Anda di halaman 1dari 5

TUGAS TUTORIAL KE-1

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

No Tugas Tutorial Skor Maksimal Sumber Tugas Tutorial


1 Jelaskan faktor apa saja yang 25 Modul 1 tentang Pasar
memicu adanya integrasi pasar Keuangan
keuangan antar negara!
2 Sebutkan dan Jelaskan Jenis 25 Modul 2 tentang Bank dan
Bank dari segi fungsinya, dari Lembaga Keuangan
segi pemiliknya dan dari segi
penciptaan Uang Giral
3 Bagaimana keadaan Perbankan 25 Modul 2 tentang Bank dan
setelah Perang Dunia (1945- Lembaga Keuangan
1949)
4 Bagaimana peran Bank 25 Modul 3 tentang BI, OJK
Indonesia, Otoritas Jasa dan LPS
Keuangan serta Lembaga
Penjamin Simpanan dalam
mengatur maupun pengawasan
Perbankan ?
* coret yang tidak sesuai
1. Faktor-faktor yang mendorong terciptanya integrasi pasar keuangan adalah:
- Deregulasi atau liberalisasi pasar dan aktifitas peserta pasar pada pusat keuangan
dunia,
- Kemajuan teknologi yang memungkinkan pengawasan pasar dunia, pelaksanaan
pesanan dan analisis peluang keuangan, dan
- Peningkatan institusionalisasi pasar keuangan.

Ketiga faktor diatas saling berhubungan.

Pergeseran peranan dua jenis investor, inverstor ritel dan institusional, dalam pasar keuangan
merupakan faktor ketiga yang menyebabkan integrasi pasar keuangan. Investor institusional
adalah entitas seperti dana pensiun, perusahaan asuransi, perusahaan investasi, bank kormesial,
serta asosiasi simpanan dan pinjaman. Investor institusional disebut juga institusi keuangan.
Investor institusional memiliki kemauan yang lebih besar dari investor individual untuk
menginvestasikan dana yang dimilikinya keluar negeri sebagai usaha untuk memperbaiki
peluang hasil/rasio portofolio. Lebih jauh lagi, insvestor tidak hanya melakukan investasi pasar
keuangan di negara-negara maju, namun juga di negara-negara berkembang. Terdapat
peningkatan partisiparsi dalam pasar keuangan ekonomi berkembang yang biasa disebut pasar
berkembang (emerging market)

2. Jenis-jenis bank berdasarkan fungsinya

Bank Sentral
Bank sentral bertanggung jawab atas kebijakan moneter seperti stabilitas nilai mata uang,
stabilitas sektor perbankan, dan sistem finansial secara keseluruhan di sebuah negara.
Di Indonesia, bank sentral diselenggarakan oleh Bank Indonesia. Bank Indonesia
memiliki satu tujuan tunggal, yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah
yang mengandung dua aspek, yaitu kestabilan nilai mata uang terhadap barang dan jasa,
serta kestabilan terhadap mata uang negara lain.
Tujuan ini didukung oleh tiga pilar yang merupakan tiga bidang tugasnya. Ketiganya
adalah menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan menjaga
kelancaran sistem pembayaran, serta mengatur dan mengawasi perbankan di Indonesia.

Bank Umum
Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), bank umum adalah bank yang melaksanakan
kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah, yang dalam
kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran secara umum.
Bank umum menawarkan berbagai produk dan jasa kepada masyarakat sesuai fungsinya
dengan menghimpun dana secara langsung dari masyarakat dalam berbagai bentuk,
memberi kredit pinjaman kepada masyarakat, jual beli valuta asing, menjual jasa
asuransi, jasa giro, jasa cek, menerima penitipan barang berharga,dan lain sebagainya.
Jasa yang diberikan oleh bank umum bersifat umum yang berarti bank tersebut dapat
meberikan seluruh jasa perbankan yang ada kepada masyarakat dan wilayah
operasionalnya tersebar di seluruh wilayah.
Bank Perkreditan Rakyat
Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Bank Prekreditan Rakyat (BPR) merupakan
Bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip
syariah, namun dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Kegiatan BPR jauh lebih terbatas dibandingkan dengan kegiatan bank umum. Hal ini
karena BPR dilarang menerima simpanan giro, kegiatan valas, dan perasuransian. Pada
umumnya lokasi BPR dekat dengan tempat masyarakat yang membutuhkan.

Jenis-jenis bank berdasarkan operasionalnya

Bank konvensional
Bank konvensional merupakan bank yang kegiatan usahanya memberikan jasa dan lalu
lintas keuangan secara umum sesuai ketentuan yang telah ditetapkan.
Ketentuan ini meliputi penggunaan metode penetapan harga sesuai tingkat suku bunga
dan menghitung biaya-biaya yang diperlukan.
Bank konvensional umumnya beroperasi dengan mengeluarkan produk-produk untuk
menyerap dan menyalurkan dana masyarakat.

Bank Syariah
Bank syariah merupakan bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah
Islam. Sesuai UU No. 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah.
Bank Syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah,
atau prinsip hukum islam yang diatur dalam fatwa Majelis Ulama Indonesia seperti
prinsip keadilan dan keseimbangan ('adl wa tawazun), kemaslahatan (maslahah),
universalisme (alamiyah), serta tidak mengandung gharar, maysir, riba, zalim dan obyek
yang haram.
UU Perbankan Syariah juga mengamanahkan bank syariah untuk menjalankan fungsi
sosial dengan menjalankan fungsi seperti lembaga baitul mal.
Yaitu menerima dana yang berasal dari zakat, infak, sedekah, hibah, atau dana sosial
lainnya dan menyalurkannya kepada pengelola wakaf (nazhir) sesuai kehendak pemberi
wakaf (wakif).

Jenis-jenis bank berdasarkan kepemilikan

Bank Milik Pemerintah


Bank milik pemerintah merupakan bank yang didirikan oleh pemerintah atau negara dan
sebagian besar sahamnya dimiliki oleh negara. Contoh bank milik pemerintah di
Indonesia adalah BRI, BNI, BTN, dan Mandiri.
Bank milik pemerintah juga meliputi bank yang dimiliki oleh pemerintah daerah yang
disebut juga Bank Pemerintah Daerah (BPD).

Bank Milik Swasta Nasional


Bank milik swasta nasional didirikan oleh pihak swasta nasional. Saham pada bank ini
juga sebagian besar dimiliki oleh swasta nasional. Contoh bank swasta nasional di
Indonesia adalah BCA, bank Muamalat, Bank Permata, Bank Danamon, dan lain
sebagainya.

Bank Milik Asing


Bank milik asing merupakan bank yang dimiliki oleh pihak asing dari luar negeri yang
membuka cabang di suatu negara lainnya. Bank ini dapat berupa bank milik swasta asing
atau pemerintah asing yang kepemilikannya dimiliki oleh pihak luar negeri.
Bank milik asing di Indonesia contohnya seperti Citibank, HSBC, Bank of America,
Deutsche Bank dan masih banyak lagi.

Bank Milik Koperasi


Bank milik koperasi merupakan bank yang kepemilikan saham dan pendiriannya dimiliki
oleh perusahaan yang berbadan hukum koperasi. Contohnya Bank Umum Koperasi
Indonesia
Bank Milik Campuran
Bank milik campuran merupakan bank yang kepemilikan sahamnya bercampur antara
pihak asing dan pihak swasta nasional. Namun kepemilikan saham tersebut didominasi
oleh warga negara tempat bank tersebut didirikan.
Contoh bank milik campuran di Indonesia adalah Rabobank International Indonesia,
Bank DBS Indonesia, Bank Capital Indonesia, Bank Mizuho Indonesia, dan masih
banyak lagi.

3. Sejarah perbankan di Indonesia tidak terlepas dari zaman penjajahan Hindia Belanda.


[butuh rujukan] Pada masa itu De javasche Bank, NV didirikan di Batavia pada
tanggal 24 Januari 1828 kemudian menyusul Nederlandsche Indische Escompto
Maatschappij, NV pada tahun 1918 sebagai pemegang monopoli pembelian hasil bumi
dalam negeri dan penjualan ke luar negeri[1] serta terdapat beberapa bank yang
memegang peranan penting di Hindia Belanda.
Bank-bank yang ada itu antara lain
De Javasce NV.De Postspaarbank.Hulp en Spaar Bank.De Algemene Volkskrediet
Bank.Nederlandsche Handelsmaatschappij (NHM).Nationale Handelsbank (NHB).De
Escompto Bank NV.Nederlansch Indische Handelsbank

Di samping itu, terdapat pula bank-bank milik orang Indonesia dan orang-orang asing
seperti dari Tiongkok, Jepang, dan Eropa. Bank-bank tersebut antara lain:[butuh rujukan]
NV. Nederlandsch Indische Spaar En Deposito BankBank Nasional Indonesia.Bank
Abuan Saudagar.NV Bank Boemi.The Chartered Bank of India, Australia and
ChinaHongkong & Shanghai Banking CorporationThe Yokohama Species Bank.The
Matsui Bank.The Bank of China.Batavia Bank.

Di zaman kemerdekaan, perbankan di Indonesia bertambah maju dan berkembang lagi.


Beberapa bank Belanda dinasionalisir oleh pemerintah Indonesia. Bank-bank yang ada
pada zaman awal kemerdekaan antara lain:[butuh rujukan]
NV. Nederlandsch Indische Spaar En Deposito Bank (saat ini Bank OCBCNISP),
didirikan 4 April 1941 dengan kantor pusat di BandungBank Negara Indonesia, yang
didirikan tanggal 5 Juli 1946 yang sekarang dikenal dengan BNI '46.Bank Rakyat
Indonesia yang didirikan tanggal 22 Februari 1946. Bank ini berasal dari De Algemene
Volkskrediet Bank atau Syomin Ginko.Bank Surakarta Maskapai Adil Makmur (MAI)
tahun 1945 di Solo.Bank Indonesia di Palembang tahun 1946.Bank Dagang Nasional
Indonesia tahun 1946 di Medan.Indonesian Banking Corporation tahun 1947
di Yogyakarta, kemudian menjadi Bank Amerta.NV Bank Sulawesi di Manado tahun
1946.Bank Dagang Indonesia NV di Samarinda tahun 1950 kemudian merger dengan
Bank Pasifik.Bank Timur NV di Semarang berganti nama menjadi Bank Gemari.
Kemudian merger dengan Bank Central Asia (BCA) tahun 1949.

Di Indonesia, praktik perbankan sudah tersebar sampai ke pelosok pedesaan.[butuh


rujukan] Lembaga keuangan berbentuk bank di Indonesia berupa Bank Umum, Bank
Perkreditan Rakyat (BPR), Bank Umum Syariah, dan juga Bank Pembiayaan Rakyat
Syariah (BPRS).[butuh rujukan]
Masing-masing bentuk lembaga bank tersebut berbeda karakteristik dan fungsinya

4. Bank Indonesia berwenang menetapkan ketentuan- ketentuan perbankan yang memuat


prinsip kehati-hatian, ketentuan-ketentuan perbankan yang memuat prinsip kehati-hatian
tersebut bertujuan untuk memberikan rambu-rambu bagi penyelenggaraan kegiatan usaha
perbankan, guna mewujudkan sistem perbankan yang sehat. Pengawasan dan pembinaan
BPR diarahkan untuk mengoptimalkan fungsi perbankan Indonesia sebagai (1) lembaga
kepercayaan masyarakat dalam kaitannya sebagai lembaga penghimpun dan penyalur
dana, (2) pelaksana kebijakan moneter, dan (3) lembaga yang ikut berperan membantu
pertumbuhan ekonomi serta pemerataan agar tercipta perbankan yang sehat, sistem
perbankan secara menyeluruh maupun individual dan mampu memelihara kepentingan
masyarakat dengan baik, berkembang secara wajar dan bermanfaat bagi perekonomian
nasional. Dalam menjalankan tugas pengawasan perbankan, saat ini Bank Indonesia
melaksanakan pengawasan dengan menggunakan dua pendekatan yakni (1) pengawasan
berdasarkan kepatuhan dan (2) pengawasan berdasarkan risiko, pendekatan pengawasan
berdasarkan pemantauan kepatuhan bank untuk melaksanakan ketentuan-ketentuan yang
terkait dengan operasi dan pengelolaan bank, sedangkan pengawasan berdasarkan risiko
difokuskan pada aktivitas fungsional bank serta sistem pengendalian resiko.

Anda mungkin juga menyukai