Anda di halaman 1dari 8

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENCERITAKAN KEMBALI ISI TEKS

BIOGRAFI MENGGUNAKAN MEDIA WAYANG

Wiwin Yulianti, Christanto Syam, Sisilya Saman.


Program Studi Magister Pendidikan Bahasa Indonesia FKIP Untan Pontianak
Email: wiwin.jonruby@Gmail.com

Abstract
The purpose of this research was to find out”Wayang Kardus” as teaching media
hekp X TKJ students of SMKn! Rasau Jaya in academic year 2017/2018 improve their
speaking ability, especially retelling a biography text. This research implemented
classroom action reseach in which the intruments used were test, IPKG 1,IPKG 2,
students activity guidelines and dokumentation. This classroom action research was
conducted in three cycles. In cycle 1, the data revealed 3 student got very least active,
22 least active, 3 active enough,, and 7 active. The students everage score both
linguistics 6,4% and nonlinguistic 6,35%, final score was 65,42%. Based on the IPKG
1 and IPKG 2, the teacher got 48 in activity assessments, categirized as good
enough.in cycle II, 13 students got active enough, 16 active and 6 very active. Students
linguistic aspect has improved to 7,91% and nonlinguistic aspect was 7,80%. The
students rate was 74,28%. Teacher assessments based on the IPKG 1 guidelines have
improved to 64 and IPKG 2 was 65, categirized as good, Cycle III revealed a better
improvement. There were 13 students were active enough, 13 active and 19 got very
avtive. From the aspect of lingustich, the score was 8,54% and from the aspect of
nonlinguistich was 8,44%.

Key words: Media, Speaking, Wayang Kardus,

PENDAHULUAN Indonesia kurikulum 2013 revisi 2016 pada


keterampilan berbicara, khususnya kompetensi
Berbicara adalah salah satu alat Dasar (KD) pengetahuan tentang 3.14 Menilai
komunikasi penting untuk dapat menyatakan hal-hal yang dapat diteladani dari teks biografi,
diri sebagai anggota masyarakat. Dengan kata dengan indikator 3.14.1 Mengidentifikasi
lain, untuk menghubungkan sesama anggota peristiwa (antara lain : perjalanan pendidikan,
masyarakat diperlukan komunikasi. Berbicara karier, perjuangan) dalam biografi tokoh yang
dimanfaatkan sebagai alat komunikasi dengan diteladani dan 3.14.2 Menggali hal yang dapat
sesama atau lingkungan. Dalam kaitannya diteladani dari teks biografi. Serta Kompetensi
dengan fungsi bahasa, berbicara digunakan Dasar (KD) keterampilan tentang 4.14
sebagai sarana untuk memperoleh Mengungkapkan kembali hal-hal yang dapat
pengetahuan, mempelajari dan mengontrol diteladani dari tokoh yang terdapat dalam teks
lingkungan. Sebaliknya, pada saat lingkungan biografi yang dibaca secara tertulis, dengan
mempengaruhi terhadap seseorang lewat indikator 4.14.3 Menceritakan kembali hal-
bahasa. hal yang dapat diteladani dari peristiwa yang
tertuang dalam teks biografi. Di kelas X TKJ
Pembelajaran berbicara di sekolah secara SMK Negeri 1 Rasau Jaya nilai keterampilan
idealnya sudah dilaksanakan dengan baik. berbicara nya masih rendah Rendahnya nilai
Namun kenyataannya, pembelajaran bahasa berbicara pada siswa kelas X TKJ SMK Negeri

1
1 Rasau Jaya ini disebabkan oleh faktor menggunakan media wayang kardus pada
kebahasaan dan nonkebahasaan. Faktor siswa kelas X TKJ SMK Negeri 1 Rasau Jaya
kebahasaan, siswa mengalami kesulitaan , tahun pelajaran 2017/2018. Ketiga bagaimana
yaitu: (1) pengucapan, (2) nada dan irama, (3) hasil pembelajaran menceritakan kembali isi
pilihan kata, dan (4) ketepatan sasaran teks biografi siswa kelas X TKJ SMK Negeri
pembicaran. Kendala faktor nonkebahasaan 1 Rasau Jaya tahun pelajaran 2017/2018
meliputi : (1) keberanian, (2) kelancaran, (3) menggunakan media wayang kardus.
volume suara, (4) Penguasaan topik. Selain
faktor kebahasaan dan nonkebahasaan, Berdasarkan kenyataan tersebut,
rendahnya nilai keterampilan berbicara siswa diperlukan suatu cara untuk mengatasi
disebabkan oleh: (1) teknik-teknik yang masalah yang muncul dalam pembelajaran
dipakai dalam pembelajaran berbicara kurang berbicara. Adapun cara yang akan dilakukan
efektif atau konvensional; (2) penggunaan penulis bersama guru mata pelajaran bahasa
media pembelajaran yang kurang menarik bagi Indonesia kelas X TKJ SMK Negeri 1 Rasau
siswa; (3) guru beranggapan kelas yang tenang Jaya untuk memecahkan masalah tersebut
adalah kelas yang ideal dalam pembelajaran. yaitu dengan menggunakan media. wayang.
Media wayang ini terbuat dari bahan kardus
Selaku guru Bahasa Indonesia SMK bekas, sehingga disebut dengan media
Negeri 1 Rasau Jaya, menjadi pertanyaan wayang kardus.
bagi peneliti, mengapa rendahnya
keterampilan berbicara dapat terjadi, faktor Media adalah perantara atau pesan dari
apakah yang menyebabkan hal itu terjadi, dan pengirim kepada penerima pesan. Gerlach &
bagaimana pemecahannya? Berikut ini Ely (dalam Arsyad,2011:3) mengatakan
identifikasi secara jelas mengenai masalah bahwa media apabila dipahami secara garis
dari faktor nonkebahasaan. besar adalah manusia, materi, atau kejadian
yang membangun kondisi yang membuat
Rendahnyaketerampilan yang dimiliki siswa mampu memperoleh pengetahuan,
siswa ini, di buktikan dengan melihat hasil keterampilan, dan sikap. Dalam pengertian ini
pembelajaran berbicara yaitu 30 siswa dari guru, buku teks, dan lingkungan sekolah
35 siswa di kelas X TKJ yang tidak merupakan media. Secara lebih khusus media,
mencapai KKM atau 83,3 % tidak tuntas dan pengertian media dalam proses belajar
5 siswa dari 35 siswa yang mencapai KKM mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat
atau 16,7% siswa yang tuntas. Kenyataan itu grafis, photografis, atau elektronis untuk
tentu saja harus diperbaiki, jika menginginkan menangkap, memproses, dan menyusun
peningkatan, maka harus ada perubahan kembali informasi visual atau verbal.
dalam proses belajar mengajar. Karena, dalam
kegiatan belajar mengajar selalu terjadi Apabila media itu membawa pesan-pesan
interaksi antara guru, siswa dan media atau informasi yang bertujuan instruksional
pengajaran yang digunakan. Berdasarkan atau mengandung maksud-maksud pengajaran
masalah tersebut muncul pertanyaan maka media itu disebut media pengajaran.
sederhana yang menjadi dasar awal keingin Gagne dan Briggs (dalam Arsyad,2011:4)
tahuan terhadap keterampilan menceritakan secara implisit mengatakan bahwa media
kembali isi teks biografi menggunakan pembelajaran meliputi alat yang secara fisik
media wayang kardus. Pertama, bagaimana digunakan untuk menyampaikan isi materi
perencanaan pembelajaran keterampilan pengajaran, yang terdiri dari antara lain buku,
menceritakan kembali isi teks biografi tape recorder, kaset, video camera, video
menggunakan media wayang kardus pada recorder, film, slide (gambar bingkai), foto
siswa kelas X TKJ SMK Negeri 1 Rasau Jaya gambar, grafik, televisi, dan komputer.
tahun pelajaran2017/2018?Kedua bagaimana Dengan kata lain, media adalah komponen
pelaksanaan pembelajaran keterampilan sumber belajar atau wahana fisik yang
menceritakan kembali isi teks biografi mengandung materi instruksional di

2
lingkungan siswa yang dapat merangsang Untuk mengoptimalkan pembelajaran,
siswa untuk belajar. guru diharapkan mampu memilih media yang
dapat diintergrasikan dalam kegiatan
Media merupakan satu diantara pembelajaran. Pembelajaran dengan
komponen yang memegang peranan penting mengintergrasikan media dianggap lebih
dalam keberhasilan pembelajaran. Guru efektif dibandingkan tanpa menggunakan
menggunakan media pembelajaran sebagai media. Namun, berdasarkan hasil pengamatan
alat bantu dalam menyajikan materi sehingga dan pengalaman penulis (guru bahasa
dapat memperjelas pemahaman siswa Indonesia SMK Neegeri 1 Rasau Jaya).
terhadap materi yang dipelajari. Alat bantu Penulis masih sulit menyesuaikan media
tersebut berupa alat peragaan yang berbentuk pembelajaran yang tepat dengan materi yang
gambar hidup, model, atau lainnya. Penelitian diajarkan. Misalnya, pada pembelajaran
ini untuk mengatasi penggunaan media yang berbicara, siswa hanya ditugaskan untuk
tidak inovatif dan mutakhir sehingga melihat informasi yang disampaikan oleh guru
menyebabkan siswa kurang tertarik akan atau siswa lain, tanpa menggunakan media
materi yang disampaikan. apapun. Akibatnya siswa menjadi jenuh
karena guru tidak memberikan inovasi
Penggunaan media dalam pembelajaran pembelajaran yang menarik dan
sangat penting. Selain memudahkan guru menyenangkan.
dalam menyampaikan materi, media juga
dapat menambah semangat siswa dalam Media wayang kardus adalah media
mengikuti pembelajaran. Oleh sebab itu, wayang yang dibuat dari kardus. Bentuk
penggunaan media dalam pembelajaran wayang kardus ini sama dengan wayang kulit.
memberikan peran besar dalam mencapai Media ini berupa gambar orang yang di buat
tujuan pembelajaran yang telah tertulis dalam di atas kardus berdasarkan krativitas dan
dalam silabus. Pernyataan ini sejalan dengan imajinasi siswa. Media wayang kardus ini
pendapat Tessa Jolls dan Denise (dalam penulis pilih karena penulis dan guru bidang
Hamidulloh, 2017: 56) “ Before teacher can studi bahasa Indonesia kelas X TKJ tidak
teach subject such as media literacy and art, pernah menggunakan media tersebut dalam
they must First develop knowledge pembelajaran keterampilan berbicara di SMK
understanding and skills. Profesional Negeri 1 Rasau Jaya. Wayang kardus ini
development and consistent practice are murah, mudah di dapat dan di buat oleh siswa.
necessary for teacher to be confindent and Siswa dapat memanfaatkan kardus bekas, jadi
successful”. Pernyataan tersebut di atas , tidak harus membeli. Siswa hany Kurikulum
menegaskan bahwa sebelum guru mengajar 2013 untuk mata pelajaran bahasa Indonesia
tentang media, terlebih dahulu para guru menggunakan teks sebagai media
haruslah dapat mengembangkan pemahaman pembelajaran. Sesuai Perdirjen Dikdasmen
pengetahuan dan keterampilan. Nomor 464/D.D5 /KEP/KR/2018 tentang
Pengembangan keprofesionalan dan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Mata
keyakinan untuk berlatih sangat dibutuhkan Pelajaran SMK-Mak. Pada jenjang SMK
agar lebih percaya diri dan sukses dalam mata pelajaran bahasa Indonesia kelas X
mencapai tujuan pembelajaran. terdapat 8 jenis teks, yaitu (1) teks laporan
hasil observasi, (2) teks eksposisi, (3) teks
Pernyataan tersebut di atas , menegaskan anekdot, (4) teks cerita rakyat, (5) teks
bahwa sebelum guru mengajar tentang media, negosiasi, (6) teks debat, (7) teks biografi, (8)
terlebih dahulu para guru haruslah dapat teks puisi, Oleh karena itu, penelitian ini
mengembangkan pemahaman pengetahuan terfokus pada meteri teks biografi. Diharapkan
dan keterampilan. Pengembangan siswa dapat menceritakan kembali butir-butir
keprofesionalan dan keyakinan untuk berlatih penting yang dapat diteladani dari tokoh
sangat dibutuhkan agar lebih percaya diri dan terkemuka di Indonesia. Dengan menceritakan
sukses dalam mencapai tujuan pembelajaran. kembali, berarti siswa mampu menciptakan

3
teks dalam membangun komunikasi mengenai upaya peningkatan keterampilan
memerlukan bambu atau lidi kelapa, benang. berbicara menceritakan kembali isi teks
Kardus, karter, gunting, serta pewarna (spidol biografi. Bentuk penelitian ini adalah
atau krayon). Semua alat dan bahan penelitian tindakan kelas (PTK). Karena,
pembuatan wayang kardus ini bisa kita penelitian ini dilakukan di dalam kelas dan
temukan di kecamatan Rasau Jaya. lebih difokuskan pada masalah-masalah yang
terjadi di kelas atau pada proses belajar
Wayang kardus merupakan media yang mengajar. Pada penelitian ini, peneliti
paling efektif untuk pembelajaran karena melakukan suatu tindakan mengamati dan
dapat mengembangkan keterampilan berbicara melakukan perencanaan untuk memecahkan
siswa. Penggunaan media wayang kardus masalah pembelajaran keterampilan
dimaksudkan untuk memotivasi siswa berpikir menceritakan kembali isi teks biografi. Subjek
kreatif. Dalam hal ini, siswa dilatih penelitian yaitu siswa kelas X TKJ berjumlah
mengorganisasikan ide-ide yang dituangkan 35 orang, terdiri dari 15 laki – laki dan 20
secara bebas dengan kata-kata sendiri untuk perempuan. Data penelitian ini diperoleh dari
menjadi bahan berbicara saat men ceritakan tiga sumber data. Sumber data pertama
kembali isi teks yang dibaca sehingga menjadi diperoleh pada tahap perencanaan, sumber
lebih menarik. Selain itu, penggunaan wayang data pertama adalah Rencana Pelaksanaan
kardus sebagai media pembelajaran juga dapat Pembelajaran (RPP). Sumber data kedua
meningkatkan apresiasi generasi muda agar diperoleh pada tahap pelaksanan
terus berkembang dan mencintai budaya pembelajaran, sumber data kedua adalah guru
Indonesia khususnya pewayangan. wayang bahasa Indonesia dan siswa kelas X TKJ
tidak hanya miliki generasi tua tetapi dapat SMK Negeri 1 Rasau Jaya. Sumber data
dikembangkan serta dimodifikasi oleh ketiga diperoleh dari hasil pembelajaran yaitu
generasi muda sehingga mempunyai daya tes.
tarik seni tersendiri dan digemari semua
generasi. Pemanfaatan kardus dalam HASIL DAN PEMBAHASAN
pembuatan wayang juga dapat meningkatan 1. Perencanaan
kratifitas siswa dalam memanfaatkan barang Perencanaan siklus I dilaksanakan pada
bekas dan menciptakan lingkungan yang sehat hari Selasa tanggal 13 Maret 2018, peneliti
dan bersih. Langkah-langkah penggunaan dan guru berdiskusi tentang penyusunan
media wayang kardus yaitu: rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP),
pedoman observasi IPKG I dan dan IPKG 2,
1. Guru meminta siswa untuk membentuk Pedoman aktivitas siswa. Serta merencanakan
kelompok kerja yang terdiri dari 5 pedoman penilaian yang digunakan saat
orang pembelajaran menceritakan kembali isi teks
2. Guru membagikan teks biografi tokoh biografi tokoh di Indonesia.
terkenal di Indonesia Perencanaan pembelajaran siklus II
3. Siswa membaca teks biografi tokoh dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 10
terkenal di Indonesia, kemudian April 2018. Pada perencanaan siklus II ini,
4. Siswa mengubah teks biografi dalam peneliti bersama guru kolaborator
bentuk dialog. merencanakan perbaikan dan peningkatan
5. Siswa bersama kelompoknya aktivitas siswa dari aspek kebahasaaan dan
menceritakan kembali isi teks biografi nonkebahasaan, dengan berpedoman pada
dengan menggunakan media wayang hasil observasi siklus I. Adapun yang harus
kardus. ditingkatkan dari proses perencanaan yaitu:
pengorganisasian bahan pembelajaran,
METODE PENELITIAN pengelolaan kelas dan penggunaan media
Metode yang digunakan dalam penelitian pembelajaran. Pada proses pelaksanaan harus
ini adalah metode deskriptif. Karena, metode ditingkatkan pada bagian prapembelajaran
ini digunakan untuk memberi gambaran

4
yaitu memotivasi siswa dan menyampaikan Pelaksanaan siklus III pada hari Kamis
tujuan pembelajaran. Saat kegiatan inti tanggal 19 April 2018. Pada siklus III siswa
pembelajaran yaitu materi harus dikaitakan kembali mengalami peningkatan dari 22
dengan realita kehidupaan saat ini, serta harus menjadi 29 siswa. Keterampilan menceritakan
berlatih menggunakan media wayang kardus. kembali isi teks biografi menggunakan media
Dibagian penutup harus melakukan refleksi wayang kardus. Hal ini berpedoman pada
dengan melibatkan siswa. penilaian sikap aktivitas siswa , faktor
Perencanaan siklus III dilaksanakan pada kebahasaan dan nonkebahasaan serta hasil
hari selasa tanggal 17 April 2018 peneliti penilaian akhir siswa selama proses
bersama guru kolaborator merencanakan pembelajaran. Berdasarkan pedoman
penyempurnaan siklus II dengan tujuan observasi aktivitas guru pada siklus III
mendapatkan perubahan hasil yang lebih baik mengalami peningkatan pelaksanaan
dalam upaya peningkatan pembelajaran pembelajaran keterampilan menceritakan
keterampilan berbicara, baik siswa maupun kembali isi teks biografi menggunakan media
guru dengan berpedoman pada hasil wayang kardus
pengamatan siklus II. Adapun yang harus 3. Hasil.
ditingkatkan kembali adalah proses Hasil pelaksanaan pembelajaran siklus I
pelaksanaan kegitan guru dan aktivitas siswa berdasarkan hasil penelitian dengan kriteria
selama pembelajaran menggunakan media ketuntasan minimal (KKM)75. Penilaian
wayang kardus. aktivitas sikap siswa 3 orang sangat kurang
2. Pelaksanaan aktif , 22 kurang aktif, 3 cukup aktif, dan 7
Pelaksanaan siklus I pada hari Kamis siswa aktif saat mengikuti pembelajaran
tanggal 15 Maret 2018. Berdasarkan berbicara menceritakan kembali isi teks
pengamatan yang tertuang dalam pedoman biografi dengan media wayang kardus.
penilaian aktivitas siswa, faktor kebahasaan Berdasarkan penilaian faktor kebahasaan nilai
dan nonkebahasaan serta hasil penilaian akhir rata-rata siswa siklus I yaitu 6,40% dan faktor
(tes tertulis) siswa selama proses nonkebahasaan 6,35%. Nilai rata-rata
pembelajaran mengalami peningkatan namun ketuntasan diakhir pembelajaran 65,42%
masih di bawah kriteria ketuntasan yaitu 75. mengalami peningkatan sebelum mendapat
Guru pada siklus I sudah melaksanakan pembelajaran menggunakan media wayang
perencanaan dan proses pembelajaran kardus rata-rata nilai siswa 57,05%. Aktivitas
terangkum dalam lembar IPKG 1 dan IPKG 2. guru berdasarkan pedoman IPKG 1 rata-rata
Pelaksanaan siklus II pada hari Kamis 48 dan IPKG 2 rata-rata 48 dengan predikat
tanggal 12 April 2018. Pada siklus II siswa nilai cukup baik.
telah mengalami peningkatan dari 10 menjadi Hasil pelaksanaan pembe-lajaran siklus II
22 siswa yang tuntas keterampilan mengalami peningkatan berdasarkan pedoman
menceritakan kembali isi teks biografi observasi kriteria ketuntasan minimal (KKM)
menggunakan media wayang kardus. Hal ini, 75. Penilaian aktivitas sikap siswa 13 orang
berdasarkan hasil pengamatan aktivitas siswa, cukup aktif, 16 aktif, dan 6 siswa sangat aktif
hasil tes faktor kebahasaan dan saat mengikuti pembelajaran berbicara
nonkebahasaan, serta hasil penilaian akhir menceritakan kembali isi teks biografi dengan
siswa selama proses pembelajaran. Guru pada media wayang kardus. . Berdasarkan pedoman
siklus II mengalami peningkatan dalam penilaian faktor kebahasaan nilai rata-rata
menyusun perencanaan dan pelaksanaan siswa siklus II yaitu 7,91% dan faktor
pembelajaran. Namun, berdasarkan hasil nonkebahasaan 7,80%. Nilai rata-rata
pengamatan yang terangkum dalam APKG 2 ketuntasan diakhir pembelajaran 74,28%.
aktivitas guru harus ditingkatkan untuk Penilaian Aktivitas guru berdasarkan
mencapai tujuan pembelajaran yang pedoman APKG 1 rata-rata nilai 64 dan
diinginkan. APKG 2 rata-rata nilai 65 dengan predikat
baik.

5
Hasil pelaksanaan pembelajaran siklus III siswa siklus II yaitu 8,54% dan faktor
mengalami peningkatan berdasarkan pedoman nonkebahasaan 8,44%. Nilai rata-rata
observasi kriteria ketuntasan minimal (KKM) ketuntasan diakhir pembelajaran 74,28%.
75. Penilaian aktivitas sikap siswa 13 cukup Penilaian Aktivitas guru berdasarkan
aktif, 13 aktif, dan 19 siswa sangat aktif saat pedoman APKG 1 rata- rata nilai 72 dan
mengikuti pembelajaran berbicara APKG 2 rata -rata nilai 71 dengan predikat
menceritakan kembali isi teks biografi dengan sangat baik.
media wayang kardus. Berdasarkan pedoman
penilaian faktor kebahasaan nilai rata-rata

Tabel 1. Peningkatan Aktivitas Guru Saat Rencana Pembelajaran


No Keterangan Nilai Rata-rata
1. Siklus I 48%
2. Siklus II 64%
3. Siklus III 72%

80 72
70 64
60 48
Nilai Aktivitas Guru

50
40
30
20
10
0
Siklus I Siklus II Siklus III

Diagram 1. Aktivitas Guru Saat Rencana Pembelajaran

Tabel 2. Peningkatan Aktivitas Siswa Saat Pembelajaran


No Keterangan Jumlah Siswa yang Tuntas
1. Siklus I 10 Oramg
2. Siklus II 22 Orang
3. Siklus III 29 Orang

6
35
29
30

25 22

Nilai Aktivitas Siswa


20

15
10
10

0
Siklus I Siklus II Siklus III

Diagram 2. Peningkatan Aktivitas Siswa

Tabel 3. Peningkatan Aktivitas Guru Saat Proses Pembelajaran


No Keterangan Nilai Rata-rata
1. Siklus I 48,3%
2. Siklus II 65%
3. Siklus III 71,2%

80
71,2
70
65

60
48,3
Nilai Aktivitas Guru

50

40

30

20

10

0
Siklus I Siklus II Siklus III

Diagram 3. Peningkatan Aktivitas Guru Saat Proses Pembelajaran

KESIMPULAN DAN SARAN biografi dapat dilakukan mengunakan media


Berdasarkan hasil penelitian dan wayang kardus. Peningkatan pembelajaran
pembahasan yang telah diuraikan, maka menceritakan kembali isi teks biografi
dapat disimpulkan bahwa peningkatan dengan menggunakan media wayang
keterampilan menceritakan kembali isi teks kardus. Pembelajaran menceritakan kembali

7
isi teks biografi menggunakan media
wayang kardus diutamakan pada aspek 1) pilih kompetensi dasar, indikator, tema,
kebahasaan dan non kebahasaan. Guru materi dan teks yang dapat
dalam pembelajaran tidak hanya memanfaatkan media wayang kardus,
memberikan teori tetapi lebih banyak 2) guru dapat melaksanakan tes praktik
memberikan kesempatan kepada siswa yaitu penilaian sikap, faktor
untuk berlatih, sehingga terampil dalam kebahasaan dan nonkebahasaan, selain
berbicara dalam pembelajaran menggunakan tes tertulis diakhir pembelajaran,
media wayang kardus sebaiknya 3) guru membimbing siswa dalam
dilaksanakan dengan perencanaan yang baik menyusun dialog sesuai indikator untuk
sehingga tujuan pembelajaran tercapai memainkan wayang kardus,
dengan maksimal. 4) siswa berkreasi, dan berinovasi dalam
Saran membuat wayang kardus,
Berdasarkan kesimpulan yang telah 5) siswa dapat berlatih berbicara dan
diperoleh, maka saran yang dapat diberikan memainkan wayang untuk
adalah sebagai berikut ini. meningkatkan keterampilan
Siswa dapat mengikuti proses berbicara.
pembelajaran dengan menggunakan media Bagi Sekolah
wayang kardus sehingga faktor kebahasaan dan Hasil penelitian ini diharapkan dapat
nonkebahasaan siswa meningkat. Selain itu, menjadi acuan bagi sekolah untuk
siswa juga dapat menggunakan media wayang meningkatkan kualitas pembelajaran di
kardus di luar jam pembelajaran untuk berlatih SMK Negeri 1 Rasau Jaya.
meningkatkan keterampilan berbicara materi Bagi peneliti selanjutnya
lain. Diharapkan dapat melanjutkan
Setelah melakukan pembelajaran penelitian ini sehingga penelitian ini dapat
menceritakan kembali isi teks biografi menjadi lebih baik dan bermanfaat bagi
menggunakan media wayang kardus dunia pendidikan, khususnya jenjang
diharapkan guru: Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan.
a. Guru dapat meningkatkan keaktifan,
motivasi dan minat siswa untuk belajar DAFTAR RUJUKAN
menceritakan kembali isi teks biografi Arsyad, A. (2011.) Media Pembelajaran.
menggunakan media wayang kardus. Jakarta: PT Radja Grafindo Persana.
b. Guru dapat meningkatkan kualitas dan Arsjad, M. G. (1993.) Pembinaan
memaksimalkan penggunaan media Kemampuan Berbicara Bahasa
wayang kardus dalam pembelajaran Indonesia. Jakarta: PT
menceritakan kembali isi teks biografi. AksaraPratama.
c. Guru dapat menerapkan penggunaan media Ibda, H. (2017.) Media Pembelajaran
wayang kardus sebagai media alternatif Berbasis Wayang. Semarang: CV
yang digunakan dalam pembelajaran
Pilar Nusantara.
berbicara di kelas dengan langkah-langkah
sebagai berikut:

Anda mungkin juga menyukai