinegeri itu, lalu mereka melakukan kedurhakaan. Hal ini
tentu saja tidak dapat dipahami demikian. Mahasuci Allah dari kehendak
buruk terhadap seseorang apalagi suatu kaum. Atas dasar itu sementara
ulama menyisipkan kalimat pada susunan redaksi ayat ini seperti yang
diatas. Ada juga yang berpendapat bahwa dalam susunan redaksi ayat
diatas terdapat bagian yang didahulukan yang tempatnya dibelakang,
demikian pula sebaliknya, atau apa yang dikenal dengan istilah Taqdim wa
Takhir. Thahir Ibn Asyur menganut pendapat ini. Susunannya jika
tanpa Taqdim wa Takhiritu lebih kurang berbunyi: Dan kami bukanlah
penyiksa-penyiksa sebelum kami mengutus seorang rasul (ayat 15) dan
memerintahkan orang-orang yang hidup mewah di negeri itu untuk

8
mengikuti tuntunan rasuk lalu mereka melakukan kedurhakaan sehingga
sudah sepantasnya berlaku terhadapnya ketentuan kami, maka kami
menghancurkannya sehancur-hancurnya jika kami kehendaki. Dengan
demikian, firman-Nya pada awal ayat ini yang menyatakan dan jika kami
hendak membinasakan suatu negeri adalah syarat bagi jatuhnya ketentuan
Allah membinasakan satu negeri itu. Memang, apa yang terjadi haruslah
atas kehendak Allah SWT, dan kehendak-Nya itu bukanlah kesewenang-
wenangan, dan bukannya terjadi tanpa sistem yang ditetapkan dan
disampaikan pokok-pokok-Nya terlebih dahulu.
Anda boleh bertanya mengapa susunan redaksi ayat ini berbunyi
demikian? Thahir Ibn Asyur menjawab bahwa hal tersebut agaknya
disebabkan ayat ini bertujuan, disamping menyampaikan hakikat diatas,
juga sebagai sindiran ancamanbagi kaum musyrikin Mekkah, bahwa
mereka terancam mengalami apa yang mereka alami oleh umat-umat yang
lalu.

4. Surat Huud ayat 100-101

ِ ‫ك ِم ْن َها قَآِئم وح‬


‫صي ٌد‬ ُّ ‫ك ِم ْن َأنبَاء الْ ُق َرى َن ُق‬
َ ‫صهُ َعلَْي‬ َ ِ‫ذَل‬
ٌََ
﴾١٠٠ :‫﴿سورة هود‬
dan berita-berita negeri (yang telah dibinasakan) yang Kami ceritakan
kepadamu (Muhammad); di antara negeri-negeri itu ada yang masih
kedapatan bekas-bekasnya dan ada (pula) yang telah musnah”( Q.S Huud
ayat 100 )

‫ت َع ْن ُه ْم آلِ َه ُت ُه ُم الَّتِي يَ ْدعُو َن‬


ْ َ‫س ُه ْم فَ َما َأ ْغن‬ ِ
َ ‫اه ْم َولَـكن ظَلَ ُمواْ َأن ُف‬ُ َ‫َو َما ظَلَ ْمن‬
ٍ ِ‫وه ْم غَْي َر َت ْتب‬
‫يب‬ ُ ‫اد‬ ُ ‫ك َو َما َز‬ َ ِّ‫ون اللّ ِه ِمن َش ْي ٍء لِّ َّما َجاء َْأم ُر َرب‬
ِ ‫ِمن ُد‬
﴾ ١٠١ :‫﴿ سورة هود‬

Dan Kami tidaklah menganiaya mereka tetapi merekalah yang


menganiaya diri mereka sendiri, karena itu tiadalah bermanfaat
sedikitpun kepada mereka sembahan-sembahan yang mereka seru selain
9
Allah, di waktu azab Tuhanmu datang. Dan sembahan-sembahan itu
tidaklah menambah kepada mereka kecuali kebinasaan belaka ”.( Q.S
Huud ayat 101 )

Ini adalah penutup kisah-kisah para Rasul dan kaum mereka yang
diuraikan oleh surah ini, sekaligus pengantar bagi kelompok uraian baru
tentang hari kemudian.
Sungguh kandungan berita-berita yang lalu serta susunan redaksinya
yang demikian mempesona menjadikan ia wajar ditunjuk oleh ayat ini
dengan isyarat jauh yakni “itu”. Selengkapnya ayat ini menyatakan: itulah
yang sungguh tinggi nilainya sebagian dari berita-berita penting negeri-
negeri yang telah kami binasakan yang kami sedang ceritakan kepadamu,
wahai Muhammad, agar engkau menyampaikannya kepada umatmu
kiranya mereka mengambil pelajaran. Diantara negeri-negeri itu ada yang
masih tertinggal peninggalan- peninggalannya, seperti tanaman yang
berdiri tegak dan ada pula, yakni sebagian lainnya, telah musnah, hilang.

D. PENGARUH LINGKUNGAN PENDIDIKAN


1. Pengaruh positif, yaitu lingkungan yang memberikan dorongan atau
memberikan motivasi dan rangsangan kepada anak untuk menerima,
memahami, meyakini serta mengamalkan ajaran Islam.
2. Pengaruh negatif, yaitu lingkungan yang menghalangi atau kurang
menunjang kepada anak untuk menerima, memahami, meyakini, dan
mengamalkan ajaran Islam.
3. Pengaruh netral, yaitu lingkungan yang memberikan dorongan untuk
meyakini atau mengamalkan agama, demikian pula tidak menghalangi
anak-anak untuk meyakini dan mengamalkan ajaran Islam.

10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Dari paparan makalah diatas dapat disimpulkan bahwa


1. Lingkungan pendidikan adalah merupakan salah satu komponen
pendidikan yang menarik perhatian para ahli untuk mengkajinya.
2. lingkungan pendidikan Islam merupakan suatu lingkungan yang di
dalamnya terdapat ciri-ciri keislaman yang memungkinkan
terselenggaranya pendidikan Islam dengan baik
Ada 3 lingkungan pendidikan yaitu:
1. Lingkungan keluarga
2. Lingkungan sekolah
3. Lingkungan masyarakat
Adapun menurut Al-quran tentang lingkungan pendidikan diantaranya
terdapat didalam surat :
1. Surat Al-Imran ayat 110
2. Surat Al-Israa’ ayat 16-17
3. QS. AL-Israa’ Ayat 17
4. Surat Huud ayat 100-101
Dan Lingkungan pendidikan mempunyai 3 pengaruh yang diantaranya
adalah:
1. Pengaruh Positif
2. Pengaruh Negatif
3. Pengaruh Netral

11
DAFTAR PUSTAKA

Nata, Abuddin. 2010. Tafsir Ayat-ayat Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers

Yusuf, Muhammad Ahmad. 2010. Ensiklopedia Tematis Al-Quran dan hadits, Cet
1. Jakarta: Widya cahya
Macam-macam Lingkungan Pendidikan. Pdf
https://nexuskomp.wordpress.com/pengertian-lingkungan-pendidikan/
http://www.pengertianahli.com/ayat-ayat-lingkungan-pendidikan..html

https://noerdiandana.wordpress.com/lingkungan-pendidikan/

12

Anda mungkin juga menyukai