Ada beberapa alasan mengapa demonstrasi menolak kenaikan harga BBM

1. Situasi ekonomi sebahagian besar rakyat Indonesia dalam kurun waktu dua tahun terakhir ini
dapat dikatakan masih sangat terpuruk diakibatkan oleh carut-marut dan rusaknya tata kelola
pemerintahan hampir pada semua sektornya, terutama di sektor keuangan, kemudian
ditambah terpaan pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia. Dan dilihat juga dari jumlah
penduduk miskin mereka yang berpendapatan rendah tersebut antara lain terdiri dari kalangan
petani, nelayan, buruh, tenaga honorer, usaha mikro, sektor informal, etc., dan tentunya
sangat dimungkinkan jumlah penduduk miskin di Indonesia bertambah
2. Kenaikan harga BBM bersubsidi sudah pasti akan memberikan dampak buruk terhadap
kemampuan rakyat kelas menengah ke bawah dalam pemenuhan kebutuhan hidup. Jadi bukan
saja dampak negatifnya yang secara langsung akan dirasakan oleh kelompok masyarakat,
tetapi juga berdampak pada kebutuhan masyarakat yang proses produksi dan/atau
distribusinya harus menggunakan BBM, sudah pasti akan mengalami kenaikan harga. Ada
yang dikatakan penerimaan BLT untuk masyarakat yang tidak mampu, namun BLT tersebut
hanya alat bagi penguasa rezim untuk presiden untuk meredakan amara warga atas ekonomi
yang semakin terpuruk
3. Hal yang paling mengerikan sebagai dampak kenaikan harga BBM bersubsidi adalah
ancaman akan terjadinya inflasi yaitu suatu kondisi di mana terjadi kenaikan harga barang dan
jasa secara umum yang terjadi secara terus-menerus dalam waktu jangka panjang.

Adapun dampak dari kenaikan BBM yaitu:

 Penurunan Daya Beli

 Naiknya Harga Bahan Pokok
 Peningkatan angka pengangguran
 Kemiskinan

Bukankah kenaikan harga BBM bisa mendongkrak pendapatan negara?

Dalam artian ketika naiknya BBM dapat menaikkan pendapatan negara . Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) juga tetap sehat.  Namun BBM mempengaruhi
biaya angkutan dan psikologis pengusaha mulai sesuaikan harga barang antisipasi
kenaikan harga BBM bukan hanya kali ini tapi juga risiko terjadi penyesuaian harga
berulang,