Anda di halaman 1dari 3

Multikulturalisme dalam era Globalisasi

Isman Akbar
Fakultas Hukum, Program Studi Ilmu Hukum
Universitas Terbuka Unit Program Belajar Jarak Jauh Pekanbaru

PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara yang memiliki keberagaman akan budaya, serta memiliki wilayah
yang sangat luas. Dimana, wilayah yang sangat luas ini menyebabkan terjadinya interaksi dan
integrasi ekonomi sulit merata antar masyarakat sehingga terjadi tumpang tindih akan
kesejahteraan masyarakat. dan dimana Indonesia bisa disebut dengan negara multikultural.
Multikultural dapat dipahami sebagai pandangan dimana dikenal dengan ragam kehidupan dunia
dan juga kebijakan kebudayaan yang menekankan penerimaan terhadap banyak keragaman dan
berbagai macam kebudayaan yang ada dalam masyarakat. Masyarakat multikultural menganggap
bahwa sejumlah perbedaan yang ada dalam satu masyarakat plural dan heterogen tersebut
merupakan bagian dari identitasnya. Konsep multikultural mengakui adanya perbedaan-
perbedaan dalam identitas yang juga berbeda (intra cultural differentiation)

PEMBAHASAN
Globalisasi merupakan perkembangan yang mempengaruhi terhadap munculnya berbagai
perubahan tatanan dunia. Pengaruh dalam globalisasi ini dapat menyebabkan berbagai hambatan
dan dimana globalisasi mencetuskan konsep “Dunia Tanpa Batas” yang menjadi realita dan
berpengaruh secara signifikan terhadap perkembangan budaya. Globalisasi ini mengacu kepada
seluruh kegiatan masyarakat dunia dimana intensifikasi hubungan sosial di seluruh dunia
dihubungkan ke daerah terpencil dengan berbagai cara.
Globalisasi tidak hanya terbatas hanya pada fenomena perdagangan dan aliran keuangan yang
berkembang karena adanya kecenderungan lain yang didorong oleh kemampuan teknologi yang
memfasilitasi perubahan keuangan. Globalisasi ini dapat dilihat sebagai kompresi ruang dan
waktu dalam hubungan sosial. Globalisasi dilihat sebuah proses integrasi yang terjadi secara
internasional yang disebabkan adanya pertukaran pandangan secara menyeluruh seperti
pemikiran, pandangan dunia, produk, dan berbagai aspek kebudayaan lainnya
Multikulturalisme adalah ideologi yang menekankan pengakuan dan penghargaan pada
kesederajatan perbedaan kebudayaan yang ada. Ideologi ini bergandengan dan saling mendukung
dalam proses demokratisasi yang pada dasarnya adalah kesederajatan pelaku secara individual
yang terikat dalam Hak Asasi Manusia dalam berhadapan dengan kekerasan dan komunitas atau
masyarakat setempat.
Upaya penyebarluasan ideologi ini dalam masyarakat Indonesia harus bergandengan tangan
dengan pemantapan ideologi demokrasi dan kebangsaan yang seimbang, sehingga masyarakat
Indonesia nantinya akan mempunyai kesadaran sebagai warga negara Indonesia dan akan
mampu untuk menolak diskriminasi dan perlakuan sewenang-wenang oleh kelompok masyarakat
yang dominan. Multikulturalisme ini lebih menekankan relasi antar kebudayaan dengan
keberadaan suatu budaya harus mempertimbangkan keberadaan kebudayaan lainnya.
Multikulturalisme adalah suatu ideologi jalan keluar dari persoalan mundurnya kekuatan
integrasi dan kesadaran nasionalisme suatu bangsa dikarenakan akibat dari perubahan di tingkat
global. Indonesia mengalami perubahan tersebut Setidaknya kekhawatiran terjadinya
kemunduran dalam kesadaran nasionalisme telah terbukti.
Contoh yang paling nyata adalah semakin meningkatnya keinginan beberapa daerah tertentu
untuk memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia, meskipun begitu jauh
pemerintah masih mampu meredam kehendak tersebut sehingga perceraian daerah-daerah
tersebut belum terwujud pada saat ini. Konflik-konflik yang terjadi akibat ketidaksetaraan sosial
dan ekonomi juga meningkat pada awal abad keduapuluh satu ini.
Sebagian besar kebudayaan multikultural di dunia dapat digolongkan kedalam tiga model.
Pertama, model yang mengedepankan nasionalitas, dimana ini adalah sosok baru yang dibangun
bersama tanpa memperhatikan keanekaragaman suku bangsa, agama, dan bahasa, serta
nasionalitas ini bekerja sebagai perekat integrasi. Model ini memandang setiap orang berhak
untuk dilindungi negara. Model kebijakan multikulturalisme ini rentan terjatuh ke dalam
kekuasaan otoritarian karena kekuasaan untuk menentukan unsur integrasi nasional tersebut
berada di tangan suatu kelompok tertentu yang menguasai negara. Nasionalitas dan nasionalisme
menjadi tameng bagi para elite untuk mencapai tujuannya.
Kedua, model nasionalitas etnik yang berdasarkan kesadaran kolektif yang kuat sebagai
landasannya adalah hubungan darah dan kekerabatan dengan para founders. Selain itu, kesatuan
bahasa juga merupakan ciri nasionalitas etnik ini. Model ini dianggap sebagai model tertutup
karena orang luar yang tidak memiliki sangkut paut hubungan darah dengan etnis pendiri bangsa,
akan tersingkir menjadi orang luar dan diperlakukan sebagai orang asing.
Ketiga, model multikultural etnik yang mengakui eksistensi dan hak-hak warga etnik secara
kolektif. Dalam model ini keanekaragaman menjadi realitas yang harus diakui negara, dan
identitas serta asal-usul warga negara diperhatikan.

PENUTUP
Multikulturalisme ini adalah keadaan masyarakat yang terdiri atas beberapa elemen kelompok
yang berbeda antara ras, adat, kebiasaan, dan juga kebudayaan yang akan tetap hidup tanpa
adanya pembauran satu sama lain sehingga multikultural disini adalah masyarakat yang terdiri
atas dua atau lebih masyarakat yang secara kultur yang akan mengalami fragmentasi dan
mempunyai struktur sosial kelembagaan yang beda satu sama lain. Multikulturalisme ini
cenderung terjadi karena adanya paksaan di masyarakar karena harus menerima apa yang ada
masyarakat dan juga multikulturalisme ini juga rentan terjadi konflik di dalamnya. Banyak
keanekaragaman ras yang menunjukkan pengelompokan manusia serta keberagaman lainnya
yang terdiri atas beberapa kelompok kecil sehingga tidak ada posisi yang dominan dalam aspek
kehidupan bermasyarakat.

Anda mungkin juga menyukai